Suplemen PA Moria : Yesaya 30 : 19 - 21 : Tgl 4 - 10 April 2021

THEMA                 : IKUTKENLAH PENGAJAREN

BAHAN OGEN       : YESAYA 30:19-21

TUJUAN:

1.   Agar Moria menyadari bahwa Tuhan menolong dan menemani umatNya dalam kesulitan hidup

2.   Moria dapat menemani dan mendampingi anak-anak dalam proses pendidikan dalam konteks Covid 19

PENGANTAR

Ada banyak hal yang dapat kita pelajari ketika kita memperhatikan berbagai ciptaan Tuhan yang ada di sekeliling kita. Tak terkecuali, kita pun dapat belajar dari habit (kebiasaan) menarik yang dilakukan hewan-hewan yang kita jumpai. Salah satunya adalah hewan yang dinamakan penyu. Penyu memiliki sebuah kebiasaan yang sangat khas dan menarik untuk diperhatikan. Kebiasaan apakah  itu ? Kita tahu ketika seekor penyu telah bertumbuh menjadi penyu dewasa, maka ia akan berenang menjelajah lautan dengan jarak tempuh yang sangat  jauh.  Walaupun demikian, ternyata pada waktu-waktu tertentu, sejauh  apapun seekor penyu  pergi  menjelajah lautan, penyu  tersebut akan selalu kembali ke pantai tempat ia dulu berkembang. Menarik sekali bahwa seekor penyu ternyata tahu persis pantai tempat ia bertumbuh mulai dari telur, lalu menetas menjadi tukik (anak penyu) hingga ia cukup kuat berenang memasuki lautan luas. Kebiasaan ini bahkan berulang kali dilakukan seekor penyu sebagai bagian dari proses hidupnya. Kebiasaan menarik ini dapat kita kaitkan dengan thema dan bacaan kita dalam PA kali ini. Bila penyu saja tahu dan selalu kembali kepada “tempatnya”, maka mari kita bertanya kepada diri kita sebagai anak-anak Tuhan adakah kita juga sadar akan  tempat kita sebagai umatNya? Apakah dalam proses kehidupan kita; kita  juga memiliki kerinduan untuk selalu kembali kepada Firman Tuhan, mencari kehendakNya serta bergantung penuh kepadaNya?      

PENDALAMAN TEKS

Kehidupan bangsa Israel  yang digambarkan dalam Yesaya pasal 30 tidaklah mencerminkan kehidupan umat yang rindu dan bergantung kepada Tuhan. Bahkan judul yang diberikan pada pasal 30 ini telah cukup menggambarkan cara hidup banga Israel  yang  tidak setia kepada Tuhan. Apa yang telah dilakukan oleh Bangsa Israel? Pada bagian awal pasal 30, Allah menegur bangsa Israel dengan mengatakan bangsaNya meminta pertolongan kepada bangsa Mesir tanpa  bertanya kepada Tuhan apakah itu hal yang benar atau tidak untuk dilakukan (bdk.ay.2). Allah menggambarkan mereka sebagai anak-anak yang tidak mau mendengarkan perintah/ arahan Tuhan (bdk. Ay.9). Kesalahan fatal bangsa Israel bukan hanya sekedar meminta pertolongan bangsa Mesir. Kesalahan mereka adalah memberontak terhadap Allah. Mengapa dikatakan memberontak terhadap Allah? Tidak lain karena dalam menghadapi bahaya yang mengancam mereka berupa serangan bangsa-bangsa lain di sekitar mereka, mereka menyusun rencana yang mengandalkan pengetahuan mereka sendiri. Dengan kata lain,  bangsa Israel ingin mengambil alih kendali Allah  yang menentukan segala sesuatu atas hidup mereka. Allah tentu saja tidak menyenangi hati yang menyiratkan pemberontakan kepadaNya.  Karena itu Allah lantas memberikan peringatan kepada bangsa Israel apa yang akan terjadi di masa mendatang bila mereka terus mempertahankan perilaku yang tidak berkenan bagi Tuhan.

Bagian dari bacaan kita, khususnya ay. 18-26 memperlihatkan bahwa ada kasih karunia dan janji keselamatan dari Allah kepada bangsaNya yang memberontak terhadapNya. Allah dengan sabar menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan pertolonganNya itu. Apa yang diinginkan Allah untuk dilakukan dan disadari oleh bangsa Israel sehingga mereka dapat melihat campur tangan Tuhan dalam kehidupan dan pergumuan mereka?

1.    Allah menghendaki pertama-tama bangsa Israel meminta pertolongan Tuhan terlebih dahulu dan setia berdiam (dwelling) menanti jawaban dan tuntunan dari Tuhan atas hidup mereka (bdk. Ay.19). Dari pada mereka mencari pertolongan kesana –sini, saat mereka berdiam diri di hadapan Tuhan, Tuhan akan menjawab seruan dan tangisan umatNya dengan penuh kasih.

2.    Merasa aman ketika bergantung sepenuhnya pada Tuhan. dalam ayat 20 roti dan air yang sedikit dimaksudkan untuk menunjuk pada situasi yang sulit dan terbatas. Ini berarti saat kita datang kepada Tuha=n tidak serta merta kondisi kita menjadi sempurna, sebab masalah masih terus akan terjadi dalam hidup kita. Kendati demikian, ayat 19 mengatakan Tuhan sebagai Pengajar tidak akan menyembunyikan diri atas kita. Ada sebagian penafsir yang mensejajarkan pengajar dengan hujan sebab kata-kata dari seorang pengajar ibarat hujan yang menumbuhkan tunas-tunas pada tumbuhan. Dari sini kita dapat melihat bahwa walau kesulitan masih terjadi, ketika kita memandang kepada Dia, kita aman dan terus mengalami pertumbuhan dalam hidup kita.   

3.    Mengikuti tuntunan dan kehendak Tuhan di sepanjang perjalanan mereka. Kata mendengar yang dipakai di ayat 21 memiliki nuansa kesungguhan untuk mendengar dan mengikuti kehendak Tuhan. Tuhan menginginkan umatNya dengan giat melakukan perintahNya dan berjalan di jalan Tuhan. Orang yang rajin mencari kehendak Allah akan dituntun olehNya.

APLIKASI/PENUTUP

1.   Seorang Teolog bernama  John Stott pernah mengatakan bahwa  benturan paling hebat antara dunia dengan firman Tuhan adalah soal kerendahan hati.  Seringkali dalam melakukan/memperjuangkan sesuatu kita lebih mengutamakan eksistensi kita sampai-sampai kita rela melanggar perintah Tuhan. Eksistensi yang kita perjuangkan dapat berupa kemuliaan diri sendiri, pengakuan orang lain, keselamatan diri sendiri, dst. Bangsa Israel sendiri telah menunjukkan kedegilan hatinya di hadapan Tuhan dan hasilnya mereka mengalami pembuangan yang menyakitkan. Mari kita datang kepada Tuhan dengan kerendahan hati. Mungkin rasanya rencana yang kita atur sudah tepat, tapi bagi Tuhan itu belum tentu titik. Kerendahan hati membuat kita dapat mendengarkan tuntunan dan rencana Tuhan bagi kita.  

2.   Tuhan mengasihi dan menjawab seruan kita bila kita mencari Dia. Dalam masa pandemi ini pun kasih dan kehadiran Tuhan terus ada bagi kita. Ketika Tuhan hadir tentu kita dimampukan untuk bertahan melewati segalanya. Mendampingi anak dan keluarga dalam masa pandemi ini bukan hal mudah, banyak permasalahan psikologis dan emosional terjadi di dalamnya. Tahun lalu ada berita yang menyampaikan seorang ibu yang gelap mata saat mendampingi anaknya belajar dari rumah dan pada akhirnya dia kehilangan kesabaran dan menghilangkan nyawa anaknya. Dengan berdiam  diri dan menjalin relasi yang dekat dengan Tuhan, moria dimampukan menjadi pendamping yang bijak dan  luar biasa bagi anak-anak dan keluarga.

3.   Perlu dibuka ruang dialog antara anak dan orangtua sehingga orangtua dapat memotivasi dan menjelaskan kepada anak-anak pentingnya mengikuti panduan yang tepat dan kerja keras dalam proses pendidikan yang dijalani. Segala sesuatu memerlukan proses yang tepat dan dilakukan dengan setia agar kelak berbuah manis. Proses mengejar masa depan yang mereka kerjakan akan lebih sempurna lagi saat mereka melangkah berdasarkan firman dan tuntunan Tuhan.

Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S.si (Teol)

GBKP Perpulungen Kupang

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate