Khotbah Buka Tahun Tgl 01 Januari 2022 : Wahyu 21:1-6a

 

 

Invocatio      : Beginilah firman Tuhan, Raja dan Penebus Israel, Tuhan semesta Allam  

                   “ Akulah yang terdahulu  dan Akullah yang terkemudian; tiadk ada Allah selain dari padaKu (Yes 44:6)

Ogen           : Pengkhotbah 3:1-13

Khotbah      : Wahyu 21: 1-6a

Tema          : Tuhanlah Erkuasa Mula Mula Seh Ku Kedungenna

Pendahuluan

Ada kalimat bijak yang mengatakan “ Setiap orang ada waktunya dan setiap waktu ada orangnya”. Dari kalimat bijak ini  ada beberapa hal yang dapat kita lihat. Pertama manusia itu adalah manusia yang terbatas. Kita bisa punya jabatan, kita bisa punya kuasa, kita bisa memiliki harta. Tapi bersamaan dengan itu semua yang kita miliki itu terbatas ada kalanya beriring dengan waktu kita akan meninggalkan atau ditinggalkan. Contoh kita bisa punya kuasa tapi tiba saatnya kita akan ditinggalkan dan meninggalkan kuasa tersebut.Sampai saat ini kita sangat merasakan bagaiman dampak dari  covid 19 membuat kita semua manusia hidup dalam keterbatasan. Covid 19 mengajari kita bahwa sehebat apa juga manusia adalah manusia yang terbatas. Karena manusia  terbatas maka manusia tidak dapat menyelesaikan segala masalah dan persolanya kita butuh penolong atau kuasa yang dapat menolong kita dan mendukung kita sehingga kita dapat menjalani kehidupan kita. Kita sudah melewati satu tahun kehidupan kita. Dalam satu tahun yang telah berlalu banyak sekali peristiwa yang terjadi dalam hidup kita yang juga mengajar kita arti keterbatasan. Semua itu kita bisa lalui dan hari ini kita telah diantarkan di dalam hari pertama di tahun yang baru. Kita masih memiliki perjalanan yang panjang, perjalanan yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi karena kita terbatas    untuk itu kita tentu butuh  kuasa yang tidak terbatas yang dapat menopang kita. Kuasa siapakah yang akan kita andalkan di dalam memasuki dan menjalani tahun yang baru ini?

Pembahasan Nats

Bacaan kita di dalam kita Pengkhotbah 1:1-13 adalah sebuah penilaian mendalam dari penulis mengenai hidup manusia. Ia mengamati dari berbagai sisi dan aspek hidup manusia (14). Dan ia tiba pada sebuah kesimpulan yang mengejutkan dan kadang sulit bagi kita untuk menerima dan memahaminya. Kesimpulanya adalah semua sia sia, kata yang dipakainya berarti hampa sesuatu yang tidak berbobot seperti angina (tiga kali ditulis di dalam ayat 2). Manusia lahir lalu mati demikan berulang seterusnya tampa makna. Segala sesuatu yang kita banggakan didunia ini, yang kita agungkan, usahakan dan pertahankan adalah kesia-siaan. Peristiwa alam, semua kerja keras, semua hikmat, semuanya sia sia. Dari sini sebenarnya Pengkhotbah ingin memberikan pemahaman mengenai keterbatasan dari hidup manusia. Selain itu Penghotbah mau menegur manusia agar tidak menaruh harapakan kepada segala sesuatu yang terbatas tersebut dan  juga menghancurkan pemahaman manusia yang saat itu banyak mengandalkan segala sesuatu yang dimilikinya banyak berharap kepada kekuatanya sendiri dan juga kepada dunia ini. Penghotbah ingin menyadarkan kita bahwa segala sesuatu hanya akan berarti bila dalam iman kepada Allah.Dalam bacaan kita juga ditegaskan bagaimana manusia itu dibatasi dengan segala sesuatunya semua situasihidup kita ada pada waktu yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Ini jelas memberikan pemahaman kepada kita bagaimana manusia itu sangat terbatas. Dan untuk mengatasi keterbatasn tersebut kita membutuhkan Tuhan. Terlebih ada hal yang dalam hidup kita terjadi lebih cepat dan lebih lambat dan hal ini kadang membuat masalah dan kita tidak siap dengan situasi tersebut. Dan untuk menyelesaikanya kita butuh Tuhan sebab kita terbatas. (Pengkotbah 3:1-13) Pada sisi lain kita juga melihat apa yang dialami oleh bangsa Israel mereka yang sudah ada di dalam pembuangan merasa ketidak bergunaan segala sesuatu yang mereka miliki, mereka hidup dalam penderitaan merka hidup dalam pembuangan, apa yang mereka banggakan tidak dapat melepaskan mereka dari pergumulan tersebut. Untuk itulah nabi Yesaya mengingatkan hanya Tuhan yang mampu menolong mereka sebab hanya Tuhan yang berkuasa dari dulu sampai selama lamanya. Tuhan tidak pernah berubah Ia tetap setia dan berkuasa walau bangsa Israel berubah.  Tidak ada tuhan tuhan yang lain yang mampu melakukanya. (Yes 44:6). Hal ini ditekankan Yesaya agar bangsa Israel yang ada dipembuangan tidak berharap kepada manusia dan tidak berharap dan meminta pertolongan kepada tuhan tuhan yang ada disekitarnya. Tapi tetap berharap dan juga meminta tolong kepada Tuhan. Hal itu juga yang harus kita lakukan saat ini. Pada kehidupan kita masa covid 19  ini kita sangat melihat keterbatasan yang dimiliki oleh manusia semua yang dimiliki manusia yang selama ini sebagai kebanggaan tidak mampu menjawab masalah kita. Untuk itu kita harus tetap beriman dan berharap kepada Tuhan. Kenapa kita harus tetap beriman dan berharap ini kepada Tuhan ini  dijelaskan lagi di dalam bahan khotbah kita. Dalam bahan Khotbah ini kita melihat apa yang bisa dilakukan oleh Tuhan buat kita dalam kehidupan  sekarang dan juga pada masa yang akan datang. Bahan Khotbah kita kitab Wahyu yang ditulis oleh Yohanes menggambarkan sebuah penyingkapan atau pengelihatan sesuatu yang tersembunyi yang  akan wujudkan di masa depan. Kitab ini sering dikaitkan dengan kedatangan Tuhan kembali dan pemerintahanNya. Yohnes melihat ada suatu perubahan dan perubahan ini berkaitan dengan kualitas dan mutu dari segala sesuatu yang ada sebagai contoh dengan menggambarkan berakhirnya bumi yang lama dan munculnya bumi yang baru. Lebih nyata lagi kita melihat adanya suatu kepemimpinan yang baru dan juga hilangnya segala penderitaan yang selama ini ada dan  hadir di dalam kehidupan kita sehari hari. Penderitaan itu sangat jelas di gambarkan di dalam ayat 4 menghapus segala air mata , maut tidak ada lagi, perkabungan tidak ada lagi sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalau. Jadi dari Bahan khotbah ini jelas penulis ingin mengatakan ada beberapa hal yaitu: Kehidupan kita saat ini sedang menuju kepada langit dan bumi yang baru. Waktu waktu yang kita lalui saat ini adalah waktu yang harus kita lalui untuk sampai kepada tujuan dan dalam melaluinya mungkin saja banyak masalah yang akan terjadi walau kita hidup di dalam tahun yang baru. Jangan sampai masalah yang ada membuat kita lari dari tujuan yang akan hendak kita tuju tersebut. Kedua pengelihatan dan wujud yang hendak kita capai itu memberikan pengharapan dan juga semangat buat kita di dalam  menjalani kehidupan yang akan kita lalui. Kita juga harus mengimaninya bahwa itu akan terwujud. Selain itu  kita harus mengerjakan bagian kita untuk mewujudkannya. Sama seperti jika seorang anak akan dijanjikan sebuah hadiah jika ia mendapat nilai yang bagus. Tentu hadiah tersebut belum kelihatan tetapi untuk mendapatkan hadiah tersebut tentu butuh usaha dan kerja keras. Ketiga penulis mengatakan dengan sangat jelas dan ini yang paling penting semua yang baru itu terjadi karena adanya Tuhan sebab di dalam kuasanya semuanya itu bisa terjadi ( 5 dan 6) Jadi masa depan itu ada di dalam tangan Tuhan dan Tuhanlah yang menyiapkanya dan bersama dengan Tuhanlah kita berjalan ke arah masa depan tersebut. Dari ketiga bahan alkitab kita dapat melihat ada beberapa poin penting yang bisa kita angkatkan di dalam khotbah kita yaitu:

1.Kita bersyukur karena Tuhan sudah mengantarkan kita melalui tahun yang lama dan hari ini kita masuk kedalam hari pertama di  tahun yang baru. Walau berbagai macam masalah dan pergumulan yang telah terjadi tetapi kita bisa melalauinya semua ini karena anugrah dari Allah kepada kita,

2.Mari kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang terbatas hal ini jelas dikatakan di dalam bacaan kita dalam kitab Penghotbah. Bahkan keterbatasan itu semakin nyata ketika ada masalah ini yang digambarkan oleh kitab Yesaya ketika bangsa Israel ada di dalam pembuangan. Demikian juga dengan perjalanan hidup kita ditahun yang baru ini kita tidak tahu apa yang akan terjadi itu artinya kita manusia yang lemah dan terbatas. Kita juga memiliki pengetahun yang terbatas akan situasi hidup kita ditahun yang baru ini.

3. Penulis Yesaya dan Juga Wahyu mengatakan bahwa hanya kuasa Tuhan yang mampu menolong kita dan di dalam kuasaNyalah hidup kita. Di dalam kuasaNyalah masa depan kita. Penyingkapan yang diberikan oleh Yohanes mengarahkan kita kepada tujuan kita dan masa depan kita. Dan untuk sampai kesana maka kita harus menjalani kehidupan kita di dunia ini sebab itu akan diwujud nyatakan dimasa depan kita  dan sebelum itu sampai kita harus tetap menjalani kehidupan kita didunia ini terlebih didalam menjalani tahun yang baru yang diberikan Tuhan. Dalam pertolonganNya dan kuasaNya yang tidak terbatas tersebut  kita menjalaninya. Andaikan seperti berjalan maka jalan yang selalu kita jalani saja kita masih bisa tersandung dan jatuh. Tahun yang baru adalah sebuah situasi baru atau  jalan yang baru yang akan kita tempuh jika kita tidak bersama dengan Tuhan kita tidak akan mampu melaluinya. Jangan andalakan kemampuan kita, kekuatan kita sebab semua itu  terbatas.

4. Tetapi walau terbatas kita juga harus mengerjakan apa yang bisa kita lakukan. Kita tidak bisa berpangku tangan. Sebab kita juga harus mengerjakan bagian kita untuk mewujudkan apa yang Tuhan telah singkapkan.Demikian juga ketika kita menjalani kehidupan kita di tahun yang baru ini.

 

Pdt Luter Efrata Girsang STh

 

Khotbah Nutup Tahun 31 Desember 2021 : Jeremia 29:10-14

Invocatio    : Keleng ateNa mbincar teptep erpagi-pagi, bali tetapna ras matawari si pultak arah Timur (Perngandungen 3:23)

Ogen           : Ogen 5:13-16 (Tunggal)

Khotbah      : Jeremia 29:10-14 (Tunggal)

Tema           : Dibata nikapken wari si Pepagi man banta

KATA PERLEBE

Ada lagu rohani yang mengingatkan kita bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan dalam hidup kita, “tak ku tahu kan hari esok, namum langkahku tetap, bukan surya ku harapkan, karna surya kan lenyap. O betapa ku gelisah  akan masa menjelang, ku berjalan dengan Yesus, maka hatiku tenang. Banyak hal tak ku pahami, dalam masa menjelang. Tapi trang bagiku ini, tangan Tuhan yang pegang.” Sekali nari Lalit simetehsa kerina warinta si pepagi. Apakah terang ntah gelap, berhasil ntah gagal, sehat ntah sakit, tapi sada sipasti, Dibata la pernah nadingken kita. Keleng ateNa la pernah erleka man banta sierbahanca tetap kita mejuah-juah, bahkan ngasup jadi berkat sekali pe i bas erbage-bage situasi sulit sibakal sialami.

Rancangen Tuhan tetap maba kiniulin i bas geluhta, bahkan i bas situasi silabagi ukurta sekali pe, sabab Ia simemeng kendali, berdaulat penuh i bas geluhta. Kai siterjadi man Jusuf sebagai salah sada contoh, maka enggo jahat sura-sura seninana man bana, tapi banci iubahken Tuhan jadi mehuli. Emaka i bas kita nutup tahun enda, mulihi kita ipersingeti, Dibata ngenca nikapken wari sipepagi man banta (Hanya Tuhan yang merancang kehidupan kita). Sura-sura Tuhan nandangi geluhta guna wari pepagi walaupe lenga jelas, sada hal sipasti maba kiniulin ( TB-LAI membawa damai sejahtera, bukan kecelakaan).

PEBAGESI TEKS

Perikop enda merupaken jawaban ibas perkataan si la benar si belasken nabi Hanania  (ps. 28), seolah-olah Dibata singerana, maka kuasa Raja Babilon enggo iperperken, maka dua tahun ngenca bangsa Yuda i pembuangen Babel. Tentu saja nubuaten palsu enda erbanca turah pengarapen, tapi enggo pasti pengarapen palsu (PHP).

Emaka Jeremia alu suratna nuriken perkataan Tuhan, si tole jadi pergegeh, pengarapen sekaligus kesabaren, sebab labo dua tahun tapi pitu puluh tahun bangsana enda iambeken ku Babel. Surat Jeremia enda itulis kenca sada ntah dua tahun bangsa enda i pembuangen Babel  (597 SM).

Ibenai alu kai saja siarus ilakoken bangsa enda mengisi aktivitas kegeluhen selama i pembuangen (ps. 29:4-7;  majeken rumah, suani peken, erjabu dingen mupus, erdahin guna kiniulin kota ras erototo guna keperlun kota e sabab adi sikap bangsa e, bangsa Juda pe ikut nge sikap). Ertina, alu tetap beraktivitas, maka wari-wari kegeluhen bangsa Dibata enggo terisi alu erbage kegiaten sierbahanca la gejap kepeken enggo pitu puluh tahun bangsa enda i pembuangen Babel. Selain si arah kai siilakoken bangsa Juda  maka enggo jadi pasu-pasu man Babel sinaban bangsa enda.

Sipeduaken, sijadi bahan perikopta eme kata pengarapen, janji pemulihen kerna masa depan bangsa e, kenca enggo idalanina masa pitu puluh tahun i Babilon.

Piga piga poin penting siikataken Tuhan arah Jeremia :

Tuhan tetap mperdiateken umatNa, ras padan siisehkenNa pasti itepatiNa, maka ibaba Tuhan mulihken bangsa Juda ku Jerusalem. Ras enda terbukti asum pemerentahen raja Persia, Koresy/ Koresh Agung. Maka musuh sekali pe banci ipake Tuhan guna mereken serpang pulah man umatNa. (Bnd. Esra 1:1 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:  Bahasa Karo Si enda ilakoken TUHAN alu pekeke ukur Raja Kores). Situhuna, lit sura-sura sila mehuli i bas raja Kores ngulihken Israel pembuangen nari ku Babel, gelah banci iperluasa daerah jajahahen she ku Israel. Sekaligus ibuatna ukur umat Tuhan gelah banci ipandang sebagai pembebas si tuhu-tuhu mehuli kel ukurna. Tapi adi siidah Esra 1:1 ndai maka jelas, Tuhan sendiri simpekeke ukur Koresh, Tuhan menggerakan hati raja Koresh, walaupe tujun raja Koresh eme guna stabilitas politikna jine.

Dibata ngenca simetehsa sura-suraNa nandangi bangsaNa, eme gelah bangsaNa senang labo cilaka. Walau sekali lit bas penghukumen, cara Dibata guna mpelimbarui bangsaNa, gelah jadi bangsa si taat man Tuhan. Rencana Tuhan eme mereken wari si pepagi bagi siiarapken umatNa (Ind : Rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada umatNya masa depan yang penuh harapan). Arah peristiwa pembuangen i Babel, umat Tuhan mulihi ku bas missi awalna umat Tuhan idilo eme jadi model bangsa si nggeluh guna Tuhan, bangsa si kudus, jadi imam-imamNa (Kel. 19:5-6). I Babel me umat Tuhan jadi teladan, model man lingkunengen uga kini arusna menyikapi erbage-bage kesuliten alu tetap lit hal-hal sipositif, peluang guna erbahan simehuli. Ertina, arah si la mehuli e pe banci iobahken Tuhan jadi mehuli guna kiniulin man umatNa. Sabab Tuhan sierdolat penuh i bas kegeluhen umatNa.

Janji Tuhan arus irespon umatNa alu tetap setia ernalem man Tuhan, mengandalkan Tuhan (Erlebuh, ertoto, ndarami Tuhan alu bulat ukur), maka Tuhan ngaloi ras njumpai umatNa. Pertoton siipenangkih umatNa alu ketutusen maka ibegiken Tuhan walaupe bas pembuangen. Sebab sedekah enda, bangsa enda usur ngeliami Tuhan. Ibadah terjeng formalitas ngenca, bahkan erdua tuan, maun ersembah man Tuhan, la akapna pas ersembahka man kuasa sideban. Emaka i jenda, janji kelepasen arus irespon alu perubahen sikap i bas ernalem man Tuhan. Bulat ukur ersembah man Tuhan, la banci setengah hati.

APLIKASI

Berngi/wari enda sibahan kebaktin akhir tahun. Ngataken bujur kita ibas itaruhkenNa kegeluhenta seh ibas wari si sendah. Enda nuduhkenca maka Dibata nemani kita mentasi tahun 2021, tahun si sulit erkiteken pandemi lenga erkedungen, tapi ibas wari/berngi enda terbukti maka Tuhan si enggo naruhken kita alu mejuah-juah she ku ujung tahun enda. Kai bakal siterjadi i bas i bas tahun pepagi sikentisik nari bakal sibengketi, la ise pe metehsa.

Kai pesan Firman Tuhan man banta :

Sada lebe, berjalan tetap dengan iman. Ola kita mbiar, aru ate, walaupe lenga bo jelas wari-warinta si pepagi. Apakah pandemi sudah berakhir, itu juga masih belum pasti. Tapi sipasti, Dibata tetap mperdiateken kita anak-anakNa. Blessing in disguise (berkat tersembunyi). Ada banyak berkat-berkat yang disediakan Tuhan, atau peluang peluang di masa sulit sekalipun. Si penting berjalan tetap dengan iman ras tetap berpikir positif, ula bene ukur/putus asa. Imani saja, rancangan Tuhan i bas geluh la enggo pernah rancangen kecelakan tapi rancangen damai sejahtera, si la mehuli pe banci iobahken Tuhan jadi mehuli banta. I bas siaran Motivasi Kick Andy Perempuan Hebat tidak menyerah Cobaan Hidup yang Berat  “Yesaya  Fermindi Hohu Penyntas kangker  payudara stadium 4  si enggo menyebar ku piga piga anggota tubuhna sideban, bahkan ku tulang belakang sierbahanca la nari ia banci erdalan.Tapi  bas sakit pinakit sialamina tetap ia ngasup jadi berkat.  Emaka i bas dahinna sebage tukang kacamata, sen siipepulungna, sebagian iberekenna man kalak si membutuhken. Dalam sakit penyakit yang dia alami, tetap produktif, bertahan, bersyukur dan menjadi berkat.

Sipeduaken, gelah rancangen Tuhan tetap erdahin i bas geluhta, maka baginta eme tetap ernalem man Tuhan. Ngasup kita tetap bertahan, , megeggeng bersyukur i bas erbage bage hal si labagi ukurta sekali pe adi tetap kita mengandalken Tuhan i bas geluhta. Bagi nina Jeremia man bangsa Israel, ertoto, erlebuh man Tuhan alu pusuh sidem pengateken bujur, ras ndarami ia alu bulat ukur.

Tuhan memberkati kita mengketi tahun simbaru tahun perkuah ate Tuhan 2022. Amin.

Pdt. Larena br. Sinuhadji

Khotbah Natal 25 Desember 2021 : Lukas 2:1-7

Invocatio      : "Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal 

                      kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya.” (1 Yoh. 5:11)

Bacaan         : Jesaya 62:6-12 (Antiphonal)

Khotbah       : Lukas 2: 1-7 (Tunggal)

Tema           : Yesus Telah Lahir (Jesus Enggo Tubuh)

PENDAHULUAN

Injil Lukas menjelaskan bahwa Allah dalam Karya penyelamatanNya bekerja didalam sejarah Dunia, dan memakai siapa saja yang dipilihNya untuk menjadi bagian dalam karya KeselamatanNya bagi dunia.  Bagi penulis Injil Lukas, Natal merupakan peristiwa Sejarah melalui kehadiran Allah sebagai manusia sejati untuk menyelamatkan manusia. Dia menyatakan diriNya sebagai Allah yang berinkarnasi di dalam diri Yesus Kristus, yang lahir di kandang domba di kota Betlehem. Karya Keselamatan Allah yang luar biasa itu justru diwujudkan dengan beragam kontradiksi, mulai dari peristiwa kelahiran Yesus yang penuh dengan kesederhanaan,  Allah yang hadir ke dunia, lahir sebagai manusia di sebuah kandang yang kotor & hina. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang tercatat dalam sejarah dunia, pada zaman Kaisar Agustus di Kekaisaran Romawi ( Luk. 2 : 1 )

PENDALAMAN TEKS

Allah dapat memakai siapa saja untuk menggenapi rencana Karya KeselamatanNya (ay. 1-2)

Peristiwa kelahiran Yesus dalam Injil Lukas diceritakan oleh Lukas dengan ringkas dan sederhana dan memulainya dari perintah sensus yang dikeluarkan oleh Kaisar Agustus yang menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia” (ayat 1 ). Lukas menempatkan kelahiran Yesus dalam sejarah dunia, yaitu pada zaman Kekaisaran Romawi yang dikenal pada zaman itu meliputi seluruh dunia diperintah oleh Kaisar Agustus, yang nama lengkapnya ialah Julius Caesar Octavianus, memerintah tahun 30 BC sampai tahun 14 Masehi. Kaisar Agustus dihormati sebagai Kaisar yang agung dan mulia, dianggap sebagai juruselamat, pembawa berkat dan kemakmuran bagi Romawi. Di jaman itu pulalah Yesus lahir sebagai Juruslamat dunia. Jika Kaisar Agustus dianggap sebagai juruselamat bagi orang Romawi, tapi keselamatan yang diberikannya hanya sebatas berkat duniawi &  kemakmuran & itu pun terbatas hanya bagi orang-orang Romawi saja, sebaliknya Yesus adalah Juruselamat dunia, yang membawa keselamatan bagi dunia, tidak hanya menjamin kehidupan yang sementara di dunia tapi sekaligus menjamin kehidupan yang kekal di surga sebagaimana teks Invocatio kita 1 Yoh. 5:11.

Dengan adanya sensus ini Yusuf dan Maria harus pergi ke Betlehem (ay 3-5) sehingga akhirnya Yesus lahir di Betlehem (ay 6-7), hal ini menggenapi nubuat nabi Mikha dalam Mikha 5:1 yang berbunyi: "Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala".

Tanpa ia sadari, kaisar Agustus melakukan sesuatu yang menyebabkan tergenapinya nubuat Firman Tuhan. Ini bukan sebuah kebetulan, tetapi Tuhan dapat memakai siapa saja untuk menggenapi RencanaNya!

Allah memakai Kaisar Agustus, juga Maria & Yusuf dalam skenario Karya keselamatan yang sudah dinubuatkan oleh para nabi, juga oleh Jesaya sebagaimana Bacaan Alkitab kita, Jesaya 62:6-12, bahwa Keselamatan akan datang atas bangsaNya, keselamatan atas Yerusalem akan dinyatakan.

Menjadi alat Karya Tuhan, menuntut ketaatan walau harus harus melewati berbagai tantangan (ay 3-5):

Sensus ini mengharuskan setiap orang untuk mendaftarkan diri di kotanya sendiri

(ay 3).

Yusuf adalah keturunan Daud (1:27 2:4), demikian juga dengan Maria (1:32,69). Yesus memang harus muncul / lahir dari keturunan Daud (bdk. Yes 11:1 Yer 23:5-6 Mat 1:1,6 Luk 3:31 Ro 1:1-3 2Tim 2:8). Jarak Nazaret ke Betlehem sekitar 80-90 mil. Ini jelas merupakan penderitaan, khususnya untuk Maria yang sudah hamil tua. Mereka taat kepada pemerintah sekaligus juga berserah dan tunduk pada

kehendak & pemilihan Tuhan atas mereka, walau dalam ketaatan dan kepatuhan mereka, bukanlah jalan yang mulus tetapi jalan yang penuh perjuangan & tantangan yang mereka hadapi !

Yesus Lahir di kandang Yang Hina agar bisa dijangkau & dijumpai siapa saja (ay. 6-7)

Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan. Kenapa Allah yang mewujud dalam rupa manusia harus lahir di kandang hewan? Sesungguhnya, Allah sanggup menyediakan tempat yang sangat layak bagi kelahiran Yesus, sang Putra Natal, tapi justru membiarkan diri-Nya hadir di tempat yang paling hina. Itulah Kabar Baik dari peristiwa Natal, walau penuh dengan kontradiksi: Bayangkan ... Allah yang menjadi manusia, Raja di atas segala raja datang bukan dengan kebesaran & kemuliaan tapi dengan kerendahan hati bahkan kehinaan, bukan di Yerusalem, ibu kota kerajaan, tapi di Betlehem, sebuah kota kecil yang tak masuk hitungan,  bukan di istana megah tapi di kandang hina, bukan dengan jubah mewah tapi dengan kain lampin, bukan di singgasana tapi di dalam palungan.

APLIKASI

Allah sanggup memakai siapa saja untuk melaksanakan dan menggenapi rencanaNya, bahkan orang yang tidak mengenalNya sekalipun. Sebagai orang-orang yang sudah mengenal & mengalami kebaikan Tuhan, harusnya kita lebih siap dan bersedia lagi dipakai oleh Tuhan untuk pekerjaan dan karyaNya yang besar bagi dunia ini.

 Menjadi alat Karya Tuhan yang ajaib tidak menjamin perjalanan hidup yang kita lalui akan mudah dan mulus, tapi sebagaimana Yusuf dan Maria, sekalipun mengalami banyak tantangan & pergumulan dalam mewujudnyatakan Karya Allah melalui diri mereka,  mereka tetap taat dan tunduk, menjalani semua skenario Karya dan rencana Allah dalam hidup mereka.

Yesus datang untuk semua orang, tak pandang bulu, miskin atau kaya, bangsawan atau rakyat jelata, tidak ada orang yang terlalu hina untuk datang kepada Yesus. Ada banyak orang, mungkin hingga hari ini, yang tidak berani menghampiri dan menjumpai Tuhan, merasa diri sangat tidak layak karena selalu dipandang sebelah mata oleh orang-orang di sekitarnya, menganggap dirinya seorang yang hina dan pendosa. Dan kemudian menghakimi dirinya sendiri bahwa Tuhan pasti tidak mau lagi berjumpa dengan-Nya. Natal adalah solidaritas Allah kepada manusia, Allah yang solider kepada orang-orang yang tak diperhitungkan, tersisih dan termarjinalkan, maka seharusnya dalam perayaan Natal nyata bentuk solidaritas kepada sesama. Natal mengajak kita menyatakan cinta kepada semua orang, terutama yang kecil, lemah dan tak berdaya. Natal meruntuhkan perbedaan jarak, sebab Natal adalah hadiah Allah bagi segenap umat manusia. Refleksi & perenungan : Seberapa banyak prosentase biaya Natal di runggun kita yang diperuntukkan sebagai wujud & bentuk solidaritas bagi sesama?

PENUTUP

Natal yang kita rayakan menegaskan kembali kepada kita, bahwa Allah sungguh-sungguh peduli, solider kepada kita dan Dia hadir mempertaruhkan segala sesuatu, termasuk diriNya, untuk mewujudkan “kesukaan bagi dunia”. Oleh karena itu, sungguh sebuah ironi, ketika Natal hanya menjadi “kesukaan bagi kita”, ketika Natal yang kita rayakan hanya memperlihatkan semakin jelasnya kesenjangan sosial antara yang “berpunya” dengan yang tidak berpunya. Sungguh sebuah ironi & kesalahan besar jika hanya di dalam gereja kita melantunkan pujian: “Hai dunia gembiralah”, sementara di sekitar gereja kita, ada orang yang meratap dan mengais-ngais “tempat sampah” gereja yang penuh dengan kotak-kotak makanan sisa perayaan Natal. Rayakan Yesus yang Telah Lahir, dengan mengembalikan Natal sesuai dengan hakikatnya, menghadirkan kesukaan bagi semua, menghadirkan Kasih dan solidaritas Allah bagi sesama. SELAMAT NATAL, Tuhan Memberkati !

Pdt. Jenny Eva Karosekali

GBKP Rg. Harapan Indah

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate