Suplemen PA Mamre : Titus 2 : 1-2 ; Tgl 18 – 24 Oktober 2020
“Mampu Menguasai Diri” (Karakter Mamre Penguasaan Diri)
Titus 2:1-2
Tujuan PA : 1. Penguasaan diri adalah karakter yang menyenangkan Tuhan
2. Mampu menguasai diri dalam berbagai tantangan dan godaan
Dalam Galatia 5:22-23, dituliskan tentang buah-buah Roh. Salah satu tanda kehidupan sesorang dituntun Roh Kudus adalah dimampukan dalam penguasaan diri. Mengapa penguasaan diri penting? karena dengan penguasaan diri seseorang dapat membatasi dirinya agar menjauh dari godaan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik, bahkan yang mungkin dapat merugikan diri sendiri. Penguasaan diri membuat seseorang berproses memberi pertimbangan atas apa yang baik dan yang tidak baik. Melihat resiko ataupun keuntungan dari sebuah tindakan yang diambil. Misalnya jika terjadi suatu masalah, seseorang yang tidak dapat mengendalikan diri akan sangat mudah marah. Hal ini bisa menimbulkan perkelahian, ancaman bahkan kerusakan yang kemudian disesali. Sebaliknya dengan penguasaan diri, seseorang dapat lebih dahulu bersikap tenang menghadapi masalah dan meresponnya dengan tindakan tepat.
Seorang Kristen seyogyanya memiliki karakter penguasaan diri, dalam kebijaksanaan dari tuntunan Firman Tuhan. Hal ini terlihat dari, tidak mudah dikendalikan emosi atau keinginan sesaat saja, melainkan memiliki keteguhan hati dalam hal yang berkenan di hadapan Tuhan. Paulus memberikan nasihat kepada Titus dan jemaat pulau Kreta, untuk dapat menjaga diri dengan menjalankan pengajaran yang pantas untuk diteladani. Salah satunya dengan menekankan kewajiban orang tua, pemuda dan hamba untuk bersikap sesuai dengan ajaran yang sehat (doktrin yang benar).
Pengajaran sangat mempengaruhi tingkah laku. Sehingga ajaran yang sehat, baik dan benar akan membentuk kepribadian yang baik pula, begitupun sebaliknya. Seorang Kristen khususnya orang tua yang telah memiliki pengalaman hidup dalam iman, penting menerapkan ciri pengajaran yang sehat yakni memberi teladan. Hal ini bertujuan agar masing-masing pribadi Kristen semakin dewasa dalam iman dan membuahkan prilaku yang patut diteladani, khususnya dalam hal penguasaan diri atau bersikap bijaksana.
Paulus mengatakan tentang pentingnya keteladanan laki-laki tua bagi orang yang lebih muda. Laki-laki tua yang dimaksudkan bukan berdasarkan usianya saja, melainkan juga penggambaran laki-laki yang patut diteladani tingkah laku dan pengajarannya. Inilah estafet pengajaran yang baik dan kesaksian akan Kristus. Mereka yang telah mendengar dan melakukan Firman Tuhan, akan hidup dalam kesederhanaan, terhormat, bijaksana (terjemahan Karo: engkuasai diri), sehat dalam iman, dalam kasih dan ketekunan. Semua itu menjadi satu kesatuan dari seorang Kristen yang patut menjadi teladan akan Kristus. Karakter tersebut menyenangkan Tuhan.
Dalam aplikasi kehidupan, tentu banyak sekali tantangan yang dapat membuat seorang Kristen tergoda meninggalkan pengajaran sehat dan penguasaan diri. Bisa datang dari dalam diri sendiri, yang masih mudah mengikut arus hidup kedagingannya. Begitupun hal-hal yang datang dari luar diri, mungkin cemoohan, tidak mendapatkan penerimaan, dianggap sombong dalam menyatakan Firman Tuhan melalui hidupnya. Namun, melalui Firman Tuhan yang disampaikan Paulus, Mamre GBKP belajar mengenal kehendak Allah bagi hidupnya. Melatih diri untuk berkarakter bijaksana dan menguasai diri. Memang hal ini butuh proses. Tentunya pertolongan Roh Kudus akan memampukannya.
Mamre GBKP perlu belajar agar tidak mudah tergoda ajakan dunia dan nafsu sesaat. Banyak orang yang jatuh dalam dosa karena tidak mampu menguasai diri. Harta, tahta, wanita adalah beberapa hal yang bisa membuat seorang laki-laki Kristen khususnya sebagai Mamre GBKP tergoda meninggalkan pengajaran sehat dan teladan hidup. Terlebih di zaman yang semakin canggih, instan, mendapatkan berbagai kemudahan, seorang Kristen ditantang lebih menjaga diri dengan cara semakin dekat pada Tuhan. Penguasaan diri mengajarkan kita untuk tetap mengandalkan kuasa Tuhan. Karena kedagingan manusia lemah, namun Roh Tuhan kuat. Hendaklah dengan setia mengandalkan Tuhan dan kuasaNya akan menuntun kita tahu apa yang benar, apa yang baik, apa yang terpuji dan pantas untuk dilakukan. Datanglah dalam persekutuanNya, beribadahlah dengan setia, dalam doa dan penyembahan pada Tuhan. Hal ini akan membuat kita selalu diingatkan dan dikuatkan untuk menjauhi godaan dan tantangan bahkan menang daripadanya. Amin.
“Self control is strength, Right thought is mastery,Calmness is power” (James Allen)
Pdt Deci Kinta br Sembiring
Rg GBKP Balik Papan