Suplemen PA Mamre : Ulangan 16 : 18-20 : Tgl 27 September –3 Oktober 2020
“Memilih Dengan Bertanggungjawab dan Jujur Adil”
(No GOLPUT, No Politik Uang PILKADA)
Ulangan 16:18-20 (Bdk Ul 10:16-17)
Tujuan PA : 1. Memakaikan “hak suara” dengan bertanggungjawab dalam pemilihan pemimpin.
2. Tidak terlibat dalam “money politik” dan tidak Golput
Karakter bertanggungjawab, jujur dan adil merupakan kesaksian hidup yang harusnya dimiliki seorang Kristen. Karakter tersebut melekat dan menjadi bagian dalam setiap kerja dan karya di semua bidang. Dalam pekerjaan, pelayanan, di tengah keluarga, masyarakat dan setiap saat, merupakan kesempatan menampilkan karakter bertanggungjawab dan jujur adil.
Sebagai warga negara, kita memiliki tanggungjawab politik (baik yang berpolitik praktis ataupun yang memilih tidak terjun ke dunia politik). Umat Kristen wajib berparisipasi dalam semua kehidupan bermasyarakat sesuai dengan kemampuan bukan sekedar kesempatan yang ada. Termasuk dalam kehidupan politik(Prof. Dr. Hans Magnis Suseno). Oleh sebab itu khusus dalam rangka mempersiapkan diri mendukung terlaksananya PILKADA dengan baik, diperlukan peran setiap orang untuk bertanggungjawab dan jujur dengan tidak GOLPUT dan berpolitik uang.
Dalam Ulangan 16:18-20 dituliskan bagaimana pentingnya keadilan ditegakkan disetiap tempat khususnya dalam kehidupan umat Allah. Dengan bertambahnya jumlah orang Israel, tidak menjadi alasan untuk menyimpang dari hukum Tuhan. Oleh sebab itu, selama masa kepemimpinan Musa, diangkat pulalah para hakim lainnya di antara tiap suku bangsa Israel, untuk menolong para imam dan kaum Lewi memutuskan perkara pengadilan dan kasus-kasus yang ada. Hakim bertugas membantu mengadili perkara bangsa agar lebih efektif di setiap tempat kediaman Israel (ay 18).
Hakim atas umat Allah, merupakan perwakilan Allah bagi umatNya. Maka sikap bertanggung jawab, jujur dan adil dalam berperkara sangatlah penting. Karena hal tersebut merupakan bagian Firman Tuhan yang menjadi petunjuk bagi umatNya agar beroleh keselamatan. Perintah Tuhan kepada bangsaNya tentang penegakan keadilan, disampaikan agar jangan dilakukan hal-hal yang bertentangan dengan konsep kebaikan, kasih dan kebenaran Tuhan. Oleh sebab itu mereka yang terpilih haruslah memiliki pribadi yang ideal, agar tidak berat sebelah, menolak menerima suap/sogok, tidak menindas kaum lemah bahkan tidak mau menyimpangkan kebenaran (ay 19). Jika keadilan dinyatakan bagi umat Tuhan, maka Tuhan sendirilah yang akan terus memberkati bangsaNya (ay 20).
Namun pada kehidupan sehari-hari, tentunya mewujudkan keadilan, tidak hanya tugas hakim. Sebagai umat Allah pun haruslah turut menjauhkan diri dari berbagai penindasan, ketidakadilan dsb. Pada masa itu, masyarakat Israel khususnya elit politik kerap kali melakukan ketidakadilan bagi perkara bangsa. Menerima suap menjadi hal biasa, memutarbalikkan keadilan pun kerap dilakukan, menyimpangkan kebenaran dengan pandang bulu. Inilah yang dapat membutakan mata orang benar dan bijaksana. Sebagai umat Tuhan maka baiklah hal-hal yang tidak berkenan bagi Tuhan, jauh dari padanya.
Jika melihat keadaan bangsa Indonesia saat ini, tidak dipungkiri masih banyaknya praktik ketidakadilan dan suap. Dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, baik secara pribadi bahkan kelompok besar yang berstruktur. Khususnya masa-masa menanti pelaksanaan PILKADA atau pemilihan pemimpin lainnya di tiap tingkatan. Masih banyak sekali sikap pemegang kuasa yang tidak pantas untuk diteladani, bahkan ke tingkatan terendah sekalipun banyak yang melakukannya tanpa ragu, karena dianggap biasa dan memang tradisinya.
Sebagai seorang Kristen, terkhusus Mamre GBKP, kita pun dipilih dan dipercayakan untuk menyuarakan suara kenabian (kebenaran dan kasih Tuhan) dalam kehidupan sehari-hari bahkan dalam berpolitik. Sebagai warga negara pun, kita harus ikut ambil bagian untuk memajukan bangsa. Salah satunya adalah memakaikan “hak suara” dengan bertanggungjawab dalam pemilihan pemimpin. Pemimpin ideal pastinya seorang yang berintegritas bukan sekedar manisnya janji kampanye. Pemimpin yang dirindukan untuk kebaikan bangsa adalah yang memiliki loyalitas bekerja mencapai pelayanan prima. Mau peduli dan menjunjung tinggi keadilan juga kejujuran tanpa membedakan orang. Pemimpin yang jauh dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Penting pula memiliki track record yang dapat dipertanggungjawabkan.
Sebagai pemilih yang cerdas dan takut akan Tuhan, maka kita pun harus memakaikan hak suara dengan jujur dan adil. Karena apa yang dilakukan seorang warga negara sebagai pemilih bagi pemimpinnya, akan memberi dampak bagi seluruh masyarakat luas setidaknya lima tahun ke depan sesuai masa jabatan. Sehingga dengan ikut bertanggung jawab atas suara dan kesempatan memilih, secara langsung atau tidak langsung ikut berkontribusi untuk memajukan bangsa. Suara pemilih yang bertanggungjawab akan melahirkan pemimpin yang arif yang juga akan memberikan kemajuan bagi bangsa yang dipimpinnya.
Jangan bersikap cuek dan tidak mau peduli, atau bahkan tidak menaruh percaya pada siapaun sehingga membenarkan sikap GOLPUT. Jauhkanlah diri politik uang yang ‘membutakan’ kebenaran. Khususnya jika menjadi peserta kontestasi politik kali ini, maka Mamre GBKP pun harus menjadi ‘hakim’ yang setia pada perintah Tuhan, menjadi wakil Tuhan bagi umat. Sehingga jangan sekali-kali melakukan ketidakadilan dan ketidakbenaran. Setialah dalam keadilan dan kebenaran, karena berkat Tuhan akan tercurah bagi orang yang mengejar keadilanNya. Amin.
Pdt Deci Kinta br Sembiring
Rg GBKP Balik Papan