Minggu Tgl 14 Juni 2020 ; Matius 12 :15 - 21
Invocatio :”Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepadaMu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari Tuhan!” (Yunus 2:9).
Bacaan : Amos 5:6-14 (Responsoria)
Khotbah : Matius 12:15-21 (Tunggal)
Tema : Hamba Pilihan Allah
A.Pendahuluan
Menjadi hamba Tuhan, memberitakan perbuatan-perbuatan Allah adalah tugas orang percaya. Dalam 1 Petrus 2:9 dikatakan “ Tetapi kamu lah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib”. Seluruh anggota jemaat mengambil bagian sebagai hamba yang telah ditebus oleh Kristus. Menjadi hamba Tuhan bukan hanya didasari pada sebuah jabatan/status tapi sebuah ke rela an untuk dipakai Tuhan sebagai perpanjangan tanganNya untuk menyatakan kasihNya pada dunia ini.
Menjadi hamba Tuhan dibutuhkan komitmen dan ketaatan pada Tuhan sang Peminpin kita. Pada situasi kita sekarang ini, ketaatan pada Tuhan adalah sesuatu yang jarang diperlihatkan, karena pola pikir yang berkembang saat ini membuat manusia menjadi penentu. Manusia cenderung berfikir segala sesuatu kebenaran adalah relative, sehingga segala sesuatu harus berdasarkan pemikirannya. Bagi Kita Yesus adalah teladan seoarang hamba yang sejati.
B.Isi
Invocatio:Yunus 2:9, Menunjukkan doa ucapan syukur nabi Yunus dari dalam perut ikan. Ia telah mengingkari panggilan Tuhan yang menyuruh pergi ke Niniwe, tapi Yunus melarikan diri ke Tarsis. Dalam perjalanannya kapal yang ditumpanginya diterjang ganasnya ombak laut, hingga akhirnya Yunus dibuang ke laut dan atas penentuan Tuhan seekor ikan besar menelan Yunus. Di dalam perut ikan Yunus berdoa kepada Tuhan,menyadari kesalahannya, berseru kepada Tuhan dan mengucap syukur bahkan bernazar akan tetap memberitakan keselamatan dari Tuhan.
Amos 5:6-14: Dalam teks ini Nabi Amos mengingatkan bangsa Israel supaya meninggalkan sikap hidup yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Kehidupan bangsa Israel pada zaman nabi Amos berada pada kejayaan karena banyak wilayah yang sudah dikuasai, secara ekonomi banggsa Israel makmur serta situasi politik yang aman. Tetapi hidup keseharian bangsa ini sungguh tidak berkenan dihadapan Tuhan, ketidak adilan serta penyembahan berhala. Mengubah keadilan menjadi ipuh dan menghempaskan kebenaran ke tanah. Bangsa ini benar-benar jauh dari Tuhan, Tuhan menyuruh Nabi Amos mengingatkan bangsa Israel akan dosa-dosanya di hadapan Tuhan.
Matius 12:15-21: Teks ini menyampaikan gambaran tentang Yesus sebagai Mesias- Raja yang di nubuatkan. Apa yang dilakukan Yesus dalam pelayananNya sudah dinubuatkan oleh Yesaya.
Ay. 15-16:Orang-orang Farisi bersepakat hendak menyingkirkan Yesus. Yesus menanggapi hal itu dengan menghindari mereka dengan cara berpindah dari tempat itu. Bahkan Dia melarang orang-orang yang mengalami kuasa mujizatNya dan menceritakan hal itu kepada orang lain.
Ay. 17-18: Genaplah apa yang telah dinubuatkan Yesaya yaitu Allah memperkenalkan orang pilihanNya dengan istilah “Hamba”. Istilah ini dgunakan untuk orang yang melaksanakan maksud Allah. Dalam PB itu merujuk kepada Yesus yang adalah Mesias. Tokoh utama dalam kutipan ini adalah Hamba Tuhan. Dia tidak memperkenalkan diriNya sendiri tapi Allah lah yang berinisiatif memperkenalkan HambaNya. Keberadaan Hamba Tuhan yang dipilih Allah menunjukkan hubungan yang erat antara Allah dengan Hamba Tuhan (Mat.6:9; 11:25,26,27; 24:36; 28:19). Tugas Hamba Tuhan itu menyatakan hukum Allah, penegakan kerajaan Allah yang akan menjadi Raja dan Hakim yang bukan hanya untuk bangsa Israel tapi juga seluruh bangsa-bangsa.
Ay. 19. Cara Yesus Melayani, Ia tidak akan berbantah atau berteriak memiliki makna tidak melawan dengan kasar, marah atau berdebat dan tidak akan mendengar suaraNya dijalan-jalan. Sangat berbeda dengan sikap orang Farisi yang keras dan berapi-api dalam pengajaran juga tindakan. Yesus sebagai Hamba tidak mencari pembelaan dari orang lain, bahkan Ia tidak membela diriNya sendiri. Ia tidak menyerang orang-orang Farisi dengan dengan kata-kata atau mempermalukan mereka didepan umum walaupun ini mudah dilakukanNya.
Ay. 20. Kesabaran Yesus sebagai Hamba ditunjukkan dengan cara melayani, buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskanNya, sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya. Di Mesir buluh merupakan tanaman yang tumbuh didaerah rawa dan berkumpul seperti bambu, tumbuh dua belas kaki, tipis, akan rebah bila dihembus angina yang keras kemudian tegak pada posisi semula. Ini sungguh berbeda dengan peminpin dunia yang sering sekali mengunakan kekerasan supaya tujuan cepat tercapai. Buluh yang patah terkulai serta sumbu yang pudar nyalanya merupakan metapora dari orang-orang yang lemah secara fisik, ekonomi, status, mereka yang ditolak yang dinilai rendah dalam masyarakat. Ia merangkul orang-orang berdosa (bnd 9:13) bahkan memanggil orang-orang yang letih lesu (11:28-30).
Ay. 21. Karena pelayanan Hamba Tuhan dalam menegakkan Hukum Allah, maka bangsa-bangsa akan terus-menerus berharap kepadaNya, kehadiranNya memberikan damai sejahtera bagi semua bangsa-bangsa.
C. Penutup
Tuhan Allah tetap menunjukkan kasihNya kepada manusia, walaupun manusia kadang tidak mampu bersyukur serta mengunakan setiap kesempatan yang Dia beri untuk perbaikan hidup yang lebih baik. Nabi Yunus mengelak ketika Tuhan menyuruhNya pergi ke Niniwe, Ia malah pergi ke Tarsis yang mengakibatkan ia dibuang ke laut. Tapi atas penentuan Tuhan seekor ikan besar menelannya, Yunus tidak mati, selama 3 hari ia berada dalam perut ikan. Tuhan ingin orang Niniwe bertobat, sementara Yunus ingin orang Niniwe dihukum Tuhan karena telah berbuat jahat kepada bangsanya. Tuhan Allah mengasihi semua orang, semua bangsa di dunia ini. Termasuk dengan situasi kita saat ini, Allah tetap mengasihi dan menyertai kita melewati wabah covid 19.
Allah telah memilih HambaNya untuk memberitakan kebenaran Allah. Nabi Amos dengan berani mengecam kehidupan bangsa Israel yang jauh dari Tuhan, Nabi Amos tidak takut dan terus menerus menyuarakan pertobatan kepada bangsa Israel. Pada zaman kita sekarang ini semua anggota jemaat adalah hamba Tuhan, yang telah diselamatkan dan dipilih untuk menyatakan kebenaranNya. Pengakuan sesungguhnya tentang “kita sebagai hamba Tuhan “ bukan karena sebuah jabatan tapi mengandung konsekuensi praktis dalam hidup, yaitu adanya relasi yang jelas antara Tuhan dan ketaatan pada pinpinan Tuhan. Pengakuan itu harus dibuktikan dengan sikap yang benar dalam menaati Tuhan. Bagi kita Yesus adalah patron seorang hamba. Paulus dengan sangat jelas mengatakan dalam Filipi 2:6-7 “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”. Terlalu banyak hal yang kita pertahankan dalam hidup dan pelayanan akan menghalangi kita untuk menjadi hambaNya yang sejati.
Minggu ini adalah minggu UEM (United Evangelical Mission), yang mengingatkan semua anggota jemaat GBKP yang akan mengambil bagian dalam kegiatan UEM. Salah satu kegiatan nya adalah dengan mendukung program “UEM Sunday” yang ditandai dengan memberikan persembahan dalam ibadah minggu untuk “United Action” yang disetorkan moderamen ke UEM. Dana ini akan dipakai untuk kegiatan-kegiatan UEM, terlaksananya kegiatan ini di dorong oleh pemahaman bahwa kita diutus bukan hanya utk orang-orang GBKP, untuk Indonesia saja, tapi kita diberi kesempatan untuk terus menerus mengambil bagian dalam pewartaan Kabar Baik bagi seluruh bangsa-bagsa di dunia ini.
Pdt.Rena Tetty Ginting
Runggun GBKP Bandung Barat