Khotbah Minggu tgl 14 April 2019 : Yohanes 12:12=19

Passion VII/Palmaru

Invocatio    : "... Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya, yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. (1 Timotius 6 : 14 b - 15)

Yohanes     : Yohanes 12:12-19

Tema

"KedatanganNya Membawa Damai".

Kata Pengantar

Minggu ini adalah minggu Passion yang ke VII, minggu terakhir kita merenungkan penderitaan Yesus sebelum Ia mati di kayu salib dan pada hari kamis yang akan datang semua orang kristen akan memperingati saat Yesus di tangkap dan di hukum mati di atas kayu salib.

Peristiwa Yesus di muliakan orang banyak ini terjadi ketika Yesus memasuki kota Yerusalem yaitu saat dimana Yesus terang terangan menunjukkan diriNya di tengah tengah orang banyak yang sudah berkumpul untuk merayakan paskah. Kalau kita membaca di dalam Yohanes 10:22-39 Yesus di tolak orang orang Yahudi dan mereka hendak melempari Yesus dengan batu untuk membunuhNya. Setelah Yesus luput dari maksud jahat orang-orang Yahudi mereka terus mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus. Kemudian Yesus pergi ke seberang sungai Yordan ke tempat Yohanes membaptis dahulu, Ia menyingkir "sembunyi" dari orang banyak terutama dari incaran orang orang Farisi dan tinggal di situ (bd. Yoh 10:40). Setelah itu kita membaca Yesus melakukan mujizat yang besar membangkitkan Lazarus yang telah mati terbaring empat hari di dalam kuburannya (bd. Yoh. 11:1-44) dan peristiwa itu membuat orang-orang Farisi, imam-imam kepala dan Mahkamah Agama semakin marah dan semakin bulatlah tekadnya untuk membunuh Yesus (bd. Yoh. 11:45-57). Kemarahan orang-orang Farisi dan imam-imam itu bukan hanya kepada Yesus mereka juga sepakat untuk membunuh Lazarus untuk menghilangkan bukti mujizat Yesus, untuk menggagalkan mujizat kebangkitan yang telah dilakukan Yesus. (bd. Yoh. 12:9-11). Yesus semakin terancam dan saat Yesus diserahkan, di tangkap dan di salibkan sudah sangat dekat.

Pembahasan Teks dan Pemberitaan

Berita tentang mujizat-mujizat yang telah di lakukan Yesus sangat melekat di hati orang banyak, terutama orang orang yang mengalami penderitaan, tekanan dan kemiskinan. Mereka sangat merindukan munculnya tokoh Mesias si Pembebas untuk melepaskan mereka dari segala penderitaan, penindasan dan kemiskinannya. Pada saat itu mereka datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah yaitu memperingati peristiwa kebebasan nenek moyang mereka dari tawanan bangsa Mesir. Mereka datang dari Yerusalem dan sekitarnya dan dari semua negeri. Sebagai penyembah yang sungguh sungguh, mereka datang lebih awal supaya dapat mengikuti upacara penyucian diri untuk melayakannya mengikuti ibadah Paskah.

Ditengah tengah penantian hari raya Paskah itu orang banyak mendengar berita bahwa Yesus sedang di dalam perjalanan menuju Yerusalem. Berita kedatangan Yesus itu sangat kuat mempengaruhi hati mereka, membangkitkan sukacitanya sebab akan terjawab harapannya tentang munculnya Mesias semakin dekat dan pasti. Orang banyak itu mengambil daun palem yaitu daun yang biasa dipergunakan terutama oleh orang orang miskin (jelata) untuk merayakan pesta suka cita dalam menyambut orang orang yang dihormati. Pohon palem adalah lambang kemenangan dan kejayaan. Dalam menyambut Yesus mereka tidak memiliki permadani yang indah untuk dibentangkan di jalan yang akan di lalui Yesus, mereka tidak memiliki alat musik untuk mengiringi penyambutan Yesus, tetapi yang dapat mereka lakukukan mereka telah menunjukkannya yaitu memberi hati dan suka citanya dan dalam kesederhanaannya melakukan upacara penyambutan. Berita kedatangan Yesus saja sudah sangat luar biasa membangkitkan kegirangan dan sukacitanya, tentulah lebih besar lagi ketika Yesus ada di tengah-tengah mereka.

Mereka bukan hanya menantikan kedatangan Yesus tetapi menyongsongNya. Terlalu lama kalau hanya menunggu saja kedatangan Yesus, karena itu mereka datang kepada Yesus, bukan dengan membawa segudang keluhannya, kecemasannya atau penderitaannya tetapi mereka menghampiri Yesus dengan pujian dan sorak sorainya, dengan seruannya "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel" (bd. Maz. 118:26). Hosana berarti keselamatan. Bersama Yesus orang banyak merasa mendapatkan keselamatannya, kemerdekaannya.

Yesus pantas mendapat penyambutan yang luar biasa, seperti rakyat dengan suka cita melepas rajanya ke medan perang untuk memenangkan pertempurannya. Demikian juga penyambutan Yesus dengan dipermuliakan sebab Ia akan menaklukkan segala penguasa dan kuasaannya. Yesus akan memenangkan peperanganNya melalui kematianNya di atas kayu salib dan kebangkitanNya.

Dibalik peristiwa ini kita juga melihat kenyataan dari ke-Mesias-an Yesus; Ia tidak pernah takut menghadapi kemarahan dan rencana jahat orang orang Farisi dan para imam. Sebenarnya Yesus tahu kalau Ia ke Yerusalem Ia harus menanggung banyak penderitaan yang dilakukan tua-tua, imam-imam dan ahli-ahli Taurat, akan membunuhNya, seperti yang pernah diberitakanNya kepada murid-muridNya. (bd. Mat. 16:21). Kalau Yesus bersembunyi - menyingkir dari orang banyak bukan karena takut tetapi karena kebijaksanaanNya sebab saat Yesus diserahkan belum tiba. Perjalanan Yesus ke Yerusalem sebenarnya tidak aman, menegangkan sebab disana telah berkumpul orang orang Farisi dan para imam dalam kemarahannya dan rencananya akan menangkap Yesus. Tetapi karena kabar baik, berita suka cita, syalom dari Allah yang dibawa Yesus jauh lebih besar dan lebih penting maka Yesus datang ke Yerusalem kepada orang banyak menunjukkan diriNya untuk menyatakan kebesaran Allah. Kehadiran Yesus menjadi proklamasi pemerintahan Allah bagi orang banyak, pemerintahan Allah bagi dunia.

Orang-orang yang menyambut Yesus itu sangat memahami dan mengenal Yesus seperti Allah memperkenalkan Yesus dan seperti Yesus memperkenalkan diriNya, oleh sebab itu mereka memuliakan Yesus. Mereka berharap akan penggenapan nubuat yang telah disampaikan pada jaman Zakaria yaitu kedatangan raja yang adil dan jaya, yang lemah lembut dengan mengendarai seekor keledai, keledai yang muda. (bd. Za. 9:9). Yesus-lah yang menggenapi nubuatan itu, dengan menghadirkan pemerintahan Allah, pemerintahan syalom; yang kemegahannya bukan seperti kemegahan raja tokoh politik yang mengenderai kuda perang dan mengenakan persenjataan perang yang lengkap. Yesus adalah Raja Penyelamat, tokoh rohani yang datang membawa damai. Melihat Yesus yang datang dengan mengenderai keledai muda sesungguhnya orang banyak mengenalNya sebagai tokoh surgawi yang telah mendemonstrasikan kuasaNya yaitu mematahkan kuasa setan, yang menyembuhkan penyakit, yang mencelikkan mata orang buta sehingga dapat melihat, yang menyembuhkan orang lumpuh sehingga dapat berjalan, menyembuhkan yang sakit dll, dan yang telah membangkitkan Lazarus dari kematian.

Menjadi renungan bagi kita, diberitakan bahwa para murid yang telah berjalan selama kurang lebih tiga tahun bersama dengan Yesus pada mulanya mereka juga tidak mengerti mengapa Yesus mengenderai keledai muda, tapi setelah Yesus dimuliakan mereka memahaminya. Mereka pada mulanya kebingungan dengan sikap Yesus tetapi sesudah Yesus dipermuliakan mereka lebih lagi mengenal Yesus dengan benar. Selama tiga tahun para murid telah menyaksikan segala sesuatunya yang dilakukan Yesus, tapi mereka baru memiliki sedikit pengenalan tentang Yesus, tetapi orang banyak yang merindukan Yesus walaupun hanya mendengar berita tentang Yesus, bahkan sebahagian besar diantara mereka belum pernah melihat mujizat yang dilakukan Yesus atau belum pernah mengalami mujizat Yesus tapi memiliki hati yang rindu kepada Yesus. Mereka memuji-muji Yesus adalah bukti ia telah fokus kepada Yesus sebagai Mesias.

Para murid Yesus telah mengalami dan menyaksikan mujizat-mujizat besar yang dilakukan Yesus tetapi tidak cukup untuk membawa mereka kepada pengenalan tentang siapakah Yesus yang sesungguhnya. Kalau ada orang sampai hari ini tidak mengerti dengan apa yang dilakukan Yesus bukanlah karena kurang besar dan kurang luar biasa mujizat yang dilakukan Yesus, tetapi yang kurang karena mereka tidak memiliki kepercayaan dan mempercayakan hidup dan keselamatannya kepada Yesus. Mereka belum fokus kpada ke-Mesiasan Yesus. Mujizat adalah tanda bukti kerajaan Allah tetapi yang lebih penting adalah kerajaan Allah. Jadi kita dipanggil menyambut Yesus yang menghadirkan Kerajaan Allah, bukan terus menerus mencari mujizatNya.

Tentang orang orang yang mengalami dan menyaksikan mujizat-mujizat Yesus, seperti sekelompok orang saksi hidup yang melihat langsung bagaimana Yesus membangkitkan Lazarus dari kematiannya, mereka telah menyaksikan kebesaran kuasa kebangkitan yang dilakukan Yesus karena itu mereka terus menerus memberitakannya. Kesaksian mereka hidup dan dengan kesaksian itu mereka telah memuliakan Yesus sehingga orang banyak yang mendengarnya dengan penuh sukacita menyongsong Yesus. Orang orang yang telah menyaksikan apalagi mengalami mujizat Yesus dipanggil supaya jangan diam tetapi terus menerus memberitakan Yesus, memberitakan kabar baik supaya banyak orang mengenal Yesus dan memuliakanNya. Kesaksiak para saksi kebesaran Kristus diperlukan untuk meyakinkan melawan segala keragu raguan iman percaya kepada Yesus.

Di tengah-tengah kemeriahan pesta kemenangan itu, ketika semua orang bersuka cita menyambut Yesus sekelompok orang orang Farisi, para imam dan ahli Taurat merasa gagal, merasa di tinggalkan, marah sebab telah kehilangan kejayaannya, kuasanya dan kemuliaannya. Tadinya ketika Yesus undur diri dari orang banyak mereka merasa telah menang sebab orang banyak telah melupakan Yesus. Tetapi menyaksikan penyambutan Yesus yang luar biasa itu membuat mereka gusar. Ancaman ancaman dan halangan halangan yang mereka lakukan kepada Yesus tidak dapat menghambat dan mengurangi kesaksian tentang kemuliaan Kerajaan Allah di dalam Yesus. Ketika Allah dimuliakan maka kemuliaan dunia akan menjadi pudar sebab kemuliaan dunia tidak dapat menandingi kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan mendatangkan damai sejahtera, kebebasan dari segala tekanan dan penderitaan secara rohani dan jasmani.

Refleksi

Penyambutan Yesus di dalam hati kita harus terjadi setiap hari dan setiap saat. Orang yang menyambut Tuhan senantiasa memuji dan bersukacita di dalam Dia sebab dimana Yesus hadir dan disambut maka akan terjadi kedamaian. Yesus datang dalam kesederhanaanNya dan kerendahan hatiNya tetapi orang banyak menyaksikan kemegahan sorga yang besar, itulah yang membuat mereka berseru "Hosana!" Menyambut Yesus harus mempertemukan kita dengan kemuliaan sorga, maka segala sesuatunya yang kita lakukan harus menyatakan kemuliaan sorga. Bukan hanya kata kata kita yang menyerukan hosana; keselamatan! Tetapi seluruh aspek hidup kita harus menunjukkan bahwa kita adalah orang yang merdeka, yang sudah diselamatkan, ditebus dari segala dosa dan diperdamaiakan di dalam Yesus bagi kemuliaan Allah.

Pdt Ekwin Wesli Ginting STh, MDiv.

GBKP Rg. Cikarang.

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate