Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Suplemen PA Moria : Kuan-kuanen 4:1-9 ; Tgl 13-19 Juni 2021

Bahan           : Kuan-kuanen 4:1-9

Tema            : Ulu Kepentaren

Tujuan : Gelah Moria

Ø  Meteh uga pentingna pengajaren kerna Kata Dibata man anak

Ø  Nemani anak ibas pelajaren agama si she man anak

1.     Dalam Amsal 1: 7 , “Takut akan TUHAN  adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. “ jelas menyatakan bahwa permulaan dari pengetahuan adalah takut akan Tuhan. Kata takut disini bermakna hormat, menjunjung tinggi, menundukkan diri kepada kedaulatan Allah juga berarti taat kepada perintahNya. Mengakui bahwa Tuhan adalah sumber hikmat tertinggi dengan kata lain jika perlu hikmat (baca pengetahuan) ya minta dan datanglah pada sumbernya.

2.     Bagi anak, orang tuanya merupakan wakil Allah didunia(Mazmur 103:13, Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia),  karena itu didikan, nasehat dan teguran orang tua merupakan salah satu sumber hikmat. Orang tua juga merupakan pendidik dan pengajar utama bagi seorang anak karena itu Amsal menegaskan untuk mendengarkan didikan seorang ayah. Dan orang tua (ibu dan ayah) juga harus menyadari hal tersebut sehingga orang tua juga akan berhati-hati untuk mendidik anak. Karena anak juga berarti akan melihat Tuhan melalui orang tua mereka.

3.     Amsal dikenal sebagai kitab yang merupakan sharing Salomo tentang hikmat dan kebijaksanaanya. Dan dari bagian ini Salomo menyatakan bahwa semua berawal dari dalam keluarga, didikan seorang ayah menjadi pondasi yang kokoh bagi anak kelak kemana pun mereka akan pergi. Pekataan dan petunjuk orang tua kepada anak akan tertanam baik dihati anak yang mndengar dan menerima didikan hikmat orang tua. Dalam Ulangan 6:7 “haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu  dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Salah satu cara untuk memperkenalkan dan menyatakan kasih Allah kepada anak adalah dengan menuntun mereka untuk memiliki hubungan dengan Allah yang kita sebut dengan pembinaan rohani yang berpusat pada keluarga melibatkan ayah dan ibu. Mengajarkannya berulang-ulang, membicarakannya setiap saat tentang kasih setia Tuhan dan bahwa hidup manusia berpusat pada Tuhan.

4.     Keluarga adalah pusat pendidikan pertama dan utama anak-anak. Sebagai orang tua sebaikknya melakukan pendampingan pembelajaran Firman Tuhan bahkan mengulang-ulanginya setiap hari supaya Firman Tuhan dimengerti dan tertanam dalam hati untuk kemudian dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dan hikmat yang datangnya dari Tuhan tidak berhenti pada satu generasi karena pembinaan rohani dalam keluarga berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pengalaman Salomo atas didikan ayahnya Daud menjadikan dia berhikmat sehingga ketika Allah berfirman “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu” (2 Taw 1:10) maka ia tidak meminta seperti kebanyakan orang lain akan pikirkan dan minta tetapi dia meminta seperti yang Allah kehendaki, “Berilah sekarang kepadaku hikmat dan pengertian,…, sebab siapakah yang dapat menghakimi umatMu yang besar ini” (2 Taw 1:10). Salomo belajar tentang jalan-jalan Allah dari ayahnya dan kemudia dia akan meneruskannya kepada anak-anaknya juga. Keteladanan dirumah merupakan didikan terbaik bukannya mengalihkan tanggung jawab orang tua tersebut kepada program gereja saja.

5.     Memperoleh hikmat dan pengertian bukanlah sesuatu yang gampang namun harus melalui proses pendidikan dan juga pengabdian pada Tuhan (baca: takut akan Tuhan). Langkah awal yang bisa orang tua lakukan adalah berdoa seperti doa Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, “ dan minta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya IA memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” (Ef 1:17).

6.     Memang penting didikan formal, prestasi di sekolah dan ditempat kursus namun bukan berarti kita sebagai orang tua mengesampingkan didikan dan pembinaan rohani anak. Sebab apa gunanya seorang anak menjadi hebat dan berprestasi jika tidak memiliki rasa takut akan Tuhan, bisa –bisa segala pngetahuan dan kebolehannya dipakai untuk melakukan apa yang tidak berkenan bagi Tuhan dan menghancurkan manusia dan ciptaanNya. Sebagai pendidik pertama dan utama anak mari kita memberi keseimbangan pendidikan formal dan rohani kepada anak-anak kita sehingga kelak mereka menjadi berkat bagi keluarga bahkan dunia, untuk dan demi kemualiaan Tuhan.

Pdt. Erlikasana Purba, M. Th.

Suplemen PA Moria ; Masmur 22:10-11 ; Yesaya 44:24 Tgl 06 - 12 Juni 2021

Bahan           : Mazmur 22:10-11; Yesaya 44:24

Tema            : Pemanan Pengajaren

Tujun           : Gelah Moria :

Ø  Meteh maka anak bas bertin nari lit hubungenna ras Dibata

Ø  Mereken pengajaren man anak menaken bas bertin nari

1.     Secara umum anak-anak mungkin akan menunjukkan minat untuk mulai belajar (baca: sekolah) pada usia 3-4 tahun. Perlu diperhatikan bahwa  orang tua sebaikknya peka akan kebutuhan anak dan tidak memaksakan kehendak untuk langsung menyekolahkan anaknya, karena bukannya mendukung perkembangan anak sebaliknya bisa menyebabken si anak stress dan enggan belajar, disarankan untuk berdiskusi dan tanyakan kesiapan anak. Disarankan uga untuk anak belajar sejak dini tentang bagaimana bersosialisasi dengan teman sebaya, mengelola stress dan menyelesaikan masalah. (kutipan di artikel di halodoc.com).

Kutipan artikel diatas menjelaskan bahwa setiap anak punya tahapan yang harus diperhatikan dan tugas orang tua mendampingi, mengarahkan, membimbing dan memfasilitasi anak untuk sebaik mungkin tumbuh dan berkembang sesuai tahapannya. Namun ternyata tahapan tumbuh kembang dan belajar anak sudah dimulai jauh sebelum usia sekolahnya yaitu sejak dari dalam kandungan ibu.

2.     Pemazmur adalah raja Daud yang berada pada pergumulan hidup yang berat. Daud merasa ditinggalkan Tuhan; Tuhan sepertinya berdiam diri dan tidak menanggapi seruan minta tolongnya. Dalam pergumulan rohani ini ada kesadaran yang akhirnya menguatkan iman bahwa ada fakta yang nyata dimana Tuhan selalu menolong umatNya dari sejak mereka tak berdaya  seperti bayi yang lahir dari rahim ibunya. Perlindungan Tuhan digambarkan seperti rahim seorang ibu yang dengan sempurna memberi perlindungan yang aman bagi janin dan perlindungan ini terus berlanjut ketika si anak lahir maka ia akan tetap aman dan nyaman dalam pelukan dan pemeliharaan ibunya. Kesadaran ini muncul karena  pemazmur adalah pribadi yang bertumbuh dalam hubungan yang dekat dengan Tuhan. Dari ayat inilah pemazmur mendapatkan kekuatan bahwa jika dulu Allah menolongnya maka sekarang dan esok pun Allah pasti akan tetap menolong.

3.     Allah telah mengenal umatNya sejak dari kandungan, dalam kaitan ini jika seorang ibu memperkenalkan Allah pada janinnya apakah bisa? Apakah seorang anak dalam kandungan benar-benar dapat belajar atau mengerti kata-kata yang diucapkan orang tuanya? Beberapa ahli mengatakan bahwa bayi dapat mendengar suara pada minggu ke 23 kehamilan namun apakah dengan memperdengarkan lagu klasik, memperdengarkan dongeng akan mempengaruhi kemampuan belajar si anak? Menurut artikel yang kami baca tidak ada penelitian lengkap yang dapat membenarkan hal tersebut namun faktanya adalah bayi  dapat merasakan kehidupan didalam rahim, tidak ada pengenalan akan keadaan sekitarnya sehingga pengajaran yang dapat dilakukan pada bayi sangat terbatas . Tapi tidak ada salahnya juga melakukan hal tersebut karena mendengar music, berdoa, membaca cerita dan Alkitab bisa menjadi momen yang istimewa bagi ibu (juga ayah) dan janinya. Momen dengan mood yang baik antara orang tua dan janin akan memperdalam hubungan (bond) antara ibu (juga ayah) dengan si anak. Penting juga orang tua memperhatikan asupan nutrisi untuk ibu dan janin terpenuhi dan tentu saja menghindari stress juga menjalani hidup rileks, caranya tentu saja dengan bersyukur dan memiliki kedekatan dengan Tuhan sang pemilik hidup. Seperti pemazmur yang menyadari penyertaan dan pertolongan Tuhan dalam hidupnya.

4.     Semua orang tua mengharapkan anak-anaknya sukses dan untuk menjadi sukses tentu harus ditopang didikan formal yang baik dan didikan rohani yang baik pula. Tapi jauh sebelum campur tangan orang tua seperti pengakuan nabi Yesaya bahwa Tuhanlah yang membentuk bangsaNya sejak dari dalam kandungan, dalam makna bahwa rancangan Tuhan melampaui akal pikiran manusia. Kalimat yang bernada serupa ditemukan juga di Yeremia 1:5  "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Sebelum seorang anak ada di dalam kandungan ibunya Tuhan sudah merancangnya dengan baik karena itu ketika si anak dalam kandungan ibu maka si ibu menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menghubungkan kembali si anak dengan Tuhan melaui doa,didikan, bimbingan, pengajaran terutama keteladanan.

Pdt. Erlikasana Purba, M. Th.

Suplemen PA Moria ; Titus 2: 1-8 ; Tgl 30 Mei seh 05 Juni 2021

Bahan           : Titus 2:1-8

Tema            : Ngkuhi Pengalamen

Tujuan :

                   - Meteh Pengajaren situhu

                   - Ngasup nehken pengajaren situhu-tuhu sendalanen ras pengalamen sue ras situasi anak.

1.     Ada pribahasa yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang paling berharga. Karena pengalaman adalah persentuhan langsung panca indra dengan situasi dan kondisi tertentu.  Atau pun peristiwa yang langsung dialami seseorang ataupun diri sendiri. Dan sering kali juga kita temukan istilah kurang berpengalaman yang tentu saja berarti belum atau kurang mengalami. Dalam proses belajar tentu dengan mengalami langsung akan membuat lebih paham tapi akan sangat membantu juga ketika seseorang bisa belajar terlebih dahulu dari orang yang sudah terlebih dahulu mengalaminya disebut meneladani. Hal ini juga bermanfaat sehingga kesalahan tidak dilakukan secara berulang.

2.     Rasul Paulus memiliki anak rohani yang sangat dia kasihi bernama Titus sekaligus dia adalah rekan kerja yang dapat diandalkan. Titus bukanlah orang Yahudi dan Paulus lah yang membimbing dia mengenal Kristus. Kedekatan Paulus dan Titus digambarkan dalam Tit 1:4, yang menyebutkan bahwa dia adalah anak paulus didalam iman. Dalam suratnya Paulus menugasi Titus untuk meluruskan pengaaran yang tidak benar yang berkembang di jemaat Kreta, karena ditengah jemaat memang rentan berkembang ajaran yang mengacaukan keluarga dan jemaat hanya untuk mendapatkan keuntungan (Tit. 1:11). Pasal 2 yang menjadi bahan perenungan kita adalah cara yang diajarkan Paulus untuk menanggapi ajaran tidak benar tersebut.

3.     Paulus mau menekankan pengajaran yang sehat untuk semua golongan dalam jemaat. Semua pihak punya tugas dan tanggung jawab untuk menyatakan ajaran sehat yang berkenan dihadapan Allah.

Ø  Laki-laki yang tua : hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan.

Ø  Perempuan-perempuan yang tua : hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur tapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik, mendidik perempuan-perempuan muda.

Ø  Perempuan-perempuan muda :  mengasihi suami dan anak-anak, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangga, baik hati dan taat kepada suami, agar Firman Allah jangan dihujat orang

Ø  Orang-orang muda, dinasehati supaya menguasai diri dalam segala hal dan jadikan dirimu suatu teladan dalam berbuat baik.

Ø  Titus (Pelayan), jujur dan bersunggu-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu  sehingga lawan menadi malu, karena tidak ada hal-hal bukruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.

Ø  Para hamba, taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tulus dan setia, sehingga Allah dimuliakan.

4.     Dapat disimpulkan bahwa Titus harus menanggapi ajaran sesat didalam jemaat dengan pengajaran mengenai hidup yang diperkenankan Allah. Firman Allah harus diwujud nyatakan dalam cara hidup jemaat. Yang tua menjadi teladan hidup yang benar dan sekaligus mengajarkan ajaran yang sehat bagi kaum muda. Namun orang muda juga janganlah hanya menuntut keteladanan tapi juga mengupayakan dirinya menjadi teladan dalam lingkungan pergaulannya.

5.     Satu hal yang pasti yaitu bahwa cara yang paling efektif  menangkal segala ajaran dan pengaruh yang tidak baik didalam keluarga dan jemaat adalah Titus 2:7 “ Dan jadikanlah dirimu sendiri dalam berbuat baik”

Tidak ada perbedaan antara teori dan aplikasi dalam menjalankan Firman Tuhan. Dan apa yang dialami orang yang lebih tua tentang menjalani hidup dalam kebenaran Firman Tuhan haruslah menjadi pengalaman berharga yang akan di bagikan untuk anak-anak dan orang mudadalam kelaurga dan jemaat.

6.     Apa yang dialami dan yang dialami anak mungkin dalam konteks waktu yang berbeda namun perlu dipahami ada nilai yang tdk tergerus zaman yang selalu bisa diteladankan yaitu kebenaran Firman Tuhan. Moria memberi waktu untuk sharing pengalaman hidup didalam Tuhan bersama anak dan orang muda yang ada disekitar. Kesaksian hidup moria janganlah menjadi batu sandungan tapi membangun semangat untuk mengasihi dan menjadi teladan dalam perbuatan baik.

Pdt. Erlikasna Purba, M. Th

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate