Khotbah Minggu Tgl 28 April 2019 ; Mazmur 116 : 5-9

Invocatio    : “Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini 

diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya”(Mzm. 27:4).

Khotbah : Mazmur 116:5-9

Tema

Tenanglah, hai jiwaku, sebab TUHAN baik bagimu

Pendahuluan

Pengalaman “gelisah, khawatir, ketakutan, kegentaran” sering kali meliputi hati manusia. Keadaan dalam kegundahan bisa menghambat untuk berdoa kepada Tuhan tetapi sebaliknya keadaan tertekan bisa membawa kepada sikap doa yang lebih kuat yaitu berseru kepada TUHAN. Sebab bukan saja merasakan kebutuhan akan pertolongan TUHAN, lebih dari pada itu “hanya TUHAN satu-satunya penolong yang sejati”.

Penderitaan yang dialami Daud adalah karena pemberontakan putranya Absalom. Daud dalam keadaan tertekan selama pemberontakan putranya. Absalom dengan licik merebut hati bangsa Israel, membuat persepakatan gelap untuk merebut tahta dari Daud. Daud mendengar kabar: "Hati orang Israel telah condong kepada Absalom." Daud melihat anaknya Absalom telah mabuk kekuasaan, sehingga ia tidak lagi memandang bapanya sebagai bapa tetapi penghalang. Absalom akan mencelakakan siapa saja yang dianggap penghalang baginya. Berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem: "Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, sebab jangan-jangan kita tidak akan luput dari pada Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia jangan dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita dan memukul kota ini dengan mata pedang! (2 Samuel 15:14). Daud memilih menghindar dan memohon pertolongan Tuhan, baginya masalah ini sangat rumit dan hanya Tuhan yang mampu menyelesaikannya.

Daud pada waktunya dibebaskan dari bahaya yang sangat besar, menceritakan bagimana batinnya tersiksa dan mengalami kesedihan yang mendalam dalam pikirannya, tetapi kemudian ia merasakan betapa besar perlindungan Allah baginya. Bahwa TUHAN membawa ia kembali ke Yerusalem untuk mempersembahkan korban dan mengucap syukur kepada TUHAN.

Pendalaman Nats

Pemeliharaan Tuhan akan jiwa manusia ditunjukkan Tuhan Yesus dengan kesabar-Nya terhadap murid-murid-Nya. Bahwa mereka mencari pelarian dalam kegelisahan mereka, tidak tahu apa yang harus mereka perbuat. Petrus mengatakan kepada teman-temannya "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Dalam situasi ini ditunjukkan bahwa mereka mengerjakan kesia-siaan, sebab “malam itu mereka tidak menangkap apa-apa”. Bukannya mengurangi beban pikiran, malah menambah kacau pikiran karena tidak mendapatkan apa-apa.

 “Yesus berdiri di pantai” menanti mereka, menyapa mereka, memberikan perintah "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.", dengan demikian membuka mata mereka sehingga Yohanes berkata "Itu Tuhan.", lalu memberi mereka makan. Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Yesus melakukan proses penggembalaan untuk menenangkan hati murid-murid-Nya.

Daud merasakan beratnya pergumulan hidupnya, sudah sangat mendekati kematian. Dalam situasi ini ia memohon untuk diluputkan dan TUHAN mendengarkan doanya. Maka Daud memuji Tuhan dengan mengatakan:

Ay.5 “Tuhan adalah pengasih dan adil”, lalu ditambah penekanan, “Allah kita penyayang”. Karena sifat-sifat Allah ini maka kita tidak binasa.

Ay.6 “Tuhan memelihara orang-orang sederhana”. Yang dimaksudkan sederhana adalah tulus, jujur dan tanpa kepalsuan. Dalam kesederhanaan ada kelemahan, ketidak berdayaan dan tidak mampu menyelamatkan diri sendiri. Karena itu Allah bertindak memeliharanya, karena dia berserah diri kepada Allah. Orang-orang yang dengan iman menempatkan diri mereka dibawah perlindungan Allah mendapatkan keselamatan.

Ay.7 “Kembali tenang, hai jiwaku…”. Belas kasihan Allah sangat terasa saat telah berada di ambang maut tapi diluputkan dan diangkat darinya. Lalu Allah memberi perpanjangan waktu hidup, hal inilah yang memberi ketenangan. Bahwa yang empunya hidup yang memperpanjang masa hidup kita. Dengan demikian menjalani hidup dengan bersukacita didalam Tuhan. Masih diberikan kesempatan hidup merupakan kebaikan Tuhan bagi kita. Itu artinya masih ada atau masih banyak kesempatan berbuat kebaikan atau pelayanan dalam hidup kita.

Ay.8 “Ya, Engkau telah meluputkan aku …”. Daud menguraikan kebaikan yang telah Tuhan lakukan:

1.    Meluputkan aku dari pada maut.

Daud memandang bahwa kematian yang memalukan bila ia mati di tangan anaknya sendiri. Dari kematian yang mengerikan menurutnya, Tuhan meluputkannya.

2.    Meluputkan mataku dari pada tersandung.

Meluputkan kejahatan yang menyebabkan dukacita. Untuk tidak tertekan oleh kesedihan yang berlebihan.

3.    Meluputkan kakiku dari pada tersandung.

Kaki manusia sering tersandung oleh dosa dan menimbulkan kesengsaraan. Saat kaki kita hampir terperosok kedalam pencobaan, tangan Tuhan memegang kita.

Ay.9 “Aku boleh berjalan di hadapan TUHAN, di negeri orang-orang hidup”. Artinya pemazmur bersyukur masih diberi kesempatan hidup di dunia ini. Dia menyadari ada kewajiban yang harus dikerjakan; hidup dan bekerja di hadapan Allah. Kita harus hidup layak di hadapan Allah serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal. Karena jiwa kita telah telah diluputkan dari maut membuat kita lebih menghargai kehidupan, hidup sebagai manusia baru yang telah dibaharui.

Pointer Aplikasi

Manusia tidak akan mungkin mendapatkan ketenangan di luar TUHAN. Jiwa manusia mendapat peristirahatan yang tenang di dalam TUHAN. Hanya di dalam TUHAN jiwa dapat menetap dalam kebahagiaan. Di dalam Allah jiwa mendapat peristirahatan dan jiwa bersukacita. Kembalilah ke tempat peristirahatan yang diberikan Kristus kepada mereka yang letih lesu dan berbeban berat. Matius 11:28 “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”. Dalam pergumulan yang berat, dengarlah panggilan Tuhan untuk datang berserah kepada-Nya.

Tidak ada kekuatan lain yang lebih kokoh dari pada “bersandar kepada Allah”, sebab hanya Allah yang mampu membalikkan masalah menjadi kemenangan. "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan” (Roma 10:11). Pertolongan Tuhan telah terbukti bagi orang-orang percaya yang mempercayakan hidupnya ke dalam tangan Tuhan yang kuat.

Pertolongan Tuhan adalah sempurna, Tuhan tidak pernah kehabisan cara dan jalan untuk membebaskan dari masalah yang membelenggu kita. Yang terpenting bagaimana kita membawa masalah dan pergumulan kita kepada Allah dengan sikap yang benar. 1 Petrus 5:6-7 “Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”.

Pdt. Sura Purba Saputra

GBKP Harapan Indah

Khotbah Minggu Tgl 21 April 19 ; Yohanes 20 :24-31

Invocatio : “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, dimana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya” (Filipi 3:10)

Khotbah : Yohanes 20:24-31

Tema

 Yesus Bangkit, Percayalah

PENDAHULUAN

Paskah (Ibrani:pesakh; Junani:to paskha), pasca artinya "yang telah lewat". Paskah sangat penting bagi kehidupan bangsa Israil begitu juga bagi kehidupan orang Kristen. Mengapa demikian ? Karena bagi bangsa Israil Paskah menunjukkan bagaimana perbuatan Tuhan membebaskan bangsa Israil dari Mesir dan bagi orang Kristen, Paskah adalah Tuhan di dalam Yesus Kristus yang sudah mengalahkan kuasa kematian. Ini merupakan peristiwa yang paling menentukan hidup kita. Jika Paskah tidak terjadi, maka sia-sialah iman percaya kita, sia-sia Natal (kelahiranNya), sia-sia kita menaikkan doa-doa kita, karena kita berdoa kepada Tuhan yang mati. Oleh karena itu, jika Kristus tidak bangkit maka IA sama halnya seperti pahlawan biasa  yang telah gugur dan tidak akan dapat memimpin kita dimasa kini dan tidak akan sanggup menyelamatkan kita.

Berita Paskah (kebangkitan) Yesus menjadi berita yang mengagetkan bagi murid-murid Yesus pada saat itu, karena peristiwa yang nyata ini tidak pernah dilihat langsung oleh murid-murid. Apalagi peristiwa penyaliban dan kematian lalu dikuburkan di hari jumat menjelang Sabat lalu mereka tahu. Memang murid-murid Tuhan Yesus memiliki sifat, pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda, secara khusus dengan Tomas yang mempunyai sifat keras, emosional, mengandalkan kemampuan manusia dan mudah putus asa. Ia tidak begitu saja gampang percaya akan kebangkitan Yesus, jika tidak didukung dengan bukti nyata. Marilah kita lihat respon Tomas ketika mendengar berita kebangkitan Yesus.

Isi

Penampakan diri Yesus yang bangkit kepada Tomas merupakan ketiga kalinya. Hal ini terjadi karena Tomas tidak percaya akan pemberitaan teman-temannya. Tomas meminta bukti kesaksian temannya tentang perjumpaannya dengan Yesus, dimana yang mereka lihat itu memang benar-benar  Yesus yang bangkit bukan hantu seperti yang diberitakan pada saat itu. Untuk mewartakan Yesus sudah bangkit menurut Tomas butuhlah bukti supaya orang-orang yang mendengar menjadi percaya. Bagaimana mungkin orang percaya kalau tidak ada buktinya. Karena prinsip dan pola pikir Tomas maka ia diundang oleh Yesus untuk mengalami sendiri kebangkitan Yesus supaya ia menjadi percaya. Yesus mengatakan : "Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah". Artinya Tomas sudah berada di jalan yang salah yaitu tidak percaya, tapi sekarang ia diberi kesempatan untuk mengubah sikapnya. Kristus yang bangkit tidak memaksa mereka yang melihat penampakanNya untuk percaya, tapi kepercayaan itu biarlah tumbuh dari komitmen orang tersebut.

Pengakuan Tomas "Ya Tuhanku dan Allahku" (ayat 28) menunjukkan taraf tertinggi/puncak keimanan dalam Injil Yohanes (ayat 28). Pengakuan Tomas ini nyata dalam seluruh aspek kehidupannya sehingga dia mati sebagai martir yang dibunuh dengan panah saat ia sedang berdoa. Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Ayat 29). Ayat 29 ditujukan Yesus bagi mereka yang percaya atas pemberitaan orang lain, sebab kepercayaan seperti itu lebih mulia dari pada kepercayaan Tomas. Kepercayaan yang lebih mulia itulah yang mendasari dan mendukung gereja Kristen berkembang sampai saat ini. Kepercayaan yang benar harus terlepas dari penglihatan, hal ini disejajarkan dengan orang percaya karena adanya mujizat. Alangkah berbahagianya orang percaya kepada Yesus walaupun tidak melihat mujizat.

Oleh karena itu, dari mana kita percaya bahwa Yesus telah bangkit ? Hal itu dapat kita percayai dari kuasa kebangkitan Yesus itu yang bekerja sampai hari ini. Nama Yesus berkuasa dan seperti yang dikatakan dalam ibrani 13:8, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Dan ini juga dikatakan oleh Paulus dalam nas invocatio, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia (Yesus) dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya."  Paulus menunjukkan Mengenal Dia (Yesus) secara mendalam bukan hanya sekedar tahu sejarahNya dan tahu firmanNya melainkan mengenal dalam arti mengalami Yesus dalam kehidupan dan pelayanannya, demikian juga kuasa kebangkitanNya, benar-benar dialami kuasa itu di dalam hidup dan pelayanannya. Untuk itu Paulus juga bersedia bersekutu dalam penderitaan Kristus, jadi bukan hanya mengalami kuasa kebangkitanNya tapi juga bersekutu dalam penderitaanNya, bersedia menderita karena melakukan firman Kristus, bersedia menderita karena nama Kristus yang dia beritakan, bahkan menjadi serupa dengan Yesus dalam kematianNya. Mengenal Kristus dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaan  Kristus merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan keinginan terbesarnya untuk mengenal Yesus, oleh karena itu Kuasa kebangkitan itu sampai hari ini nyata bekerja pada diri orang-orang percaya, sama seperti ketika Yesus hidup di tengah-tengah umat manusia, Dia menyembuhkan, membuat mujizat dan sebagainya, maka sampai hari ini kuasa kebangkitan itu tetap bekerja dalam hidup orang percaya. Dalam nats bacaan, semua sukacita adalah sukacita atas kehadiran Allah yang menyelamatkan umat sehingga berkemenangan.

Aplikasi

Jika jaman ini kita masih beriman seperti Tomas, maka kita tidak akan menjadi orang percaya, karena bukti (saksi) kebangkitan Yesus mungkin tidak akan dilihat mata kepala kita. Karena itu alangkah bahagianya orang yang percaya walaupun tidak melihat, 2 Korintus 5:7, Paulus berkata “Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”. Tapi kita tidak pungkiri kalau iman kitapun terkadang “mencari bukti” kehadiran Allah. Ketika tantangan melanda hidup maka kita langsung ragu akan kehadiran Allah. Pada saat seperti ini terjadi, maka kita harus mengingat pengalaman Tomas. Sama seperti kepada Tomas, kepada kita pun dikatakan Yesus bahwa lebih bahagia orang yang percaya walaupun tidak melihat. Artinya bahwa kita tidak ragu tentang kehadiran Allah disetiap situasi kehidupan kita. Keyakinan ini juga dapat kita saksikan bagi semua orang, agar orang lain juga menjadi orang percaya walaupun tidak melihat. Amin

SELAMAT PASKAH

Pdt. Nur Elli br Tarigan

GBKP Runggun Karawang

Khotbah Minggu tgl 14 April 2019 : Yohanes 12:12=19

Passion VII/Palmaru

Invocatio    : "... Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya, yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. (1 Timotius 6 : 14 b - 15)

Yohanes     : Yohanes 12:12-19

Tema

"KedatanganNya Membawa Damai".

Kata Pengantar

Minggu ini adalah minggu Passion yang ke VII, minggu terakhir kita merenungkan penderitaan Yesus sebelum Ia mati di kayu salib dan pada hari kamis yang akan datang semua orang kristen akan memperingati saat Yesus di tangkap dan di hukum mati di atas kayu salib.

Peristiwa Yesus di muliakan orang banyak ini terjadi ketika Yesus memasuki kota Yerusalem yaitu saat dimana Yesus terang terangan menunjukkan diriNya di tengah tengah orang banyak yang sudah berkumpul untuk merayakan paskah. Kalau kita membaca di dalam Yohanes 10:22-39 Yesus di tolak orang orang Yahudi dan mereka hendak melempari Yesus dengan batu untuk membunuhNya. Setelah Yesus luput dari maksud jahat orang-orang Yahudi mereka terus mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus. Kemudian Yesus pergi ke seberang sungai Yordan ke tempat Yohanes membaptis dahulu, Ia menyingkir "sembunyi" dari orang banyak terutama dari incaran orang orang Farisi dan tinggal di situ (bd. Yoh 10:40). Setelah itu kita membaca Yesus melakukan mujizat yang besar membangkitkan Lazarus yang telah mati terbaring empat hari di dalam kuburannya (bd. Yoh. 11:1-44) dan peristiwa itu membuat orang-orang Farisi, imam-imam kepala dan Mahkamah Agama semakin marah dan semakin bulatlah tekadnya untuk membunuh Yesus (bd. Yoh. 11:45-57). Kemarahan orang-orang Farisi dan imam-imam itu bukan hanya kepada Yesus mereka juga sepakat untuk membunuh Lazarus untuk menghilangkan bukti mujizat Yesus, untuk menggagalkan mujizat kebangkitan yang telah dilakukan Yesus. (bd. Yoh. 12:9-11). Yesus semakin terancam dan saat Yesus diserahkan, di tangkap dan di salibkan sudah sangat dekat.

Pembahasan Teks dan Pemberitaan

Berita tentang mujizat-mujizat yang telah di lakukan Yesus sangat melekat di hati orang banyak, terutama orang orang yang mengalami penderitaan, tekanan dan kemiskinan. Mereka sangat merindukan munculnya tokoh Mesias si Pembebas untuk melepaskan mereka dari segala penderitaan, penindasan dan kemiskinannya. Pada saat itu mereka datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah yaitu memperingati peristiwa kebebasan nenek moyang mereka dari tawanan bangsa Mesir. Mereka datang dari Yerusalem dan sekitarnya dan dari semua negeri. Sebagai penyembah yang sungguh sungguh, mereka datang lebih awal supaya dapat mengikuti upacara penyucian diri untuk melayakannya mengikuti ibadah Paskah.

Ditengah tengah penantian hari raya Paskah itu orang banyak mendengar berita bahwa Yesus sedang di dalam perjalanan menuju Yerusalem. Berita kedatangan Yesus itu sangat kuat mempengaruhi hati mereka, membangkitkan sukacitanya sebab akan terjawab harapannya tentang munculnya Mesias semakin dekat dan pasti. Orang banyak itu mengambil daun palem yaitu daun yang biasa dipergunakan terutama oleh orang orang miskin (jelata) untuk merayakan pesta suka cita dalam menyambut orang orang yang dihormati. Pohon palem adalah lambang kemenangan dan kejayaan. Dalam menyambut Yesus mereka tidak memiliki permadani yang indah untuk dibentangkan di jalan yang akan di lalui Yesus, mereka tidak memiliki alat musik untuk mengiringi penyambutan Yesus, tetapi yang dapat mereka lakukukan mereka telah menunjukkannya yaitu memberi hati dan suka citanya dan dalam kesederhanaannya melakukan upacara penyambutan. Berita kedatangan Yesus saja sudah sangat luar biasa membangkitkan kegirangan dan sukacitanya, tentulah lebih besar lagi ketika Yesus ada di tengah-tengah mereka.

Mereka bukan hanya menantikan kedatangan Yesus tetapi menyongsongNya. Terlalu lama kalau hanya menunggu saja kedatangan Yesus, karena itu mereka datang kepada Yesus, bukan dengan membawa segudang keluhannya, kecemasannya atau penderitaannya tetapi mereka menghampiri Yesus dengan pujian dan sorak sorainya, dengan seruannya "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel" (bd. Maz. 118:26). Hosana berarti keselamatan. Bersama Yesus orang banyak merasa mendapatkan keselamatannya, kemerdekaannya.

Yesus pantas mendapat penyambutan yang luar biasa, seperti rakyat dengan suka cita melepas rajanya ke medan perang untuk memenangkan pertempurannya. Demikian juga penyambutan Yesus dengan dipermuliakan sebab Ia akan menaklukkan segala penguasa dan kuasaannya. Yesus akan memenangkan peperanganNya melalui kematianNya di atas kayu salib dan kebangkitanNya.

Dibalik peristiwa ini kita juga melihat kenyataan dari ke-Mesias-an Yesus; Ia tidak pernah takut menghadapi kemarahan dan rencana jahat orang orang Farisi dan para imam. Sebenarnya Yesus tahu kalau Ia ke Yerusalem Ia harus menanggung banyak penderitaan yang dilakukan tua-tua, imam-imam dan ahli-ahli Taurat, akan membunuhNya, seperti yang pernah diberitakanNya kepada murid-muridNya. (bd. Mat. 16:21). Kalau Yesus bersembunyi - menyingkir dari orang banyak bukan karena takut tetapi karena kebijaksanaanNya sebab saat Yesus diserahkan belum tiba. Perjalanan Yesus ke Yerusalem sebenarnya tidak aman, menegangkan sebab disana telah berkumpul orang orang Farisi dan para imam dalam kemarahannya dan rencananya akan menangkap Yesus. Tetapi karena kabar baik, berita suka cita, syalom dari Allah yang dibawa Yesus jauh lebih besar dan lebih penting maka Yesus datang ke Yerusalem kepada orang banyak menunjukkan diriNya untuk menyatakan kebesaran Allah. Kehadiran Yesus menjadi proklamasi pemerintahan Allah bagi orang banyak, pemerintahan Allah bagi dunia.

Orang-orang yang menyambut Yesus itu sangat memahami dan mengenal Yesus seperti Allah memperkenalkan Yesus dan seperti Yesus memperkenalkan diriNya, oleh sebab itu mereka memuliakan Yesus. Mereka berharap akan penggenapan nubuat yang telah disampaikan pada jaman Zakaria yaitu kedatangan raja yang adil dan jaya, yang lemah lembut dengan mengendarai seekor keledai, keledai yang muda. (bd. Za. 9:9). Yesus-lah yang menggenapi nubuatan itu, dengan menghadirkan pemerintahan Allah, pemerintahan syalom; yang kemegahannya bukan seperti kemegahan raja tokoh politik yang mengenderai kuda perang dan mengenakan persenjataan perang yang lengkap. Yesus adalah Raja Penyelamat, tokoh rohani yang datang membawa damai. Melihat Yesus yang datang dengan mengenderai keledai muda sesungguhnya orang banyak mengenalNya sebagai tokoh surgawi yang telah mendemonstrasikan kuasaNya yaitu mematahkan kuasa setan, yang menyembuhkan penyakit, yang mencelikkan mata orang buta sehingga dapat melihat, yang menyembuhkan orang lumpuh sehingga dapat berjalan, menyembuhkan yang sakit dll, dan yang telah membangkitkan Lazarus dari kematian.

Menjadi renungan bagi kita, diberitakan bahwa para murid yang telah berjalan selama kurang lebih tiga tahun bersama dengan Yesus pada mulanya mereka juga tidak mengerti mengapa Yesus mengenderai keledai muda, tapi setelah Yesus dimuliakan mereka memahaminya. Mereka pada mulanya kebingungan dengan sikap Yesus tetapi sesudah Yesus dipermuliakan mereka lebih lagi mengenal Yesus dengan benar. Selama tiga tahun para murid telah menyaksikan segala sesuatunya yang dilakukan Yesus, tapi mereka baru memiliki sedikit pengenalan tentang Yesus, tetapi orang banyak yang merindukan Yesus walaupun hanya mendengar berita tentang Yesus, bahkan sebahagian besar diantara mereka belum pernah melihat mujizat yang dilakukan Yesus atau belum pernah mengalami mujizat Yesus tapi memiliki hati yang rindu kepada Yesus. Mereka memuji-muji Yesus adalah bukti ia telah fokus kepada Yesus sebagai Mesias.

Para murid Yesus telah mengalami dan menyaksikan mujizat-mujizat besar yang dilakukan Yesus tetapi tidak cukup untuk membawa mereka kepada pengenalan tentang siapakah Yesus yang sesungguhnya. Kalau ada orang sampai hari ini tidak mengerti dengan apa yang dilakukan Yesus bukanlah karena kurang besar dan kurang luar biasa mujizat yang dilakukan Yesus, tetapi yang kurang karena mereka tidak memiliki kepercayaan dan mempercayakan hidup dan keselamatannya kepada Yesus. Mereka belum fokus kpada ke-Mesiasan Yesus. Mujizat adalah tanda bukti kerajaan Allah tetapi yang lebih penting adalah kerajaan Allah. Jadi kita dipanggil menyambut Yesus yang menghadirkan Kerajaan Allah, bukan terus menerus mencari mujizatNya.

Tentang orang orang yang mengalami dan menyaksikan mujizat-mujizat Yesus, seperti sekelompok orang saksi hidup yang melihat langsung bagaimana Yesus membangkitkan Lazarus dari kematiannya, mereka telah menyaksikan kebesaran kuasa kebangkitan yang dilakukan Yesus karena itu mereka terus menerus memberitakannya. Kesaksian mereka hidup dan dengan kesaksian itu mereka telah memuliakan Yesus sehingga orang banyak yang mendengarnya dengan penuh sukacita menyongsong Yesus. Orang orang yang telah menyaksikan apalagi mengalami mujizat Yesus dipanggil supaya jangan diam tetapi terus menerus memberitakan Yesus, memberitakan kabar baik supaya banyak orang mengenal Yesus dan memuliakanNya. Kesaksiak para saksi kebesaran Kristus diperlukan untuk meyakinkan melawan segala keragu raguan iman percaya kepada Yesus.

Di tengah-tengah kemeriahan pesta kemenangan itu, ketika semua orang bersuka cita menyambut Yesus sekelompok orang orang Farisi, para imam dan ahli Taurat merasa gagal, merasa di tinggalkan, marah sebab telah kehilangan kejayaannya, kuasanya dan kemuliaannya. Tadinya ketika Yesus undur diri dari orang banyak mereka merasa telah menang sebab orang banyak telah melupakan Yesus. Tetapi menyaksikan penyambutan Yesus yang luar biasa itu membuat mereka gusar. Ancaman ancaman dan halangan halangan yang mereka lakukan kepada Yesus tidak dapat menghambat dan mengurangi kesaksian tentang kemuliaan Kerajaan Allah di dalam Yesus. Ketika Allah dimuliakan maka kemuliaan dunia akan menjadi pudar sebab kemuliaan dunia tidak dapat menandingi kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan mendatangkan damai sejahtera, kebebasan dari segala tekanan dan penderitaan secara rohani dan jasmani.

Refleksi

Penyambutan Yesus di dalam hati kita harus terjadi setiap hari dan setiap saat. Orang yang menyambut Tuhan senantiasa memuji dan bersukacita di dalam Dia sebab dimana Yesus hadir dan disambut maka akan terjadi kedamaian. Yesus datang dalam kesederhanaanNya dan kerendahan hatiNya tetapi orang banyak menyaksikan kemegahan sorga yang besar, itulah yang membuat mereka berseru "Hosana!" Menyambut Yesus harus mempertemukan kita dengan kemuliaan sorga, maka segala sesuatunya yang kita lakukan harus menyatakan kemuliaan sorga. Bukan hanya kata kata kita yang menyerukan hosana; keselamatan! Tetapi seluruh aspek hidup kita harus menunjukkan bahwa kita adalah orang yang merdeka, yang sudah diselamatkan, ditebus dari segala dosa dan diperdamaiakan di dalam Yesus bagi kemuliaan Allah.

Pdt Ekwin Wesli Ginting STh, MDiv.

GBKP Rg. Cikarang.

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate