Minggu tgl 23 Agustus 2020 : 2 Samuel 9 : 1-13
Invocatio : Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya telah menasehati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang. (2 Tesalonika 2:11)
Bacaan : 1 Yohanes 3:1-3
Khotbah : 2 Samuel 9:1-13
Tema : Ayah yang Setia dan Penuh Kasih / Bapa si Setia ras Erkeleng Ate
I. PENDAHULUAN
Kata setia dalam KBBI adalah berpegang teguh pada janji dan pendirian, patuh, taat. Bagaimanapun berat tugas yang harus dijalankannya, ia tetap melaksanakannya. Sedangkan pengertian kasih1 adalah perasaaan yang dimiliki setiap manusia, perasaan ini akan timbul apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi. Kasih juga bisa dikatakan hubungan keterkaitan antara manusia tersebut dengan sesuatu. Bukan hanya antara manusai dengan manusia tetapi bisa juga antara Tuhan dengan manusia. Dengan adanya rasa kasih membuat manusia mempunyai tujuan hidup yang akan diperjuangkan antara lain dengan memberi yang terbaik dan membahagiakan orang lain. Kasih beda dengan cinta, kasih lebih bersifat rasa kepedulian seseorang tanpa meminta imbalan atas apa yang telah dilakukannya.
Melalui minggu Mamre hari ini, dua pengertian diatas menjadi sebuah harapan bagi setiap kita sebagai jemaat GBKP dimiliki oleh semua Mamre GBKP sebagai ayah/bapak di tengah keluarga. Walaupun pada kenyataannya semua tidak mudah untuk bisa dilakukan sebagai seorang ayah/bapak. Firman Tuhan hari ini menjadi persinget atau kembali mengingatkan bagaimana sikap setia dan penuh kasih itu.
II. ISI / PENJELASAN NATS 1 https://abdulgani84.wordpress.com
Perikop Firman Tuhan hari ini menceritakan tentang janji dan kasih Daud setelah ia jadi raja atas Israel. Kasih dan janji yang ia nyatakan kepada keturunan Saul terlebih kepada Mefiboset sebagai anak Yonatan yang merupakan sahabat Daud.
1. Kasih setia atas perjanjian (ayat 1-4)
Daud mengingat akan perjanjiannya kepada Yonatan yang diikat dihadapan TUHAN (1 Samuel 20). Ketika Saul mau membunuh Daud dan Yonatan tidak percaya akan keinginan ayahnya tersebut maka Yonatan mencoba untuk menyelamatkan Daud. Yonatan sangat percaya kepada Daud dan meminta kalau ia mati Daud tetap harus menunjukkan kasih setia TUHAN kepada keturunan Yonatan melalui Daud. Atas perjanjian itulah maka Daud mau menunjukkan kasih setianya kepada keturunan Saul yang masih hidup/ada. Daud benarbenar menunjukkan integritasnya sebagai raja dan orang yang kasih kepada TUHAN sehingga ia tidak mau melanggar perjanjiannya kepada Yonatan. Dan melalui hamba Saul bernama Ziba yang bekerja kepada Daud maka Daud dipertemukan kepada Mefiboset.
2. Kasih Setia atas anugerah TUHAN (ayat 5-10)
Ketika Daud dipertemukan kepada Mefiboset maka Daud mencoba memberi ketenangan kepada Mefiboset ‘janganlah takut’. Hal yang wajar jikalau rasa takut itu pasti ada pada keturunan Saul karena kerajaan yang harusnya milik ayahnya sudah di ‘rebut’ oleh orang lain yaitu Daud. Ditambah dengan kondisinya yang tidak punya keluarga lagi dan cacat secara fisik. Daud juga memberikan semua semua harta yang dimiliki keluarga Saul sebelumnya kepada Mefiboset. Agar Mefiboset tidak mengkuatirkan akan kehidupan yang akan dijalaninya. Tidak hanya untuk Mefiboset, Daud juga memberikan kekercayaan kepada Ziba dan seluruh hambanya untuk melayani Mefiboset dan mengelola tanah Mefiboset. Dan Daud memperlakukan Mefiboset sebagai anak Raja ‘maka ia akan makan sehidangan dengan aku’. Karena seharusnya memang Mefibosetlah sebagai penerus kerajaan dari Saul – Yonatan – Mefiboset. Apa yang dilakukan Daud kepada Mefiboset sebenarnya secara politik sebuah tindakan yang bisa mengancam kedudukannya sebagai raja. Dengan memperlakukan keturunan raja yang digantikannya hidup berdampingan dengan Daud. Menjadi bagian keluarga kerajaan. Firman TUHAN tidak memperlihatkan adanya rasa kekuatiran tersebut pada diri Daud. Semua ini bisa dilakukan pastinya tidak terlepas dari anugerah TUHAN yang telah ia rasakan dan janjinya kepada Yonatan (bd.7). Ketenangan, perlindungan dan kedudukan diberikan Daud kepada Mefiboset sebagai bentuk kasih setianya.
3. Respon atas kasih setia Daud
Setelah Daud menyatakan keinginanya untuk memenuhi janjinya kepada Yonatan melalui Mefiboset dan hamba-hambanya, maka Ziba sebagai hamba berjanji untuk melakukannya perintah Daud. Harkat dan martabat Mefiboset sebagi keturunan Saul raja Israel pertama terpulihkan melalui kasih setia TUHAN melalui Daud.
III. APLIKASI
Melalui perikop Firman TUHAN ini mengingatkan kita betapa pentingnya kesetiaan kepada apa yang telah dijanjikan. Hal ini dapat kita pelajari dari kesetiaan Daud terhadap perjanjiannya kepada Yonatan. Walaupun Yonatan sudah mati tetapi Daud tetap merasa penting akan sebuah perjanjian apalagi yang sudah diikat dihadapan TUHAN. Dalam 1 Yohanes 3:1-3 juga mengingatkan kita karena kasih setia Allah melaui Yesus Kristus kita disebut sebagai anak-anak Allah. Untuk menunjukkan bahwa kita anak-anak Allah dan sudah mengikat perjanjian dengan Allah (dengan adanya baptisan sebagai simbol perjanjian) kita harus mampu memperlihatkan hidup seperti yang Allah inginkan. Menunjukkan kasih setia kepada Allah dengan kita mampu memperlihatkannya kepada orang lain. Di minggu ini yang menjadi harapan kita bagi semua Mamre dimampukan untuk hidup setia dan penuh kasih setia TUHAN seperti kasih setia yang diperlihatkan Daud. Hidup takut akan TUHAN dan menjaga perjanjian pernikahan yang sudah diikat dihadapan Allah dalam sebuah pemberkatan. Sebagai Moria dan anak-anak kiranya juga dimampukan untuk mendukung Mamre sebagai ayah/bapak dalam keluarga untuk hidup seperti yang TUHAN inginkan di tengah keluarga dengan membawa ketenangan, perlindungan dan menjaga kehormatan keluarga. Baik dalam memimpin keluarga dekat pada TUHAN, bekerja dan berusaha seperti yang TUHAN inginkan agar sinar Kristus terpancar dalam kehidupan semua Mamre di GBKP.
Pdt. Mea br Purba
GBKP Runggun Cibubur