Khotbah Minggu Tgl 19 Mei 2019 ; Epesus 5 : 18-20

Invocatio      : Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, sebab IA telah telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajjaib; keselamatan telah dikerjakan kepadaNya oleh tangan kanaNya, oleh lenganNya  yang  kudus. (Mazmur  98:1).

Khotbah : Epesus  5:18-20

Thema

Nyanyikanlah Nyanyian Rohani

1.    Pendahuluan:

Bernyayi merupakam salah satu dari banyak kegiatan di Gereja yang membawa kesegaran Rohani juga Jasmani, sebab lewat pujian bagi kemuliaan nama Tuhan membawa kita kedalam suasana tenang, dan tidak lagi menghadapi ketakutan menjalani hidup, seperti lagu Rohani : Kutau Tuhan, Pasti Buka Jalan.

Dalam Alkitab kita melihat bahwa pujian/nyanyian itu meyakinkan manusia itu melangkahkan kaki dalam kehidupannya, misalnya kita lihat para pemasmur, dimana para penulis mengarahkan kehidupannya, baik yang dia hadapi, juga yang sudah ia hadapi bahkan yang belum dia hadapi, semuanya diangkat lewat pujian-pujian dan syukurnya atas perbuatan Allah yang ia sudah rasakan maupun yang ia sedang rasakan. Pujian Maria atas perbuatan Allah padanya, dan pujian Zakharia atas perbuatan Allah padanya, juga pujian Simeon. (Lukas q1:46-56; 1:67: 2:29-32).

Semuanya Pujian/nyanyian itu ditujukan pada Allah dan memperdengarkannya pada orang-orang lain, Allah maha kuasa, Allah maha besar, dan Allah ajaib dan Perkasa

2.    Uraian Nats

Kitab Epesus merupakan surat kiriman dari rasul Paulus dan kita tau dimana Jemaat Epesus ini adalah merupakan jemaat di daerah Asia kecil Wahyu 2:1-7. Menurut wahyu maka Jemaat Efesus ini  bekerja dengan jerih payah, tidak suka dengan kejahatan, sabar dan menderita tidak mengandalikan, inilah gambaran Jemaat Epesus pada awalnya, namun di kemudian mereka tidak lagi memiliki kasih, tidak lagi mengasihi Tuhan dan tidak lagi mengasihi sesama, artinya persekutuan itu terarah kepada kejatuhan. Maka dari itu Paulus menuliskan suratnya agar Jemaat di Epesus bertumbuh dalam iman dan pengharapan dan kasih. Dan Rasul Paulus menginginkan agar Jemaat Epesus hidup layak dihadapan Tuhan.

Maka dari itu Paulus menasihati lewat surat kirimannya yang intinya pada teks kita ialah: Hidup sebagai anak-anak terang. Hidup sebagai anak terang itu harus selalu waspada dan menghindari mabuk anggur, hawa nafsu. Anak-anak Allah harus mengalami suatu pembaharuan, janganlah menjalani hidup seperti orang-orang lain yang tidak percaya pada Tuhan. Dimana anggur yang memabukkan harus dihindari, sebab dikatakan Paulus kemabukan itu dapat mempengaruhi hawa nafsu, dimana bagi orang-orang yang dipengaruhi hawa nafsu tidak lagi tau berbuat baik, dan segala perbuatannya merusak dirinya juga diri orang lain. Maka dari itu kata Paulus, hendaklah kamu dipengaruhi dengan Roh. Dimana sebagai orang percaya dia harus bertindak, berkata, berbuat seturut dengan apa yang di kehendaki Roh Tuhan.

Hanya ddipenuhi Roh Tuhan kita mampu melawan kedagingan/hawanafsu, dan kama bukan. Dan cara yang dianjurkan paulus adalah:

-        Berkata-kata lah seorang pada yang lain dalam mazmur

-        Kidung pujian dan nyanyian Rohani

-        Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati

-        Ucapkan lah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus, kepada Allah dan bapa kita

Semua lagu rohani baik di gereja/persekutuan maupun secara pribadi, memberi kekuatan bagi yang menyanyikan maupun yang mendengarkannya. Serasa bertambah kuat kita bila pujian/kidung itu dinyanyikan, dan hal ini yang terasa sekali di saat-saat kita berhadapkan dengan beban berat, maka dari itu pujian bagi Allah itu sangatlah penting dan dibutuhkan semua insan terutama anak-anak Tuhan. Nyanyian adalah kidung pujian untuk memuliakan Allah sang pencipta dan pemilik segala-galanya, dan dimana jemaat memuliakan sang pencipta dan pemilik, dan menyadari bahwa lewat pujian itu Allah berkarya lewat perbuatanNya setiap hari, jam menit dan detik. Dalam tindakan dan perbuatan Allah itu lah maka umat Israel yang sudah siap membangun kembali Bait Allah, maka siap untuk ditahbiskan. Mereka melihat begitu besar karya Allah, sebab pembangunan itu turut campurtangan Tuhan lewat perintah Raja Koresy, Darius, dan Arthasasta, maka para tua-tua, imam-imam dan orang lewi, merayakan pentahbisan rumah Allah, tentunya sembari mereka mempersembahkan persembahan syukur, mereka juga memuliakan Tuahan dengan bersorak-sorai membesarkan kuasa dan kemuliaan Allah (bacaan).

Dari segala perkara dapat di kerjakan oleh Allah bagi kita, maka semua orang percaya wajib menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan. Kenapa kita menyanyikan lagu baru..?

Sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib, Tembok Jericho dapat runtuh hanya dengan mengelilingi tembok sambil meniup sangka-kala dan tenduk domba dan bersorak-sorai [Yosua 6:15-17]. Allah yang merupakan wujud dari diri Yesus di kayu salib, merupakan syukur kita, dia korban kita selamat, Dia duka kita semuanya sukacita.

Demikianlah setiap orang percaya wajib bersyukur, memuji-muji kebesaran Allah, agar lewat pujian itu kita dan orang lain dapat menikmati Anugrah Allah lewat pendengarannya.

3.    Pointer

1.    Bagi orang percaya wajib hukumnya memuji-muji Tuhan sebab Tuhan itu adalah Agung dan perkasa, dan Dia bersemayam diatas pujian-pujian [Mazmur 22:4]

2.    Lewat pujian-pujian, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita ada jalan keluarnya, sebab ada kuasa didalam puji-pujian [Maz 149:6-9]

3.    Dalam keadaan gembira, maupun dalam keadaan tertekan kita harus memuji dan memuliakan Allah [Yak 5:13; Maz 43:6]

4.    Di setiap waktu (pagi hrai, malam hari, siang hari) dan di segala waktu kita harus memuji-mui Tuhan. (Maz 57:9; Maz 119:62; 1 Tawarikh 9:33; Maz 34:2).

Salam Minggu Kantate

Pdt A. Brahmana

081317054961

Khotbah Minggu Tgl 12 Mei 2019 ; Yohanes 15 : 1 - 8

MINGGU JUBILATE : BERSORAKLAH

Invocatio : “Namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.”

Khotbah :   Yohanes 15 : 1 – 8

Tema

“Tinggal Dan Berbuah Di Dalam Yesus”

(B.Karo : “Tetap Ras Erbuah I Bas Yesus”)

PENDAHULUAN

Tujuan penulisan Injil Yohanes adalah agar pembacanya percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya pembacanya oleh imannya memperoleh hidup dalam nama Yesus (Yoh.20:31).

Kata “percaya” dalam Yohanes 20 : 31 ini, dalam bentuk kata Yunaninya berarti “sehingga kamu dapat terus percaya” (present subjunctive).

Bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, dapat kita lihat dari uraian dalam Injil Yohanes melalui tujuh tanda, tujuh ajaran dan tujuh pernyataan “Akulah”.

