Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Suplemen PA Mamre : Pilipi 2 :5-11 : Tgl 4 –10 Oktober 2020

Meneladani Kritus(Karakter Mamre Rendah Hati)

Filipi 2:5-11

Tujuan PA :   1. Memahami kerendahan hati Tuhan Yesus

                   2. Meneladani Yesus dalam kerendahan hati

Setiapmanusiamerupakanbagiandarikomunitasyangmemilikiidentitastertentu,sebagaibagiandarikeluarga,gereja,ataumasyarakat. Kehidupan yang beragam dalam sebuah komunitas atau kebersamaan lebih dari seorang diri, mengharuskan setiap pribadi saling menerima dan bersikap terbuka dalam keberbedaan. Tujuannya adalah untuk mewujudkan kesatuan dalam menjalankan kebaikan bagi bersama. Penting untuk mencapai kesatuan hati, pikiran, kasih, jiwa dan tujuan. Oleh sebab itu, karakter yang diperlukan masing-masing orang adalah kerendahan hati.

Konteks saat itu, Paulus melihat munculnya ancaman internal yang berpotensi menghancurkan kesatuan dalam jemaat Filipi. Adanya sikap yang mementingkan diri sendiri sehingga menganggap orang lain tidak penting. Sikap ini merupakan wujud kesombongan karena menganggap diri lebih baik dan lebih hebat daripada orang lain. Jika hal ini terjadi tentunya dapat merusak hubungan antar pribadi dan berpotensi menghambat kemajuan dalam komunitas Kristen jemaat Filipi.

Untuk menghindari hal tersebut, Paulus menasehatkan jemaat Filipi untuk menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus (Filipi 2:5). Dengan sehati sepikir, dalam satu kasih artinya kehidupan seorang Kristen dapat mewujudkan kasih persaudaraan yang seperasaan satu dengan lainnya. Dalam kehidupannya, jemaat dapat saling memahami dan menunjukkan kasih Kristus sebagaimana yang Tuhan perkenankan. Kerendahan hati pun dapat mengarahkan jemaat untuk memiliki satu jiwa dan tujuan. Sehingga akan mengecilkan kemungkinan terjadi perselisihan dan pertentangan karena kepentingan pribadi. Jika satu dengan yang lain dapat dengan kerendahan hati mengutamakan yang lainnya maka jemaat akan tetap bersatu jiwa dan tujuan. Inilah yang menjadi kekuatan dalam menghadapi persoalan besar sekalipun. Karena telah dibangunnya persatuan Roh yang mampu tetap saling mengasihi dalam keberbedaan. Karakter rendah hati menjadi tanda kesungguhan akan kehidupan Kristen yang menggambarkan tubuh Kristus.

Kristus dalam kehormatan dan kuasaNya pun rela merendahkan hatiNya. Teladan Kristuslah yang menjadi acuan untuk kesatuan tersebut. Ia mengosongkan diri, sekalipun Kristus adalah Allah yang sejati, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan (ayat 6). Kristus menjadi sama dengan manusia, bahkan dalam rupa seorang hamba, rela menanggung penderitaan demi membahasakan kasih dan pengampunan Allah bagi manusia. Dia sebagai Allah yang tidak terbatas harus dilahirkan sebagai seorang manusia yang sangat terbatas. Inilah cara Allah membawa manusia agar  mendapatkan berkat keselamatan dan anugerah Tuhan. Kristus merendahkan hatiNya agar manusia beroleh keselamatan dengan teladan nyata.

Sebagai Mamre GBKP, pengalaman jemaat Filipi dan nasihat Paulus ini membawa kita pada pengertian bagaimana Yesus sendiri memiliki kerendahan hati sebagai teladan hidup. Merendahkan diri memang bukan perkara mudah, sebab sebagai manusia yang penuh dengan kepentingan pribadi sulit untuk selalu mengutamakan kebersamaan. Diperlukan melatih diri untuk bersikap demikian dalam relasi dengan sesama, khususnya di antara orang percaya. Keteladanan kerendahan hati diwujudkan di dalam kehidupan sehari-hari muali dari lingkup kecil yakni keluarga, bergereja bahkan juga ke masyarakat luas.

Kerendahan hati penuh kasih akan memampukan seorang Mamre GBKP untuk menerima keberadaan orang lain secara karakter, latar belakang atau pendapat yang berbeda. Bersedia mengalah untuk memperjuangkan kedamaian dan kebenaran. Tidak menonjolkan diri sendiri, tetapi juga memberi kesempatan kepada orang lain untuk maju. Mendorong dan memotivasi. inilah yang dimaksud mengutamakan orang lain, sehati, sepikir dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan (ayat 1-4). Karena di dalam Kristus, egoisme, individualisme tidak lagi menjadi prioritas pencapaian, namun perjuangannya adalah mewujudkan kesatuan dalam kasih dan meneladani Kristus. Sehingga ada kerelaan untuk saling menasehati, menghiburkan, bersekutu dalam Roh, menyatakan belas kasih. Maka marilah tetap belajar dan melatih diri agar dapat hidup dalam kesatuan dengan Kristus. Karena di dalamNyalah seseorang mengalami kuasa untuk mengubah hati dan prilaku agar menolak sikap yang mementingkan diri sendiri. Sehingga Mamre GBKP secara pribadi lepas pribadi dalam komunitas iman pun tetap memegang motto ERDIATE ERPEMERE (Peduli dan Memberi) dalam kerendahan hati seperti hati Kristus. Amin.  

Pdt  Deci  Kinta  br Sembiring

Rg  GBKP Balik Papan 

Suplemen PA Mamre : Ulangan 16 : 18-20 : Tgl 27 September –3 Oktober 2020

Memilih Dengan Bertanggungjawab dan Jujur Adil

(No GOLPUT, No Politik Uang PILKADA)

Ulangan 16:18-20 (Bdk Ul 10:16-17)

Tujuan PA       : 1. Memakaikan “hak suara” dengan bertanggungjawab dalam pemilihan pemimpin.

                     2.  Tidak terlibat dalam “money politik” dan tidak Golput

Karakter bertanggungjawab, jujur dan adil merupakan kesaksian hidup yang harusnya dimiliki seorang Kristen. Karakter tersebut melekat dan menjadi bagian dalam setiap kerja dan karya di semua bidang. Dalam pekerjaan, pelayanan, di tengah keluarga, masyarakat dan setiap saat, merupakan kesempatan menampilkan karakter bertanggungjawab dan jujur adil.

Sebagai warga negara, kita memiliki tanggungjawab politik (baik yang berpolitik praktis ataupun yang memilih tidak terjun ke dunia politik). Umat Kristen wajib berparisipasi dalam semua kehidupan bermasyarakat sesuai dengan kemampuan bukan sekedar kesempatan yang ada. Termasuk dalam kehidupan politik(Prof. Dr. Hans Magnis Suseno). Oleh sebab itu khusus dalam rangka mempersiapkan diri mendukung terlaksananya PILKADA dengan baik, diperlukan peran setiap orang untuk bertanggungjawab dan jujur dengan tidak GOLPUT dan berpolitik uang.

Dalam Ulangan 16:18-20 dituliskan bagaimana pentingnya keadilan ditegakkan disetiap tempat khususnya dalam kehidupan umat Allah. Dengan bertambahnya jumlah orang Israel, tidak menjadi alasan untuk menyimpang dari hukum Tuhan. Oleh sebab itu, selama masa kepemimpinan Musa, diangkat pulalah para hakim lainnya di antara tiap suku bangsa Israel, untuk menolong para imam dan kaum Lewi memutuskan perkara pengadilan dan kasus-kasus yang ada. Hakim bertugas membantu mengadili perkara bangsa agar lebih efektif di setiap tempat kediaman Israel (ay 18).

Hakim atas umat Allah, merupakan perwakilan Allah bagi umatNya. Maka sikap bertanggung jawab, jujur dan adil dalam berperkara sangatlah penting. Karena hal tersebut merupakan bagian Firman Tuhan yang menjadi petunjuk bagi umatNya agar beroleh keselamatan. Perintah Tuhan kepada bangsaNya tentang penegakan keadilan, disampaikan agar jangan dilakukan hal-hal yang bertentangan dengan konsep kebaikan, kasih dan kebenaran Tuhan. Oleh sebab itu mereka yang terpilih haruslah memiliki pribadi yang ideal, agar tidak berat sebelah, menolak menerima suap/sogok, tidak menindas kaum lemah bahkan tidak mau menyimpangkan kebenaran (ay 19). Jika keadilan dinyatakan bagi umat Tuhan, maka Tuhan sendirilah yang akan terus memberkati bangsaNya (ay 20).

Namun pada kehidupan sehari-hari, tentunya mewujudkan keadilan, tidak hanya tugas hakim. Sebagai umat Allah pun haruslah turut menjauhkan diri dari berbagai penindasan, ketidakadilan dsb. Pada masa itu, masyarakat Israel khususnya elit politik kerap kali melakukan ketidakadilan bagi perkara bangsa. Menerima suap menjadi hal biasa, memutarbalikkan keadilan pun kerap dilakukan, menyimpangkan kebenaran dengan pandang bulu. Inilah yang dapat membutakan mata orang benar dan bijaksana. Sebagai umat Tuhan maka baiklah hal-hal yang tidak berkenan bagi Tuhan, jauh dari padanya.

Jika melihat keadaan bangsa Indonesia saat ini, tidak dipungkiri masih banyaknya praktik ketidakadilan dan suap. Dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, baik secara pribadi bahkan kelompok besar yang berstruktur. Khususnya masa-masa menanti pelaksanaan PILKADA atau pemilihan pemimpin lainnya di tiap tingkatan. Masih banyak sekali sikap pemegang kuasa yang tidak pantas untuk diteladani, bahkan ke tingkatan terendah sekalipun banyak yang melakukannya tanpa ragu, karena dianggap biasa dan memang tradisinya.

Sebagai seorang Kristen, terkhusus Mamre GBKP, kita pun dipilih dan dipercayakan untuk menyuarakan suara kenabian (kebenaran dan kasih Tuhan) dalam kehidupan sehari-hari bahkan dalam berpolitik. Sebagai warga negara pun, kita harus ikut ambil bagian untuk memajukan bangsa. Salah satunya adalah memakaikan “hak suara” dengan bertanggungjawab dalam pemilihan pemimpin. Pemimpin ideal pastinya seorang yang berintegritas bukan sekedar manisnya janji kampanye. Pemimpin yang dirindukan untuk kebaikan bangsa adalah yang memiliki loyalitas bekerja mencapai pelayanan prima. Mau peduli dan menjunjung tinggi keadilan juga kejujuran tanpa membedakan orang. Pemimpin yang jauh dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Penting pula memiliki track record yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sebagai pemilih yang cerdas dan takut akan Tuhan, maka kita pun harus memakaikan hak suara dengan jujur dan adil. Karena apa yang dilakukan seorang warga negara sebagai pemilih bagi pemimpinnya, akan memberi dampak bagi seluruh masyarakat luas setidaknya lima tahun ke depan sesuai masa jabatan. Sehingga dengan ikut bertanggung jawab atas suara dan kesempatan memilih, secara langsung atau tidak langsung ikut berkontribusi untuk memajukan bangsa. Suara pemilih yang bertanggungjawab akan melahirkan pemimpin yang arif yang juga akan memberikan kemajuan bagi bangsa yang dipimpinnya.

Jangan bersikap cuek dan tidak mau peduli, atau bahkan tidak menaruh percaya pada siapaun sehingga membenarkan sikap GOLPUT. Jauhkanlah diri politik uang yang ‘membutakan’ kebenaran. Khususnya jika menjadi peserta kontestasi politik kali ini, maka Mamre GBKP pun harus menjadi ‘hakim’ yang setia pada perintah Tuhan, menjadi wakil Tuhan bagi umat. Sehingga jangan sekali-kali melakukan ketidakadilan dan ketidakbenaran. Setialah dalam keadilan dan kebenaran, karena berkat Tuhan akan tercurah bagi orang yang mengejar keadilanNya. Amin.

Pdt  Deci  Kinta  br Sembiring

Rg  GBKP Balik Papan

Suplemen PJJ : Johanes 4 : 39-42 ; Tgl 18-24 Oktober 2020

Ogen  : Johanes 4:39-42

Thema : “Tek Ras Erberita”

Bahan PJJ enda nuriken kerna perjumpan Jesus ras diberu kalak Samaria. Kai maksudna maka Johanes ngangkatken cerita enda ibas kitabna enda? Sebab ibas Johanes 3:36 Johanes ngataken ije kerna tek ras la tek sebab ije idatken sada perubahen siwajar guna cerita selanjutna, si merupaken sada cerita kerna kiniteken, pemena arah diberu kalak Samaria, janah kedungenna kerina penduduk kuta Samaria. Jesus kedungenna erban keputusen guna nadingken daerah e bagi si ituriken ibas Johanes 3 janah mulihken ku Galilea. Sanga ateNa mulihken ku Galilea Jesus ngelewati daerah Samaria sanga Ia ngerana-ngerana ras sekalak diberu Samaria i deher sumur. Ibas percakapen e lit ije terjadi kesalahpahamen diberu e memahami kai si ikataken Jesus. Sebab ibas kitab enda Johanes jelas kal tek ia maka manusia cenderung salah memahami pasu-pasu keselamaten Dibata amin pe pasu-pasu e lit jelas ilebe-lebe matana. Bagi diberu Samaria e, manusia cenderung erban kacau dua kinata kerna kebutuhen kula ras kebutuhen kinitekenta. Jesus mindo lau (lau e jadi sada benda situhu-tuhu nyata). Diberu e mamang atena, ngkai sekalak dilaki kalak Jahudi nggit ngerana ras ia, sekalak diberu Samaria. Jesus kedungenna ngerana kerna inemen kiniteken, lau kegeluhen (sada benda si la nyata). Diberu e menduga Jesus sangana ngerana kerna lau ibas sumur e janah meteh atena uga cara Jesus ndatken lau ibas sumur e nari adi la make timba (enda me sada perhatian kempak persoalen si nyata). Jesus ngerana ka kerna lau kegeluhen si erbanca kalak lanai muas. Emaka Jesus mengubah percakapen e seh maka alu pemetehNa kerna situasi kegeluhen diberu e, ibahanNa diberu e kagum man baNa. Emaka ituriken kerna inti penembahen man Tuhan situhu-tuhu, nembah ibas Kesah ras kebenaren, siibereken Dibata man manusia eme Kristus. Janah pemere e berlaku gundari. Diberu e kedungenna ngataken kerna kinitekenna sisangana turah alu ngataken kerna Mesias, janah langsung ia ijabap Jesus. Ikataken Jesus maka Ia me Lau Kegeluhen. Kai si ikataken Jesus enda eme salah sad acara siipake Johanes guna ncidahken kinidolaten ras kebenaren silit ibas diri Jesus. Kenca ajar-ajarNa reh njumpai Jesus janah ajar-ajarNa e sengget ngidah Jesus ngerana ras diberu kalak Samaria, sie erbanca diberu e mulihken ku rumahna janah mberitaken man kerina anak kutana. Ibas ia erberita kerna Mesias e, ia idemi kemalemen ate. Emaka kedungenna, anak kuta e pe lawes njumpai Jesus janah mulai me ia tek maka Jesus me Juruselamat doni. Kinitekenna lanai nari idatken arah kalak sideban, lanai ia bergantung kempak kesaksin diberu e, tapi idatkenna secara langsung. Lebih lanjut, kinitekenna ngelebihi kalak sipemenana kal ncidahken Kristus man bana. Johanes make cerita enda guna nehken sejumlah inti penting, si kedungenna bakal muncul. Jesus ncidahken man ajar-ajar kemungkinen kiniteken ibas kalak Samaria. Sekali nari Johanes mindo perhatianta ibas teks PJJ enda kerna pentingna kesaksin. Kesaksin Johanes Peridiken nggo ikataken, tapi gundari sekalak diberu si kinitekenna banci kataken “lenga dewasa” kepeken ibabaina kalak sideban kempak Kristus janah kalak e ndatken kiniteken silebih mbages ras megegeh asangken kiniteken saksi sipemena eme diberu ndai. Singkatna, Johanes nggo ncidahken cara Dibata nehken kekelengenNa man kalak silabo iperhitungken paksa sie.

Erberita la seri ras ngerana. Erberita terjadi arah perbahanen kegeluhen tep-tep wari. Perbahanen situhuna berarti geraken simeter tapi alu perhitungen sitepat. Erberita berarti ngelakoken kegiaten alu meter tapi alu metenget ras tutus, sebab kita isuruh bagi biri-biri itengah-tengah serigala. Adi sada mobil tabraken ras sada sepeda motor. Siidah sendiri terjadina tabraken e. Apakah kita nggit jadi saksi? Mungkin lang. Mungkin la nggit kita jadi saksi erkiteken jadi saksi e erbanca repot saja. Jadi saksi ntah pe erberita e la mesunah. Kita harus inget kai siidah, sibegiken ras sigejapken. Sebab kerina nge kari isungkuni man banta. Emaka ersaksi pe harus objektif. Enda mesera kal, sebab nggit ras la nggit tiap kalak la banci bebas arah perukuren subjektif. Adi kesaksin e ngerugiken kita sada pihak, banci pe terjadi maka kedungenna kita merasa bersalah. Pusuhta mulai ngerana. Erkiteken kesaksinta kalak irugiken. Adi jadi saksi tabraken saja pe nggo seh kal rumitna, apai ka jadi saksi guna perkara si lebih mbelin. Jadi saksi guna Kristus erkawiten perkara si seh kal belinna. Kita iangkat jadi saksi kerna kegeluhen ras perbahanen Kristus. Jadi saksi guna Kristus pasti ndauh lebih rumit asangken jadi saksi ibas pengadilen. Ersaksi guna Kristus labo terjeng ngerana, tapi ncidahken sada gaya hidup. Johanes ersaksi alu cara erban buku tujunna eme gelah kita tek maka Jesus e Mesias, Anak Dibata, bagepe arah kinitekenta ndatken kegeluhen ibas gelarNa. Perdiateken dua tujun e, eme gelah kalak jadi tek janah gelah kalak ndatken kegeluhen ibas Kristus ntah pe ndatken kualitas kegeluhen Kristus. Intina jadi saksi guna Kristus e la mesunah janah la ntabeh. Mbue risikona.

Thema PJJnta eme “Tek Ras Erberita”. Inti sipemena jadi kalak Kristen eme jadi ajar-ajar Tuhan ntah pe jadi murid Tuhan. Sebab alu kita jadi murid Tuhan merupaken konsep utama ibas pengajaren Kristen. Jadi ajar-ajar Tuhan e lit ije ikawitken ras ngikutken ntah pe ngelakoken. Jadi ajar-ajar Tuhan eme ngikutken guru ras ngelakoken sura-suraNa. Jadi ajar-ajar berarti nggeluh sue ras ajaren guru bagepe erbuah pengajaren guru e ibas bentuk perbahanen tep-tep wari. Jadi ajar-ajar labo status, tapi sada gaya hidup alu sada misi mpermuliaken Dibata. Ijenda teridah kaitenna antara jadi ajar-ajar ras njadiken ajar-ajar. Gaya hidup sebage ajar-ajar bakal erbahan kalak sideban jadi ajar-ajar Tuhan. Inti peduaken eme kerna identitas, emaka iperidiken me ia ibas gelar Bapa, Anak ras Kesah. Inti peteluken eme kerna erlajar ras ngajar. Guna banci ngajar kalak perlu lebe erlajar. Ibas ngajar kita erlajar. Erlajar guna ngelakoken kerina si iperintahken Dibata man banta. Perdiateken kata “ngelakoken” ijenda. Maksudna eme ngelakoken sura-sura Dibata. Kita erlajar labo terjeng guna meteh, tapi guna ngelakoken. Enda me inti pemberitanta ibas mberitaken Berita Si Meriah. Kita idilo guna erberita sebage ajar-ajar Jesus seh maka kegeluhenta e njadiken kalak sideban pe ajar-ajarNa. Emaka adi isuruh kita terus erberita, enda labo soal jumlah tapi soal kualitas. Labo soal pertambahen tapi pertumbuhen. Kita isuruh erberita eme ngajarken kerna keleng ate Kristus.

Pdt. Andreas Pranata Meliala, S.Th

GBKP Rg. Cibinong

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate