Khotbah Minggu Tgl 30 Januari 2022 : Yeremia 1:4-10
Invocatio : Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti aku telah mengasihi kamu (Joh. 15:12).
Ogen : 1 Korintus 13:1-3
Kotbah : Yeremia 1:4-10
Tema : Ngkelengi Ras Ngelakoken Perentah Dibata, (Mengasihi dan Melakukan Perintah Tuhan)
Dalam salah satu doa Santo Fransiskus yang terkenal dia menyebutkan “Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan. Bila terjadi kebencian jadikanlah aku pembawa cinta kasih, bila ada keputusasaan jadikanlah aku pembawa harapan, bila ada kesesatan jadikanlah aku pembawa kebenaran, bila ada kebimbangan jadikanlah aku pembawa kepastian, bila ada kesedihan jadikanlah aku pembawa sukacita, bila terjadi kegelapan jadikanlah aku pembawa terang. Ya Tuhan, ajarkan aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur, mengerti daripada dimengerti, mengasihi daripada dikasihi. Sebab dengan memberi aku menerima, dengan mengampuni aku diampuni, dst….” Isi doa ini menggambarkan bagaimana seharusnya kita jadi pelaku kasih dan kebenaran dalam segala situasi.
Dalam konteks Kitab Korintus 13, Paulus mengetahui dan melihat bahwa dominasi warga jemaat yang mengatas namakan dirinya memiliki karunia Bahasa roh sudah cukup medominasi dan fanatic sehingga cenderung kepada perpecahan jemaat. Namun demikian Paulus memberi pencerahan bahwa kepandaian berbicara manusia sekalipun seperti malaikat, dikecamnya bahwa hal itu bisa sebagai sumber kegaduhan semata, mengacaukan tanpa faedah jika tidak disertai dengan kasih yang tulus yang bersumber dari kasih Allah. Oleh karena itu Paulus menghimbau supaya mengutamakan dan mengejar kasih. Kebermaknaan hidup dari orang yang memiliki karunia terletak pada kasihnya. Gong yang nyaring bunyinya dan canang yang gemerincing biasanya diletakkan di kuil-kuil Dionisius di Korintus. Gong itu tidak begitu berharga kalua oranag-orang yang mendengarkannya tidak memenuhi makna panggilan gong dan canang itu. Sama dengan orang yang pandai bernubuat tidak berarti apa-apa kalau hidupnya tidak dibarengi dengan kasih. Kasih yang dimaksudkan Paulus disini menunjuk kepada Kasih Allah melalui Tuhan Yesus Kristus. Kasih yang penuh pengorbanan, pengorbanan yang diberikan kepada semua orang tanpa pandang bulu. Karunia sedahsyat dan seagung apapun jika tidak dibarengi dengan kasih yang melihat sesama adalah sama maka karunia itu pun sia-sia dan sama dengan gong dan canang yang besar suara daripada postur diri, besar suara yang tidak memberi makna bagi melihat sesama adalah sama maka karunia itu pun sia-sia dan sama dengan gong dan canang yang besar suara daripada postur diri, besar suara yang tidak memberi makna bagi orang lain.
Rencana Tuhan tidak terbatas dari hal yang material, tidak dapat dibatasi oleh hal apapun dalam mewujudkan rencanaNya. Dia memiliki kehendak bebas dan itulah pribadi Tuhan. Oleh karena itu Dia tidak terputus atas alasan Yeremia yang tidak memiliki kecakapan bicara dan masih muda bukan suatu hal yang sulit buat Tuhan. Kata “apapun yang kuperintahkan, dst….. haruslah kau sampaikan”, merupakan jawaban Tuhan yang sangat akurat terhadap keluhan Yeremia. Dia menyebut bahwa dia tidak pandai berbicara, tetapi Tuhan pada dasarnya hanya membutuhkan orang yang mau dan setia menyampaikan apa yang Tuhan perintahkan saja, tidak lebih. “jangan takut” adalah motivasi dan sugesti Tuhan yang paling menguatkan Yeremia. Lewat teks khotbah ini kita diajak supaya seperti perjuangan Yeremia, tidak mengenal lelah, tidak gentar, tidak surut untuk menyatakan yang benar. Kita harus percaya bahwa Tuhan menaruh tangannya di mulut kita sembari menyampaikan pesan yang akan kita sampaikan ke dunia sekeliling kita. Pesan itu adalah pesan damai sejahtera yang bercirikan keadilan dan peramaian. Kita harus percaya bahwa kta dipilih dan diutus Tuhan untuk mengokohkan kebenaran dan keadilan. Yeremia dipilih menjadi pewarta ke semua bangsa-bangsa. Kita pun harus berani dengan metode dan strategi yang tepat dan efektif untuk menyuarakan berita kenabian kita kepada semua umat.
Minggu ini kita diingatkan untuk tetap melakukan perintah Tuhan sembari menjadi saksiNya yang menampilkan kasih untuk dunia ini. Karunia-karunia yang dicurahkan sebagai perwujudan kasih akan membangun pertumbuhan iman, akan membawaa efek terhadap pertumbuhan iman orang yang menerima pelayanan atas karunia yang kita peroleh. Seketika itu juga kita akan bersukacita dan membuka peluang terhadap pertumbuhan iman kita, sebab kita senang dan sejahtera jika orang lain sejahtera. Tidak ada yang kebetulan, semua bisa terjadi atas kehendak Allah. Tuhan tidak menuntut atas apa yang tidak ada dalam diri kita, tapi Tuhan mau agar karunia, kemampuan yang sudah Tuhan percayakan kepada kita itu dipakaikan untuk kemulianNya dalam kasih dan ketaatan. Buah dari Hubungan dan ketaatan kita kepada Tuhan haruslah tampak dalam kasih bagi sesama.
Pdt. Dian Krista Sitep