Suplemen Mamre ; Bacaan Yakobus 2 : 14 - 16
PA Mamre Minggu, 28 – 03 Februari 2018
Bacaan : Yakobus 2 : 14 - 26
Tema : Bapa Yang Melakukan Firman Tuhan (Keluarga, Gereja)
PENGANTAR
Surat Yakobus digolongkan ke dalamsuratKatholike Epistole bersama dengansurat Yudas, surat 1 Petrus, surat 2 Petrus, dan ketiga surat Yohanes, yang ditulis sekitar tahun 62Masehi.Penulis Surat Yakobus seorang Kristen keturunan Yahudi yang tinggal di luar Palestina, ia mungkin memegang jabatan sebagai pengajar(band. Yakobus 3 : 1). Surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen yang hidup terpencar-pencar dalam masyarakat, agaknya di luar kota-kota besar.
Keadaan akhlak umat yang menjadi sasaran surat Yakobus tidak amat menggembirakan, Pada Yakobus 2 : 2 – 4 memperlihatkan umat yang pilih kasih dengan mengutamakan orang kaya. Ada umat yang mengejar pangkat (Yakobus 3 : 1 – 2), ada umat yang dengan angkuh mengejar untung perdagangan dengan tidak memperhitungkan Allah (Yakobus 4 : 13 – 17), ada yang bertengkar dan bertikai (Yakobus 4 : 1 – 2), mencintai dunia (Yakobus 4 : 4), ada yang tidak berbuat sesuai dengan iman kepercayaannya (Yakobus 2 : 14 – 19; 1 : 25), juga ada tuan-tuan tanah yang tidak adil (Yakobus 5 : 1 – 4). Ada dua pokok utama yang disoroti surat Yakobus yaitu pertama hikmat kebijaksanaan sebagai cita-cita moral (Yakobus 3 :13 – 18) serta hakekatnya sebagai karunia penyelamatan (Yakobus 1 : 2 – 12) dan kedua, iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (Yakobus 2 : 14 – 26).
Tafsiran Yakobus 2 : 14 – 26.
Ayat 14 – 17. Mengajarkan bahwa rasa simpati (belas kasih) harus diwujudkan dalam tindakan nyata.Iman tanpa perbuatan adalah mati. Inilah bagian yang secara istimewa akan menarik orang-orang Yahudi. Dalam Galatia 2 : 10, ketika para pemimpin gereja di Yerusalem memutuskan bahwa Paulus diutus pada bangsa-bangsa lain, satu perintah yang diberikan kepadanya, yaitu agar ia tidak melupakan orang-orang miskin. Bagi orang Yahudi memberi sedekah merupakan hal yang terpenting.Sebaliknya penekanan pada rasa simpati dan sedekah adalah hal yang asing bagi orang yang berasal dari Yunani. Ajaran Stoa Yunani mengenai “apatis” atau mati rasa sepenuhnya. Menurut ajaran ini gambaran manusia yang yang sempurna dan bahagia dialah orang yang tidak memiliki ‘rasa’ karena rasakasihan kepada orang miskin dan sedih melihat orang yang menderita mengacaukan ketenangan jiwanya. Sebaliknya bagi orang Kristen, harus sadar akan kehendak Allah, memiliki rasa simpati dan belas kasihan tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata sehingga firman itu hidup dalam diri dan perbuatan kita.
Ayat 18 – 19. Bagi penulis Surat Yakobus tidak ada perbedaan antara iman dan perbuatan dan keduanya seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, sehingga seorang tidak bisa memilih mana yang lebih penting atau mana yang ingin dimiliki. Penulis Surat Yakobus pun menekankan bahwa tidak bisa memilih salah satu (imanatau perbuatan) tapi harus keduanya..Dalam kehidupan Kristen harus ada keseimbangan dan keselarasan antara pemikiran dan tindakan, doa dan usaha, dan antara iman dan perbuatan.
Ayat 20 – 26. Perbuatan-perbuatan baik hanya dapat diupayakan dan dikerjakan melalui iman. Tindakan dapat dimulai ketika seseorang memiliki iman sebagai dasar yang telah dianugrahkan kepadanya. Tidak seorangpun yang akan pernah terdorong untuk bertindak benar tanpa disertai iman, dan tidak ada iman seorang yang murni yang terlihat kecuali jika ia mewujudkan iman tersebut dengan tindakan.
Renungan
Dua ilustrasi mengenai iman dan perbuatan telah ditunjukkan oleh Abraham dan Rahab. Abraham adalah contoh sosok dengan iman yang teguh, iman percayanya dibuktikan dengan mempersembahkan anaknya ishak atas perintah Allah. Rahab adalah seorang yang pernah melindungi para pengintai yang diutus mengintai Tanah Perjanjian (Yosua 2 : 1 – 21), menunjukkan imannya kepada Allah Israel walaupun ia bukan berasal dari bangsa Israel. Pengakuannya kepada para pengintai membuktikan bahwa dia memiliki iman.Dari gambaran Abraham dan Rahab diperlihatkan bahwa iman dan perbuatan tidak boleh dipertentangkan pada kenyataannya, keduanya tidak bisa dipisahkan.Demikian juga sebagai bapa di dalam keluarga, mari kita mewujudkan firman Tuhan yang kita imani melalui perbuatan-perbuatan kita di dalam keluarga dan ditengah-tengah gereja.
Diskusi :
1. Berikan contoh dalam kehidupan dimana iman tanpa perbuatan
2. Demikian juga, berikan contoh bila iman disertai dengan perbuatan
Pdt. I. B. Manik, M. Th., D. Min.