Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Suplemen PA Moria : Kejadian 45 : 5-11 ; Tgl 18-24 April 2021

THEMA                 : KESULITAN MEMBAWA KITA PADA KEBERHASILAN

BAHAN OGEN       : KEJADIAN 45:5-11

TUJUAN:

1.     Gelah Moria meteh Yusuf mpetetap ukur seninana ibas ngalaken permasalahen

2.     Gelah Moria ngidah ras makeken peluang si lit guna peningkaten ekonomi ibas masa COVID enda

PENGANTAR

Apa yang terlintas dalam benak kita saat ada orang yang mengatakan kepada  ungkapan: “Apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur.” Biasanya yang dimaksudkan oleh ungkapan ini dapat berupa penyesalan, tetapi bisa juga berarti sebuah keterlambatan dimana tidak ada lagi sesuatu pun yang dapat dilakukan untuk mengatasi persoalan yang telah terjadi. Ketika seseorang mengungkapkan kalimat nasi sudah menjadi bubur, berarti kita sudah enggan menyelesaikan persoalan dan itulah final/ akhir dari sebuah peristiwa. Meskipun demikian, rasanya tergelitik sekali saat membayangkan bubur sebagai makanan. Dalam dunia kuliner lazim kita temukan menu makanan bubur dengan berbagai variasi yang membuat menu bubur tersebut lebih dapat dinikmati banyak orang. Sebut saja bubur ayam, atau bubur Manado, bubur sum-sum, maupun bubur-bubur lainnya. Ternyata nasi yang sudah menjadi bubur itu dapat diolah lebih jauh dengan menambahkan berbagai rasa baru ke dalamnya, dan rasanya justru semakin luar biasa. Melalui nasi yang telah menjadi bubur ini, kita dapat melihat kepada kehidupan kita.  Sebenarnya selalu ada sesuatu yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan hidup kita bila kita menaruh perhatian, harapan dan tindakan ekstra ke dalamnya. Dari filosofi bubur ini, kita belajar untuk melihat masih ada berbagai kesempatan yang bisa kita kerjakan sekalipun dalam situasi yang tidak kita inginkan.   

PENDALAMAN TEKS

Dalam bacaan kita; Kej. 45:5-11 kita melihat bagaimana Yusuf bukanlah seorang yang menganut paham nasi sudah menjadi bubur dalam hidupnya. Sebaliknya, dia adalah orang yang tidak mudah menyerah dan dalam pertolongan Tuhan ia menemukan cara untuk mengolah kesulitan dan luka-luka hidupnya. Kita bisa melihat itu semua dari:

1.    Yusuf  tidak mau menjadi budak dari trauma masa lalu. Saat kita terluka dan menderita biasanya dapat menjadi pengalaman pahit yang sulit untuk kita lupakan. Bisa kita bayangkan bagaimana perasaan Yusuf yang sudah merasakan penderitaan atas perlakuan saudara-saudaranya. Terlebih sekarang Yusuf punya kuasa  untuk menghukum saudara-saudaranya itu. Biasanya kuasa dapat dengan mudah membuat seseorang menjadi lupa diri dan menggunakan kuasanya semau-maunya. Tetapi tidak dengan Yusuf, dia memilih untuk memutus rantai dendam dalam keluarganya dan mengampuni saudaranya. Mengapa dia mampu mengampuni saudara-saudaraNya? Tak lain karena Yusuf memandang semua yang terjadi dalam hidupnya dari perspektif rencana Tuhan untuk memelihara seluruh keluarganya (bdk. Ay. 5)

2.    Yusuf adalah seorang tokoh yang cinta damai dan memiliki kecerdasan emosional  luar biasa. Dia menjadi cerdas dan bijaksana selain karena pemeliharaan dan penyertaan Tuhan, tentu  karena pembentukan/ proses kehidupan yang dialaminya. Misalnya saja; dia tahu persis perasaan ketakutan dan penyesalan saudaranya saat dia memperkenalkan dirinya kepada mereka. Karena itu dia mengatakan di ay.5: “Tetapi sekarang janganlah kamu bersusah hati dan janganlah menyesali diri...” lebih dari pada keinginan untuk menyalahkan, dia justru membimbing keluarganya untuk melihat kasih dan pertolongan Tuhan bagi mereka. Dengan demikian dia dapat meredam dan mengubah. kekalutan saudara-saudaranya menjadi sebuah harapan baru untuk kelangsungan hidup keluarganya (bdk. Ay.7).

3.    Yusuf memandang tempaan hidup sebagai sebuah sarana pembelajaran bagi dirinya. Walaupun berkali-kali dia tersandung masalah, dia selalu bangkit kembali dan melakukan yang terbaik dalam setiap pekerjaannya. Karena kesulitan-kesulitan yang dia hadapi, dia bahkan menjadi lebih jeli dan lebih berpengalaman lagi dalam menentukan langkah dan rencana ke depan. Dalam ay.6, 9,10 dan 11 kita melihat Yusuf jeli melihat situasi kelaparan yang masih akan terus berlangsung lima tahun lagi di Mesir. Karena dia orang yang mau terus belajar maka ia dapat mengatur rencana agar keluarganya dapat bertahan hidup di tengah situasi yang sulit. Tentunya diatas seluruh upaya dan kerjanya dia mempercayakan diri pada tuntunan dan rencana Allah untuk hidupnya.

APLIKASI/PENUTUP

1.   Kita selalu memiliki pilihan-pilihan dalam hidup kita. Saat kita menderita atau mengalami kesulitan janganlah kita  mau menjadi budak trauma masa lalu. Tanpa kita sadari  hidup kita saat ini masih dan bisa terinfeksi akar pahit masa lalu sehingga berdampak negatif bagi diri kita maupun bagi orang lain. Bagi diri kita: kita terganggu secara psikologis dan potensi kita menjadi tidak maksimal. Sementara bagi orang lain: kita menularkan trauma dan luka itu bahkan tak jarang kita malah memperparah masalah yang ada seperti menyiram api dengan bensin. Ketika kita terjebak pada masa lalu maka energi, waktu pikiran kita akan terbuang percuma dan membuat kita tidak mampu lagi memikirkan yang terbaik untuk masa depan kita. Akibatnya kita akan sulit maju dalam hidup kita. Kita bisa memilih untuk menyalahkan dan marah, tapi kita juga bisa memilih untuk mengampuni dan  mencari solusi yang membangun untuk kita. Mari pilih dan lakukan yang terbaik bagi kita dan keluarga kita.  

2.   Mari kita melihat hidup kita melalui sudut pandang Tuhan. Tanpa kelembutan dan kerendahan hati, kita tidak akan mampu melihat bagaimana Tuhan merancang dan membentuk kehidupan kita. Yusuf juga tidak berada dalam situasi ideal; selalu ada kesulitan yang harus dia hadapi. Tetapi dalam segala sesuatu, Yusuf selalu mengutamakan kehendak dan rancangan Tuhan bagi dirinya. Seperti seorang juru kamera yang membidik gambar dengan tepat, demikianlah kita akan dapat berdamai dengan kesulitan hidup kita saat kita melihatnya dalam lensa kasih setia Tuhan yang tersedia bagi kita.

3.    Dalam masa pandemi COVID dan bencana alam yang terjadi, banyak orang yang mengeluhkan kondisi hidup mereka terutama dalam sektor pekerjaan dan ekonomi.  Mari kita berpikir bahwa jatuh dan bangun dalam berbagai usaha kita adalah “kawah penempaan” yang membuat kita semakin bertumbuh dan tangguh. Kita dapat membuka berbagai peluang yang baru dan jeli melihat keadaan asalkan kita tidak berhenti melakukan sesuatu. Akan selalu ada inspirasi baru dan ide-ide cemerlang yang lahir dari sebuah pembelajaran hidup. Seperti Martin Luther King Jr. katakan: “Jika kau tak mampu terbang, maka berlarilah. Jika tak sanggup berlari, maka berjalanlah. Jika tak mampu berjalan, maka merangkaklah. Apapun itu, tetaplah bergerak”.

Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.si (Teol)

GBKP Perpulungen Kupang

Suplemen PA Mamre : Kuan-kuanen 4 : 1-9 ; Tgl 11-17 April 2021

(HUT KAKR: Sehna BSM 131 Tahun)

Ogen : Kuan-kuanen 4:1-9

Tema  : Kegeluhenku Pengajarenku

Tujun  : Gelah Mamre:

1.    Megermet nehken pengajaren gelah sentudu pengajaren ras perbahanen

2.     Jadi teman man anak-anakna ibas pergaulan ras jabuna.

KATA PENGANTAR

Mendidik anak adalah tanggung jawab orang tua. Dalam istilah “Parenting” banyak dikenalkan kepada orang tua cara atau tehnik mendidik anak. Banyak sekali buku yang diterbitkan, seminar yang dilakukan untuk mengenalkan cara mendidik anak di zaman modern sekarang ini. Tapi dibalik dunia parenting, ada Pengajaran firman Tuhan kepada anak perlu dilakukan secara berulang-ulang dan dengan tidak bosan-bosannya karena ini akan memudahkan anak untuk mengerti apa yang kita ajarkan. Dalam kitab Ulangan 11:19 jelas dikatakan, “Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” sejarah bangsa Ibrani memperlihatkan bahwa ayah harus rajin mengajar anak-anaknya menuruti jalan dan firman Tuhan demi untuk pertumbuhan rohani dan kesejahteraan mereka. Ayah yang taat kepada perintah-perintah dalam Firman Tuhan akan melakukan hal ini. Kepentingan utama dari ayat ini adalah anak-anak didewasakan dalam “ajaran dan nasehat Tuhan” yang adalah merupakan tanggung jawab seorang ayah dalam rumah tangga.

TAFSIRAN

Dalam kitab Amsal 4:1-9 dijelaskan bahwa kata dengarkanlah memiliki arti yang lebih spesifik. Ada dua pengertian mendengar dalam bahasa lnggris. Yang pertama to hear yang artinya mendengar tanpa perlu memberi perhatian, dan yang kedua adalah to listen atau mendengar dengan penuh perhatian. Arti lain dari to listen adalah menyimak. Mendengar dalam arti menyimak (to listen), berarti memberi perhatian dan mengapresiasi, juga mendengar untuk melakukan. Jadi, aktif untuk menyimak, tetapi juga aktif melakukan apa yang disimak. “Mendengar” sangatlah penting dalam pendidikan di Israel, baik dirumah atau keluarga maupun di sekolah. Ayah dan lbu di rumah keluarga, juga guru di sekolah, di sebut sebagai sang guru hikmat yang mendidik anak-anak atau murid-murid. Dalam kitab Amsal, “telinga” digunakan bukan saja untuk pendengaran, tetapi juga untuk kepatuhan. Karena itulah “mendengar” tidak hanya berarti mendengar, tetapi juga kepatuhan melakukan didikan. Anak atau murid memusatkan perhatian dan pendengaran pada hikmat termasuk menaati dan melakukan yang di dengar telinga. “Dengarkanlah dan perhatikanlah” menekankan agar anak-anak dalam keluarga atau murid-murid di sekolah menggunakan telinga mereka untuk memperhatikan dan menaati dengan sungguh-sungguh didikan sang guru hikmat. Melalui ayat-ayat Firman Tuhan tersebut, kita mendapati bahwa pengamsal mengingatkan anak-anak kita supaya mendengarkan didikan ayah. Pengamsal mengingatkan anak-anak kita untuk memperhatikan didikan ayah, supaya mereka memperoleh pengertian. Karena seorang ayah memberikan ilmu yang baik kepada mereka. Karena bapa memberikan ilmu pengetahuan yang baik dan bermanfaat dalam hidupnya. Karenanya, janganlah meninggalkan petunjuknya. Jika kita melihat ayat refrensi dari Amsal 22:6-11, khususnya ayat 6 yang berbunyi “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Mendidik mengindikasikan pendidikan mula-mula yang diberikan ayah dan ibu pada seorang anak, yaitu pendidikan awal. Pendidikan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan anak pada pola hidup yang direncanakan baginya. Memulai pendidikan anak dengan cara sedemikian adalah hal yang amat penting, sama seperti pohon bertumbuh mengikuti arah batangnya waktu baru ditanam. Dalam mendidik anak, seharusnya orang tua tidak hanya banyak bicara, tetapi lebih banyak memberikan teladan kepada anak. Jadi, seandainya orang tua hendak mengajarkan firman Tuhan mereka harus terlebih dahulu menunjukkannya, memberikan contoh kepada anak. Hal ini tentunya akan lebih memudahkan orang tua dalam mengajarkan segala sesuatu kepada anak.

Pada dasarnya, sejak kecil (KAKR) anak sudah bisa mengerti atau tanggap terhadap teladan yang diberikan orang tua, misalnya ketika diajarkan berdoa. Namun, ketika anak sudah mulai lebih besar, ayah sebaiknya mengajarkan kesaksian hidup, hidup yang dipimpin Tuhan, hidup di dalam Tuhan, dan juga mengajarkan bagaimana melakukan Firman Tuhan di dalam kehidupan yang sebenarnya. Ayat dari Perjanjian Baru memberi kita gambaran yang jelas akan perintah Tuhan kepada ayah dalam hubungannya dengan membesarkan anak-anaknya. Efesus 6:4 adalah ringkasan dari kata-kata nasehat kepada para orangtua, yang di sini diwakili oleh ayah, dan dinyatakan secara negatif dan positif. “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Di sini ditemukan apa yang dikatakan oleh Alkitab mengenai tanggung jawab ayah dalam membesarkan anak-anak mereka.

APLIKASI

Senina-senina Mamre, anak adalah titipan Tuhan, tetapi tugas mendidik anak adalah tanggung jawab orangtua. Dewasa ini seringkali tanggung jawab mendidik anak dibebankan hanya pada ibu (Moria), sementara si ayah (Mamre) jarang sekali mempunyai waktu secara intensif untuk anak-anak karena alasan sibuk dengan pekerjaan. Alkitab mengingatkan bahwa sesibuk apa pun, seorang ayah tidak boleh meninggalkan tanggung jawabnya dalam hal mendidik anak karena ayah adalah wakil Tuhan dalam keluarga. Umumnya seorang anak (terutama anak laki-laki) akan menjadikan figur ayah sebagai role model dalam kehidupannya. Tingkah polah ayah akan menjadi perhatian tersendiri dalam hati si anak. Kalau anak sudah memiliki konsep yang salah tentang ayahnya, yang dalam kesehariannya suka bersikap kasar, suka memukul, membentak-bentak, egois dan kurang menghargai orang lain, maka secara tidak langsung itu akan mempengaruhi dan membentuk pribadi dan pola pikir si anak, bahkan ia akan meniru perbuatan ayahnya di kemudian hari.

Di zaman Digital sekarang ini, kita melihat berita di televisi dan membaca di surat kabar kasus kenakalan anak muda begitu maraknya: ada yang terlibat tawuran antar sekolah, mengonsumsi narkoba, terlibat pergaulan bebas, bahkan ada yang sampai terjerumus ke dalam dunia prostitusi. Lingkungan, dengan siapa mereka bergaul dan juga pengaruh buruk dari media sosial menjadi faktor pemicunya. Itulah sebabnya banyak orangtua semakin was-was dan over protective terhadap anak-anak mereka. Meski demikian anak-anak tetap saja berani memberontak dan mengabaikan nasihat. Ada anak-anak yang kelihatannya pendiam dan tampak alim saat berada di rumah, tetapi begitu berada di luar rumah mereka seperti banteng yang baru keluar dari kandangnya, liar dan tak terkendali. Perlu adanya keseimbangan supaya tidak saling menyalahkan di antara kedua pihak. Di satu sisi, orangtua harus mempunyai batasan-batasan dalam hal mendidik anaknya, di mana mereka tidak boleh mendidik atau menghajar sampai membuat anaknya sakit hati, terluka dan tawar hati, tetapi harus tetap selaras dengan ajaran firman Tuhan. Sementara di sisi yang lain anak juga dituntut untuk taat dan hormat kepada orangtua di dalam Tuhan karena ada berkat yang luar biasa bagi anak-anak yang mau taat dan patuh kepada orangtuanya, "...supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi." Jika orangtua dan anak mampu menjalankan perannya masing-masing dengan baik, maka hal-hal buruk akan dapat terhindarkan!

Dalam hal mendidik anak, orangtua harus bersikap tegas dan bekerja sama dengan anak. Menempatkan mereka menjadi “SAHABAT, PATNER hingga menjadi MITRA” sehingga keterbukaan dan komunikasi dalam keluarga menjadi baik. Jangan biarkan gadget menjadi teman mereka. Media social (FB, Instagram, Line, dan sejenisnya) tempat mereka mengungkapkan perasaan mereka. Tapi jadikan orang tua (Mamre-Moria) menjadi tempat curhatannya.

Mamre peduli dengan pengajaran, Mamre peduli dengan didikan. Sehubungan dengan HUT KAKR, Mamre layak untuk berinteraksi dengan kategorial KAKR. Bersinergi dalam program, agar meruntuhkan “tembok penyekat” yang selama ini selalu dibebankan kepada kategorial Moria.

Mamre yang takut akan Tuhan tidak akan mengabaikan tugas dan tanggung-jawabnya mendidik anak-anaknya sesuai firman Tuhan!

Pdt. Anton Keliat, S. Th

 Runggun Semarang.

Suplemen PJJ : Kolose 1 : 3-8 : Tgl 11-17 April 2021

 

 

OGEN : KOLOSE 1:3-8

TEMA : PENGARAPEN KERNA SI ENGGO ISIKAPKEN DIBATA I SURGA

(Teologi Paulus Kerna Pengarapen Kamis Putih, Jumat Agung, Paskah)

Senina ras turang kekelengen Tuhan….

Kolose emekap sada kuta i Asia Kitik, labo Paulus si manteki perpulungen i Kolose e, tapi igejapna maka ia pe ertanggungjabab nandangi perpulungen e. Enggo ieteh Paulus maka lit guru-guru perguak nehken pengajaren si papak ibas perpulungen e. Pengajaren e ngataken guna nandai Dibata ndatken keselamaten si tuhu-tuhu, tep-tep kalak arus nembah man kuasa-kuasa si lit i awang-awang bagepe arus patuh nandangi peraturan-peraturen si deban. Paulus nehken suratna enda guna nehken pengajaren Kristus si benar janah ngelawan pengajaren si papak si iajarken guru-guru perguak. Paulus nehken maka Jesus Kristus ngasup mereken keselamaten si serta, mabai manusia gelah ula papak. Kristus ngenca pengarapen doni enda.

Adi kami ertoto kerna kam, ikataken kami bujur man Dibata, Bapa Tuhanta Jesus Kristus…. (ayat 3-4)

Aminna pe gia Paulus lenga bo nandai kalak si tek man Tuhan si lit i Kolose, tapi perpulungen e itotokenna alu pengataken bujur man Dibata. Isehkenna bujur man Tuhan sabab Paulus enggo megi berita maka perpulungen si lit i Kolose enda emekap kalak si tek man Tuhan Yesus Kristus, bagepe erkeleng ate man anak anak Dibata. Tentu enda ngajarken man banta segelahna ibas kita ertoto arus maka ibas pertoton e sisehken pe pengataken bujur man Tuhan.  Ijenda teridah maka perpulungen si lit i Kolose emekap perpulungen si tek man Tuhan bagepe erkeleng ate man kalak si deban.

Kiniteken ras keleng ate emekap dua bagin si la banci ipesirang ibas kegeluhen kalak Kristen, sabab enda enggo jadi sada. Kalak si tek man Tuhan Jesus Kristus emekap kalak si erkeleng ate. Kiniteken man Tuhan tentu teridah ibas keleng ate man kalak si deban. Kiniteken man Tuhan teridah ibas keleng ate si isehken man kalak si deban.

Kiniteken, Keleng Ate, Pengarapen (ayat 5-6)

Kalak si erkiniteken man Tuhan Jesus encidahken keleng ate man kalak si deban erkiteken            lit pengarapenna kerna kai si enggo isikapken Dibata man banta i surga. Pengarapen enda me si mabai kita megenggeng ibas erkiniteken man Tuhan. Pengarapen Kristen ngajarken man banta maka dalan kebenaren Dibata me dalan keselamaten. Pengarapen Kristen emekap ulin ernalem man Tuhan asangken man doni enda

Kiniteken, keleng ate ras pengarapen emekap 3 hal si penting ibas kegeluhen kalak si tek man Tuhan Jesus Kristus. Paulus ngataken bujur man Dibata erkiteken megi kuga kiniteken kalak Kolose man Tuhan. Bagepe kuga perpulungen ibas nehken keleng ate, subuk secara umum man kerina jelma, secara khusus ka pe man anak-anak Dibata (bd. 1 Petrus 2:17). Kita arus erkeleng ate man kerina anak-anak Dibata. Enda me ciri kegeluhen kalak si tek man Tuhan emekap nggeluh erkeleng ate. Selanjutna, kerna erpengarapen, lit pengarapenta kerna kai si enggo isikapken Dibata man banta i surga, emekap keriahen nggeluh i Surga. Kiniteken ras keleng ate  mabai kita kubas pengarapen keriahen nggeluh i Surga. Jadi, teologi Paulus kerna pengarapen emekap kalak si erkiniteken man Tuhan tuhu-tuhu enggo ngaloken lias ate Dibata. Isikapken Dibata surga jadi ingan kesenangen man kalak si erkiniteken baNa. Pengarapen kalak si tek man Tuhan emekap Surga. Doni emekap ingan kita nehken Berita Si Meriah, nehken keleng ate segelahna reh teremna kalak si erkiniteken man Tuhan dingen terkelin.

Kerna Berita Si Meriah (ayat 6-8)

Berita Si Meriah e tetap maba pasu-pasu janah enggo mbar i tengah-tengah doni enda. Berita Si Meriah kerna Dibata, si erkeleng ate man manusia. Dibata enggo nikapken ingan si mehuli emekap surga man kalak si setia erkiniteken man baNa, nggeluh ibas keleng ate dingen setia erpengarapen man Tuhan. Sekalak tokoh si isehken ijenda emekap Epapras. Ia emekap sekalak si tutus erdahin ibas dahin Kristus guna nampati Paulus. Ia pe si nurikenca man Paulus ras teman-temanna kerna kuga perpulungen si lit i Kolose nggeluh ibas keleng ate si ibereken Kesah Si Badia man bana.

Senina ras turang kekelengen Tuhan…

Amingia enggo si bentasi Kamis Si Badia, Jumat Si Mbelin, Sabtu Pengarapen ras Paskah, ibas PJJnta sekali enda erlajar kita kerna si enda.

Kamis Si Badia

Kebaktin Kamis Si Badia ilakoken guna nginget mulihi kerna wari-wari nandangi kematen Tuhan Jesus.  Jesus murihi nahe ajar-ajarNa bagepe kenca iburihiNa nahe ajar-ajarNa iberekenNa roti Paskah man ajar-ajarNa. Dibata ningetken kita kerna keleng ateNa teridah arah kiniteruken ukur ras kesetianNa ibas ngalaken kiniseran si jadi usihen man banta kerina. Amin gia melala perbeben si igejapken kita, erpadan kita tetap setia ibas nehken keleng ate, nggeluh alu meteruk ukur ibas jabu ras sekelewetta. Ibas Kebaktin Kamis Si Badia enda, silakoken me Lakon Persadan Si Badia bagepe Siburihen Nahe, si mpepaguhi kinitekenta guna nggeluh ibas kiniteruken ukur ras kesetian ibas ndalanken sura-sura Dibata. Enda me biak geluh anak-anak Dibata.

Jumat Si Mbelin

Kebaktin Jumat Si Mbelin siilakoken emekap guna nginget kuga Jesus Kristus si enggo ngasamken kesahNa guna nebusi manusia. KematenNa i kayu persilang jadi kahulta, gelahna kita manusia terkelin. Yesus mate ipakuken ku kayu persilang, kematenNa mekelesa bali ras kalak jahat, ukumen ras pernembeh Dibata ipersanNa. Kristus ngenanami kiniseran erkiteken dosa manusia, IA erlebuh man Dibata si i Surga gelah ialemiNa dosa manusia. Erkiteken kita enggo ngaloken keleng ate Kristus si mbelin man banta, arus pe maka kita nggeluh nehken keleng ate man doni enda dingen tetap setia mersan kayu persilang ibas kita ngikutken IA.

Sabtu Pengarapen

Ibas kita erbahan Kebaktin Sabtu Pengarapen, ije kita ngerenungken erti keleng ate Dibata arah kematen Jesus Kristus. Kematen eme hal si tuhu-tuhu ibiari manusia. Seh maka encakapken kematen ras ngidah tanda-tanda kematen pe enggo nambahi kebiaren. Emaka tambah me ateta mesui di kune kalak si ikelengi kita lawes nadingken doni enda.  Pengertin enda me si ipelimbarui arah kita mperingeti kematen Jesus Kristus. Jesus enggo bengket ku doni kematen, dingen naluken kuasa kematen. Kematen pe la ngasup nirangken kita ibas keleng ate Dibata nari. Seh  maka ku doni kematen pe kita iperjuangkenNa dingen iselamatkenNa. Kematen Kristus e maba keselamaten dingen keterkelinen man banta bagepe man kalak si enggo mate ibas Kristus. Alu bage, lanai aru ateta nandangi kematen si arus ibentasi kita.

Paskah

Kebaktin Paskah si ilakoken kita emekap ibas kita mperingeti kemenangen, kekeken Tuhan Jesus Kristus ibas si mate nari. Tuhan Jesus enggo naluken kuasa kematen. Tuhan Jesus enggo naluken  kuasa dosa. TuhanJesus enggo mereken kemenangen dingen jaminen keselamaten man banta. Erkiteken si e, alu ermeriah ukur kita nehken bujur man Tuhan si enggo nelamatken kita manusia ibas kuasa dosa nari. Kekeken Kristus njamini kita nggeluh metunggung iadep-adepen Dibata janah  metunggung ndahiken dahin Tuhan jadi perberita si meriah ku sekelewetta.

Senina ras turang kekelengen Tuhan…

Kita enggo ngelakoken Kebaktin Kamis Si Badia, Jumat Si Mbelin, Sabtu Pengarapen bagepe Wari Paskah. Enda kerina silakoken guna mpetetap ukur segelahna tetap setia erkiniteken man Tuhan amin gia melala kiniseran si arus ialaken kita ibas kegeluhen i doni enda. Enggo sialoken keleng ate Tuhan si mbelin ibas kegeluhenta emekap Jesus Kristus, AnakNa Si Tonggal, si enggo mate i kayu persilang guna nebusi dosanta, dingen enggo keke ibas kematen nari. Tentu enda kerina mpetetap ukurta guna tetap setia erpengarapen man baNa. Kalak si tek man Tuhan, nggeluh alu dem keleng ate dingen tetap setia erpengarapen man baNa saja emekap kalak si ndatken keselamaten, keriahen nggeluh ibas Sorga. Tuhan masu masu kita kerina. Amin.  

Pdt. Crismori V. Br Ginting Manik

 

 GBKP Sitelusada

 

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate