Minggu tgl 02 Agustus 2020 ; 2 Tawarikh 24 : 1 - 14

PERAWATAN INVENTARIS GEREJA

Invocatio : Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati (Nehemia 4:6)

Bacaan   : Yohanes 2:13-17

Kotbah    : 2 Tawarikh 24:1-14

Tema      : Merawat Rumah Ibadah

Pengantar

Dalam kehidupan kita setiap hari, tentulah kita merawat diri kita supaya tetap terpelihara, tampak cantik, ganteng, harum mewangi, tampan, rapi, dan sebagainya. Karena itu, diperlukan perawatan diri pribadi. Biaya perawatan diri pribadi, perawatan mobil dipersiapkan dengan baik. Tetapi bagaimana kita merawat iman kita ? Adakah kita sungguh-sungguh melakukan perawatan iman yaitu dengan pembacaan firman setiap hari, berdoa, bersaksi, bersekutu dan melayani serta melakukan kebenaran firman Tuhan ? Bagaimana pula kita merawat Rumah Ibadah tempat kita bersekutu untuk menyembah Tuhan ? Mari kita bersama-sama menelisik bagaimana raja Yoas dan juga Tuhan Yesus dalam merawat/memelihara rumah ibadah (Bait Suci), serta bagaimana Nehemia dengan sungguh-sungguh berupaya untuk membangun kembali tembok Yerusalem ?

Pembahasan Teks

Narasi yang disampaikan oleh penulis kitab Tawarikh dalam bahan kotbah minggu ini menyampaikan kepada kita tentang bagaimana Yoas sebagai raja bangsa Yehuda pada waktu itu, khususnya dalam membaharui dan merawat Rumah Tuhan (2 Tawarikh 24:1-14).

Siapakah Yoas ?

Yoas menjadi raja bagi bangsa Yehuda dalam usia yang masih sangat muda, yaitu berusia 7 tahun. Yoas merupakan anak dari Raja Ahazia, Raja Yehuda yang kesembilan (2 Raja-Raja 11). Ibunya bernama Zibya, dari Bersyeba. Pada usia bayi, Yoas diselamatkan oleh Yoseba, bibinya, istri Yoyada, imam kepala Bait Suci, sewaktu Atalia bertekad membunuh semua anak Ahazia. Pada umur 7 tahun, Yoas diumumkan menjadi raja oleh Yoyada, dan Atalya dibunuh. Ia memerintah Yehuda selama 40 tahun. 

Selama, Yoas menjadi raja, imam Yoyada tetap mendampinginya sehingga Yoas tetap menjadi raja yang melakukan kehendak Tuhan dalam kehidupannya. Yoas melakukan apa yang benar di mata Tuhan, selama hidup imam Yoyada. “Melakukan yang benar dimata Tuhan” ini artinya menaati hukum Allah dan beribadat hanya kepadaNya.”. Dengan demikian, sebenarnya karakter dan iman Yoas ini terbentuk karena pegaruh pengajaran yang disampaikan oleh  imam Yoyada. Sehingga, selama imam Yoyada hidup, Raja Yoas menjadi seorang raja yang setia menyembah Tuhan. Bukan hanya berperan dalam hal pembentukan iman dan karakter Yoas, tetapi juga dalam hal berumah tangga, Yoyada juga mengambilkan dua orang istri baginya, sehingga melahirkan anak laki-laki dan anak perempuan baginya. Pada masa itu, memiliki istri lebih dari satu orang diperbolehkan. Banyak perkawinan yang diadakan hanya sebagai bagian dari persekutuan politik dan dagang.

Apakah yang dilakukan oleh Raja Yoas ?

Kemudian Yoas bermaksud untuk membaharui rumah Tuhan. Keinginan untuk membaharui rumah Tuhan ini muncul karena kerinduan kepada rumah Tuhan yang baik, karena pada masa itu, rumah Tuhan yang ada telah mengalami kerusakan, perlu diperbaiki di mana saja terdapat kerusakannya (2 Raja-Raja 12:5) Pada tahun kedua pulih tiga pemerintahan Raja Yoas, para imam belum juga memperbaiki kerusakan rumah Tuhan itu.

Kemudian, Raja Yoas memanggil para imam dan orang Lewi, supaya mereka mengumpulkan uang dari seluruh kota-kota Yehuda untuk memperbaiki rumah Allah setiap tahun. Yoas menyampaikan perintah “Lakukanlah hal itu dengan segera”. Tetapi orang Lewi tidak melakukannya dengan segera. Sehingga, raja memanggil imam kepala Yoyada, seraya bertanya kepadanya, mengapa mereka tidak menuntut kepada orang-orang Lewi untuk membawa dari Yehuda dan dari Yerusalem pajak yang dikenakan Musa. Selain itu, anak-anak Atalya, perempuan fasik itu, telah membongkar rumah Allah, bahkan memakai barang-barang kudus rumah Tuhan untuk Baal. Sehingga semakin banyaklah yang harus diperbaiki dalam rumah Tuhan.

Melihat situasi yang sedemikian, raja Yoas memerintahkan supaya dibuat sebuah peti dan ditempatkan di depan pintu gerbang rumah Tuhan, supaya semua orang dapat ikut ambil bagian memberikan pajak seperti yang disampaikan oleh Musa ketika ada di padang gurun, yaitu “pajak Bait Suci” yang merupakan persembahan sukarela berupa barang dan uang yang akan dipergunakan untuk membangun Bait Suci (Kel. 25:2-8). Maka bersukacitalah semua pemimpin dan seluruh rakyat; mereka datang membawa pajaknya dan memasukkannya ke dalam peti itu sampai penuh. Demikianlah respon para pemimpin dan seluruh rakyat yang mau dengan sukarela memberikan “pajak Bait Suci” tersebut, sampai akhirnya banyaklah uang yang dikumpulan.

Kemudian, raja Yoas dan Imam Yoyada, memberikan uang itu kepada mereka yang memanduri pekerjaan perbaikan rumah Tuhan. Para pekerja yang bekerja untuk membaharui rumah Tuhan tersebut terdiri dari : tukang pahat, tukang kayu, tukang besi dan tembaga. Mereka memulai pekerjaannya. Membangun kembali rumah Allah menurut keadaannya semula dan mengokohkannya. Semua pekerjaan itu dikerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh sampai selesai.

Ternyata, uang yang sudah terkumpulkan untuk memperbaharui rumah Tuhan itu, setelah dipergunakan untuk pembiayaan perbaikan rumah Tuhan, masih ada kelebihannya. Di sini tampak sekali kejujuran masing-masing orang yang terkait dalam perbaikan rumah Tuhan dalam hal pengelolaan keuangannya. Mereka tidak mencari keuntungan dirinya sendiri. Kelebihannya mereka laporkan kepada raja dan imam Yoyada. Selanjutnya, kelebihan uang itu dipakai untuk membuat perkakas-perkakas rumah Tuhan, yakni perkakas untuk penyelenggaraan kebaktian, perkakas-perkakas untuk korban bakaran, juga cawan-cawan dan perkakas-perkakas emas dan perak.  Sepanjang umur Yoyada korban bakaran tetap dipersembahkan dalam rumah Tuhan.

Demikianlah raja Yoas dan Imam Yoyada memperbaiki rumah Tuhan, dengan sungguh-sungguh. Karena mereka menyadari bahwa rumah Tuhan (Bait Suci) merupakan simbol kehadiran Allah di tengah-tengah kehidupan mereka setiap hari.

Yesus dan Bait Suci (Yohanes 2:13-17)

Dalam bahan bacaan kita : Yohanes 2:13-17 disampaikan bahwa Tuhan Yesus memandang Bait Suci sebagai “Rumah BapaKu” yang harus tetap dijaga dan dipelihara kekudusan dan kebersihannya. Menjelang hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus bengakat ke Yerusalem. Yesus sangat marah ketika mendapati bahwa di dalam Bait Suci terjadi perdagangan lembu-lembu, kambing domba dan merpati yang telah diberi label “HALAL” untuk dipersembahkan, serta para penukar uang. Bait Suci sudah seperti pasar hewan, kotor, bau, ribut, berantakan, penuh orang yang berlalu lalang untuk mendapatkan hewan yang akan dipersembahkan yang sudah diberi label “HALAL” itu.

Tampak sekali amarah Yesus. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar dihamburkanNya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkanNya. Yesus mengatakan kepada pedagang merpati : “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah BapaKu menjadi tempat berjualan”. Yesus sangat mencintai Bait Suci. “Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku”.

Nehemia dan Pembangunan Kembali Tembok Yerusalem.

Dalam teks invocatio (Nehemia 4:6) disampaikan bagaimana Nehemia bersama dengan seluruh bangsanya bekerja dengan segenap hati untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang telah runtuh. Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segelap hati. Meskipun ada berbagai tantangan yang mereka hadapi, khususnya oleh Sanbalat dan Tobia yang tidak menginginkan Nehemia membangun kembali tembok Yerusalem tersebut. Kegigihan dalam perjuangan dan kerjasama yang baik diantara mereka semua membuahkan hasil, yaitu tembok Yerusalem dapat diselesaikan dalam waktu 52 hari (Nehemia 6:15)

Aplikasi

Bait Suci bagi bangsa Yehuda adalah lambang kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya. Demikian juga halnya dengan gereja sebagai tempat ibadah dalam kehidupan kita sekarang ini. Gereja merupakan lambang kehadiran cinta-kasih Tuhan bagi jemaat-Nya dan bagi masyarakat sekitar.

Untuk itu, tentu kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, harus memperhatikan :

1.    Keberadaan gereja kita. Secara fisik (bangunannya), perhatikanlah manakah yang harus diperbaiki. Perbaikilah dengan sungguh-sungguh dan bertanggungjawab; seperti Nehemia yang sungguh-sungguh bekerja dalam menyelesaikan pembangunan kembali tembok Yerusalem sampai selesai. Libatkanlah semua jemaat  untuk bersama-sama berupaya untuk mperbaikinya, baik melalui dukungan doa, dana, serta ikut serta dalam perbaikan dan perawatan gereja.

2.    Gereja kita adalah Bait Suci, yang harus dipelihara kebersihannya dan kesuciannya. Seperti yang dilakukan oleh Yesus, dengan sungguh-sungguh bertanggungjawab dalam menjaga dan memelihara kebersihan Bait Suci.

3.    Gereja bukanlah hanya gedungnya, tetapi orang yang ada di dalamnya. Perawatan inventaris gereja dapat berjalan dengan lancar jikalau pribadi-pribadi yang ada di dalam gereja tersebut (jemaat) juga memiliki perawatan iman yang sungguh-sungguh sehingga terdorong untuk ikut ambil bagian dalam perawatan inventaris gereja. Seperti raja Yoas sebagai seorang yang melakukan yang benar di mata Tuhan, ia terbeban untuk membaharui rumah Tuhan, dan itu dilakukannya bersama dengan imam Yoyada, dan seluruh rakyat juga ikut ambil bagian melalui persembahan sukarela yang mereka berikan untuk membaharui rumah Tuhan.

4.    Berkaitan dengan Minggu, tanggal 02 Agustus 2020 merupakan  Minggu Perawatan Inventaris Gereja, marilah kita menjaga keberadaan gedung Gereja berikut perbendaharaannya atau peralatannya seperti yang terdaftar dalam daftar inventaris gereja, dan juga lingkungan Gereja dengan baik, sehingga membawa keindahan dan keteduhan bagi setiap orang yang datang dan beribadah. Keindahan, kebersihan dan keteduhan Gereja merupakan salah satu wujud kasih dan pengagungan kita kita kepada Tuhan kita yang Agung dan penuh kasih.

Selamat merawat inventaris gereja. Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Crismori Veronika Br Ginting Manik.

GBKP Sitelusada

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate