Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Pekan Kebaktian Keluarga wari IV tahun 2020 ; Filipi 1 : 8 -11

Invocatio      : “Dan hukum yang kedua,yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ (Mat 22: 39)

Bacaan         : Mazmur 103: 13-18

Khotbah       : Filipi 1: 8-11

Tema           : “Bertambah-tambahlah Kasihmu”

Pengantar

Keluarga dibangun dengan kasih. Keluarga harmonis saat semua anggota keluarga saling mengasihi. Seberapa sering kita menunjukkan kasih kepada sesama anggota keluarga? Jangan-jangan selama ini kita terlalu sibuk dengan kepentingan masing-masing, sehingga kurang waktu untuk keluarga. Melalui Pekan Kebaktian Keluarga ini kita diberi kesempatan untuk duduk bersama, kembali merasakan kedekatan satu dengan yang lain didalam kasih.

Penjelasan Teks

Ayat 8

Surat Filipi dituliskan Paulus saat ia berada dalam penjara. Melalui tulisannya, kita bisa melihat betapa Paulus merindukan jemaat di Filipi. Umumnya orang yang sedang dalam penjara akan merindukan saat ia dibebaskan. Ia hanya berpikir kapan dirinya lepas dan bebas dari kungkungan. Tetapi Paulus berbeda, ia lebih memikirkan kepentingan pekerjaan Tuhan melalui pelayanan pada jemaat daripada kepentingannya sendiri. Surat-surat yang ditulis dan dikirimkannya adalah sebuah cara lain dari menyampaikan bimbingan rohani ketika tatap muka tidak memungkinkan, bagi jemaat Tuhan di Filipi dan di kota-kota lainnya. Ia memiliki kasih yang begitu besar bagi Tuhan dan jemaat-Nya, sehingga ia mengucap syukur kepada Allah setiap kali ia mengingat mereka (ayat 3). Dalam kerinduannya, Paulus terus mendoakan jemaat.

Ayat 9

Satu topik doa yang diucapkan Paulus adalah “semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan segala macam pengertian”. Kasih yang sudah ada pada orang percaya bukan sesuatu yang stagnan. Kasih itu bisa dan harus semakin besar, semakin bertumbuh dan bertambah. Tapi Paulus juga menekankan, kasih harus dilengkapi dengan pengetahuan yang benar dan segala macam pengertian. Mengasihi dalam pengertian Paulus bukan sekedar urusan perasaan, tetapi harus diikuti hikmat pengertian. Tidak hanya urusan hati, tetapi urusan logika. Mengasihi dengan berlimpah tapi tidak diikuti pengetahuan dan pengertian dapat membuat kasih itu salah sasaran, tidak tepat pengaplikasiannya. Mungkin bisa dibandingkan dengan aksi kasih atau aksi diakonia. Kalau kita ingin memberi bantuan, kita pasti melakukan survey lapangan. Apa yang diperlukan, apa yang kurang. Sehingga diakonia kita tepat sasaran dan tepat guna.

Ayat 10-11

Dengan kasih yang diikuti pengetahuan dan pengertian, tujuannya adalah jemaat dapat membedakan baik dan benar, lalu memilih apa yang baik. Agar ketika Yesus Kristus datang kedua kali, jemaat dalam keadaan suci dan tak bercacat. Suci dan tak bercacat adalah standar yang sangat tinggi. Ditambahkan Paulus juga ‘penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus’. Kebenaran yang kita kerjakan adalah pekerjaan Kristus. Itu bukan hasil usaha manusia. Semuanya untuk memuliakan dan memuji Allah. Maka segala sesuatu yang kita putuskan, kita kerjakan, khususnya dalam keluarga kita, hendaknya didasari oleh kasih yang diikuti pengetahuan dan pengertian. Agar melalui keluarga kita banyak orang yang merasakan kasih Tuhan dan karenanya nama Tuhan dimuliakan (bdk bacaan Mazmur 103: 13-18).

Aplikasi

-          Seorang pelayan Tuhan harus terus mencari cara melayani Tuhan di saat menghadapi tantangan. Kalau Paulus hanya bisa berinovasi melalui surat, kita saat ini berinovasi mengerjakan pelayanan melalui berbagai media online yang ada. Jangan kendorkan semangat pelayanan.

-          Mengasihi orang lain harus ditunjukkan dengan mendoakan mereka. Kita tidak bisa mengaku mengasihi tanpa pernah mendoakan (bdk invocatio). Itulah sebabnya doa keluarga sangat penting. Mari kita rangkul orang-orang terkasih di dalam doa-doa kita. Bahkan dengan teknologi komunikasi saat ini, keluarga yang tinggal berjauhan pun bisa beribadah bersama (video call, zoom, dll)

-          Adalah baik mendoakan orang lain untuk meminta kesehatan, rejeki, kelancaran dalam segala usaha baik agar diberkati Tuhan. Tapi mari kita meneladani Paulus yang mendoakan agar jemaat semakin berlimpah didalam kasih. Sebab orang yang berlimpah dalam kasih akan menjadi pendoa bagi orang lain juga. Alangkah indahnya bila kita semua saling mendoakan dalam kasih Kristus.

-          Kasih yang berlimpah dalam diri seseorang memungkinkan ia mengasihi orang lain di luar dirinya. Kasih yang berlimpah  dalam sebuah keluarga akan memungkinkan keluarga itu mengasihi orang lain yang diluar keluarganya. Semakin berlimpah kasih itu, semakin banyak orang yang boleh merasakannya. Ada kata bijak yang mengatakan Love is a verb. Kasih itu kata kerja. Tidak cukup diucapkan, tapi harus dibuktikan dengan perbuatan. Mari kita kembangkan kebiasaan berbagi, memberi kepada sesama. Jika ada aksi kasih, diakoni keluarga, sangat baik jika dilakukan bersama-sama.

-          Kasih yang disertai hikmat pengertian akan memampukan seseorang mengambil keputusan yang baik dan benar. Sehingga hidup kita menjadi hidup yang berkenan bagi Kristus. Inilah yang perlu dipelihara setiap pribadi dan keluarga, selama kita menantikan kedatangan Kristus kedua kali.

Pdt. Yohana br Ginting

Rg Samarinda

Pekan Kebaktian Keluarga Wari IV Tahun 2020 ; Masmur 38 : 8 -18

Keluarga Yang Sehat (Fokus kesehatan keluarga : Mental dan fisik)

Invocatio    : “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja”. (3 Yohanes. 1:2)

Ogen           : 1 Timotius 5 :23

Kotbah       : Masmur 38 : 8-18

Tema          : Keluarga Yang Sehat (Jabu Si Mejuah-Juah)

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan…

Pandemi Virus Corona yang sedang mewabah sekarang ini, menyadarkan kita betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan. Protokol kesehatan yang dianjurkan untuk kita lakukan adalah harus memakai masker dan harus sering mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer agar tetap sehat dan tidak terpapar Virus Corona. Selain itu, kita juga harus mengatur jarak dengan orang lain dan juga menghindari kerumunan orang banyak. Hal ini dilakukan supaya kita tetap sehat dan terhindar dari Virus Corona. Karena jikalau seorang anggota keluarga terpapar Virus Corona, maka kemungkinan seluruh anggota keluarga juga dapat terpapar.

Secara umum, memiliki tubuh yang sehat tentu merupakan dambaan setiap orang. Tentu saja kenyataan ini mendorong kita untuk tetap menjaga kesehatan fisik dan mental baik secara pribadi maupun bersama-sama dengan keluarga. Namun, keinginan tersebut terkadang tak diiringi dengan gaya hidup sehat. Banyak orang yang ingin hidup sehat, tetapi mengabaikan gaya hidup sehat dengan makan makanan yang tidak sehat dan tidak pernah berolahraga. Tak hanya kesehatan secara fisik saja, namun kesehatan mental juga perlu dijaga. Betapa pentingnya menjaga kesehatan karena kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan kita. Seperti yang diungkapkan oleh Mahatma Gandi bahwa harta sejati adalah kesehatan, bukan emas dan perak. Ini memperlihatkan bahwa kesehatan jauh lebih penting dari pada materi.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan….

Firman Tuhan yang disampaikan pada Kebaktian Pekan Keluarga malam hari ini juga mengingatkan kepada kita tentang pentingnya kesehatan baik secara pribadi maupun di tengah-tengah keluarga. Masmur 38:8-18 yang menjadi nats kotbah dalam Pekan Kebaktian Keluarga hari ke tiga ini, menceritakan kepada kita tentang Pemasmur Daud yang menyampaikan ratapannya kepada Tuhan tentang penyakitnya serta mengungkapkan perasaannya kepada Tuhan. Untuk memahami tentang penderitaan yang sedang dialami oleh Pemasmur Daud ini, kita akan menelisiknya dari Mas. 38:1-23.

Pemasmur menceritakan tentang sakit penyakit yang sedang di deritanya. Sakit penyakit merupakan suatu kenyataan yang akan dihadapi oleh semua manusia. Kelelahan, dukacita, masalah, tekanan, atau kemarahan dapat membuat orang sakit secara fisik. Kuman, virus, dan bakteri juga menjadi penyebab seseorang sakit. Di tengah kelemahan seperti itu, orang bisa dengan mudah merasa lelah menjalani kehidupan dan menyalahkan Tuhan. Namun, bagaimana pemazmur mengatasi kelemahan dan penyakitnya?

Dari dalam penderitaan yang sedang dirasakan oleh pemasmur, Dia datang kepada Tuhan. Berseru kepadaNya serta mencurahkan segala isi hatinnya. Penderitaan yang dialami oleh pemasmur ini sangatlah berat, yaitu suatu penyakit dengan luka-lukanya berbau busuk, bernanah, oleh karena kebodohannya (ayat 6). Ia menganggap penyakitnya sebagai hukuman atas dosanya. Kesakitan yang sangat luar biasa dirasakan oleh pemasmur sehingga ia merasakan bahwa tidak ada lagi yang sehat dalam dirinya. Ia kehabisan tenaga dan remuk redam, ia merintih dengan degup jantung yang terus berdebar-debar, kekuatannya hilang, cahaya matanya pun lenyap (ayat 4-11).

Selain fisiknya yang mengalami penderitaan yang luar biasa sakitnya, pemasmur juga mengalami rasa sakit secara mental karena sahabat-sahabatnya dan teman-temannya bahkan sanak saudaranya pun menjauhinya (ayat 12). Sungguh suatu keadaan yang sangat menyedihkan dialami oleh pemasmur. Dia tidak punya lagi orang-orang yang dekat dengannya untuk menghiburkannya serta menolongnya untuk tetap sanggup menghadapi permasalahan dalam kehidupannya. Mengapa pemasmur Daud ditinggalkan sendiri ? Kemungkinan karena penyakit yang dideritanya itu membuat ia menjadi seorang yang dipandang menjijikkan, sehingga tidak ada satu orangpun yang mau dekat dengannya, malahan pergi menjauhinya.

Terhadap para musuhnya yaitu orang-orang yang ingin mencabut nyawanya dengan memasang jerat, orang-orang yang mengikhtiarkan celakanya, memikirkan kehancuran dan merancangkan tipu daya sepanjang hari, pemasmur Daud tidak mau mendengarkan mereka serta menutup mulutnya (ayat 13-15). Daud mengeluh mengenai kuasa dan kejahatan para musuhnya, yang kelihatannya bukan saja memanfaatkan kesempatan dari kelemahan tubuhnya dan kegelisahan pikirannya untuk menghina dia, tetapi juga mengambil kesempatan dari keadaan itu untuk melakukan kejahatan terhadapnya. Ada banyak sekali hal yang dia ungkapkan untuk menentang mereka, dan semuanya itu dia kemukakan sebagai alasan mengapa Allah harus bangkit membelanya (ayat 16-20)

Dalam kesakitannya itu, pemasmur Daud datang kepada Tuhan serta merendahkan diri dihadapan Allah. Ia mengatakan kepada Tuhan :“Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhku pun tidak tersembunyi bagiMu”(ayat 10). Pemasmur sungguh terbuka dihadapan Allah tentang keinginannya untuk disembuhkan dari penyakit yang sedang di deritanya. Ia meletakkan pengharapannya hanya kepada Tuhan. Ia tidak putus asa. Dia tahu bahwa ada Tuhan, Sang Penolong, yang menjadi tumpuan harapannya.Pengharapan yang teguh kepada Tuhan di kala sakit, sungguh menguatkan serta memberikan semangat hidup yang tinggi bagi pemasmur (ayat 16). Pemasmur memohon supaya Tuhan menolongnya, menyembuhkannya (ayat 23).

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan.

Penyakit dapat membuat kita jauh dan terpisah dari keluarga dan komunitas karena tidak lagi dapat beraktivitas bersama keluarga serta rekan-rekan dalam komunitas itu. Sakit juga bisa memisahkan kita dari segala hal yang kita sukai. Bukan berarti kita boleh menyerah pada kehidupan, apalagi mencari jalan keluar yang justru menjauhkan kita dari Tuhan. Belajar dari pemazmur, kita bisa mencari tahu "kebodohan" apa yang telah kita lakukan sehingga membuat kita jatuh sakit. Namun pada saat yang sama, kita diajak untuk merendahkan diri dan mengakui bahwa pertolongan hanya dalam Tuhan. Dengan demikian, kita bisa menjalani hari-hari bersama penyakit kita dengan keteguhan dan keberanian.

“Keluarga Yang Sehat”, inilah yang menjadi tema kita dalam Pekan Kebaktian Keluarga hari ke tiga ini. Perilaku hidup sehat harus dimulai dari diri sendiri kemudian di tengah keluarga dan juga masyarakat. Kesehatan mental dan fisik di tengah keluarga sangat penting untuk diperhatikan dan dijaga dengan baik.

Pertama, kesehatan mental.

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika hati kita ada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dengan baik. Seorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan dan potensi dirinya dengan maksimal dalam menghadapi tantang hidup, serta menjalin hubungan yang positif dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya mengarah kepada perilaku buruk. Masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi yaitu stres, gangguan kecemasan dan depresi.

Bagaimana kita dapat menjaga kesehatan mental yang baik ditengah penderitaan karena penyakit yang dialami ? Seperti yang dilakukan oleh pemasmur Daud yaitu datanglah kepada Tuhan melalui doa, menyampaikan kepadaNya akan apa yang sedang dihadapi, tetap setia berpengharapan kepadaNya serta mengimani bahwa Tuhan menolong serta memulihkan keadaan kita. Kita harus menjaga kesehatan mental agar pikiran tetap tenang, nyaman dan bahagia dengan menghindari berbagai informasi negatif dan mengisi waktu dengan berbagai kegiatan yang positif seperti saling menolong, selalu berpikiran positif dan merasakan perasaan yang positif. Dengan selalu berpikiran positif dan berperasaan positif maka akan meningkatkan kerja dari sistem imun tubuh dalam melawan berbagai macam virus penyakit, khususnya Covid-19 sekarang ini. “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap di dengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu” (Filipi 4:8).

Dengan demikian, iman kita tetap kuat di dalam Tuhan serta imunitas tubuh juga tetap terjaga dengan baik.

Kedua, kesehatan fisik.

Kesehatan fisik yaitu kesehatan yang ditandai dengan kondisi tubuh yang sehat dan berfungsi secara normal sehingga mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan sehat secara fisik, kita bisa tetap beraktivitas. Dengan fisik yang sehat maka kita dapat berkarya serta menyelesaikan tanggungjawab dengan baik. Keadaan fisik yang lemah akan berpengaruh terhadap produktivitas kita sehari-hari. Menjaga kesehatan fisik bisa dilakukan dengan cara berolahraga, makan makanan sehat dan bernutrisi, cukup tidur dan istirahat, menghindari minum minuman beralkohol dan merokok sehingga kesehatan fisik dapat terjada dengan baik.

Kesehatan fisik dan kesehatan mental merupakan dua aspek yang penting dalam bidang kesehatan yang saling berhubungan. Kesehatan fisik seseorang dapat mempengaruhi kesehatan mentalnya. Misalnya, ketika sedang sakit, kerap kali membuat kita menjadi seorang yang lebih sensitif, sehingga dapat membuat cepat marah, stres, gangguan kecemasan dan juga depresi, terlebih ketika penyakit yang di derita adalah penyakit menahun yang tak kunjung sembuh, atau penyakit seperti yang sedang terjadi pada masa sekarang ini yang disebabkan oleh Corona Virus.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan..

Untuk membangun “Keluarga Yang Sehat” yaitu dalam hal kesehatan fisik dan mental, mari terus membangun hubungan sosial yang baik didalam keluarga. “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”  seperti yang disampaikan dalam teks invocatio kita hari ini dari 3 Yohanes 1:2 “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja” Hal ini dapat dilakukan melalui ibadah bersama dalam keluarga, saling mendukung dalam menjaga kesehatan fisik dan kesehatan mental di tengah-tengah keluarga dan juga dengan masyarakat.

Jika salah satu anggota keluarga mengalami penyakit, janganlah meninggalkannya sendirian, menjauhinya karena stigma negatif atas penyakit yang dialaminya, melainkan marilah saling menguatkan, saling mendoakan, saling memberikan motivasi sehingga menumbuhkan semangatnya untuk sembuh dari penyakitnya. Menuntunnya untuk datang kepada Tuhan, memohon kesembuhan yang datangnya dari Tuhan, tetap setia berpengharapan kepadaNya, serta mengimani bahwa Tuhan sanggup memulihkan kesehatannya. Mendorongnya juga untuk menjalani pengobatan medis yang sesuai dengan penyakit yang dialaminya agar dia juga beroleh kesembuhan (bd. Teks bacaan kita : 1 Timotius 5:23)

Ditengah kondisi pandemi Corona Virus saat ini marilah tetap setia melakukan protokol kesehatan yang telah disampaikan oleh pemerintah, dengan 3 M :

1.    Menggunakan Masker

2.    Mencuci Tangan

3.    Menjaga Jarak

Marilah terus berjuang membangun “Keluarga Yang Sehat”. Iman yang Sehat. Imunitas tubuh meningkat. Tuhan memberkati kita semua sehingga menjadi “Keluarga Yang Sehat”. Amin.

Pdt. Crismori Veronika Br Ginting Manik

GBKP Sitelusada

Pekan Kebaktian Keluarga Wari II Tahun 2020 ; Daniel 6 : 1-10

Invocatio      : Sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku  bersorak-sorai (Mazmur 63:7)

Bacaan         : Ibrani 10:19-10

Khtobah       : Daniel 6:1-10

Thema          : Keluarga yang Menyembah/Ersembah Ibas Jabu

1.        Pendahuluan

Keluarga adalah Gereja yang kecil di dunia ini, sebab keluarga itu adanya unsur Bapa, Ibu dan anak-anak juga ada orang lain yang tinggal bersama dengan keluarga itu. Maka dalam kehidupan keluarga itu menentukan bagaimana adanya persekutuan secara umum, sebab keluarga-keluarga itulah yang berkumpul dalam persekutuan yang kita sebut GEREJA/KOINONIA. Maka dari itu kehidupan Rumah Tangga setiap saat perlu di baharui lewat pembinaan iman (Doa, baca Firman dan pujian-pujian bagi Tuhan). Dan saat ini kita tidak lagi menuntut siapa yang Utama  (Bapa, Ibu dan anak-anak), Namun semuanya harus berkewajiban saling mendahului untuk memuliakan nama Tuhan Yesus, sebab kemajuan rumah tangga itu terletak pada siapa yang tinggal di rumah itu. Dan adanya selalu hubungan yang baik sesama keluarga dan hubungan baik dengan Tuhan Yesus sebagai sumber berkat bagi keluarga itu. Keluarga adalah keluarga yang dekat dengan Tuhannya dan dekat dengan sesamanya. Tentunya hal itulah maka muncul kecemburuan terhadap Daniel. Sebab Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil Raja itu, karena Daniel dikatakan mempunyai roh yang luar biasa (3). Akibat kepercayaan Raja maka dibuatlah persengkongkolan oleh pejabat untuk menjatuhkan Daniel, dan membuat suatu kemufakatan untuk mempengaruhi Raja Darius untuk menyuruh semua rakyat dan pemimpin harus menyembah raja selama 30 hari, dan tidak boleh menyembah dewa dan Allah yang di sembah, dan barangsiapa yang melanggar aturan ini dilemparkan ke lobang singa. Lewat kemufakatan ini mereka akan menjebak Daniel, dan mereka yakin Daniel tidak akan mau menyembah manusia, pasti menyembah Tuhan Allah Israel, maka dia akan dilemparkan ke gua singa.

2.        Urian teks

Dalam Nas kita ini menceritakan tentang sosok Daniel pemuda yang dibawa dari Israel ke Babilonia saat Raja Nebukatnesar berkuasa (raja). Daniel dan teman-temannya adalah orang pintar, sebab Allah tetap beserta mereka. (Daniel 1:18-21). Dan mereka diangkat menjadi pegawai di istana. Daniel adalah sosok yang taat, jujur dan pintar berhikmat.Dan mereka diperhadapkan dengan tantangan makanan istana, namun mereka menolak dan meminta hanya makan daun-daunan dan (Daniel 1:11-13). ternyata Daniel dan teman-temannya tetap unggul dari orang-orang yang makan daging dan minum anggur. Maka dari itu mereka dipercayakan untuk menjadi pemimpin khususnya Daniel, akan di angkat menjadi wakil raja di kerajaan Babel (6:3). Dalam teks kita kali ini, memperlihatkan kepada kita bahwa tidak selamanya rupanya kebaikan itu dibalas dengan baik terutama bagi orang-orang yang iri hati kepada Daniel. Maka kepercayaan Raja Darius terhadap Daniel menjadi kecemburuan bagi sesama wakil wakil raja (120) orang yang telah diangkat sebab dari wakil-wakil itu wajib melaporkan semuanya kepada Daniel, yang depercayai. Kesepakatan yang busuk ini dapat mempengaruhi Raja Darius untuk membuat surat edaran ke seluruh negeri untuk selama 30 hari harus sujud menyembah raja dan tidak boleh menyembah siapapun kecuali Raja Darius. Dan siapa yang melanggar akan dikenakan hukuman dimasukkan ke lubang singa (ay 8). Dan mereka yakin Daniel tidak mau sujud di hadapan Raja, sebab Daniel hanya mau sujud di hadapan Allah Israel, maka dari itu Daniel pasti akan dimasukkan ke lubang singa. Pikiran manusia boleh-boleh saja tetapi Allah nya Daniel berbeda dengan pikiran manusia. Allah yang dipercayai Daniel adalah Allah pengasih, Allah penyayang dan Allah berkuasa dan selalu berpihak pada orang-orang yang percaya dan sujud menyembah dia.

3.        Renungan

Lewat tema kita hari/malam kedua ini: keluarga yang menyembah

a.     Invocatio :

Bagaimana Daud berdoa pada Allah dalam pelariannya, dia merindukan Allah sebagai kekuatannya, walaupun di saat menghadapi masalah yang cukup berat karena dia ada di padang gurun akibat dikejar-kejar raja Saul dan tentaranya. Maka dalam doanya dia mengatakan : bahwa dia mengingat Allah saat dia merebahkan tubuhnya di kala dia tidur, maka dia mengingat Allah dan merenungkan bagaimana penyertaan Allah. Berarti Daud di saat dia mau tidur, di mana saja pertama-tama ia mengingat Allah untuk melindungi dia Didiklah maka demikianlah harus kita sebagai keluarga baik suami istri, anak-anak sebelum merebahkan tubuh kita ke tempat tidur kita harus mengingat Allah dan merenungkan FirmanNya siang dan malam agar tidak ada iblis menguasai kita. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur (ibr 13:4a )

b.     Bacaan

Sebagai keluarga Kristen adalah suatu kewajiban untuk percaya dan sujud menyembah Allah dan kita percaya Yesus Kristus sebagai imam besar yang di mana dia adalah kekuatan dalam keluarga, keluarga adalah persekutuan kecil di dunia ini Dan dari keluarga yang kecil ini bila punya hubungan yang baik dengan Allah maka persekutuan lebih besar akan terbentuk dan baik, dan bila keluarga ga ga jemaat itu setia dan patuh terhadap Allah maka Tri tugas gereja akan berlangsung baik. Maka keluarga diharapkan berpegang teguh pada pengakuan tentang pengharapan kita ay 23. Dan janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan pertemuan ibadah kita ay 25. sebagai keluarga wajib menjalankan tugasnya untuk bersekutu/ibadah seturut dengan aturan yang berlaku, apalagi saat ini ibadah ibadah kita dilakukan dengan virtual, jadi keluarga itu bisa bersatu mengikutinya dari rumah.

c.      Khotbah

Daniel sebagai orang buangan ke Babel, tetap setia dan mengandalkan Allah walaupun teramat berat hal-hal yang harus dibebankan kepadanya namun dia tetap percaya pada Allah nya, dan tidak mau ke kanan dan ke kiri. demikianlah juga keluarga kita yang percaya pada Tuhan Yesus harus wajib taat setia, patuh pada kehendakNya apalagi saat ini kita sama-sama menghadapi covid 19 ini.banyak hal yang harus kita pikirkan, masalah ekonomi, kesehatan, pekerjaan, usaha dan segalanya namun kita percaya bahwa Allah kita tetap menjaga kita, Dia tetap setia menuntun kehidupan kita. Walaupun Covid belum berakhir kasih Allah tidak akan berakhir

Selamat berpekan Keluarga

Tuhan Yesus Memberkati

Pdt  Andarias Brahmana

Ketua Klasis Jakarta Kalimantan

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate