Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Suplemen PA MORIA : Josua 24 : 14-18 ; Tgl : 27 Sept-03 Oktober 2020

Nats             : Josua 24:14-18

Thema          : Mabai Isi Jabu Nembah Tuhan

Tujuan          : Gelah Moria :

·      Meteh komitmen Josua mabai isi jabuna mpehaga dingen nembah Tuhan

·      Ngaturken kebaktin keluarga

Metode         : Kesaksian dan Aksi              

1.    Bena Kata

Jabu eme Gereja kecil itengah-tengah doni enda, sebab lit ije Bapa Nande ras anak-anak nggeluh ibas jabu e. emaka jabu enda me si banci menentuken kuga perkembangen persekutuan ku si lebih mbelin eme Gereja secara umum. Rumah tangga eme basis awal manusia erlajar si la mehuli, bagepe spitual ras IPTEK, emaka adi enggo salah awalna ibas Jabu e maka banci terus menerus terjadi si mehuli, tapi adi jabu e la iawali alu si mehuli maka banci jabu epe erdalan alu mehuli. Emaka sibabai lah jabunta nembah Tuhan Dibata.

2.    Urian teks

Josua eme pemimpin Israel singgantiken Nabi Musa, janah iame naruhken Bangsa Tuhan she ku taneh perpadanen (Tanah Kanaan). Tentuna laka bo sitik hal-hal si mberat siman hadapen Josua, sebab bangsa enda termasuk bangsa si sulit kel ngaturkenca. Emaka Josua hanya berharap man Dibata saja erkiteken labo lit kengasupenna ngaturkenca. Emaka Josua nehken kai si ipeseh Dibata man umatNa, terutama keluarga. Emaka I awalina alu mpetandaken Dibata si enggo mabai I taneh perbudaken : Pehagalah Tuhan Janah sembahlah ia alu tutus ate ras patuh. Tentuna enda sue ras Hukum Torat si pemena. Bagepe ngingetken maka harus mpedauh Dibata sini sembah nindu I mesopotami. Kepeken bangsa enda enggope itehna Dibata e si membebasken Nini na I taneh perbudakan tapi banna ka laguna. Emaka alu tegas Josua ngorati umat Israel “Aku Ras isi Jabu ku Tuhan saja Kusembah”. Janah ibanna pilihen man bangsa e, apai ipilih ndu..? Emaka bangsa e ngataken maka Ndigan pe la kami nggit nadingken Tuhan. Isingetken Bangsa e ka maka kuga bangsa e I sampati Dibata ngelawan musuh-musuhna, Emaka kami pe nembah man Tuhan. Ia kap Dibata kami

3.    Renungan

Arah bahan ras Temanta enda maka sebagai Moria GBKP, sini ikataken Tiang Doa ibas jabu, emaka kuga peranan Nande itengah Jabu, peranen Nande eme sentrakl ija sindeher kal bas perbulangen bagepe anak-anak, Nande eme Ingan tertande, ertina Nande situhuna megegeh untuk melindungi isi jabu e. Gelah jabu e tetap berhubungen ras Dibata, sebab paksa gundari enda banci si idah jabu e rentan kal ibas perpecahen, rentan kal ibas masalah-masalah, apai ka si sangana Covid 19 enda tetap denga merebak itengah-tengah bangsanta. Emaka berpengaruh kal nandangi anak-anak, bagepe perbulangen gelah tetap ibas kiniteken man Tuhan Yesus. Emaka sibabailah anak Jabunta gelah tetap erkiniteken man Tuhan, ras kita pe tetap mabai isi jabunta kerina gelah mengandalken Dibata bagi Josua ras isi Jabuna. Bagepe bagi pengakuan umat Israel, nginget kuga perbahanen Dibata sitetap mehuli nandangi ia kerina, bagepe nini nini na nari. Emaka la ia nggit nadingken kuasa ras keleng ate Dibata. Bagepe kita maka perlu rusur si inget kuga keleng ate Dibata e nandangi jabunta, emaka tetap si ajarken man isi jabunta, gelah anak jabunta e pe pagi banci ka nehken/ngajarken keluarganaka gelah nggeluh er Dibata, Erkeleng ate nandangi kalak sideban. Pengakuan Josua terus I Budayaken itengah-tengah jabu.

              “ TAPI ADI AKU RAS ISI JABUKU, TUHAN SAJA NGENCA ISEMBAH KAMI”

Salam, selamat Er PA

Pdt Andarias  Brahmana

Ketua  Klasis Jakarta  Kalimantan 

Suplemen PA Mamre : Titus 2 : 1-2 ; Tgl 18 – 24 Oktober 2020

Mampu Menguasai Diri(Karakter Mamre Penguasaan Diri)

Titus 2:1-2

Tujuan PA     : 1. Penguasaan diri adalah karakter yang menyenangkan Tuhan

                      2. Mampu menguasai diri dalam berbagai tantangan dan godaan

          Dalam Galatia 5:22-23, dituliskan tentang buah-buah Roh. Salah satu tanda kehidupan sesorang dituntun Roh Kudus adalah dimampukan dalam penguasaan diri. Mengapa penguasaan diri penting? karena dengan penguasaan diri seseorang dapat membatasi dirinya agar menjauh dari godaan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik, bahkan yang mungkin dapat merugikan diri sendiri. Penguasaan diri membuat seseorang berproses memberi pertimbangan atas apa yang baik dan yang tidak baik. Melihat resiko ataupun keuntungan dari sebuah tindakan yang diambil. Misalnya jika terjadi suatu masalah, seseorang yang tidak dapat mengendalikan diri akan sangat mudah marah. Hal ini bisa menimbulkan perkelahian, ancaman bahkan kerusakan yang kemudian disesali. Sebaliknya dengan penguasaan diri, seseorang dapat lebih dahulu bersikap tenang menghadapi masalah dan meresponnya dengan tindakan tepat.

          Seorang Kristen seyogyanya memiliki karakter penguasaan diri, dalam kebijaksanaan dari tuntunan Firman Tuhan. Hal ini terlihat dari, tidak mudah dikendalikan emosi atau keinginan sesaat saja, melainkan memiliki keteguhan hati dalam hal yang berkenan di hadapan Tuhan. Paulus memberikan nasihat kepada Titus dan jemaat pulau Kreta, untuk dapat menjaga diri dengan menjalankan pengajaran yang pantas untuk diteladani. Salah satunya dengan menekankan kewajiban orang tua, pemuda dan hamba untuk bersikap sesuai dengan ajaran yang sehat (doktrin yang benar).

Pengajaran sangat mempengaruhi tingkah laku. Sehingga ajaran yang sehat, baik dan benar akan membentuk kepribadian yang baik pula, begitupun sebaliknya. Seorang Kristen khususnya orang tua yang telah memiliki pengalaman hidup dalam iman, penting menerapkan ciri pengajaran yang sehat yakni memberi teladan. Hal ini bertujuan agar masing-masing pribadi Kristen semakin dewasa dalam iman dan membuahkan prilaku yang patut diteladani, khususnya dalam hal penguasaan diri atau bersikap bijaksana.

Paulus mengatakan tentang pentingnya keteladanan laki-laki tua bagi orang yang lebih muda. Laki-laki tua yang dimaksudkan bukan berdasarkan usianya saja, melainkan juga penggambaran laki-laki yang patut diteladani tingkah laku dan pengajarannya. Inilah estafet pengajaran yang baik dan kesaksian akan Kristus. Mereka yang telah mendengar dan melakukan Firman Tuhan, akan hidup dalam kesederhanaan, terhormat, bijaksana (terjemahan Karo: engkuasai diri), sehat dalam iman, dalam kasih dan ketekunan. Semua itu menjadi satu kesatuan dari seorang Kristen yang patut menjadi teladan akan Kristus. Karakter tersebut menyenangkan Tuhan.

Dalam aplikasi kehidupan, tentu banyak sekali tantangan yang dapat membuat seorang Kristen tergoda meninggalkan pengajaran sehat dan penguasaan diri. Bisa datang dari dalam diri sendiri, yang masih mudah mengikut arus hidup kedagingannya. Begitupun hal-hal yang datang dari luar diri, mungkin cemoohan, tidak mendapatkan penerimaan, dianggap sombong dalam menyatakan Firman Tuhan melalui hidupnya. Namun, melalui Firman Tuhan yang disampaikan Paulus, Mamre GBKP belajar mengenal kehendak Allah bagi hidupnya. Melatih diri untuk berkarakter bijaksana dan menguasai diri. Memang hal ini butuh proses. Tentunya pertolongan Roh Kudus akan memampukannya.  

Mamre GBKP perlu belajar agar tidak mudah tergoda ajakan dunia dan nafsu sesaat. Banyak orang yang jatuh dalam dosa karena tidak mampu menguasai diri. Harta, tahta, wanita adalah beberapa hal yang bisa membuat seorang laki-laki Kristen khususnya sebagai Mamre GBKP tergoda meninggalkan pengajaran sehat dan teladan hidup. Terlebih di zaman yang semakin canggih, instan, mendapatkan berbagai kemudahan, seorang Kristen ditantang lebih menjaga diri dengan cara semakin dekat pada Tuhan. Penguasaan diri mengajarkan kita untuk tetap mengandalkan kuasa Tuhan. Karena kedagingan manusia lemah, namun Roh Tuhan kuat. Hendaklah dengan setia mengandalkan Tuhan dan kuasaNya akan menuntun kita tahu apa yang benar, apa yang baik, apa yang terpuji dan pantas untuk dilakukan. Datanglah dalam persekutuanNya, beribadahlah dengan setia, dalam doa dan penyembahan pada Tuhan. Hal ini akan membuat kita selalu diingatkan dan dikuatkan untuk menjauhi godaan dan tantangan bahkan menang daripadanya. Amin.

“Self control is strength, Right thought is mastery,Calmness is power” (James Allen)

Pdt  Deci  Kinta  br Sembiring

Rg  GBKP Balik Papan

Suplemen PA Mamre : Efesus 5 : 25 -30 : Tgl 11 –17 Oktober 2020

Mengasihi Isteri(HUT 36 Tahun Moria GBKP)

Efesus 5:25-30

Tujuan PA     : 1. Mempelajari cara Yesus mengasihi jemaat

                     2. Mengasihi isteri seperti Yesus mengasihi jemaat

          Ada sebuah tulisan bijak mengatakan, "Perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Bukan dari pundak untuk jadi beban. Bukan dari kepala untuk jadi atasan. Bukan dari kaki untuk jadi bawahan. Bukan dari tangan untuk jadi mainan. Tapi dari tulang samping untuk jadi pendamping, dekat dengan tangan untuk dapat dilindungi, dekat dengan hati untuk disayangi dan dekat dengan jantung untuk kehadirannya dapat dihargai" (anonim). Melalui tulisan ini, kita menyadari bahwa kehadiran isteri dalam rumah tangga harusnya menjadi sebuah sukacita bagi seluruh anggota keluarga. Terlebih dengan menyadari bahwa hubungan suami isteri adalah hubungan untuk saling mendampingi, melengkapi, menyayangi, melindungi dan menghargai.

          Siapa yang tidak mau dikasihi? tentunya semua manusia merindukan kasih sayang. Karena tanpa kasih, kehidupan akan terasa hampa tidak bermakna, kehilangan rasa. Sebagian besar orang yang kurang atau bahkan tidak merasakan kasih sayang dalam hidupnya, akan menjadikan kepribadiannya menyimpang (keras hati, kurang berempati, mudah tersinggung dan kecewa, cepat marah, mendendam dsb). Oleh sebab itu mengasihi sangatlah penting sebagai tindakan "saling" khususnya di antara pasangan hidup. Agar satu dengan yang lain dapat memberi kebaikan yang juga dilihat dirasakan orang disekitarnya sebagai kesaksian hidup.    

          Surat Paulus kepada jemaat Efesus kali ini, merupakan bagian surat yang menekankan nasihat pengajaran tentang hubungan suami isteri. Dimana hubungan tersebut harus didasari pada kasih Kristus. Paulus memberi nasihat agar kasih yang terjalin bukan semata-mata pemuas nafsu kedagingan, bukanlah suatu beban berat yang dianggap sekedar kewajiban. Sehingga  hanya terbatas status, waktu atau situasi tertentu. Melainkan ikatan suami isteri berlandaskan kasih sempurna, seperti Kristus telah lebih dulu mengasihi seorang suami dan isteri pribadi lepas pribadi.

          Firman Tuhan ini disampaikan Paulus sebagai perintah yang menentang tradisi dan kebiasaan yang merendahkan isteri (dianggap sebagai budak suami). Suami dan isteri memiliki relasi yang setara sederajat. Namun, relasi tersebut bukan merupakan relasi gender namun relasi fungsi. Terlebih di dalam Tuhan, baik suami atau isteri haruslah saling mengasihi, menghormati, menghargai dan saling melayani. Karena Kristus telah memberi teladan kasih, di tengah jemaat. Kasih Kristus tidak membeda-bedakan siapaun. Seseorang yang hidup dalam kasih Kristus juga dimampukan melakukan tugas, kewajiban dan fungsi sosialnya dengan hati sepenuh (bukan terpaksa atau tertekan). Begitu pula mampu menghargai keberadaan orang lain dan memandangnya sebagai rekan untuk saling mengasihi. Misalnya seorang suami yang telah hidup dalam kasih Kristus, pastilah dapat menghasihi isterinya seperti mengasihi dan menghargai dirinya sendiri. Terlebih saat mengingat bahwa isteri adalah penolong baginya yang diberikan dan diberkati Tuhan untuk bersama menikmati berkatNya.

          DalamrangkamemperingatiHUTMoriaGBKP,makaMamretentunyasiapmemberikanhadiahyangterbaik.Agardapatselalumenjadirekanbertumbuhdalamkasihdaniman,khususnyauntukmembangunkehidupankeluargayangtakutakanTuhan.Hadiahterbaiksalahsatunyaadalahdengansetiadalamkasihsayangyangditeladanidari kasih Kristus.

          Membangun dan mengisi kehidupan berumah tangga dan berkeluarga, tidaklah mudah. menyatukan dua kepala menjadi satu membutuhkan proses panjang dan tidak berhenti belajar. Dalam relasi ini pasti ada saatnya seseorang akan menemukan kesalahan orang lain. Namun jika kita telah mengenal kasih Kristus dan mau hidup didalamnya, maka kekurangan seseorang yang bisa membuat kita merasa kecewa, marah atau sedih, tidak akan merubah kasih mula-mula khususnya dalam hubungan suami dan isteri. Artinya kita memberi diri untuk menerima kesalahan. Tidak ada yang tidak melakukan kesalahan. Juga mau bersama belajar menjadi lebih baik dari kesalahan yang ada.

          Zaman sekarang banyak sekali godaan dan tantangan yang dapat mengubah kasih diantara pasangan. Kadang ada rasa bosan, jenuh, perasaan yang terpendam. Apalagi godaan dari luar, menawarkan kenikmatan sesaat seperti perselingkuhan, seks bebas, narkoba, judi, korupsi dll, Perasaan, karakter dan kebiasaan buruk tersebut dapat merusak citra kasih Kristus dalam rumah tangga. Oleh sebab itu ingatlah betapa baiknya Tuhan dalam kehidupan kita. Memberi berkat dan penolong, bukan hanya materi, kesehatan tapi juga kehadiran seorang isteri. Keberadaan isteri dalam kelebihan dan kekurangannya pandanglah sebagai cara Tuhan memberkati seorang suami sebagai Mamre GBKP. Mau belajar untuk tetap mengasihi, menerima satu dengan yang lain seperti kasih Kristus bagi jemaat. Amin.

Pdt  Deci  Kinta  br Sembiring

Rg  GBKP Balik Papan

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate