Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Pekan Kebaktian Keluarga wari VII tahun 2020 ; Mikha 5 : 2 - 5a

Invocatio      : Kejadian 49:10

Ogen            : Lukas 2:1-7

Khotbah       : Mikha 5:2-5a

Tema            : Jabu Si Maba Dame/ Keluarga sumber Damai Sejahtera

Pendahuluan

Dalam roma 15: 33, “Paulus berkata, Allah sumber damai sejahtera, menyertai kamu sekalian! Amin”. Yang menjadi sumber damai sejahtera adalah Allah sendiri karena itu ketiadaan Allah dalam hidup manusia akan menciptakan kondisi dimana tidak ada damai sejahtera sama sekali. Tidak ada orang yang menginginkan konflik, perselisihan, peperangan, saling menyakiti dan terus hidup dalam kemarahan dan kebencian, kondisi ini membuat frustrasi bahkan depresi. Karena itu kita akan sangat sukacita menerima berkat/ doa damai sejahtera, hidup dalam damai sejahtera akan menyegarkan jiwa dan raga. Karena itu mari kita periksa hidup kita masing-masing terlebih dahulu adakah damai sejahtera dalam hidup kita? Sudahkah kita merasakan damai sejahtera?

Pembahasan Teks

Nabi Mikha berasal dari Moresyet-Gat yang berkarya pada abad 8 SM dan tercatat sebagai nabi pertama yang memberitakan bahwa Yerusalem dan bait Allah akan dihancurkan (band. Mikha 3:12). Nabi Mikha menyuarakan mengenai ketidak adilan social di Yehuda dimana ada tuan tanah yang kaya menindas orang miskin, korupsi yang merajalela, penyelewengan hukum oleh orang yang seharusnya menegakkan hukum dan juga memprotes kultus agama yang dilakukan sekedar rutinitas. Mikha mewartakan bahwa Tuhan akan memakai bangsa asing untuk menghukum Israel yang berdosa.

Teks ini menekankan tentang pentingnya keberadaan Betlehem Efrata (disebut juga Betlehem Yehuda) dalam rancangan keselamatan. Kata Efrata yang ditambahkan untuk membedakan dengan betlehem yang lainnya dan kata ini menjelaskan tentang kesuburan alam kota tersebut, secara literel Betlehem Efrata berarti rumah roti yang subur. Rumah roti yang merupan tempat lahirnya Roti Hidup (Yoh 6:48); tanah subur yang akan menumbuhkan satu bibit yang akan  berbuah banyak (Amsal 78:25). Kota ini kecil, tidak signifikan secara luas wilayah dan jumlah penduduknya, namun Tuhan memilih hal kecil tersebut untuk memancarkan terang kemuliaanNya yang sangat besar. Seorang yang sudah ada dalam kekekalan, dari suku Yehuda akan datang untuk memerintah Israel.

Sebelum waktu keselamatan itu tiba maka Tuhan akan membiarkan umatNya berada ditangan musuhnya dan meninggalkannya untuk mengalami latihan dalam penderitaan dan kesusahan sampai tiba waktu yang ditentukan untuk pembebasan/ penyatuan kembali. Kondisi bangsa Israel saat nubuat ini dinyatakan adalah 12 suku Israel terpecah dimana di sebelah Utara ada 10 suku dan di sebelah Selatan ada 2 suku, perpecahan ini tentu diakibatkan oleh pemimpin yang tidak tunduk pada Allah. Hingga tiba saatnya seorang perempuan melahirkan dan Mesiass yang akan dilahirkan tersebut akan menyatukan kembali persaudaraan anak-anak Israel. Jika kita merujuk kedalam Perjanjian Baru maka penyatuan yang dimaksud adalah kesatuan orang-orang yang percaya dan yang menadi pengikut Kristus, Matius 12:50, “Sebab siapa pun yang melakukan kehendak BapaKu di sorga, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu”. Bersaudara, keluarga yang terpecah dan terpencar akhirnya akan dipersatukan kembali oleh Mesias.

Maka Dia yang datang akan bertindak dalam kedaulatan dan keagungan yang pasti. Didalam Dia ada penyatuan martabat seorang raja dan kelembutan perawatan seorang gembala. Kristus akan bertugas menjadi pemimpin sekaligus gembala dalam gereja dalam hal ini Mesias bertindak atas perintah Allah Bapa. Umat akan mengandalkan kekuatan Tuhan dan senantiasa berkarya untuk memegahkan nama Tuhan Allah. Kalimat “sebab sekarang ia menjadi besar sampai keujung bumi” bias saja kita artikan dimana Allah yang benar dikenal diseluruh pelosok bumi namun tampaknya akan lebih tepat jika diarahkan pada Mesias karena Lukas dengan jelas mengutip teks ini dalam Luk 1:32-33, ketika malaikat berkata bahwa Dia akan menjadi besar dan disebut Anak Yang Maha Tinggi.

Kalimat ‘dan ia akan menjadi damai sejahtera’ tentu lebih menyambung ke kalimat sebelumnya daripada kalimat berikut walaupun berada di ayat lima. Mesias akan menjadi damai sejahtera bagi bumi dan bagi setia orang yang menerimaNya sebagai Juru Selamatnya. Kristus adalah damai sejahtera kita yang akan menaklukkan musuh, melindungi umatnya dari serangan si jahat juga yang akan memelihara pikiran kita untuk tetap dalam damai dan tenang. Dampak damai sejahtera bagi kehidupan manusia adalah

1.    Mendatangkan sukacita, kegembiraan dalam hubungan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.

2.    Memberikan semangat hidup dan semangat berkarya bagi kebaikkan dunia dan bagi kemualiaan Tuhan.

Nubuatan Nabi Mikha ini kemudian dicatatkan pemenuhannya dan dikutip  di Matius 2:6 “ Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil diantara mereka yang memerintah  Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan mengembalakan umatKu Israel.”

Aplikasi

Ø  Nabi Mikha menubuatkan kedatangan sang Mesias dengan cukup menditail, sehingga kelahiran Tuhan Yesus sang Juru selamat kita bukanlah sekedar kebetulan semata. Karena itu seluruh umat hendaknya memperiapkan diri untuk menyambutNya.

Ø  Sesuatu yang kecil dan sederhana seringkali dianggap remeh dan tak berharga. Namun  kita menemukan bukti kuat bahwa Allah memilih yang dianggap kecil dan tidak layak untuk dipakai dalam sebuah rancangan yang besar. Salah satuny adalah kota Betlehem Efrata yang menjadi tempat lahirnya Sang Juru Selamat dunia. Mengubah pola piker untuk lebih menghargai dan bersyukur untuk hal yang sederhana dan kecil sekali pun Lukas 16:10 “Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barang siapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”

Ø  Keluarga menjadi lembaga terkecil namun menjadi tempat Tuhan hadir untuk membawa damai sejahtera. Setiap anggota keluarga berharga setiap relasi dan komunikasi yang dibangun berharga, maka mulailah menghargai dan mensyukuri sesuatu yang sederhana yang terjadi dalam hidup kita maka damai sejahtera yang lebih besar akan kita terima.

Ø  Jika keluarga bersama-sama menyembah Tuhan dan melakukan kehendakNya tentu segala perkara akan dapat diselesaikan dengan perdamaian sehingga tidak terjadi perpecahan dan juga jika keluarga telah saling bermusuhan maka kehadiran Yesus dalam hati dan dalam keluarga akan memampukan setiap anggota keluarga untuk saling mengampuni sehinga damai sejahtera Tuhan hadir ditengah keluarga.

Ø  Terimalah Yesus yang adalah damai sejahtera dalam keluarga maka keluarga kita akan menjadi sumber damai sejahtera bagi lingkungan yang lebih luas (gereja, masyarakat).

Pdt. Erlikasna Purba

Denpasar

Pekan Kebaktian Keluarga wari VI ; Yohanes 2 : 1 - 12

Invocation        : dan dalam agama Yahudi aku jauh lebih majudari banyak teman yang sebaya dengan  aku diantara bangsaku, sebagai seorang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.

(Galatia 1:14)

Bacaan         : Kejadian 29:6-30

Khutbah        : Yohanes 2:1-12

Tema            : Keluarga yang berbudaya

PENDAHULUAN

Budaya suatu keluarga adalah gambaran cara hidup anggota keluarga dalam keluarga tersebut. Tinggi rendahnya budaya dalam satu keluarga tercermin dari sikap hidup yang ditunjukkan oleh setiap anggota keluarga tersebut. Keluarga Kristen karo memiliki budaya yang cukup tinggi yang ditunjukkan melalui tatanan kehidupan kita sehari-hari.

ISI

Dalam invocation, Paulus mau menegaskan bahwa dia sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangnya sampai-sampai dia pernah menganiaya orang Kristen karena kepercayaannya tersebut. Hal ini rasul Paulus katakana karena pada waktu itu  ada kelompok Yahudi yang berusaha memaksa jemaat Galatia untuk disunat dan menuduh  rasul Paulus bukan kelompok dari rasul.

Dalam bacaan kita Yakub yang telah menipu kakaknya Esau melarikan diri ke Haran dan mencari pamannya Laban. Mula-mula Yakub bertemu dengan gembala-gembala dari Haran (ay 4), lalu dengan Rahel (9-12, lalu dengan Laban (13-14). Sehingga akhirnya Yakub tinggal Bersama pamannya Laban. Setelah Yakub tinggal satu bulan dengan pamannya Laban, Laban merasa tidak adil kalau Yakub bekerja dengannya tanpa upah. Berarti Yakub ini tidak hanya makan minum saja ditempat pamannya laban tetapi bekerja membantu Laban. Yakub dan laban membuat perjanjian. Perjanjian mereka adalah Yakub bekerja selama tujuh tahun untuk mendapatkan Rahel untuk menjadi Istrinya. Karena Yakub jatuh cinta kepada Rahel, sehingga bagi Yakub tujuh tahun bekerja seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. Dalam ay 20-30 terlihat akan sikap Yakub dan Laban terhadap perjanjiannya. Yakub menghormati dan menaati perjanjiannya, dan ia bekerja tujuh tahun pad Laban untuk mendapatkan Rahel. Dia bekerja begitu giat. Tetapi Laban justru mengingkari janjinya. Dimana setelah Yakub bekerja selama tujuh tahun dia memberikan anaknya Lea bukan Rahel. Pada zaman itu pesta dilakukan selama tujuh hari dan mungkin pengantin perempuannya memakai cadar sehingga Yakub tidak menyadarinya. Dan Ketika Yakub menyadarinya maka dia menegor pamannya Laban. Maka Laban melaksanakan perjanjian baru yaitu dia akan memberikan anaknya Rahel jika Yakub bekerja tujuh tahun lagi kepadanya. Dan Yakub menerima usul/perjanjian yang baru yang ditawarkan oleh Laban.

Dalam teks prikop kita dikatakan Maria, Yesus dan teman-temannya diundang ke pesta perkawinan dan Yesus mau datang dan ikut berpesta. Dan mereka kekurangan anggur. Mereka kekurangan anggur mungkin karena mereka pesta selama satu minggu atau mungkin yang melaksanakan pesta bukan orang kaya. Ibu Yesus berkata “mereka kehabisan anggur”. Kenapa Maria mengatakan hal itu kepada Yesus karena Maria mengenal Yesus dan menghendaki supaya Yesus membuat mujizat dan menyatakan diriNya sebagai Mesias. Karena itulah Yesus menjawab mau apakah engkau dari padaKu ibu, saatku belum tiba. Ungkapan ini menunjukkan ketidaksenangan Yesus. Yesus tidak mau menyatakan diri sebagai Mesias karena waktunya belum tiba (bdk Yoh 7:6,8,30) atau bisa dikatakan Yesus belum mau menyatakannya karena belum waktunya. Jadi dari hal ini bis akita lihat bahwa Allah sangat detail dalam rencanaNya.

Kata-kata Yesus dalam ayat 4 tadi jelas menunjukkan akan penolakan Yesus atas permintaan Maria. Tetapi bukan seluruhnya permintaanya ditolak. Yesus akan melakukan mujizat dalam persoalan anggur tetapi Yesus belum mau menyatakan dirinya sebagai Mesias. Dan dalam ay 5 maria menyatakan”apa yang dikatakan kepadamu buatlah itu”. Dengan kata-kata ini Maria Kembali meninggikan otoritas Kristus. Yesus menyuruh pelayan-pelayan itu untuk mengisi tempayan itu dengan air sampai penuh. Tempayan itu biasanya tempat untuk membasuh kaki yang masing-masing isisnya 2-3 buyung (buyung Yun : metretes, yang mengatakan 7,5 galon, 9 galon.) tetapi yang mau dinyatakan adalah bahwa betapa besarnya pemberian Kristus. pengisian tempayan itu sampai penuh kelihatannya tidak masuk akan tetapi ini merupakan ujian. Pada saat perintah ditaati, lalu mujizat terjadi. Air berubah jadi anggur. Dan Yesus menyuruh pelayan itu untuk membawa air yang berubah jadi anggur. Sehingga pemimpin pesta takjub dan memanggil pengantin laki-laki dan mengatakan bahwa dia mempunyai anggur yang tetap enang dari awal sampai akhir dan anggur yang dibuat oleh Yesus punya mutu yang paling baik.  Dari hal ini bisak ita lihat bahwa kehadiran Yesus menjadi berkat bagi pemilik pesta. Karena masalah menjadi suatu perdamaian.

APLIKASI                                                             

Dari tiga bahan pekan hari yang keenam ini menekankan bagi kita :

1.      Sebagai keluarga Kristen kiranya tetap ikut mengambil bagian dalam kehidupan budaya. Kita sebagai orang tua tetap memperkenalkan budaya karo bagi anak-anak kita. sama seperti rasul Paulus yang sangat paham akan adat istiadat Yahudi, seperti Yakub yang masih tahu dan mengenal pamannya (mamanya) dan Maria yang membawa Yesus dalam pesta perkawinan. Agar anak muda masih tetap mengetahui aspek budaya karo yang merupakan identitas masyarakat karo, misalnya merga, Bahasa karo, kesenian karo, adat istiadat. Kita rindu keluarga kita tetap hidup dan mencerminkan budaya karo.

2.      Dalam budaya karo banyak sekali sikap hidup yang sangat baik. Misalnya menghormati orang yang lebih tua (mehamat man kalimbubu). Gigih (gigih mencari pengetahuan), gigih bekerja,  sopan dan suka membantu orang lain. Yang bisa kita lihat dari tokoh rasul Paulus , Jakub dan Yesus. Dimana mereka gigih, hormat dan sopan. Sifat membantu dalam orang karo dapat dilihat dari budaya “aron”. Walaupun ada juga sikap kita yang negative misalnya iri, cemburu, pemarah (gelarna e ateku lang). Bagaimana kita bisa membawa generasi muda supaya sifat sopan, menghormati (mehamat), suka menolong (meringankan beban orang lain melekat dalam diri anak muda Kristen. 

3.      Orang muda yang menjadi berkat. Menjadi berkat bagi keluarganya (orangtuanya), keluarga besarnya, gereja dan masyarakat. Melalui sikap kegigihannya, suka menolong, memakaikan potensi yang ada padanya. sebab Ketika mereka mempergunakannya dengan baik sungguh sangat besar dampaknya. Sama seperti yang dilakukan Yesus dan Yakub tadi. Tetapi bagaimana kita sebagai orang tua atau orang yang lebih dewasa dari anak muda tadi memberikan ruang bagi mereka. Maria dan Laban memberikan kesempatan dan mendorong Yesus untuk melakukannya. Kiranya kita juga bisa melihat akan potensi yang ada dalam diri anak muda dalam gereja kita dan kita juga mendorong mereka untuk memakainya dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.

Jadi keluarga yang berbudaya adalah keluarga yang mempunyai tatanan hidup. Dan tatanan hidup itu adalah tatanan hidup kekristenan yang menjadi berkat dimanapun kita berada. Disamping itu juga tetap hidup dan menghidupkan budaya kita.

Pdt Kristaloni br Sinulingga

Pekan Kebatian Keluarga wari V tahun 2020 ; kisah Para Rasul 18 : 1- 4

Invocatio       : Kejadian 3 :19a :” dengan berpeluh  engkau akan mencari makananmu,  

Bacaan          : Amsal 10 : 3-5

Khotbah         : Kisah Rasul 18 : 1-4

Tema             : Keluarga yang tetap Bekerja/ jabu si tetap erdahin

A.   Pendahuluan

Keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam Pendidikan dan perkembangan setiap anggota keluarga. Didalam keluarga kita dapat saling mendukung dan bertumbuh. pengertian keluarga adalah beberapa individu yang tergabung dalam satu rumah tangga yang sama karena hubungan darah, ikatan perkawinan, dan hal-hal lainnya. Secara umum, keluarga selalu menjadi tempat pertama untuk berbagi kasih sayang, mengatasi masalah yang sedang dialami salah satu anggota keluarga, dan membentuk karakter diri masing-masing individu dalam keluarga. Betapa pentingnya arti dari sebuah keluarga. Hari ini pekan keluarga ke 5,  kita akan mendalami dan mengenal keluarga Aquila dan Priskilla yang senantiasa bekerja dan juga melayani Tuhan. Mereka adalah keluarga yang kreatif dan bekerjasama.

B.   Pendalaman teks

• Kisah Para Rasul 18:1-4

Dengan mengenal pribadi-pribadi mereka, kita dapat belajar banyak mengenai hidup beriman. Kali ini akan diperkenalkan sepasang suami-isteri yang bernama Akwila (Aquila) dan Priskila (Priscila).  Dalam tahun 52 A.D. Kaisar Roma Claudius memberi perintah mengeluarkan semua orang Yahudi dari kota Roma. Kelihatannya, dari sejarawan Roma, mereka menyiksa orang Kristen dan menyebabkan kekacauan dalam kota. Claudius tidak hanya melihat siapa yang salah. Dia tahu mereka Yahudi, dan itu sudah cukup; jadi semua orang Yahudi dikeluarkan dari Roma, baik yang bersalah dan yang benar.

Pada saat itulah seorang Yahudi bernama Aquila, yang dulu pindah ke Roma dari Pontus melalui laut hitam, mengepak barangnya, mengucapkan selamat tinggal pada teman-temannya, dan pergi keKorintus. Bersama dengan istrinya yang setia, Priskila. Kenyataannya, mereka selalu bersama-sama. Nama mereka selalu disebutkan bersamaan.

Satu sisi, mereka melakukan pekerjaan bersama-sama. “mereka sama-sama tukang kemah” (Kis. 18:3). Setiap anak Yahudi dalam PB diajarkan satu jenis perdagangan. Karena tenda merupakan bagian penting dalam hidup orang Ibrani, orangtua Akuila memilih mengajarkan anak mereka cara membuat tenda sebagai cara menghidupi dirinya. Tenda mereka dibuat dari kulit kambing yang harus dipotong seorang ahli dan dijahit dengan tepat. Akuila mendapatkan keahlian itu dan kemudian mengajarkan itu pada istrinya, dan dia dengan senang membantu suaminya dalam pekerjaan itu.

Mereka tidak hanya pasangan yang saling mengasihi tapi teman baik dan rekan bisnis. Mereka bersedia saling memberi lebih dari yang mereka dapat. Mereka harus mampu menerima usulan yang diberikan. Mereka menikmati kebersamaan dan bekerja bersama. Mereka tidak terpisahkan, dan mereka setara. Keakraban mereka sangat dekat, dan persahabatan yang dalam dan berlangsung lama dimulai hari itu. Paulus bekerja ditoko mereka, dan hidup bersama mereka selama dia tinggal diKorintus.  Pernikahan  dan keluarga mereka lengkap. Sekarang mereka satu dalam Kristus, dan kasihNya membuat pernikahan mereka lebih baik lagi. Mereka meletakkan iman pada Kristus yang menjadi Juru selamat dan menebus dosa mereka

Sejak Akuila dan Priskuila mengenal Yesus, mereka bertumbuh dalam Firman bersama. Jelas mereka pergi dengan Paulus ke sinagoge setiap hari Sabat ketika dia berkotbah pada orang Yahudi dan Yunani agar mereka percaya pada Kristus untuk selamat (Kis. 18:4). Tidak setiap orang menerima kesaksian ini. Sebagian menolak bahkan menghujat. Jadi, dia mengundurkan diri dari sinagoge dan mulai mengajar dalam rumah Titus Yustus. Tuhan memberkati pelayanannya. Bahkan kepala sinagoge jadi mengenal Kristus. “Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka” (Kis. 18:11). Pikirkan ini, 18 bulan belajar Alkitab secara intensif oleh pengajar Alkitab terbesar dimasa gereja mula-mula. Betapa pesat pertumbuhan Akuila dan Priskila! Paulus adalah salah satu murid Gamaliel. Tentu Paulus sangat cerdas dan berkualitas. Dan setelah pelajaran berakhir, mereka pulang kerumah dan duduk membicarakan tentang Tuhan dan FirmanNya.

Mereka bertumbuh mengasihi Firman Tuhan. Dan walau mereka bekerja keras ditoko, membuat dan memperbaiki tenda, memelihara keluarga dan memperhatikan tamunya, mereka selalu meluangkan waktu untuk mempelajari Alkitab secara serius. Membagikan Firman untuk memperkuat kasih mereka dan kebersamaan mereka.

Kaitan dengan tema adalah mereka (Aquila dan Priskila tetap bekerja untuk memenuhi hidupnya namun iman mereka dan kasih mereka juga bertumbuh dan berkembang. Mereka menjadi keluarga pembawa berkat bagi oranglain.

• Teks Amsal 10:3-5

Amsal ini menguraikan pemeliharaan dan penyediaan Allah dalam memenuhi kebutuhan jasmaniah umat-Nya yang rajin dan tidak malas. Memakai waktu dengan tepat dan bijaksana. (bd. Mat 6:11,33). Tuhan tak akan membiarkan orang baik kelaparan; tetapi Ia menghalang-halangi orang jahat supaya orang itu tidak memperoleh yang diinginkannya. Orang malas akan jatuh miskin; orang yang rajin akan menjadi kaya. Orang bijaksana mengumpulkan panen pada musimnya tapi orang yang tidur saja pada musim panen, mendatangkan malu pada dirinya.

C.   Aplikasi

Apakah yang perlu dipelajari pasangan menikah dari Akwila dan Priskila? Berikut tiga pelajaran penting yang mereka bagikan bagi sebuah pernikahan yang kuat.

1.    Saling mengakui sebagai pasangan dalam rumahtangga yang memiliki kedudukan yang sama sebagai pasangan yang takut akan Tuhan, Akwila dan Priskila belajar untuk memiliki cara pandangnya Tuhan. Saling bekerja sama sebagai satu tim dalam membina keluarga yang penuh hikmat. Dalam Perjanjian Baru, kita bisa tahu bagaimana Priskila selalu disebutkan bersamaan dengan Akwila. Entah itu bicara soal karir atau pelayanan mereka, keduanya selalu disebut secara bersamaan. Jelas saja hal ini disebutkan bukan karena tanpa alasan, tapi karena mereka memang adalah sebuah tim yang saling bekerja sama. Tanpa Priskila, Akwila bukanlah apa-apa, sebaliknya tanpa Akwila pun Priskila tak akan mampu melakukan pelayanannya.

2. Suami/istri harusnya melayani Tuhan bersama-sama. Demikianlah kita juga dalam rumahtangga suami dan istri adalah pasangan yang punya kedudukan yang sama dan menjadi tim/mitra Allah mewujudkan keluarga yang baik dan saling menopang, saling bekerjasama. Pasangan suai istri yang sudah menikah perlu menyadari bahwa Tuhan mempersatukan mereka untuk sebuah tujuan yang mulia yaitu melayani-Nya. Suami tak boleh menganggap dirinya lebih tinggi dari istri, begitu pula sebaliknya. Tapi dengan karunia masing-masing Tuhan ingin suami/istri bisa saling mendukung dalam segala hal yang sudah dirancangkan Tuhan atas hidup mereka dan anak-anak.

 

3. Dalam hidup ini, kita memang harus bekerja keras untuk mencari nafkah dan memenui kebutuhan hidup. Hal itu adalah salah satu akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kita harus bersusah payah bahkan hingga berpeluh dalam mencari rejeki kita (Kej 3:17-19). Terutama pada saat sekarang ini, pandemic covid 19 telah mempengaruhi keadaan ekonomi kita namun Ketika kita percaya pada Tuhan Sang sumber berkat, dan hal tersebut yang membedakan antara kita sebagai orang percaya dengan orang lain yang belum percaya, kita yakin akan terus diberkati dan tidak dibiarkan kekurangan. Ketika kita hidup benar  di hadapan Tuhan serta mau bekerja keras (memakai waktu, tenaga, pikiran dan iman dengan baik)  ada waktu untuk bekerja dan melayani TUhan, maka Tuhan pasti tidak akan membiarkan kita menderita kelaparan (ay. 3). Sudah banyak contoh di Alkitab, bahkan dari kesaksian yang kita dengar bahwa Tuhan selalu menolong anak-anakNya tepat pada waktuNya. Dengan kata lain, kombinasi dari iman dan usaha itulah yang akan membuat kita mampu hidup dalam berkat Tuhan bahkan dalam segala kelimpahanNya. Tetaplah jadi keluarga kreatif dan inovatif yang bekerja dengan iman dan giat, juga mau terus belajar dan mengucap syukur kepada Tuhan senantiasa. Amin

Pdt  Rosaliana br Sinulingga

Rg GBKP Bumiangrek

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate