Khotbah Minggu Tgl 11 Juli 2021 : Ulangan 28 : 1-4
Invocatio: “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah – sebab IA memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur” (Mazmur 127:2).
Bacaan: Lukas 16 : 10 – 15
Khotbah: Ulangan 28 : 1 – 14
Thema: “Tekun Beriman Dan Bekerja”
(B.Karo: “Tutus Erkiniteken Ras Erdahin”)
Pernahkah kita mengalami “Salfok” atau salah fokus? Contoh sederhana, misalnya dalam beribadah. Mestinya fokus memuji Tuhan dan mendengarkan firman Tuhan tapi malah fokus bermain game online atau mengomentari (b.Karo: “mandangi”) penampilan para jemaat yang beribadah. Tentulah sikap seperti ini tidak baik.
Kita perlu hati-hati agar tidak salah fokus. Jangan sampai kita hanya fokus kepada berkat-berkat Tuhan dan bukan kepada Tuhan Sang Pemberi berkat.
Ulangan 28 : 1 – 14, oleh LAI diberi judul “berkat”. Berkat-berkat yang dijanjikan TUHAN kepada bangsa Israel adalah berkat berupa tempat yang lebih utama bagi Israel melebihi semua bangsa lain (ay.1); rangkaian berkat di tempat kerja, keturunan, hasil pekerjaan atau usaha dan rumah tangga, bahkan saat pergi atau pulang (ay.2-6); berkat berupa perlindungan dan kemenangan atas musuh (ay. 7); berkat berupa kesejahteraan dan kelimpahan hidup di tanah perjanjian (ay.8, 11-12); berkat berupa ditetapkan sebagai umat yang kudus (ay.9). Tuhan berjanji akan membuka perbendaharaan-Nya yang melimpah (ay.12).
Namun, berkat-berkat yang dijanjikan Allah ini bukan begitu saja diterima bangsa Israel atau bukan karena sudah merupakan haknya bangsa Israel. Semua berkat yang Alah janjikan akan diberikan Allah bila bangsa Israel tetap setia dan taat kepada perintah Allah. Hal ini dinyatakan di dalam ay.2 “Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu.” Begitu juga di ay.9 “TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.” Dan di ay.14 “dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya."
Mengapa berkat TUHAN dikaitkan dengan ketaatan dan kesetiaan kepada TUHAN? Sebab berkat TUHAN adalah tanda kebaikan-Nya bukan sebaliknya, kita menerima berkat Tuhan karena kebaikan kita. Hal ini harus terus kita sadari. Dalam realita kehidupan, kita sering melihat orang-orang yang menjauh dari Tuhan, bukan saat hidup mereka sulit, tetapi justru saat hidupnya berjalan dengan baik.
Ada sebuah kisah kehidupan yang saya dengar dari seorang pendeta, begini kisahnya:
Ada seorang bapak yang sedang berbaring sakit di sebuah rumah sakit. Bapak ini merasa kalau hidupnya tidak lama lagi. Untuk itu melalui isterinya ia mengumpulkan ketiga anaknya yang sudah dewasa dan berkeluarga. Kemudian di depan isteri, anak dan mantunya si bapak berkata, ”Perusahaan yang kita miliki adalah impian papa sejak muda. Papa berjuang siang dan malam agar perusahaan itu bisa besar, dan sekarang kalian bisa melihat apa yang telah papa perbuat betul-betul berhasil. Papa merasa papa tidak lama lagi di dunia ini karena penyakit papa makin lama makin berat dan dokter telah mengatakan kemungkinan papa tidak lama lagi hidup. Untuk itu papa ingin pesan kepada kalian. Kelola perusahaan ini baik-baik, akur-akurlah dan fokus pada pekerjaan di dalam perusahaan ini. Jangan macam-macam. Perhatikan tetangga sebelah, perusahaan tetangga sebelah sangat agresif dan ia akan menjadi kompetitor kita yang paling berbahaya”. Di dalam suara yang lemah si papa berpesan lagi, “Ingat perusahaan Jaya Abadi. Utangnya sudah Rp 300 juta. Jangan dikasi barang lagi sampai dia melunasinya. Orang itu agak licin”. Lalu dengan terengah-engah si papa berkata lagi, “Bulan depan ingat anak-anakku, ada pameran mesin di Jerman. Tolong kalian atur siapa yang menghadirinya. Kalau ada model baru dan kalian pikir itu bermanfaat demi kemajuan perusahaan, beli! Jangan banyak pertimbangan, sebab kunci dari sebuah perusahaan adalah mengikuti selera pasar”. Kemudian dengan terengah-engah si bapak titip pesan lagi, “Perusahaan ini adalah impian papa sejak muda tolong dijaga.” Ketiga anaknya mengangguk-angguk dengan hormat kepada papa mereka yang telah membuat suatu perusahaan yang begitu besarnya dan seluruh harta kekayaan telah dilimpahkan kepada ketiga anak-anaknya. Kemudian di tengah malam bapak itu meninggal dunia dan anak-anaknya menguburkannya dengan rasa hormat sekali.
Kisah ini memperlihatkan sebuah contoh seorang figur yang punya mimpi dan berani mempunyai mimpi dengan kerja keras. Dia sukses dan dia berhasil. Tetapi dia juga salah satu figur yang merupakan salah fokus dalam hidup ini. Pikirannya hanya pada perusahaannya, karirnya, bisnisnya, sampai pesan terakhir pun hanya berkisar pada perusahaannya. Si bapak salah fokus. Dia tidak pernah berpikir kehidupan setelah kematian tiba, kehidupan di dalam kekekalan. Hidupnya mencintai dunia dan bukan setia serta taat kepada Sang Pemberi berkat yang telah menyertai kehidupan dan usahanya.
Kita harus menyadari dan mengakui, bahwa dengan penyertaan dan berkat Tuhanlah maka usaha dan pekerjaan kita memperoleh hasil. Sebagaimana dinyatakan oleh ayat Invocatio yang diambil dari Mazmur 127 : 2, “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah – sebab IA memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” Ada kuasa peranan Tuhan dalam keberlangsungan pekerjaan dan usaha yang kita lakukan. Oleh karena itu, setiap usaha atau pekerjaan yang kita lakukan, lakukanlah itu dengan bertanggung jawab dan sungguh-sungguh sebagai perwujudan iman kita kepada Tuhan Sang Pemberi berkat. Dan kita harus berlaku hati-hati agar tetap mengabdi kepada Allah bukan kepada mamon sehingga menjadi hamba uang, sebagimana diingatkan di Lukas 16 : 10 – 15.
II. Refleksi
Minggu ini disebut minggu Peningkatan Ekonomi Jemaat, yang merupakan minggu khusus yang ditetapkan oleh gereja GBKP untuk memberikan pengertian dan dorongan tentang pentingnya peningkatan ekonomi jemaat. Tujuannya agar kehidupan semakin baik sehingga mampu menjadi saluran berkat Tuhan sehingga nama Tuhan dimuliakan.
Perl uterus kita jaga kesadaran kita, bahwa berkat yang Tuhan berikan merupakan tanda kebaikan Tuhan kepada kita sehingga mendasari kita untuk taat dan setia kepada Tuhan, dan bukan kesempatan untuk tidak mematuhi-Nya. Ketika kita sadar akan hal ini, maka hubungan kita dengan Tuhan tidak melemah, bahkan akan semakin dikuatkan, oleh anugerah dan berkat-Nya sehingga kita semakin mampu menjadi saluran berkat Tuhan. Tekunlah beriman dan bekerja. Jangan salah fokus.
Pdt.Asnila br Tarigan
GBKP Rg. Cijantung.