·      Tujuh tanda, yaitu :

1.    Yesus mengubah air menjadi anggur di perkawinan di Kana (Yoh.2:1-12).

2.    Yesus menyembuhkan anak pegawai istana (Yoh.4:43- 54).

3.    Yesus menyembuhkan seorang yang sakit (Yoh.5:1-18).

4.    Yesus memberi makan lima ribu orang (Yoh.6:1-15).

5.    Yesus berjalan di atas air (Yoh.6:16-21).

6.    Yesus menyembuhkan orang yang buta sejak lahir (Yoh.9:1- 41).

7.    Yesus membangkitkan lazarus (Yoh.11:1- 44).

·      Adapun tujuh ajaran, sebagai penyingkapan Yesus akan identitas-Nya yang sebenarnya, adalah :

1.    Percakapan Yesus dengan Nikodemus (Yoh.3:1-21).

2.    Percakapan Yesus dengan Perempuan Samaria (Yoh.4:4-42).

3.    Kesaksian Yesus tentang diri-Nya (Yoh.5:19-47).

4.    Penjelasan Yesus tentang dirinya sebagai Roti Hidup (Yoh.6:22-59).

5.    Air sumber hidup (Yoh.7:37-44).

6.    Yesus Terang Dunia  dan bukan dari dunia (Yoh.8:12-29).

7.    Yesus Gembala yang baik, yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yoh.10 : 1 – 21).

·      Sedangkan tujuh pernyataan “Akulah” , yaitu :

1.    Akulah Roti Hidup (Yoh.6:35).

2.    Akulah Terang Dunia (Yoh.8:12 ; 9:5).

3.    Akulah Pintu (bagi domba-domba) (Yoh.10:7).

4.    Akulah Gembala Yang Baik (Yoh.10 :11 , 14).

5.    Akulah Kebangkitan Dan Hidup (Yoh.11:25)

6.    Akulah Jalan Dan Kebenaran Dan Hidup (Yoh.14:6)

7.    Akulah Pokok Anggur Yang Benar (Yoh.15:1)

Nats kita di Minggu Jubilate ini adalah tentang Yesus adalah Pokok Anggur Yang Benar dan kita hendaknya tinggal dan berbuah di dalam Yesus.

PENDALAMAN NATS

Memperhatikan posisi Yohanes 15 yang dituliskan antara Yohanes 13 yang diawali dengan perikop “Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya” dengan Yohanes 18 yang diawali dengan perikop “Yesus ditangkap”, dapat dikatakan bahwa pernyataan Yesus bahwa Dia adalah Pokok Anggur Yang Benar ,disampaikan kepada murid-murid-Nya, tanpa Yudas Iskariot, pada suatu malam sehabis mereka makan bersama (Yoh.13:2,30). Yudas pada saat itu tidak ikut lagi karena ia meninggalkan mereka setelah diperingatkan oleh Yesus (Yoh.13:30).

Diperkirakan, dengan mengacu pada Yohanes 14:31, Yesus menyampaikan pernyataan-Nya ini kepada murid-murid-Nya, dari ruang makan menuju taman Getsemani, tempat Yesus ditangkap. Jadi, bagian ini adalah salah satu dari beberapa pesan terakhir Yesus kepada murid-murid-Nya (Yob,14:30). Dan, biasanya pesan-pesan terakhir mengandung sesuatu yang penting untuk diingat dan dilakukan oleh orang yang ditinggalkan.

Yesus adalah Pokok Anggur Yang Benar dan Bapa-Nyalah pengusahanya. Ini menegaskan hubungan Yesus dan ketaatan Yesus kepada kehendak Bapa-Nya. Dan Yesus menegaskan agar murid-murid-Nya tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam murid-murid-Nya agar murid-murid menghasilkan buah. Sebab Sama seperti ranting, tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga murid-murid tidak akan berbuah , jikalau tidak tinggal di dalam Yesus. Dan jika murid-murid tidak berbuah, sama seperti ranting yang tidak berbuah, akan dibuang dan menjadi kering, kemudian dicampakkan lalu dibakar.

Buah yang dihasilkan murid-murid karena tinggal di dalam Yesus dan Yesus tinggal di dalamnya merupakan bukti atau tanda bahwa murid-murid adalah sungguh-sungguh murid Yesus dan Bapa dipermuliakan.

POINTER APLIKASI

1.    Agar kita dapat tinggal di dalam Yesus dan Yesus tinggal di dalam kita, maka hendaknya kita memiliki kerendahan hati dan kemauan memberi diri melekat di dalam Yesus, tidak semata-mata berada bersama Yesus. Kita bisa bercermin dari Yudas Iskariot, yang hidup lebih kurang tiga tahun bersama Yesus, namun tidak tinggal di dalam Yesus dan Yesus tidak tinggal di dalamnya, sehingga Yudas mengkhianati Yesus.

Seperti ilustrasi : antara batu yang berada di dalam air dengan kapas yang berada did alam air. Memang batu berada di dalam air, tetapi karena kerasnya batu tersebut, air tidak berada di dalam batu. Sebaliknya, kapas berada di dalam air dan air di dalam kapas.

2.    Ketika kita menghasilkan buah, itu bukan untuk penyombongan diri tetapi untuk kemulian Bapa dan untuk menyatakan Kristus di dalam hidup kita, melalui pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Seperti yang dituliskan dalam bahan bacaan yaitu Amsal 15 : 2, “Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan”.  (Bnd. Lukas 6 : 45b, Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya).

“Panggilan pelayanan bukan untuk menjadikan kita nomor satu di mata dunia, melainkan untuk menjadikan Tuhan nomor satu di mata kita” (Ravi Zacharias “The Grand Weaver”)

3.    Bila Yesus di dalam kita dan kita di dalam Yesus, maka kita tetap mampu bersorak dan bersukacita dalam segala sisi kehidupan, sebab kita berada di dalam sumber kekuatan dan kehidupan kita yaitu Yesus, Sang Pokok Anggur Yang Benar.

Pdt.Asnila Br Tarigan

Rg.Cijantung

Khotbah Minggu tgl 05 Mei 2019 ; Jeremia 33:10-13

INVOCATIO  : Aku, Akulah Dia yang  menghapus dosa pembrontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ngingat dosamu. (YESAYA 43:25)

KHOTBAH  : JEREMIA 33:10-13

THEMA   

KELENG ATE TUHAN TETAP RASA LALAP

PENDAHULUAN

Pada tanggal 17 Juli 2015, Kanselir Jerman Angela Merkel  bertemu dengan seorang remaja pengungsi Palestina dari Libanon, yang keluarganya mencari suaka di Jerman. Remaja itu mengatakan kepada Merkel bahwa benar-benar sulit menyaksikan bagaimana orang-orang menikmati kehidupan sementara mereka tidak bisa sebab mereka tidak tahu ke mana masa depan mereka tertuju. Merkel menjawab: “Politik memang bisa keras”, Merkel menjelaskan bagaimana Jerman tidak bisa menampung ratusan ribu pengungsi Lebanon di Jerman. Mendengar jawaban ini, remaja tersebut menangis, Merkel mengusap-usap punggungnya tetapi tetap berkeras dengan argument politiknya.

Orang-orang yang menyaksikan perjumpaan ini mengkritisi kebijakan pemerintah Jerman dan akhirnya Merkel mengalah dan membuka pintu bagi pengungsi Lebanon. Masalah selesai? Ternyata, kebijakan baru ini juga menuai protes karena banyak warga yang tidak rela pengungsi Lebanon tinggal di Negara mereka dengan alasan khawatir dengan teroris radikal. Dapatkah kita membayangkan bagaimana kehidupan menjadi sangat tidak nyaman bagi para pengungsi Lebanon yang seolah tidak diinginkan itu? Mungkin demikian halnya dengan bangsa Israel yang juga merasakan sengsara hidup dalam pembuangan di tanah Babel bertahun-tahun lamanya.

PENDALAMAN NATS

A.   Yeremia 33:10-13

Perikop ini merupakan bagian dari pasal 30-33 dengan thema tunggal yaitu pembaharuan bangsa Yehuda yang mengalami kesengsaraan  karena harus hidup di tanah pembuangan di Babel. Seperti lazim diketahui, bahwa setelah pecah menjadi dua kerajaan, maka Kerajaan Utara (Israel) hanya mampu bertahan sampai tahun 722 SM sebelum jatuh ke tangan Asyur. Sepupunya yakni Kerajaan Selatan mampu bertahan lebih lama yakni sampai 587 SM sampai akhirnya mereka dikalahkan oleh Babilonia. Ketika penaklukan itu terjadi, raja, permaisuri, pegawai istana, orang-orang yang sehat, muda, kuat dan baik semuanya diangkut melintasi padang gurun menuju ke Babel Raya. Hanya orang-orang tua yang lemah, kurang berpotensi dan raja boneka yang dibiarkan tinggal di Yerusalem. 

Kebebasan dan jati diri bangsa Israel sebagai umat pilihan yang hidup di tanah yang dijanjikan hancur berkeping-keping. Mereka tinggal di negeri orang sementara Yerusalem sudah menjadi puing. Bangsa Israel sendiri telah terpecah dalam konflik bersaudara dan hancur dalam perang antar bangsa. Yang tersisa di Yerusalem  adalah sebuah kesedihan. Umat yang tinggal di sana bukanlah umat yang membanggakan.  Sementara mereka yang bisa diharapkan betapapun kuat, sehat dan normal mereka semua tinggal di negeri orang lain yang bukan tanah terjanji. Harapan, gambaran dan identitas mereka hancur, kebanggaan yang selama ini ada tinggal nama, kemashyuran hanya tinggal kenangan... harga diri pun murah bukan kepalang.

Dalam konteks yang demikian, Yeremia menyampaikan bahwa akan datang waktu dimana Tuhan akan memulihkan dan membebaskan mereka serta mengembalikan mereka ke tanahnya. Tuhan mengambil prakarsa untuk menyampaikan janjiNya kepada Israel untuk setia dan berpegang kepada janji Tuhan pada waktu yang Tuhan tetapkan. Pembaharuan yang dilakukan Allah adalah pembaharuan sejati yang membebaskan bangsa Israel dari jajahan bangsa lain (ay.8-9) dan memberikan kehidupan yang tenang dan aman.

·         Ay.10-11 :Tuhan memberikan janjiNya kepada bangsa Israel yang telah lama dalam keterpurukan bahwa mereka akan kembali dipenuhi sukacita. Setiap orang yang melihat kehancurannya mungkin akan menyimpulkan Yerusalem hancur selama-lamanya. Umat pasti akan dipulihkan dan pulang ke tanah perjanjian walaupun untuk menunggu penggenapan janji Tuhan ini umat harus bersabar. Akan tiba waktunya terjadi pemulihan baik dari segi fisik (kota, penduduk, hewan, ekonomi) maupun pemulihan secara spiritual/iman dimana mereka dapat beribadah dan menyanyikan kidung pujian di rumah-rumah (hal ini tidak dapat mereka lakukan di tanah pembuangan), di kota maupun dalam tempat ibadah. Kelak janji ini akan digenapi seperti kesaksian Firman Tuhan dalam Ezra 3:11, yaitu ketika bangsa Israel kembali dari Babel, mereka bersama-sama menyanyikan lagu pujian yang isinya dituangkan dalam ay. 11.

·         Ayat 12-13: Pembaharuan itu adalah anugerah Allah karena Israel adalah bangsa yang berdosa. Sebagai bangsa pilihan Israel seharusnya hidup dalam keteladanan. Tetapi alih-alih hidup dalam iman dan teladan, bangsa Isrel justru jatuh dalam dosa dan pelanggaran. Karena itu, Tuhan memberikan “pelajaran pahit” agar Israel dapat belajar menjadi umat yang teguh, sadar akan keberdosaan mereka, belajar menanggung konsekuensinya sembari tetap meyakini bahwa Tuhan berkenan mengampuni dan menolong mereka untuk bangkit dari keterpurukan. Pembaharuan yang sejati adalah mengembalikan manusia ke dalam hubungan yang benar dengan Allah yaitu untuk menyembah, memuliakan dan mentaati kehendakNya.

B.    1 Tesalonika 5:12-22

Sebagai orang-orang yang telah ditebus dan dikuduskan dan dikasihi Allah, kita perlu memunculkan karakter kristiani dalam kehidupan kita. Karakter kristiani ini perlu kita pelihara untuk mengingat bahwa Allah memang penuh kemurahan dalam mengampuni kita, tetapi bukan berarti pengampunannya menjadi “murahan” sebab kita dengan mudah terjatuh lagi dalam kubangan dosa-dosa kita.  Dalam bagian Firman Tuhan ini ada beberapa karakter yang disebutkan yaitu: hidup dengan menghormati dan mendukung pemimpin umat, bertanggung jawab membawa kebaikan dalam hidup bersama (menegur yang tidak tertib, menghibur yang tawar hati;...dst), serta bertanggungjawab atas cara hidup kita secara pribadi (hidup dalam doa dan ucapan syukur...dst). Bahkan lebih jauh kita diminta untuk menguji segala sesuatu, berpegang pada kebaikan dan menjauhkan diri dari kejahatan, demikianlah kita diajak untuk berjaga-jaga atas kehidupan kita yang telah memperoleh kasih karunia dari Tuhan.

POINTER APLIKASI

1.    Allah adalah Allah yang bonafide dan trustworthy (tidak pernah berubah). Bangsa Israel (dan juga kita) mudah berubah dalam kesetiaan dan tidak jarang sangat rapuh dalam iman percaya. Berulangkali bangsa Israel jatuh dalam dosa, demikian juga setiap kali Allah mengampuni dan menuntun. Tidak peduli seberapa besar pelanggaran kita, kasih Allah selalu lebih besar untuk mengampuni kita. Kendati untuk keluar dari dosa dan kehancuran hidup seolah mustahil, tapi kasih dan pengampunan Allah menembus setiap batas dan membawa pemulihan luar biasa bagi orang yang mau bertobat dan membuka hati bagi pengampunan serta tuntunan Tuhan.

2.    Sebagai insan yang diampuni dan dipulihkan, kita juga harus memiliki langkah yang nyata atas dosa dan penyesalan kita. Allah adalah Allah yang bonafide, tidakkah sudah sepantasnya kita juga menjadi umat yang bonafide, yang sungguh-sungguh menyesali pelanggaran dan bertekad menata kehidupan yang seturut dengan kehendak Tuhan? Apa yang dapat kita lakukan sebagai langkah nyata atas pengampunan yang kita terima dari Tuhan? Tidak lain dengan mengembangkan karakter kristiani dalam waspada, sekaligus memohon campur tangan Tuhan untuk menata kehidupan kita

3.    Hati yang terarah kepada Allah akan menolong kita untuk mawas diri menghadapi godaan dosa dalam hidup kita. Hati yang terpusat kepada Tuhan adalah kunci. Jangan biarkan godaan-godaan dan kenikmatan dosa itu menggeser jalan kita ke arah yang salah. Dengan demikian beragam “magnet” seperti kemudahan, kelancaran, kesempatan, keindahan yang tampak mudah tidak akan dengan gampang membengkokkan iman dan pertobatan kita.

Pdt. Eden Prianenta Funu-Tarigan, S.si(Teol)

Perpulungen GBKP Kupang

 

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate