Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Khotbah Minggu : Yohanes 3 : 31-36 : Tgl 30 Mei 2021

Invocatio  : “Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya” (Matius 11:27)

Bacaan   : Yesaya 6:1-8

Khotbah  : Yohanes 3:31-36

Tema      : “UTUSAN YANG DIPENUHI ROH ALLAH”

                 (Persuruhen Si Dem Kesah Sibadia)

I.  PENDAHULUAN

Minggu ini kita memasuki rangkaian Minggu-minggu Trinitatis, yang mengajak kita semakin mempercayai dan menghayati karya ke-tritunggal-an Allah yaitu karya Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Istilah ‘trinitatis’ (‘trinity’) tidak ditemukan dalam Alkitab. Istilah ‘trinitatis’ awalnya diperkenalkan oleh Tertullianus (160-220), seorang Bapa Gereja, teolog dari Tunisia, Afrika Utara.

Allah Trinitas sesungguhnya adalah misteri yang amat sulit dipahami oleh akal budi, oleh otak kita yang sangat terbatas. Bahkan, Bapa Gereja bernama Agustinus menyatakan, “Si comprehendis est Deus.” Apa maksudnya? Jika Anda memahaminya, itu pasti bukan Allah. Jika engkau bisa memahami Allah Trinitas, itu pasti bukan Allah yang sebenarnya. Ungkapan itu ingin menekankan bahwa manusia tidak mungkin mampu memahami Allah.

Karena Allah Trinitas ini adalah misteri, manusia berusaha memahaminya dengan berbagai cara, menggunakan berbagai analogi. Misalnya, ada orang yang mengatakan bahwa Allah Trinitas bisa dipahami seperti Matematika. Allah Trinitas bukan 1+1+1 melainkan 1x1x1. Ada juga orang yang menganalogikan Allah Tritunggal dengan matahari. Matahari berada jauh di atas sana (Allah Bapa), tetapi sinarnya (Allah Putra) bisa kita lihat, panasnya (Allah Roh Kudus) bisa kita rasakan. Ada lagi orang yang mengatakan bahwa Allah Trinitas bisa dipahami seperti air, es dan uap air. Air bila membeku akan menjadi es. Air bila dipanaskan akan menguap menjadi uap air. Tetapi air, es dan uap air sama-sama H2O. Ada tiga keberadaan, tetapi sebenarnya cuma satu. Untuk menggambarkan tentang Allah, mana yang paling tepat dari ketiga analogi tadi?

Ternyata semua ilustrasi atau analogi yang diciptakan oleh ciptaan yang terbatas tadi tidak mungkin bisa menjelaskan dengan tuntas dan jelas tentang Pencipta yang tak terbatas, yaitu Allah Tritunggal. Yang sementar, yang temporer ini, tidak akan bisa dipakai untuk menjelaskan yang Kekal. Segenius apa pun, sepintar apa pun, sepandai apa pun manusia, dia tidak akan mampu menjelaskan keberadaan Allah Trinitas ini. Karena itu, sangat bisa dipahami bila orang-orang yang tidak percaya Allah Tritunggal sering menyerang kita, mendebat kita dengan mengatakan, “Orang Kristen memiliki tiga Allah. “Telu kok siji” (tiga kok satu), “ora mungkin” (tidak mungkin). Ya! Bagi pikiran manusia yang terbatas, Allah Tritunggal itu tidak mungkin. Lalu, bagaimana Allah menghendaki supaya manusia yang berakal ini bisa memahami hakikat Allah yang satu tetapi di dalamnya ada tiga Pribadi? Dengan memahami Allah melalui iman kepadaNya!

II.                 PENDALAMAN NAS

Injil Yohanes bertujuan menekankan keilahian Yesus, menghadirkan Yesus sebagai Logos, pra-eksisten dan ilahi, dari kata-kata pertamanya, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yoh. 1:1). Injil Yohanes berakhir dengan pernyataan Tomas bahwa ia percaya Yesus adalah Allah, "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yoh. 20:28).

Dalam Injil Yohanes 3:31-36, menjelaskan siapa itu Yesus dan bagaimana seharusnya murid-muridnya mengimani Mesias yang datang ke dunia. Yohanes percaya bahwa Yesus adalah Putera Allah. Ia hanya pembuka jalan untuk mengarahkan orang pada sang Mesias. Yohanes mau menyatakan siapakah Allah, melalui diri Yesus Kristus, melalui karya-Nya di dalam dunia ini. Ketika kita mengenal Allah yang dinyatakan di dalam Yesus Kristus, maka kita akan melihat kemuliaan Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus.

Yohanes 3:31-36 menyatakan kemulian Kristus; khususnya di dalam konteks Yesus yang adalah saksi yang sempurna. Ayat 32 mengatakan “Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya,” Kita akan merenungkan apa yang menjadi kriteria saksi yang kredibel.

Hal yang pertama yang harus ada pada saksi yang kredibel adalah saksi itu harus hadir sendiri di tempat kejadian itu, dia ada di situ, menyaksikan peristiwa itu sendiri. Kristus adalah pribadi yang datang dari Surga. Yoh. 3:31 menyatakan “Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.”

Yoh. 3:32 mengatakan "Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya." Selanjutnya di dalam Yoh 3:34 “Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.”  Kristus berasal dari Sorga, Dia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan didengar-Nya. Dia diutus oleh Allah ke dalam dunia ini. Jadi Dia adalah saksi langsung yang mengetahui segala sesuatu dan menyatakan Firman tentang kemuliaan Allah.

Hal yang kedua, Yesus adalah juga saksi yang kredibel yang memiliki track record, integritas dalam hidup-Nya dan perkataan-perkataan-Nya. Seorang saksi, kalau hidupnya tidak kredibel, perkataannya penuh kontradiksi dan berubah-ubah, maka hancurlah kesaksiannya. Kalau kita melihat Yesus Kristus maka Dia adalah saksi yang sempurna, karena Dia mengatakan tentang Firman Allah dan karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.

Kata ”diutus” (Yoh. 3:34) adalah kata yang penting di dalam Injil Yohanes. Kata “diutus” yang dipakai dalam bahasa Yunani adalah “aposteleine”, dalam Injil Yohanes digunakan 23 kali. Hampir seluruhnya tentang Bapa yang mengutus Yesus Kristus. Ini adalah fakta yang penting. Ini adalah fakta yang penting bahwa Yesus Kristus datang ke dalam dunia diutus oleh Allah. Diutus artinya Dia datang dari Surga, datang ke dalam dunia karena Dia diutus oleh Allah. Memang Yohanes Pembaptis dan murid-murid yang lain adalah orang-orang yang diutus oleh Allah dan diutus oleh Kristus. Tetapi dalam konteks mereka, mereka tidak diutus dari surga, tetapi mereka dipanggil dan diutus oleh Kristus seperti domba ditengah-tengah serigala, untuk bersaksi bagi Nama-Nya. Mereka hanya memberitakan apa yang sudah diberitahukan kepada mereka oleh Kristus. Sedangkan Kristus berasal dari Surga, sehingga Dia boleh menyatakan pengetahuan yang sempurna dari pada Allah. Ini adalah hal pertama yang boleh kita lihat dari pada kemuliaan Kristus. Dia saksi yang sempurna karena Dia berasal dari Allah.

 Yoh. 3:34 mengatakan “Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.” Dalam Yoh 4:24 Yesus juga berkata “God is spirit”, Allah itu adalah Roh. Lalu apa artinya Allah yang adalah Roh mengaruniakan Roh-Nya dengan tak terbatas kepada Kristus? Artinya seluruh keberadaan Allah itu ada di dalam Anak. Kalau Allah memberikan Roh-Nya kepada Anak, maka tidak ada yang disisakan, tidak ada yang ditahan. Seluruh perkataan Kristus adalah perkataan yang sempurna, bisa dipercaya, karena muncul dari Roh yang diserahkan kepada Dia dengan tidak terbatas. Tidak ada orang lain yang boleh mengklaim seperti demikian, yang mengklaim keberadaan Allah dalam dirinya secara tidak terbatas.

Seluruh keberadaan Allah ada di dalam diri Kristus, sehingga segala perkataan Kristus pasti kredibel, dan Dia hanya menyatakan Firman dari pada Allah. Saat peristiwa pembaptisan Yesus, terdengar suara dari surga yang berkata “Inilah Putera-Ku yang terkasih, kepada-Nya Aku berkenan.” Ini bisa diartikan bahwa seluruh keberadaan Allah ada di dalam Dia. Itulah sebabnya Yoh. 3:35 meneruskan ayat 34 dengan berkata “Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.” Ayat 35 dengan lebih tepat mengatakan “Bapa mengasihi Anak sehingga menyerahkan segala sesuatu di tangan-Nya”. Yesus berkuasa sebagai Allah, berkuasa atas segala sesuatu. Ibrani 1:3 mengatakan bahwa Kristus “menopang segala yang ada dengan Firman-Nya yang penuh kekuasaan”.

Yoh. 3:36 menutup dengan suatu tantangan bagi kita sekalian, setelah kita melihat kemuliaan Kristus, Dia diutus Allah, mempunyai kesaksian langsung, perkataan-Nya pasti benar, Dia sendiri juga memliki kuasa Allah, seluruh keberadaan Allah ada di dalam Diri-Nya, dan diberi kuasa sama seperti Allah karena Dia itu Allah itu sendiri, maka bagaimana respon kita kepada-Nya setelah kita mendengar kesaksian-Nya? Keputusan kita menentukan apakah kita memperoleh hidup yang kekal, atau kita mendapatkan murka Allah. (Yoh 3:36) “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." Untuk itu marilah kita meyakini dan mempercayai sepenuhnya bahwa Yesus itu adalah berasal dari Sorga, Dia adalah Anak Allah yang di utus untuk melakukan misi kasih yaitu penyelamatan manusia yang sudah berdosa. Dan Dia adalah Allah itu sendiri. Maka jangan lagi meragukan ke-Ilahian dan ke-TuhananNya.

III.               APLIKASI

Kesaksian Yohanes ini semakin menambah iman dan kepercayaan kita akan Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup. Ia yang datang menebus dan menyelamatkan kita dari kematian kekal, kita dibawa pada kehidupan kekal. Yesus yang datang dari sorga adalah Anak Tunggal Bapa yang menjadi manusia demi keselamatan manusia. Ia kembali ke sorga dengan membawa orang-orang yang percaya kepada-Nya. Janji keselamatan diberikan oleh Dia yang berasal dari dan adalah sumber keselamatan itu sendiri. Melalui kesaksian Yohanes ini, semakin menguatkan identitas ketritunggalan dalam Yesus Kristus sebagai Bapa, Anak/Utusan dan dipenuhi Roh-Nya.

Tritunggal adalah konsep yang tidak mungkin dapat dimengerti secara penuh oleh manusia, apalagi untuk dijelaskan. Allah jauh lebih besar dan agung dari kita, karena itu jangan berharap bahwa manusia dapat memahamiNya secara utuh. Alkitab mengajarkan bahwa Bapa adalah Allah, Yesus adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah. Alkitab juga mengajarkan bahwa hanya ada satu Allah. Meskipun kita memahami beberapa hal mengenai hubungan antar Pribadi dalam Tritunggal ini, pada akhirnya kita tetap tidak dapat mengerti secara utuh. Namun demikian, tidak berarti bahwa Tritunggal adalah konsep yang salah atau tidak alkitabiah.

Ada satu cerita dari Bapa gereja Agustinus (354-430), yang mencoba merumuskan dan memahami tentang ke-tritunggalan Allah, tapi dia tetap tidak mampu menterjemahkannya. Suatu hari dia berjalan-jalan di tepi laut sambil memikirkan misteri Trinitas. Di sana ia melihat seorang anak kecil sedang bermain kerang laut. Anak itu menggali lubang di pasir, berjalan ke arah laut, mengisi kerangnya dengan air, lalu menumpahkan air laut itu ke dalam lubang galiannya. Agustinus lalu bertanya, “Nak, kamu sedang apa?” Anak lelaki itu menjawab, “Saya mau memindahkan air laut ke dalam lubang ini.” Lalu Agustinus berpikir, sama seperti anak tersebut, itulah yang sedang saya coba lakukan. Misteri Trinitas bagaikan lautan yang tak terbatas. Dan saya tengah berdiri di tepi lautan itu, berusaha memasukkan semua misteri yang tak terbatas tersebut ke dalam pikiran saya yang terbatas.

Konsep Trinitas tidak akan muat jika dimasukkan dalam kerangka logika umum. Juga tidak dapat sepenuhnya dianalisa oleh akal kita. Namun tak ada ada alasan untuk menganggap Trinitas sekadar penemuan para ahli teologi. Pernyataan bahwa Allah Yang Esa menyatakan diri sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus semata-mata adalah usaha untuk menjelaskan ajaran Kitab Suci (Yohanes 10:29,30; Kisah Para Rasul 5:3,4).

“Mempercayakan hidup kita kepada Trinitas Allah berarti mulai memandang kebesaran-Nya sebagai Pencipta, Penebus, dan Penolong kita dengan kacamata iman. Bukankah masuk akal jika Allah tunggal yang kita sembah, tempat kita menyerahkan hidup kita, pastilah jauh lebih besar daripada pengertian kita yang terbatas?” (Dennis De Haan).

Pdt. Irwanta Brahmana, S.Th

GBKP Runggun Surabaya

Khotbah Minggu : Yohanes 16 : 4B - 15 : Tgl 25 Mei 2021:

INVOCATIO : “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan tubuhmu yang fana itu oleh RohNya yang diam di dalam kamu” (Roma 8:11).

Bacaan       : Yehezkiel 37 :11-14

Khotbah      : Yohanes 16:4B-15

Tema           : Roh Kudus Menyaksikan Kebenaran

  (Kesah Sinaksiken Kebenaren)

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,

Hari ini kita memasuki hari Minggu Pentakosta. Arti Pentakosta adalah suatu peristiwa dimana turunnya Roh Kudus keatas Para Rasul. Tepat lima puluh hari setelah Perayaan Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang mati dikayu salib demi menebus dosa-dosa dan setelah sepuluh hari kenaikan Tuhan. Berdasarkan sejarah PL  Pentakosta pertama-tama adalah suatu pesta atau hari raya bagi bangsa Israel yang dirayakan lima puluh hari sesudah Paskah dan menandakan masa panen telah berhenti.

Pada teks Yohanes 16:4B-15  Yesus menyatakan bahwa Ia akan pergi meninggalkan para muridNya. Ia telah menyampaikan kepada murid-muridNya bahwa akan ada masa- masa sukar yang harus mereka tanggung setelah Ia pergi, dan bahwa mereka tidak boleh       mengharapkan kehidupan yang mudah dan tenang seperti yang pernah mereka jalani. Mereka sangat mengharapkan kerajaan lahiriah serta kemuliaan sang guru, dan menyangka  bahwa mereka akan turut bersinar dan memerintah bersamaNya. Namun, sekarang mereka bukan mengalami semua ini, melainkan hanya mendengar perihal belenggu dan  penderitaan, dan ini membuat hati mereka penuh dengan dukacita.

Para murid menjadi sangat bingung dan sedih, sebab mereka hanya tahu bahwa mereka akan kehilangan Yesus. Tetapi Yesus mengatakan kepada mereka bahwa pada akhirnya semuanya ini akan menjadi kebaikan, kalau Dia pergi, Roh Kudus, Penolong, akan datang. Waktu Yesus masih dalam tubuh, Dia tidak bisa bersama mereka dimana saja, tidak bisa mencapai pikiran, hati dan perasaan mereka, Ia dibatasi oleh tempat dan waktu, akan tetapi tidak ada keterbatasan dalam Roh. Roh itu adalah Roh Kudus, Roh Kudus akan berperan sebagai:

Penghibur (Ayat 4b-7)

Istilah “Roh” dalam bahasa Ibrani Ruah artinya angin, napas, kuasa ilahi.Dalam bahasa Yunani Pneuma yang artinya “Roh” sang pemberi kehidupan yang tak terlihat. Sedangkan kata “Kudus” artinya suci, tidak bercacat.  Roh Kudus adalah Rohnya Allah, Roh yang keluar dari Allah, Roh yang dimiliki Allah, Roh kepunyaan Allah sendiri.

Kata “penghibur” dalam bahasa Yunani memakai kata paraklethos yang artinya menghibur (memberikan hati yang tenang, sejuk). Roh Kudus secara pribadi akan menolong atau memberi penghiburan kepada para muridNya untuk bersaksi tentang Yesus Kristus walaupun mereka dalam kesulitan atau pergumulan yang berat.

▪Roh Kudus akan menginsyafkan dunia akan dosa  ( ayat 8)

Kata menginsyafkan berarti menyingkapkan atau membuktikan bersalah.  Jadi Roh Kudus  akan datang, dan sebagai akibat dari kedatanganNya, Ia akan bertindak untuk menginsafkan dunia ini, menyatakan bahwa dunia bersalah karena tidak percaya kepada Kristus. Dan arti lian dari menginsyafkan adalah menyingkapkan atau membuktikan bersalah. Lawan Roh Kudus adalah dosa dan Ia membuktikan kepada dunia bahwa dosa salah, sehingga dunia insaf kembali dan mau berbalik kepada Allah.

▪Roh Kudus akan datang menyaksikan kebenaran

Tuhan Yesus akan pergi meninggalkan para murid-muridNya, dan bahkan mereka tidak akan melihatNya lagi. Kebenaran telah di ajarkan Yesus kepada murid-muridNya. Roh Kudus akan mengingatkan kebenaran itu kepada manusia. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran dan akan memimpin manusia kepada seluruh kebenaran.  Dan murid-murid akan berkata-kata sesuai denga napa yang dikatakan Roh kepadanya. Kata “Kebenaran” dalam bahasa Yunani adalah δικαιοζσνη (dikaiosune) artinya perbuatan benar, keadilan, ketentuan Allah, status atau hubungan yang benar, kewajiban agama dan pendermaan. Tentu saja hal ini tertuju kepada Yesus. Yesus menunjukkan bahwa diriNya tidak bersalah. Yesus benar dan tidak berdosa.

Saudara-saudara dalam Bacaan kita Yehezkiel 37: 11-14  mari kita baca dan pahami….

Bangsa Israel sangat menderita. Mereka menganggap bahwa mereka sudah mati dan tidak mampu berbuat apa-apa lagi. Mereka seperti tulang-tulang  sudah menjadi kering di dalam kubur dan pengharapan kami sudah hilang, kami sudah lenyap… Luar biasa bukan penderitaan mereka? Oleh sebab itu mereka perlu nubuat, penghiburan dan  kekuatan yang datangNyn dari Tuhan. Nubuat Tuhan melalui perantaraan Yehezkiel adalah Sungguh Tuhan akan membuka kubur-kubur dan mereka akan dibangkitkan. Roh Tuhan akan diberikan kepada mereka, sehingga bangsa Israel akan hidup kembali dan akan tinggal ditanah mereka, mereka mengetahui bahwa semua adalah karena Tuhan yang menyatakan dan membuatNya. Mereka akan tahu bahwa Allah sangat mengasihi mereka.

 

Saudara dalam kasih Tuhan..

Demikian juga kita, mungkin saat ini saudara sedang bergumul dalam persoalan yang belum usai, dalam pergumulan yang berat, mungkin kita hidup dalam dosa dan kesalahan, yakinlah walau Tuhan Yesus tidak Bersama kita secara fisik namun RohNya ada pada kita. RohNya yang memberikan penghiburan, semangat, kekuatan dan memberikan kehidupan kepada kita. RohNya juga yang akan menguatkan kita dan selalu menyertai kita kemana pun kita pergi, Serta RohNya juga akan menyaksikan kebenaran dan menyatakan apa yang salah dan dosa yang perlu kita hindarkan. Hiduplah dalam kebenaran Kristus dan saksikanlah itu dalam hidup kita. Jangan pernah menyerah atau putus asa. Tuhan sangat mengasihi kita dan mencurahkan Roh KudusNya sebagai sumber penghibur, penguatan dan  menginsyafkan kita dari dosa. Sehingga kita hidup bukan oleh daging/ hawa nafsu dunia tapi hidup dalam Roh kebenaran Allah. Roh Allah  beserta kita senantiasa 

Pdt, Rosliana Br Sinulingga, M.Si

GBKP Runggun Bumi Anggrek

Suplemen PA Moria : Yesaya 30 : 19 - 21 : Tgl 4 - 10 April 2021

THEMA                 : IKUTKENLAH PENGAJAREN

BAHAN OGEN       : YESAYA 30:19-21

TUJUAN:

1.   Agar Moria menyadari bahwa Tuhan menolong dan menemani umatNya dalam kesulitan hidup

2.   Moria dapat menemani dan mendampingi anak-anak dalam proses pendidikan dalam konteks Covid 19

PENGANTAR

Ada banyak hal yang dapat kita pelajari ketika kita memperhatikan berbagai ciptaan Tuhan yang ada di sekeliling kita. Tak terkecuali, kita pun dapat belajar dari habit (kebiasaan) menarik yang dilakukan hewan-hewan yang kita jumpai. Salah satunya adalah hewan yang dinamakan penyu. Penyu memiliki sebuah kebiasaan yang sangat khas dan menarik untuk diperhatikan. Kebiasaan apakah  itu ? Kita tahu ketika seekor penyu telah bertumbuh menjadi penyu dewasa, maka ia akan berenang menjelajah lautan dengan jarak tempuh yang sangat  jauh.  Walaupun demikian, ternyata pada waktu-waktu tertentu, sejauh  apapun seekor penyu  pergi  menjelajah lautan, penyu  tersebut akan selalu kembali ke pantai tempat ia dulu berkembang. Menarik sekali bahwa seekor penyu ternyata tahu persis pantai tempat ia bertumbuh mulai dari telur, lalu menetas menjadi tukik (anak penyu) hingga ia cukup kuat berenang memasuki lautan luas. Kebiasaan ini bahkan berulang kali dilakukan seekor penyu sebagai bagian dari proses hidupnya. Kebiasaan menarik ini dapat kita kaitkan dengan thema dan bacaan kita dalam PA kali ini. Bila penyu saja tahu dan selalu kembali kepada “tempatnya”, maka mari kita bertanya kepada diri kita sebagai anak-anak Tuhan adakah kita juga sadar akan  tempat kita sebagai umatNya? Apakah dalam proses kehidupan kita; kita  juga memiliki kerinduan untuk selalu kembali kepada Firman Tuhan, mencari kehendakNya serta bergantung penuh kepadaNya?      

PENDALAMAN TEKS

Kehidupan bangsa Israel  yang digambarkan dalam Yesaya pasal 30 tidaklah mencerminkan kehidupan umat yang rindu dan bergantung kepada Tuhan. Bahkan judul yang diberikan pada pasal 30 ini telah cukup menggambarkan cara hidup banga Israel  yang  tidak setia kepada Tuhan. Apa yang telah dilakukan oleh Bangsa Israel? Pada bagian awal pasal 30, Allah menegur bangsa Israel dengan mengatakan bangsaNya meminta pertolongan kepada bangsa Mesir tanpa  bertanya kepada Tuhan apakah itu hal yang benar atau tidak untuk dilakukan (bdk.ay.2). Allah menggambarkan mereka sebagai anak-anak yang tidak mau mendengarkan perintah/ arahan Tuhan (bdk. Ay.9). Kesalahan fatal bangsa Israel bukan hanya sekedar meminta pertolongan bangsa Mesir. Kesalahan mereka adalah memberontak terhadap Allah. Mengapa dikatakan memberontak terhadap Allah? Tidak lain karena dalam menghadapi bahaya yang mengancam mereka berupa serangan bangsa-bangsa lain di sekitar mereka, mereka menyusun rencana yang mengandalkan pengetahuan mereka sendiri. Dengan kata lain,  bangsa Israel ingin mengambil alih kendali Allah  yang menentukan segala sesuatu atas hidup mereka. Allah tentu saja tidak menyenangi hati yang menyiratkan pemberontakan kepadaNya.  Karena itu Allah lantas memberikan peringatan kepada bangsa Israel apa yang akan terjadi di masa mendatang bila mereka terus mempertahankan perilaku yang tidak berkenan bagi Tuhan.

Bagian dari bacaan kita, khususnya ay. 18-26 memperlihatkan bahwa ada kasih karunia dan janji keselamatan dari Allah kepada bangsaNya yang memberontak terhadapNya. Allah dengan sabar menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan pertolonganNya itu. Apa yang diinginkan Allah untuk dilakukan dan disadari oleh bangsa Israel sehingga mereka dapat melihat campur tangan Tuhan dalam kehidupan dan pergumuan mereka?

1.    Allah menghendaki pertama-tama bangsa Israel meminta pertolongan Tuhan terlebih dahulu dan setia berdiam (dwelling) menanti jawaban dan tuntunan dari Tuhan atas hidup mereka (bdk. Ay.19). Dari pada mereka mencari pertolongan kesana –sini, saat mereka berdiam diri di hadapan Tuhan, Tuhan akan menjawab seruan dan tangisan umatNya dengan penuh kasih.

2.    Merasa aman ketika bergantung sepenuhnya pada Tuhan. dalam ayat 20 roti dan air yang sedikit dimaksudkan untuk menunjuk pada situasi yang sulit dan terbatas. Ini berarti saat kita datang kepada Tuha=n tidak serta merta kondisi kita menjadi sempurna, sebab masalah masih terus akan terjadi dalam hidup kita. Kendati demikian, ayat 19 mengatakan Tuhan sebagai Pengajar tidak akan menyembunyikan diri atas kita. Ada sebagian penafsir yang mensejajarkan pengajar dengan hujan sebab kata-kata dari seorang pengajar ibarat hujan yang menumbuhkan tunas-tunas pada tumbuhan. Dari sini kita dapat melihat bahwa walau kesulitan masih terjadi, ketika kita memandang kepada Dia, kita aman dan terus mengalami pertumbuhan dalam hidup kita.   

3.    Mengikuti tuntunan dan kehendak Tuhan di sepanjang perjalanan mereka. Kata mendengar yang dipakai di ayat 21 memiliki nuansa kesungguhan untuk mendengar dan mengikuti kehendak Tuhan. Tuhan menginginkan umatNya dengan giat melakukan perintahNya dan berjalan di jalan Tuhan. Orang yang rajin mencari kehendak Allah akan dituntun olehNya.

APLIKASI/PENUTUP

1.   Seorang Teolog bernama  John Stott pernah mengatakan bahwa  benturan paling hebat antara dunia dengan firman Tuhan adalah soal kerendahan hati.  Seringkali dalam melakukan/memperjuangkan sesuatu kita lebih mengutamakan eksistensi kita sampai-sampai kita rela melanggar perintah Tuhan. Eksistensi yang kita perjuangkan dapat berupa kemuliaan diri sendiri, pengakuan orang lain, keselamatan diri sendiri, dst. Bangsa Israel sendiri telah menunjukkan kedegilan hatinya di hadapan Tuhan dan hasilnya mereka mengalami pembuangan yang menyakitkan. Mari kita datang kepada Tuhan dengan kerendahan hati. Mungkin rasanya rencana yang kita atur sudah tepat, tapi bagi Tuhan itu belum tentu titik. Kerendahan hati membuat kita dapat mendengarkan tuntunan dan rencana Tuhan bagi kita.  

2.   Tuhan mengasihi dan menjawab seruan kita bila kita mencari Dia. Dalam masa pandemi ini pun kasih dan kehadiran Tuhan terus ada bagi kita. Ketika Tuhan hadir tentu kita dimampukan untuk bertahan melewati segalanya. Mendampingi anak dan keluarga dalam masa pandemi ini bukan hal mudah, banyak permasalahan psikologis dan emosional terjadi di dalamnya. Tahun lalu ada berita yang menyampaikan seorang ibu yang gelap mata saat mendampingi anaknya belajar dari rumah dan pada akhirnya dia kehilangan kesabaran dan menghilangkan nyawa anaknya. Dengan berdiam  diri dan menjalin relasi yang dekat dengan Tuhan, moria dimampukan menjadi pendamping yang bijak dan  luar biasa bagi anak-anak dan keluarga.

3.   Perlu dibuka ruang dialog antara anak dan orangtua sehingga orangtua dapat memotivasi dan menjelaskan kepada anak-anak pentingnya mengikuti panduan yang tepat dan kerja keras dalam proses pendidikan yang dijalani. Segala sesuatu memerlukan proses yang tepat dan dilakukan dengan setia agar kelak berbuah manis. Proses mengejar masa depan yang mereka kerjakan akan lebih sempurna lagi saat mereka melangkah berdasarkan firman dan tuntunan Tuhan.

Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.si (Teol)

GBKP Perpulungen Kupang

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate