Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Kenaikan Tuhan Yesus Kesorga : Markus 16 : 14 - 20

(Peringatan Tuhan Yesus Naik ke Surga)

Invocatio      : “Dan ketika IA sedang memberkati mereka, IA berpisah dari mereka dan

terangkat ke sorga" (Lukas 24:51)

Ogen            : Ibrani 11:1-6 

Kotbah         : Markus 16:14-20

Tema          : “Dia Diangkat Ke Surga, Beritakanlah”

Hidup ini dapat diandaikan sebagai sebuah perjalanan, sebagaimana seseorang hendak berpergian. Jika berencana untuk pergi, maka tempat yang dituju adalah tempat yang baik, menyenangkan dan pasti ada gunanya. Begitu pula pentingnya mempersiapkan berbagai yang diperlukan untuk tiba ke tujuan. Dalam memaknai  peringatan Kenaikan Kristus ke surga, setiap orang percaya menjadikan hidup penuh kesiapan dan tujuan. Karena melalui karya Yesus, kebangkitan dan kenaikanNya ke surga menjadi suatu hal yang menetapkan hati dalam iman dan pengharapan.

Yesus membuka jalan dan menjamin setiap orang percaya untuk turut diangkat dan ditinggikanNya. Hal ini harapan yang pasti, bahwa Kristus telah menyediakan tempat di pangkuan Allah Bapa bagi setiap orang yang setia dalam imna dan sungguh mencari Dia dalam hidupnya. Inilah kepastian yang kekal. Hari Kenaikan Yesus ke sorga merupakan peristiwa penting yang tiap tahunnya diperingati dan dirayakan oleh seluruh umat Kristiani. Peristiwa ini penting karena bagian dari sejarah keselamatan melalui Yesus Kristus. Kenaikan Yesus ke sorga merupakan puncak dari pada pengangkatan Kristus dalam kemuliaan Allah. Dia diangkat, ditinggikan dan dimuliakan oleh Allah dengan duduk disebelah kanan Allah (Markus 16:19). Maka demikianlah kita sebagai orang yang percaya kepadaNya telah diangkat statusya menjadi pewaris kerajaan Allah. Sehingga hendaknya orang-orang percaya menunjukkan citra diri warga kerajaan Allah, dengan menjadikan diri sebagai saksi Kristus di dunia ini dengan memberitakan Kabar Sukacita.

Markus 16:14–20 :

1.    Yesus mencela murid-murid (ayat 14)

Kematian Yesus di kayu salib, mengakibatkan timbul ketakutan dan keragu-raguan murid-murid menjalani kehidupan selanjutnya. Sebelumnya bersama Yesus para murid merasakan suatu kepastian namun sangat berbeda pada awal Yesus meninggalkan mereka dalam kematianNya. Karena itu, setelah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diriNya kepada murid-muridNya. Ketika sedang makan, ke sebelas murid tersebut didatangi oleh Yesus, sambil mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka. Karena mereka tidak percaya kepada kesaksian orang-orang yang telah melihat Yesus sesudah kebangkitanNya.

2.    Yesus menampakkan diriNya untuk meneguhkan iman percaya murid-muridNya, agar mereka tidak tersesat dalam ketidakpercayaab. Peristiwa kebangkitan Yesus memang tidak mudah dan tidak mampu jika dipahami secara akal pikiran manusia. Tapi harus dibantu dengan iman percaya kepada Yesus sebagai penuntun memahami dan menghayatinya. Semua murid-murid Yesus telah melihat Yesus (bandingkan ucapan Yesus kepada Tomas dalam Yohanes 20:29) “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”.

3.    Pergilah keseluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk (ayat 15–16)

Pada saat Yesus berjumpa kembali, maka tidak hanya menetapkan hati para murid, namun juga memberikan tugas untuk memberitakan Injil. Tugas ini menjadi tugas semua murid Yesus, juga tugas semua orang percaya hingga saat ini dan masa yang akan datang. Memberitakan Injil bermodalkan kemampuan dan kekuatan yang datang dari Tuhan. Tugas ini tidak dapat dilakukan oleh orang yang penakut, yang ragu-ragu atau bimbang. Tapi haruslah dilakukan oleh orang yang teguh dalam iman. Dengan kuat kuasa dari Tuhan Yesus, setiap orang Kristen menjadi saksi-saksi Kristus yang militan, siapapun dia, apapun profesinya, kapanpun selalu siap sedia. Seorang Kristen sejati tidak menghalangi diri untuk tetap menunjukkan citra Allah dalam dirinya.

4.    Menerima Kuasa dari Tuhan Yesus (ayat 17–20)

Menjadi murid Yesus yang menyaksikan tentang karya Kristus akan menerima kuasa dariNya. Yesus berjanji akan menyertai perjalanan kehidupan setiap orang beriman dalam melakukan tugasnya (bdk. Matius 28 : 20b ” Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”).  Kuasa penyertaan Yesus nampak dalam tanda-tanda zaman yang nyata dalam kehidupan orang percaya. Melalui orang percaya nyata mujizat-mujizat Tuhan Yesus pada zaman ini, pengusiran setan-setan, penyembuhan penyakit-penyakit khususnya penyakit sosial di masyarakat masa kini seperti, kekerasan (termasuk kekerasan rumah tangga), judi, kemalasan, kebodohan, narkoba, prostitusi, korupsi dan lain sebagainya). Dalam tanda kuasaNya, kita diberikan kekuatan untuk tetap bersaksi bagiNya dimulai dari diri sendiri. Dengan pertolongan Tuhan dimampukan untuk meninggalkan kehidupan yang tidak berkenan dihadapanNya. Doa adalah dasar kekuatan dalam melakukan pelayanan pemberitaan tentang Kristus juga dalam menaklukkan segala tantangan dan pergumulan yang dihadapi.

IBRANI 11:1-6

Sebagai saksi Kristus, kita tidaklah hanya berdiam diri, melihat dan meratapi kenaikanNya, tapi pergi untuk memberitakan injil sampai kepada ahir Zaman. Kita turut menjadi saksi selama menanti dan menyambut kedatangan Yesus yang kedua kalinya, dengan kuasa Tuhan tetap setia bertekun dan sehati dalam doa. Mengalami makna kenaikan Yesus ke surga adalah dengan menjadi saksi yang berlandaskan iman percaya dan pengharapan bahwa janjiNya, ya dan amin. Iman menjadi dasar kuat dalam penantian akan harapan kemulianNya yang disaksikan dan menjadi bagian kita. Bahwa apa yang telah disaksikan kepada nenek moyang kita, telah dan akan terus disaksikan dalam ketekunan hingga harinya Tuhan datang. Iman menjadi pedoman untuk hidup berkenan bagiNya dan setia menyaksikan kebenaranNya.

Yesus naik ke surga dan akan kembali agar semua orang percaya kepadaNya juga akan bersama dengan Dia dalam kemuliaan untuk selama-lamanya. Kesanalah tujuan hidup kita. Tempat itu adalah kehidupan yang diharapkan karena memberi sukacita selama-lamanya (kehidupan kekal). Karena itu, kehidupan dan teladan Yesus menjadi  bagian kehidupan kita juga. Seumpama lampu mercusuar bagi kapal dimalam kelam di samudera luas. Bagaikan batu karang tempat berpijak  dikala hidup bagaikan perahu yang dibanting oleh amuk amarah samudera luas namun tetap tenang dan beroleh selamat. Jadilah kita sebagai saksi yang tangguh, yang tidak hanya menanti pasrah, tapi berbuat memberitakan kabar keselamatan dari pada Allah bagi dunia ini.  Untuk itu kita membutuhkan kekuatan/kuasa, dan hendaknya kita senantiasa bertekun dan sehati dalam doa. Kita akan menerima Kuasa Tuhan.

Dalam masa menanti kedatanganNya kita harus bekerja, bersaksi tentang Injil Kerajaan Allah itu melalui kata dan perbuatan. Kerinduan kita akan Kerajaan Surga harus nampak dalam sikap hidup sehari-hari kita, apapun pekerjaan/profesi kita. Dalam bekerja dan bersaksi, pengenalan akan Yesus semakin sempurna dan sukacita akan bertambah-tambah. Tak lupa, persiapan kita menyambut kedatanganNya yang kedua kali itu semakin mantap dalam iman yang sungguh mencari Dia. Karena sesungguhnya Tuhan memberi berkat bagi kita (Bdk invocatio, Luk 24:51)

PENUTUP

Siapapun pasti merindukan surga, sebagai tujuan hidup sesudah kematian. Setiap orang tidak akan mampu meraih Surga itu, tanpa iman dan pengharapan. Mengapa? Karena tempat itu terlalu indah, jauh lebih indah dari kota-kota tujuan wisata yang menarik. Jika melihat kehidupan yang dijalani, tentu sebenarnya kita tidak layak kesana karena dosa-dosa, kebimbangan, keragu-raguan iman percaya.

Kita dapat kesana, hanya karena Yesus yang membawa kita kesana (waktu kedatanganNya yang kedua kali). Karena itu nantikanlah kedatanganNya.  Menanti bukan berarti tidak berbuat apa-apa. Menanti dan bersaksi adalah satu kesatuan. Dalam keterbatasan (ketidakmampuan) manusia, Roh Kudus diberikan sebagai penolong dan penghibur. Setiap orang percaya senantiasa menerima Kuasa Tuhan melalui Roh Kudus yang menyertai perjalanan hidup menuju Surga – Rumah Bapa yang baka.

Setiap orang percaya dalam iman dan pengaharapan yang hidup adalah saksi Kristus yang rindu untuk meletakkan dasar hidup dan tanggungjawab tugas pelayanan pada keseriusan, kerendahan hati, kepatuhan dan kerelaan serta kesetiaan. Beritakanlah Dia yang telah diangkat ke surga, yang akan datang kembali bagi orang-orang yang dikasihiNya. Turutlah memberitakanNya mulai dari siri sendiri dengan sikap dan perbuatan, perkataan dan pikiran yang dijalankan sesuai dengan kehendakNya. Serta jadilah saluran berkat bagi orang lain dengan memberitakan kabar sukacita bagi semua. Amin

Pdt  Deci Kinata  br Sembiring

 

GBKP Rg  BalikPapan

 

Minggu tgl 21 Juni 2020 : Kisah Para Rasul 5 :18-20

(Minggu II Setelah Trinitatis/Minggu Etika Kerja)

Invocatio  : “Janganlah menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh

miskin, bukalah matamu dan engkau akan makan sampai kenyang.” Amsal 20: 13

Bacaan      : Pengkotbah 5: 18-20

Kotbah      : Kisah Para Rasul 16: 11-15

Tema        : “Bekerja dan Beribadah”

                  (Erdahin ras Ersembah)

Pendahuluan

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus.

Bekerja adalah sebuah topik yang sejak semula sudah diperbincangkan dalam umat Tuhan. “Bekerja” dapat dipercakapkan melalui banyak dimensi, misalnya hubungan bekerja dengan etos kerja, waktu, ibadah, dengan keluarga dsb. Namun agar diskursus “bekerja” tidak meluas, maka perbincangan tentang “bekerja” kali ini hanya akan dibatasi pada Pembacaan I Pengkotbah 5: 18-20 dan Khotbah pada Kisah Para Rasul 16: 11-15.

Isi/Penjelasan Nats

Bacaan I: Pengkotbah 5: 18-20

Secara khusus Pengkotbah 5 keseluruhan berisi sebuah fakta tentang seluruh aktivitas manusia di bawah kolong langit. Tampak sekali sebenarnya pengkotbah berusaha jujur dengan realitas kehidupan manusia selama hidup, ia memakai bahasa yang terkesan pesimistis. Ia mengungkapkan semuanya sia-sia, jerih lelah juga sia-sia, bahkan seolah tidak ada perbedaan antara orang yang kaya dan yang miskin dalam hal pencapaian kenikmatan hidup. Namun ada hal yang menarik dari uraian Pengkotbah pada ayat 17 dan 18: Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah padanya, sebab itulah bahagiannya. Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya, juga itu pun karunia Allah. Ada beberapa hal yang menjadi poin penting pada ayat ini: Berjerih lelah dan menikmati hasil jerih lelah dalam pengamatan pengkotbah hal ini adalah karunia Allah. Meskipun Pengkotbah melihat semuanya sia-sia dan seolah pesimistis, namun ia melihat bekerja dengan berjerih lelah sekaligus menikmati hasil jerih lelah juga bagian dari karunia Tuhan.

Khotbah: Kisah Para Rasul 16: 11-15

Setelah perseteruannya dengan Barnabas pada pasal 15, Paulus meneruskan perjalanan misinya bersama Silas dan tibalah Mereka di Filipi (bahan Kotbah) Makedonia karena mendapatkan penglihatan. Pada hari Sabat mereka ke gerbang kota menyusuri sungai untuk mencari rumah ibadah orang Yahudi. Mereka meyakini bahwa orang Yahudi memiliki rumah di sekitar itu. Perlu diingat bahwa pada masa itu belum ada pemisahan antara Yahudi dan Kristen. Orang Kristen termasuk Paulus belum mengidentifikasi diri sebagai outsider of the synagogue. Mereka masih merasa bagian dari tubuh agama Yahudi. Dari penjelasan ini dapat kita asumsikan bahwa tujuan Paulus mencari rumah ibadah orang Yahudi bukan semata-mata untuk menyebarkan Injil namun juga untuk beribadah.

Di sinilah ia bertemu dengan Lidia yang dikatakan juga sebagai orang yang beribadah kepada Allah. Penyebutan kata Allah sebagai kepercayaan Lidia pada ayat 14 menunjukkan kepercayaannya pada agama Yahudi. Peralihan itu dapat kita lihat pada keterangan “Tuhan membuka hatinya ….” Lidia dijelaskan sebagai seorang wanita karir yang menjual kain ungu. Kain ungu adalah pakaian masyarakat kelas atas pada waktu itu. Dari uraian ini dapat kita mengerti sebenarnya Lidia berasal dari kelas ekonomi yang berada. Yang menarik dari Lidia adalah kehadirannya di rumah Ibadah pada hari Sabat. Bisnis dan kesibukan kegiatan ekonominya tampaknya tidak menghalangi sembahyangnya pada hari Sabat.  

Baik Paulus maupun Lidia adalah tokoh yang signifikan dalam narasi tersebut. Keduanya menunjukkan semangat kerja dalam areanya masing-masing (Paulus menjalankan misinya, Lidia bisnis kain ungu) namun tidak mengabaikan ibadah pada hari Sabat.

Aplikasi

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus.

Bekerja dan beribadah dalam terang Pengkotbah dan Kisah para rasul memiliki beberapa kesimpulan:

1.    Bekerja keras adalah karunia.

Meskipun agak pesimis melihat hidup dan kelelahannya, Pengkotbah masih melihat kerja keras dan jerih lelah adalah bagian dari karunia Allah. Pekerjaan dan kelelahan yang mungkin ditimbulkannya juga bagian dari karunia Tuhan. Pemahaman yang demikian akan menolong kita untuk mensyukuri pekerjaan kita masing-masing, meskipun secara fisik dan pikiran kadang melelahkan. Kelelahan yang ditimbulkan oleh pekerjaan adalah bagian dari karunia Allah.

Tanyalah pada orang yang tidak memiliki pekerjaan pasti mereka akan merindukan lelahnya bekerja. Tanyalah pada orang yang sudah pensiun mereka akan mengatakan betapa rindunya mereka pada ritme kerja yang kadang menguras tenaga dan pikiran. Mereka merindukan kemacetan jalan raya menuju tempat kerja, mereka akan merindukan perdebatan pada ruang rapat yang selama ini melelahkan mereka. Pengkhotbah jujur terhadap realitas kelelahan yang ditimbulkan oleh bekerja. Namun ia berpendapat bahwa dalam umur manusia yang singkat kelelahan itu juga adalah karunia Allah.

2.    Ingat beribadah dalam kerja keras kita

Paulus dkk dan Lidia adalah teladan yang cukup baik bagi orang-orang yang memburu target dan dikejar schedule hari ini. Keduanya menunjukkan penghormatan pada hari-hari “Sabat.” Sabat adalah ruang untuk menghargai diri dan Allah. Paulus dan Lidia melakukannya.

3.    Nikmatilah hasil kerja keras anda.

Hal yang menarik yang diungkapkan oleh Pengkhotbah adalah untuk menikmati hasil jerih lelah. Menikmati jerih lelah adalah bagian kita mensyukuri karunia Allah dan mengapresiasi seluruh pencapaian kita. Menikmati jerih lelah dapat berupa istirahat yang cukup, liburan, makan dan minum, membeli barang-barang kebutuhan sebagai bentuk syukur pada Allah dan apreasiasi pada diri sendiri. Nikmatilah kerja keras anda dan nikmati juga hasil kerja keras anda. Selamat bekerja. Amin.

Pdt. Abdi Edinta Sebayang, M.Th.

GBKP Runggun Graha Harapan

Minggu Tgl 14 Juni 2020 ; Matius 12 :15 - 21

 

Invocatio      :”Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepadaMu; apa yang kunazarkan akan         kubayar. Keselamatan adalah dari Tuhan!” (Yunus 2:9).

Bacaan         : Amos 5:6-14 (Responsoria)

Khotbah        : Matius 12:15-21 (Tunggal)

Tema            : Hamba Pilihan Allah

A.Pendahuluan

Menjadi hamba Tuhan, memberitakan perbuatan-perbuatan Allah adalah tugas orang percaya. Dalam 1 Petrus 2:9 dikatakan “ Tetapi kamu lah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib”. Seluruh anggota jemaat mengambil bagian sebagai hamba yang telah ditebus oleh Kristus. Menjadi hamba Tuhan bukan hanya didasari pada sebuah jabatan/status tapi sebuah ke rela an untuk dipakai Tuhan sebagai perpanjangan tanganNya untuk menyatakan kasihNya pada dunia ini.

Menjadi hamba Tuhan dibutuhkan komitmen dan ketaatan pada Tuhan sang Peminpin kita. Pada situasi kita sekarang ini, ketaatan pada Tuhan adalah sesuatu yang jarang diperlihatkan, karena pola pikir yang berkembang saat ini membuat manusia menjadi penentu. Manusia cenderung berfikir segala sesuatu kebenaran adalah relative, sehingga segala sesuatu harus berdasarkan pemikirannya. Bagi Kita Yesus adalah teladan seoarang hamba yang sejati.

B.Isi

Invocatio:Yunus 2:9, Menunjukkan doa ucapan syukur nabi Yunus dari dalam perut ikan. Ia telah mengingkari panggilan Tuhan yang menyuruh pergi ke Niniwe, tapi Yunus melarikan diri ke Tarsis. Dalam perjalanannya kapal yang ditumpanginya diterjang ganasnya ombak laut, hingga akhirnya Yunus dibuang ke laut dan atas penentuan Tuhan seekor ikan besar menelan Yunus. Di dalam perut ikan Yunus berdoa kepada Tuhan,menyadari kesalahannya, berseru kepada Tuhan dan mengucap syukur bahkan bernazar akan tetap memberitakan keselamatan dari Tuhan.

Amos 5:6-14: Dalam teks ini Nabi Amos mengingatkan bangsa Israel supaya meninggalkan sikap hidup yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Kehidupan bangsa Israel pada zaman nabi Amos berada pada kejayaan karena banyak wilayah yang sudah dikuasai, secara ekonomi banggsa Israel makmur serta situasi politik yang aman. Tetapi hidup keseharian bangsa ini sungguh tidak berkenan dihadapan Tuhan, ketidak adilan serta penyembahan berhala. Mengubah keadilan menjadi ipuh dan menghempaskan kebenaran ke tanah. Bangsa ini benar-benar jauh dari Tuhan, Tuhan menyuruh Nabi Amos mengingatkan bangsa Israel akan dosa-dosanya di hadapan Tuhan.

Matius 12:15-21: Teks ini menyampaikan gambaran tentang Yesus sebagai Mesias- Raja yang di nubuatkan. Apa yang dilakukan Yesus dalam pelayananNya sudah dinubuatkan oleh Yesaya.

Ay. 15-16:Orang-orang Farisi bersepakat hendak menyingkirkan Yesus. Yesus menanggapi hal itu dengan menghindari mereka dengan cara berpindah dari tempat itu. Bahkan Dia melarang orang-orang yang mengalami kuasa mujizatNya dan menceritakan hal itu kepada orang lain.

Ay. 17-18: Genaplah apa yang telah dinubuatkan Yesaya yaitu Allah memperkenalkan orang pilihanNya dengan istilah “Hamba”. Istilah ini dgunakan untuk orang yang melaksanakan maksud Allah. Dalam PB itu merujuk kepada Yesus yang adalah Mesias. Tokoh utama dalam kutipan ini adalah Hamba Tuhan. Dia tidak memperkenalkan diriNya sendiri tapi Allah lah yang berinisiatif memperkenalkan HambaNya. Keberadaan Hamba Tuhan yang dipilih Allah menunjukkan hubungan yang erat antara Allah dengan Hamba Tuhan (Mat.6:9; 11:25,26,27; 24:36; 28:19). Tugas Hamba Tuhan itu menyatakan hukum Allah, penegakan kerajaan Allah yang akan menjadi Raja dan Hakim yang bukan hanya untuk bangsa Israel tapi juga seluruh bangsa-bangsa.

Ay. 19. Cara Yesus Melayani, Ia tidak akan berbantah atau berteriak memiliki makna tidak melawan dengan kasar, marah atau berdebat dan tidak akan mendengar suaraNya dijalan-jalan. Sangat berbeda dengan sikap orang Farisi yang keras dan berapi-api dalam pengajaran juga tindakan. Yesus sebagai Hamba tidak mencari pembelaan dari orang lain, bahkan Ia tidak membela diriNya sendiri. Ia tidak menyerang orang-orang Farisi dengan dengan kata-kata atau mempermalukan mereka didepan umum walaupun ini mudah dilakukanNya.

Ay. 20. Kesabaran Yesus sebagai Hamba ditunjukkan dengan cara melayani, buluh yang patah terkulai  tidak akan diputuskanNya, sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya. Di Mesir buluh merupakan tanaman yang tumbuh didaerah rawa dan berkumpul seperti bambu, tumbuh dua belas kaki, tipis, akan rebah bila dihembus angina yang keras kemudian tegak pada posisi semula. Ini sungguh berbeda dengan peminpin dunia yang sering sekali mengunakan kekerasan supaya tujuan cepat tercapai. Buluh yang patah terkulai serta sumbu yang pudar nyalanya merupakan metapora dari orang-orang yang lemah  secara fisik, ekonomi, status, mereka yang ditolak yang dinilai rendah dalam masyarakat. Ia merangkul orang-orang berdosa (bnd 9:13) bahkan memanggil orang-orang yang letih lesu (11:28-30).

Ay. 21. Karena pelayanan Hamba Tuhan dalam menegakkan Hukum Allah, maka bangsa-bangsa akan terus-menerus berharap kepadaNya, kehadiranNya memberikan damai sejahtera bagi semua bangsa-bangsa.

C. Penutup

Tuhan Allah tetap menunjukkan kasihNya kepada manusia, walaupun manusia kadang tidak mampu bersyukur serta mengunakan setiap kesempatan yang Dia beri untuk perbaikan hidup yang lebih baik. Nabi Yunus mengelak ketika Tuhan menyuruhNya pergi ke Niniwe, Ia malah pergi ke Tarsis yang mengakibatkan ia dibuang ke laut. Tapi atas penentuan Tuhan seekor ikan besar menelannya, Yunus tidak mati, selama 3 hari ia berada dalam perut ikan. Tuhan ingin orang Niniwe bertobat, sementara Yunus ingin orang Niniwe dihukum Tuhan karena telah berbuat jahat kepada bangsanya. Tuhan Allah mengasihi semua orang, semua bangsa di dunia ini. Termasuk dengan situasi kita saat ini, Allah tetap mengasihi dan menyertai kita melewati wabah covid 19.

Allah telah memilih HambaNya untuk memberitakan kebenaran Allah. Nabi Amos dengan berani mengecam kehidupan bangsa Israel yang jauh dari Tuhan, Nabi Amos tidak takut dan terus menerus menyuarakan pertobatan kepada bangsa Israel. Pada zaman kita sekarang ini semua anggota jemaat adalah hamba Tuhan, yang telah diselamatkan dan dipilih untuk menyatakan kebenaranNya. Pengakuan sesungguhnya tentang “kita sebagai hamba Tuhan “ bukan karena sebuah jabatan tapi mengandung konsekuensi praktis dalam hidup, yaitu adanya relasi yang jelas antara Tuhan dan ketaatan pada pinpinan Tuhan. Pengakuan itu harus dibuktikan dengan sikap yang benar dalam menaati Tuhan. Bagi kita Yesus adalah patron seorang hamba. Paulus dengan sangat jelas mengatakan dalam Filipi 2:6-7 “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”. Terlalu banyak hal yang kita pertahankan dalam hidup dan pelayanan akan menghalangi kita untuk menjadi hambaNya yang sejati.

Minggu ini adalah minggu UEM (United Evangelical Mission), yang mengingatkan semua anggota jemaat GBKP yang akan mengambil bagian dalam kegiatan UEM. Salah satu kegiatan nya adalah dengan mendukung program “UEM Sunday” yang ditandai dengan memberikan persembahan dalam ibadah minggu untuk “United Action” yang disetorkan moderamen ke UEM. Dana ini akan dipakai untuk kegiatan-kegiatan UEM, terlaksananya kegiatan ini di dorong oleh pemahaman bahwa kita diutus bukan hanya utk orang-orang GBKP, untuk Indonesia saja, tapi kita diberi kesempatan untuk terus menerus mengambil bagian dalam pewartaan Kabar Baik bagi seluruh bangsa-bagsa di dunia ini.                              

 Pdt.Rena Tetty Ginting

Runggun GBKP Bandung Barat

 

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate