Minggu tgl 12 Juli 2020 ; Yesaya 30 : 23 - 24

Invocatio      Jangan takut, hai tanah, bersorak-soraklah dan bersukacitalah, sebab juga Tuhan telah melakukan perkara yang Besar !  (Yoel 2 : 21)

Bacaan         : Ibrani 6 : 7-8

Khotbah       : Yesaya 30 : 23 - 24

Tema            : "Allah yang menumbuhkan Benih Yang Engkau Tanam".

Pembukaan.

Syalom saudara-saudaraku yang terkasih di dalam Kristus Yesus kita sungguh bersyukur dan bersukacita pada saat ini kita bisa bersama-sama memuliakan Tuhan di dalam ibadah Minggu kita.

Minggu ini adalah minggu ke-5 setelah trinitatis yang disebut juga dengan Minggu merdang, merdang di dalam budaya Karo disebut juga musim menanam benih, Dan dapat juga disebut memulai usaha atau pekerjaan. Biasanya untuk memulai musim tanam atau memulai pekerjaan ada ritual khusus yang dilakukan kebanyakan masyarakat budaya, yang bertujuan agar tanaman atau usaha mereka diberkati menghasilkan buah yang melimpah.

Kita sebagai umat Allah atau orang Kristen tentu saja tidak lagi melakukan ritual-ritual khusus, sebelum melakukan atau memulai pekerjaan atau usaha tetapi kita melakukannya dengan doa doa dan iman kepada Allah sebagai sumber dari segala berkat. Merdang juga dapat dikaitkan dengan kita selalu menanamkan nilai-nilai Kristiani dalam  perbuatan atau tindakan kita, sehingga akan menumbuhkan buah yang mendatangkan kebaikan dan berkat bagi dunia.

Didalam renungan ini kita akan belajar tentang  firman Allah yg harus kita lakukan, agar segala tindakan, pekerjaan kita diberkati Allah.

Rasul Paulus mengingatkan kita di dalam Kitab Ibrani 6:7-8, agar setiap pengikut Kristus memiliki kesungguhan di dalam pertobatan, Rasul Paulus menggambarkan 2 gambaran pertobatan:

Pertama, inilah gambaran tanah yang baik: Tanah itu menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya. Orang percaya tidak hanya mengecap firman Allah, tetapi juga menghisapnya. Tanah yang baik ini menghasilkan buah yang sepadan dengan biaya yang sudah dikeluarkan, demi kehormatan Kristus dan penghiburan hamba-hamba-Nya yang setia, yang di bawah Kristus mengolah tanah itu. Ladang atau kebun buah ini juga menerima berkat. Allah menyatakan bahwa orang-orang Kristen yang berbuah itu diberkati, dan semua orang bijak dan baik akan memandang mereka diberkati. Mereka diberkati dengan pertambahan anugerah, dan diteguhkan lagi dan akhirnya memperoleh kemuliaan.

Kedua, inilah keadaan yang berbeda dari tanah yang buruk: Tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri. Tanah itu tidak hanya tandus dan tidak menghasilkan buah yang baik, tetapi juga menghasilkan buah yang buruk, yaitu semak duri dan rumput duri. Ia berbuah dalam dosa dan kefasikan, yang mengganggu dan menyakiti semua yang ada di sekelilingnya, dan akan sangat mengganggu dan menyakiti orang berdosa itu sendiri pada akhirnya. Maka tanah seperti itu ditolak. Allah tidak akan lagi memberi perhatian pada orang-orang murtad yang fasik itu. Ia akan membiarkan mereka sendiri, dan membuang mereka dari perhatian-Nya. Ia akan memerintahkan awan-awan supaya tidak lagi menurunkan hujan ke atas mereka. Pekerjaan-pekerjaan ilahi akan ditahan. Dan bukan itu saja, tanah yang buruk juga sudah dekat pada kutuk. Tanah itu sama sekali tidak akan menerima berkat, tetapi justru kutuk yang mengerikan menggantung di atasnya, meskipun pada saat ini, karena kesabaran Allah, kutuk itu tidak sepenuhnya ditimpakan. Yang terakhir, tanah yang buruk itu pada akhirnya akan dibakar. Kemurtadan akan dihukum dengan dibakar untuk selama-lamanya, dengan api yang tidak akan pernah padam. Inilah akhir yang mengenaskan dari kemurtadan. Oleh sebab itu, orang-orang Kristen harus terus bertumbuh dalam anugerah, sebab kalau tidak, kalau mereka tidak melangkah maju, mereka akan melangkah mundur, sampai mereka tiba pada dosa dan kesengsaraan yang luar biasa.

Kitab Yesaya 30:23-24 adalah bagian Nubuatan nabi Yesaya kepada Yehuda dan Yerusalem. Isi dari nubuatan ini adalah pemulihan bangsa Israel setelah mengalami penderitaan bangsa Israel akan memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan, Allah akan memberkati pekerjaan mereka, baik pertanian dan peternakan.  ay.23. Lalu TUHAN akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah.  ay.24. Pada waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas; sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak.

Apa yang dinubuatkan oleh Yesaya adalah merupakan gambaran dari semua petani dan peternak di dunia ini, Dan ini semua dapat terwujud hanya karena  anugerah Tuhan.

Saudaraku yang terkasih,  Sangat penting sekali kita melihat ke belakang mengenai latar belakang nabi Yesaya menubuatkan hal ini kepada Yehuda dan Yerusalem, yaitu :

1.     Semua akan terwujud, ketika bangsa Israel sudah bertobat dan meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat serta berbalik untuk menyembah Allah meninggalkan patung-patung dan berhala-berhala buatan mereka sembah selama ini.

2.     Bangsa Israel, hanya mengandalkan Tuhan di dalam segala ancaman yang menimpa bangsa ini tidak seperti yang sudah-sudah mereka memohon pertolongan Mesir untuk melawan Babilonia, Ketika bangsa Israel mengalami tantangan hati mereka dipenuhi oleh ketakutan kekawatiran yang luar biasa sehingga mereka tidak tahu lagi apa yang baik yang berkenan bagi Tuhan mereka berfikir siapa yang bisa menolong mereka dengan segera tanpa mempertimbangkan apakah itu berkenan atau tidak di hadapan Tuhan.

Saudaraku yang terkasih, melalui teks renungan khotbah Minggu ini kita dapat berefleksi bahwa: 

1.     Allah Adalah sumber dari segala berkat di dunia ini dialah pencipta dan pemilik dunia ini. Segala sesuatu harus dimulai di dalam Nama Tuhan dan tujuannya hanya untuk memuliakan Allah. Kalau kita memulai segala sesuatu di dalam Tuhan berarti kita menyatakan bahwa Allah berotoritas dalam setiap pekerjaan dan usaha kita

2.     Pertobatan sejati dan kesungguhan di dalam melakukan perintah-perintah Tuhan di dalam segala usaha atau pekerjaan yang kita lakukan akan mendatangkan hasil yang baik. Walaupun kita sudah menjadi pengikut Kristus tetapi banyak tawaran tawaran akan kesuksesan instan misalnya jimat jimat penglaris pesugihan dan lain sebagainya ini adalah kekejian di hadapan Tuhan.

3.     Mungkin kita pada saat ini belum puas akan hasil pekerjaan dan usaha yang kita lakukan jangan kita mengambil kesimpulan Tuhan tidak memberkati pekerjaan kita. Namun Kita harus tetap bersyukur atas berkat yg paling kecil juga, dan harus  tetap  optimis dan semangat dalam bekerja serta selalu meng-evaluasi kinerja kita. Tetaplah berpengharapan dan memiliki komitmen yang teguh dalam iman kepada Allah.

            Selamat Merdang.

Pdt  Togu Persadan Munthe

GBKP RG Cililitan

Minggu Tgl 05 Juli 2020 : Bilangan 15 : 17 - 21

(Minggu IV Kenca Trinitatis/ Minggu Kerja Rani)

Invocatio    : “Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberepa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu” (Kejadian 8 : 20)  .

Bacaan       : Roma 12 : 1 - 2

Khotbah     : Bilangan 15 : 17 - 21 

Tema          : “PERSEMBAHAN KHUSUS BAGI TUHAN”

PENGANTAR

Ada tiga orang Pengusaha yang sanagat sukses yakni si A, B dan C. Mereka bercerita tentang berkat-berkat Tuhan yang mereka terima dari Tuhan dan juga bagaimana mereka mengungkapkan syukur mereka kepada Tuhan dalam bentuk persembahan. Si A menceritakan bahwa dia sangat bersyukur atas berkat Tuhan, oleh karena itu setelah menerima berkat Tuhan (dalam bentuk materi) dari usahanya, ia selalu membuat sebuah lingkaran yang besar. Setelah itu ia berdiri di dalam lingkaran itu kemudian ia melemparkan semua keuntungan usahanya keatas. Yang jatuh di dalam lingkaran itu menjadi mulik Tuhan dan dipersembahkan, dan yang jatuh di luar lingkaran itu menjadi miliknya. Kemudian si B menceritakan bahwa ia juga setelah memperoleh berkat Tuhan dari keuntungan usahanya ia selalu menarik sebuah garis lurus, kemudian ia berdiri ditengah garis dan melemparkan semua uang keuntungannya ke atas. Yang jatuh di sebelah kanan menjadi milik Tuhan untuk dipersembahkan, dan yang jatuh disebelah kiri menjadi miliknya untuk kebutuhan hidupnya. Lalu berkatalah si C, bahwa ia juga melakukan seperti yang dilakukan oleh teman-temannya. Ketika ia menerima keuntungen usahanya, ia mengambil semuanya dan melemparkannya ke atas. Yang tertinggal di atas menjadi milik Tuhan, dan yang jatuh ke bawah menjadi miliknya….

Ini mungkin hanya cerita belaka, tapi dalam kenyataan kehidupan ini masih banyak anak-anak Tuhan yang mengaku bahwa segala kehidupannya adalah milik Tuhan dan segala yang ia miliki Tuhanlah yang empunya namun dalam kenyataannya begitu berat dan sulit untuk mempersembahkannya kepada Tuhan. Banyak yang gagal memaknai dan memakai pemberian Tuhan di dalam kehidupannya. Padahal persembahan dan penyembahan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan orang percaya.

PENJELASAN TEKS

Invocatio : Kejadian 8 : 20

Setelah peristiwa air bah, Nuh mendirikan sebuah mezbah bagi Tuhan untuk mempersembahkan persembahan bakaran bahi Tuhan sebagai respon syukur Nuh atas kebaikan yang telah Allah nyatakan kepada Nuh dan kelurganya. Bentuk persembahan itu adalah berbagai hewan dan burung yang tidak haram. Bau dari persembahan itu menyenangkan hati Tuhan dan Tuhan pun membuat perjanjian dengan Nuh bahwa Allah tidak akan lagi mengutuki bumi oleh karena dosa dan kesalahan manusia (ay. 21 - 22).

Pembacaan Roma : 12 : 1 - 2

Dalam pasal ini Paulus menjelaskan tentang kewajiban iman dan hidup orang percaya; bagamaina seharusnya prilaku, cara dan sikap hidup yang benar sebagai anak-anak Allah yang telah menerima penebusan dan keselamatan dari Allah di dalam dan melalu Yesus Kristus (Hak istimewa sebagai anak-anak Allah senantiasa diikuti oleh kewajiban hidup). Ayat 1 merupakan akibat dari ayat dan pasal sebelumnya, khusunya dalam pasal 11 : 36 dikatakan “ Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia dan kepada Dia : Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Segala sesuatu yang ada dan terjadi dalam kehidupan ini, khususnya kehidupan orang percaya dan terlebih lagi menyangkut keselamatan yang telah Allah nyatakan melalui Kristus; karena itu kita harus mempersembahkan kehidupan kita kepada Allah sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Keselamatan yang telah Allah nyatakan bagi orang percaya sudah seharusnya direspon dengan memberikan kehidupan kita bagiNya sebagai ucapan syukur dan sukacita kita. Kita tidak boleh membiarkan dan memberikan diri kita untuk dikuasai dan dipakai oleh si iblis. Kemampuan kita untuk menguasai diri dan tidak hidup dalam keinginan daging yang menyesatkan serta membawa kita kedalam hal-hal yang tidak benar. Sekalipun keberadaan kita tetap ditengah-tengah dunia, dengan rupa-rupa tawarannya, kita tidak boleh serupa dengan dunia ini. Orang percaya seharusnya memiliki nilai lebih dari dunia ini, berbeda dengan dunia ini; seperti ikan di laut, sekalipun lautnya asin namun ikannya tidak ikut asin. Demikianlah orang percaya sekalipun dunia ini “semakin gelap dan jahat” tetapi kita tetap menujukkan kualitas iman kita kepada Tuhan, hidup dalam terang dengan setia kepada firman Tuhan, gidup bermakna dan berarti dalam kasik kepada orang lain. Hidup di dalam Tuhan, dengan penyertaan Roh Kudus akan membuat kita semakin diperbaharui di dalam kehidupan ini.

Khotbah : Bilangan 15 : 17 - 21

Pasal 15 Kitab Bilangan ini banyak memaparkan tentang peratutan kurban dalam ibadah keagamaan orang Israel, yang tujuannya adalah untuk “ menyenangkan hati Tuhan”. Persembahan kurban ini juga merupakan tanda kasih dan janji Allah bagi umatNya, dimana sekalipun bangsa Israel sering memberontak kepada Allah dan Allah memberikan teguran dan hukuman bagi mereka. Setehah nanti Israel memasuki tanah perjanjian yaitu Kanaan, Allah tidak lagi memberikan Manna sebagai makanan mereka. Tetapi bangsa Israel makan makanan yang tersedia dari tumbuh-tumbuhan yang ada di Kanaan dan hasil dari pekerjaan mereka. Oleh karena itu peraturan ini harus tetap dilaksanakan secara turun temurun. Bangsa Israel tidak boleh melupakan penyertaan Tuhan dalam kehidupan mereka baik ketika mereka lepas dari perbudakan di Mesir, di dalam perjalanan dengan berbagai tantangan dan ancaman yang ada namun Allah tetap menunjukkan kesetiaan dan penyertaanNya, demikian juga setelah bangsa ini masuk ke tanah Kanaan. Setelah bangsa ini nantinya masuk ke tanah Kanaan, ketika mereka akan makan roti hasil negeri itu (negeri yang dijanjikan dan diberkati Allah) haruslah mereka memberikan persembahan khusus bagi Tuhan. Artinya mereka tidak boleh melupakan bahwa semua itu boleh mereka terima dan nikmati oleh karena berkat penyertaan Tuhan; dan mereka tidak boleh melupakan Tuhan. Demikian juga di dalam tepung jelai mula-mula, Israel harus mempersembahkan persembahan berupa roti bundar sebagai persembahan khusus kepada Tuhan. Ini sama dengan perintah Tuhan dalam Ulangan 26 : 1 - 10, dimana bangsa Israel harus mempersembahkan hasil pertama dari hasil bumi yang mereka telah kumpulkan kepada Tuhan. Persembahan ini adalah ungkapan syukur Isarel atas segala kebaikan Tuhan bagi mereka.

APLIKASI

1.     Memberikan persembahan adalah perintah Allah, bukan sesuatu yang dibuat-buat di dalam kehidupan penyembahan/ peribadahan umat Allah dan gereja. Dengan demikian persembahan adalah sebuah keharusan (bukan dalam artian keterpaksaan) melainkan sebagai bentuk tanggungjawab iman orang percaya kepada Allah.

2.     Persembahan adalah ungkapan syukur kita atas segala berkat, kebaikan dan kasih Allah. Bukan hanya oleh karena Allah telah memberkati kehidupan kita (kesehatan, keluarga, pekerjaan, dsb) tetapi lebih dari itu oleh karena Kasih Karunia Allah yang telah dinyatakan bagi kita melalui keselamatan di dalam Yesus Kristus.

3.     Tema kita ‘Persembahan Khusus bagi Tuhan”. Dalam KBBI, khusus artinya spesial, tertentu, tersendiri. Jadi persembahan khusus bagi Tuhan adalah persembahan yang spesial yang dipersiapkan dengan baik dan benar bagi Tuhan.

a)     Persembahan itu seharusnya sesuatu yang dipisahkan dari semua yang berkat yang akan kita gunakan untuk kehidupan kita. Orang yang sungguh memuliakan Tuhan melalui berkat-berkat yang IA curahkan, akan senantiasa mengingat Tuhan dahulu.

b)     Persembahan bagi Tuhan seharusnya dipersiapkan dengan baik dan di doakan (labo dat-dat je, mekarus, ntah pe meros). Orang yang sungguh menghormati Allah, akan memberikan yang terbaik (labo lapungna, kerpe-kerpe, iba-iba, mbicara diut ndai simerigatna).

c)     Persembahan tujuannya adalah memuliakan Tuhan (Mazmur 50:23) bukan memuliakan diri sendiri, agar dilihat orang lain ataupun terlihat dermawan/ melumbar. Anak-anak Tuhan seharusnya menjauhkan motivasi yang tidak benar dalam memberi persembahan kepada Tuhan.

4.     Dalam kehidupan bangasa Israel dan kita umat Tuhan saat ini, kita mengakui bahwa Allah adalah pemilik segala yang ada (Mazmur 24 : 1) bahkan pemilik kehidupan kita. Jikalau Dia adalah pemilik semuanya, ketika kita menerima berkat Tuhan (rani ibas pendahinta) dan memberikan persembahan kita kepada Tuhan berarti kita hanya mengembalikan apa yang IA titipkan kepada kita. Seharusnya tidak ada lagi sikap yang bersungut-sungut, marah, kecewa atau terpaksa dalam diri kita. (bayangken : Mbicara lit tukang parkir e, sanga kita muat mobilta lako sibaba mulih tangis-tangis ras jungut-jungut akapndu ia, kuga? Padahal e mobilta, sititipken ndai ibas parkiren e tupung kita erbelanja. Bagem me pasu-pasu ras kinilitenta, la wajar kita jungut-jungut ntah pe merasa terpaksa adi man empuna nge siulihken).

5.     Hendaknya kita memberi persembahan bagi Tuhan itu dengan sukacita dan sukarela. Sukacita dan sukarela bukan hanya menyangkut tidak bersungut-sungut atau tidak merasa terpaksa tetapi juga sesuai dengan berkat yang kita terima dari Tuhan. (Ada 3 orang memiliki berkat/ uang, A = Rp. 1 juta, B = 10 juta, C = 100 juta….Masing-masing memberi Rp. 100.000,-…..Jikalau kita bertanya mana yang bersukacita, tentu ketiganya bersukacita, apalagi yang memiliki uang 10 jt dan 100 jt…namun mereke berdua memberi tidak sesuai dengan berkat Tuhan yang mereka terima)>

6.     Persembahan yang kita berikan bagi Tuhan itu haruslah diikuti oleh hidup benar di dalam Tuhan. Pesta Panen (Kerja Rani) adalah ungkapan syukur kita karena Tuhan memberkati kehidupan dan pekerjaan kita. Persembahan yang berkenan bagi Tuhan adalah persembahan yang berasal dari hidup dan pekerjaan yang benar, bukan dari hasil melakukan kejahatan. (Yesaya 1 : 13 “Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuah, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan).

Hidup kita yang benar adalah persembahan yang hidup bagi Allah. Namun bukan berarti kita mengabaikan perintah Allah yang lain. Ada yang berkata : yang terpenting kan mempersembahkan kehidupan kita? Ya benar, bahkan sangat benar. Tetapi kita harus ingat : orang yang berani dan mau     mempersembahkan kehidupannya pasti mau dan berani mempersembahkan apa yang dia miliki.!!

7.     Gereja GBKP melakukan ibadah Pesta Panen/ Kerja Rani sekali dalam setahun. Hasilnya 60% untuk mendukung program pelayanan di Runggun dan 40% disetorkan ke Kas Moderamen melalui Klasis untuk mendukung pelayanan GBKP secara Sinodal. Jikalau kita ingin memuliakan Tuhan melalui Persembahan Pesta Panen ini, hendaklah kita juga tidak menipu diri apalagi menipu Allah dalam pembagian persentase yang telah kita tetapkan bersama di GBKP ini. Hendaklah semangat saling menopang menjadi prinsip kita.

Pdt. Elba Pranata Barus, S.Th

GBKP Runggun Bandung Timur

Minggu Tgl 28 Juni 2020 : Amsal 4 : 1 - 9

Invocatio        : Ketika  Yesus  melihat orang  banyak itu, naiklah IA ke atas  bukit dan setelah Ia duduk, dalanglah murid-muridNya kepada Nya.  Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar  mereka, Kata-Nya. (Matius 5:1-2)

Ogen             : Yakobus 3:13-18

Khotbah         : Amsal 4:1-9

Tema            : mengasihi hikmat ( Kelengi kepentaren)/Love wisdom

A.   Pendahuluan

Tidak mudah menjadi seorang yang berhikmat. Hikmat dari Alkitab yang kita ambil hari ini adalah bagaimana seorang anak mendengar dan mengasihi hikmat/ajaran dari bapaknya. Mendengar dan melakukan hikmat dalam hidupnya tentu ini akan melewati proses dengan berbagai tantangan (dari dalam diri sendiri maupun dari luar/lingkungan) dan hasilnya akan baik jika dilakukan hikmat itu dengan sunguh-sungguh pula. Kita melihat dalam bacaan invocatio bagaimana Yesus sang sumber hikmat melihat dan peka akan kebutuhan para murid dan pengikut-pengikutNya. Sehingga ketika Yesus melihat orang banyak itu, Ia naik ke bukit (agar suara kedengaran karena tidak ada soundsistem). Dia duduk datanglah murid-murid. Maka Yesus mulai berbicara dan mengajar mereka (dengan penuh kuasa). Hikmat dari Tuhanlah yang kita pelajari dan lakukan

B. Pembahasan Teks Amsal 4:1-9:

Teks ini merupakan relfeksi atau pengalaman Salomo, yang mengatakan betapa pentingnya didikan dari orangtua, Nas : Ams 4:1-4

disini Daud yang memimpin bangsa Israel, sebagai orangtua yang mematuhi ajaran-ajaran Tuhan dan tetap mengingatkan pengajaran-pengajaran/didikan kepada Salomo. Hal itulah yang membuat Salomo menjadi Raja yang penuh hikmat didalam meneruskan memimpin bangsa Israel, Salomo tetap memegang didikan orangtuanya sewaktu dia memimpin bangsa Israel. Salomo meminta kepada Tuhan hikmat kebijaksanaan didalam memimpin bangsa Israel, walaupun Tuhan menawarkan kekalahan musuh kepada Salomo atau kekayaan atau umur panjang, tetapi Salomo bukan memilih semuanya itu tetapi Salomo memilih hikmat kebijaksanaan kepada Tuhan, maka Tuhan melihat permintaan Salomo itu sangat baik dan memberikannya kepada Salomo.

Ada dua pengertian mendengar dalam bahasa lnggris. Yang pertama to hear yang artinya mendengar tanpa perlu memberi perhatian, dan yang kedua adalah to listen atau mendengar dengan penuh perhatian, menyimak. Mendengar dalam arti menyimak (to listen), berarti memberi perhatian dan mengapresiasi, juga mendengar untuk melakukan.  Dan dalam teks ini : Amsal 4:1 : My child, listen closely to my teachings and learn commom sense: Anakku(“kecil/child”) dengarlah dengan seksama, menyimak ajaran2ku dan belajar berpikir sehat/memakai akal/nalar). Jadi, aktif untuk menyimak, tetapi juga aktif melakukan apa yang disimak. "Mendengar" sangatlah penting dalam pendidikan di Israel, baik dirumah atau keluarga maupun di sekolah. Ayah dan lbu di rumah keluarga, juga guru di sekolah, di sebut sebagai sang guru hikmat yang mendidik anak-anak atau murid-murid. Dalam kitab Amsal, "telinga" digunakan bukan saja untuk pendengaran, tetapi juga untuk kepatuhan. Karena itulah "mendengar" tidak hanya berarti mendengar, tetapi juga kepatuhan melakukan didikan. Anak atau murid memusatkan perhatian dan pendengaran pada hikmat termasuk menaati dan melakukan yang di dengar telinga. "Dengarkanlah dan perhatikanlah" menekankan agar anak-anak dalam keluarga atau murid-murid di sekolah menggunakan telinga mereka untuk memperhatikan dan menaati dengan sungguh-sungguh didikan sang guru hikmat (orangtua).

Anak-anak muda yang dianggap belum berpengalaman tentang suka duka kehidupan dan bagaimana menjalani kehidupan dengan baik, dididik, diperlengkapi dengan nasihat-nasihat, petunjuk-petuniuk agar mereka memperoleh pengertian bagaimana menjalani kehidupan dan berbagai masalah di dalamnya dengan baik.

Ayah dan lbu mengingatkan agar jangan melupakan, meninggalkan dan menyimpang dari didikannya, arena dari setiap didikan, petunjuk dan nasihat, ada hikmat dan pengertian.

Sumber hikmat adalah takut akan Tuhan.  Ketika kita mengasihi hikmat dan tidak menolaknya , maka hikmat akan menjaga kita. Jika kita menjunjungnya, maka akan ditinggikannya, dia akan menjadikan terhormat ketika kita memeluk hikmat tersebut.

Di hari ini, kita akan mendengar dan memperhatikan banyak hal. Marilah kita arahkan telinga dan perhatian kita pada didikan yang baik dan membangun. Mari kita menyimak dan melakukan berbagai petunjuk yang Tuhan berikan baik melalui firman-Nya maupun didikan orang tua agar dalam pengertian yang benar kita hidup di dalam hikmat Tuhan.

Ketika kita mengasihi Allah dan hikmatNya kita cari maka kita akan dipimpin/ diarahkan menjadi orang yang penuh hikmat dari atas. Berbeda dengan pengetahuan dari dunia yaitu perasaan iri hati (jealous) dan mementingkan diri sendiri (selfish). Hikmat dari Allah adalah hidup dalam kebenaran Allah, menjadi rendah hati dan bijak dalam sikap dan perlakuan. Hikmat dari Allah membawa hidup kita lebih murni, bersahabat, lemah lembut, arif/berakal sehat, baik, penolong, asli dan tulus.

C.   Kesimpulan

Ketika kita mengasihi hikmat/kebijaksanaan (love wisdom) berarti tampaklah dalam hidup kita buah darinya dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita.

1.  Menjadi berhikmat berarti hidup kita mau dipimpin oleh Allah, takut pada Allah dengan menjadi orang yang lebih rendah hati, mendengar/menyimak suara Tuhan atau mungkin orang lain yang dipakai Tuhan berbicara kepada kita, sehingga hidup kita sesuai kehendak Allah.

2.  Menjadi Berhikmat berarti hidup kita menjadi murni, bersahabat, lemah lembut, menggunakan akal sehat, menjadi orang yang baik, penolong dan tulus dalam melakukan apapun. Tidak menjadi orang munafik dan mencari muka. Mengasihi hikmat berarti menampakkan  teladan hidup Kristus di dalam hidup  kita.

3.  Mengasihi dan melakukan hikmat berarti memperoleh hidup dan umur panjang (Amsal 4:10), kekayaan (gloriuos crown), kehormatan (great honours).

 Pdt. Rosliana Br Sinulingga

GBKP Runggun Bumi Anggrek

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate