Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Suplemen PA Mamre : Galatia 5 : 13 - 15 :Tgl 7– 13 Juni 2020.

Ogen           : Galatia 5:13-15

Tema          : NGGELUH IBAS KEKELENGEN, HIDUP DIDALAM KASIH

PENDAHULUAN.

Hiudup sebagai pengikut Kristus atau menjadi orang Kristen, adalah kehidupan yang menjadikan Kristus sebagai teladan di dalam segala tindakan atau perbuatannya. Hal ini disebut sebagai ciptaan baru di dalam Kristus. Rasul Paulus menasehati jemaat di Galatia selalu  menyadari eksistensi ini serta menghayati dan tidak menyalahgunakan anugerah itu di dalam kehidupan ditengah persekutuan dan di dalam kehidupan sehari-hari. Jemaat Galatia saat itu sedang terjadi permasalah antara para petobat baru (orang-orang non-Yahudi) dengan hukum-hukum Yahudi. Bagi orang-orang Yunani, menerima Kristus merupakan suatu sukacita  besar. Kristus bukan hanya menebus dosa dan memberikan jaminan hidup kekal, akan tetapi juga membebaskan mereka dari berbagai macam ritus agamawi yang harus mereka lakukan sebelumnya. Akan tetapi response berbeda justru di berikan oleh orang-orang Kristen dari keturunan Yahudi. Orang-orang Kristen keturunan Yahudi ini, menuntut para petobat baru ini mengikuti tradisi atau ritus agamawi mereka. Misalnya setiap laki-laki harus disunat. Hal ini lah yang menjadi salah satu pemicu perselisihan ditengah-tengah jemaat.

BIMBINGAN TEKS

Rasul Paulus mendegar pergumulan yang terjadi di Galatia dan Segera Meresponi akan hal ini, Rasul Paulus mengingatkan:

1.    Jemaat agar tidak menggunakan kemerdekaan untuk berdosa dan hidup di dalam daging, (Gal. 5:13).  Paulus mengingatkan jemaat bahwa, oleh kuasa salib Kristus, jemaat telah dibebaskan dari :Hukum Taurat (seremonial keagamaan) sebagai suatu sistim untuk beroleh keselamatan, Perbudakan Dosa, sehingga kita menjadi hamba dosa (Yoh. 8:34-36; Ro. 6:14-23). Oleh karena sudah dimerdekakan, maka Rasul Paulus mengingatkan tanggung jawab baru yang harus dikembangkan oleh jemaat Galatia yakni jangan mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam daging.

2.    Paulus menasihatkan agar kemerdekaan itu digunakan untuk melayani sesama oleh kasih.  Tetapi oleh kasih (agape — kasih Allah yang telah memerdekakan dan mengubahkan hidup kita), layanilah (douleuo, abdikanlah dirimu untuk keuntungan sesamamu) seorang akan yang lain. Kasih Kristus menjadi penggerak kita dalam mengabdikan diri untuk membantu dan memberi keuntungan bagi sesama. Kasih Kristus menjadi alas an sekaligus satu-satunya pengaruh yang menggerakkan hati kita untuk memberi diri, mengabdikan diri, dan melayani sesama. Kasih Kristus yang telah kita rasakan (ayat 14) menjadi satu-satunya pendoronh yang mengobarkan semangat kita untuk mengabdikan diri, dan  memberi hidup bagi sesama.

REFLEKSI.

1.    Kita harus mensyukuri Anugerah Kemerdekaan yang diberikan bagi kita, cara kita mensyukuri adalah meresponnya dengan menjaga diri kita agar tidak terikat lagi kepada perbuatan perbuatan kedagingan yang mencemarkan kemerdekaan. Merdeka bukan berarti bebas melakukan apa saja, namun bebas dari belenggu dosa, dan selalu berusaha untuk tidak lagi terjerumus di dalam dosa.

2.    Kita Berlatih mengendalikan diri dan memperdulikan sesama agar dapat menghasilkan buah bagi kemuliaan TUHAN. Kemerdekaan di dalam Kristus tidak lagi dimaknai sebagai sebuah kesempatan yang terbuka seluas-luasnya untuk berbuat sesuka hati, melainkan justru untuk melayani seorang akan yang lain oleh kasih. Dengan mengendalikan diri agar tidak saling menggigit dan saling menelan (5:15); tidak gila hormat, saling menantang dan saling mendengki (5:26); dan tidak menghidupi kedagingan (Gal. 5:19-21).

Dengan mengembangkan kesadaran bahwa orang lain pun ingin dimengerti, dipahami dan dikasihi sama seperti yang kita inginkan … “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” (ayat 14).Senantiasa berjuang untuk menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (ayat 24) agar buah-buah Roh itu menjadi nyata. Misalnya: Dengan menolong sesamanya yang berbuat dosa untuk bertobat dan kembali hidup benar (Gal 6:15). Hidup dalam ukuran rohani dan bukan kedagingan (Gal. 6:12-16).

Pdt  Togu  Persadaan Munthe

Rg GBKP  Cililitan

Suplemen PA Mamre :Pengerana 5 : 18-20

Ogen           : Pengerana, 5:18-20.

Tema           : NGENANAMI ULIH PENDAHIN, MENIKMATI HASIL PEKERJAAN.

PENDAHULUAN.

Bekerja adalah perintah, karena bekerja adalah hakikat Allah Allah kita selalu bekerja dari dulu sekarang dan masa yang akan datang. Di dalam melakukan pekerjaan itu kita akan dikarunikan berkat berkat yang datangnya dari Allah, berkat itu juga harus dapat kita kelola untuk kebaikan kita, serta berguna bagi orang lain dan semuanya untuk kemuliaan Allah. Melalalui PA kita kali ini, kita diingatkan untuk melakukan pekerjaan dengan penuh hikmad sehingga tidak terjabak kepada workholic, namun kita dapat menikmati dan mensyukuri hasil pekerjaan itu.

BIMBINGAN TEKS

Di sini kekayaan dilihat dari tiga sudut. Kendati Allah mungkin memberi manusia kemampuan tertentu untuk menikmati kekayaan, yaitu :

(1) kekayaan adalah penyebab banyak ketamakan dan ketidakadilan di antara para pejabat pemerintah (5:7,8);

(2) perolehan kekayaan tidak pernah memberikan kepuasan, sebab semakin orang mendapatkannya semakin banyak dia menginginkannya.

(3) kekayaan merupakan harta yang tidak aman, sebab orang mengejar kekayaan hanya untuk memberikannya kepada orang lain (5:12-16). Demikian pula dalam 5:17-19 penulis memberikan nasihatnya berulang-ulang: Nikmatilah hidup sepanjang Anda bisa.

Pengkhotbah menasihati kita untuk bekerja dengan baik. Dengan demikian, melalui pekerjaan kita, kemuliaan Allah dinyatakan. Melalui pekerjaan kita, semakin banyak orang diberkati. Karena itu, jangan izinkan pekerjaan menjauhkan kita dari impian kita. Jangan izinkan pekerjaan menghancurkan kebahagiaan keluarga kita. Kita harus tahu, kapan kita harus berhenti. Bukan untuk berpangku tangan, tapi untuk beristirahat dan menikmati hidup. Berhentilah sejenak dari kesibukan kerja. Bersukacitalah dalam hasil jerih payah kita (ay. 17-18). Nikmati hal-hal yang menyenangkan hati (ay. 19). Itu semua adalah karunia Allah.

REFLEKSI.

1.    Pekerjaan adalah anugerah Tuhan bagi kita, kita harus bersyukur atas anugerah pekerjaan yang diberikan bagi kita, semua pekerjaan adalah penting dan  berharga, jangan kita tidak menghargai dengan megatakan pekerjaan ini rendah, pekerjaan itu sangat tinggi dan bermartabat. Pekerjaan yang telah dianugerahkan bagi kita harus kita lakukan dengan penuh tanggungjawab. Kita bukan hannya bertanggungjawab kepada atasan, tetapi kepada Allah sang  pemberi pekerjaan itu.

2.    Kita harus mensyukuri dan menikmati hasil pekerjaan kita dengan sukacita. Banyak orang yang tidak puas akan hasil pekerjaan mereka bahkan tidak menikmati hasil pekerjaannya. Sukacita dalam menikmati pekerjaan itu bukan karena kwantitasnya namun kita merasakan anugerah Allah yang telah diberikan bagi kita. Mungkin saat ini masih sedikit namun, kita percaya bahwa Allah akan mencurahkan berkat yang lebih luar biasa lagi pada masa yang akan datang.

3.    Kita adalah saluran berkat, semua berkat yang kita terima mengandung taggungjawab dan kepedulian bagi orang lain, kita harus menyisihkan sebagian dari berkat itu untuk menolong orang lain.

Pdt  Togu  Persadaan Munthe

Rg GBKP  Cililitan

Suplemen PA Moria : Epesus 4 : 25 - 32 : Tgl 31 Mei s/d 06 Juni 2020

Bahan  : Epesus 4 : 25-32

Thema  : “Nggeluh Sempabu Arah Pengerana”

Teologi Paulus mereken perhatian khusus man manusia simbaru ibas Kristus. Penjelasenna kerna pasu-pasu Dibata ngelibatken perubahen ibas etika manusia pribadi lepas pribadi, ekriteken manusia simbaru e tuhu-tuhu harus erban pengembangen tata nilai simbaru si kin ia sekula serasi ras kedudukenna simbaru. Ajaren etis Paulus eme bagin si paling mendasar arah kerina sistem teologina. Ajaren etika Paulus rurat ibas ajaren teologina, si mindoken penerapen secara mbages mereken pengaruh man manusia secara utuh, termasuk keputusen-keputusen moral manusia. Persinget moral si ibereken Jesus ntah pe Paulus banci ieteh adi ikawitken alu dem pengendesen diri ibas kiniteken. Emaka etika Paulus sipatna tegas itujuken man manusia simbaru ibas Kristus. Yakin Paulus e maka manusia ibas Kristus pasti bertindak ras rukur alu cara-cara si bertentangen ras kebiasan-kebiasan umum. Alasen ngkai palas teologi e berhubungen ras pemahamen si benar arah etika Paulus eme maka palas teologi e mereken dorongen guna ngelaksanaken persinget-persinget etis e. Ia si la ngaloken dasar teologis e mungkin saja ngergai penilaian-penilaian moralna, tapi tuhu-tuhu la ngasup ntah pe la ia nggit ngelaksanakenca. Tapi, ia si nggo ngaloken/mengalami pembenaren, pertobaten, pengapul, iangkat jadi anak Dibata ras ipebadiaken, pasti ngakui maka tiap ajaren teologi lit ije dampak-dampak etisna. Teologi si la maba perubahen moral labo lit ibas tulisen Paulus.

Enda iangkatken kami jadi kata perlebe ibas bahan PA Moria enda sebab arah pengalamen Paulus erlajar ia maka kalak Kristen si ndube latar belakangna la nandai Dibata perlu uraian ajaren moral si lengkap. Sebab seh kal rendahna moral ibas masyarakat ingan Paulus melayani paksa sie. Menurut Paulus Kesah Si Badia erdahin ibas manusia ras mereken bimbingen kerna patoken etis, bagepe mereken kuasa guna ngelaksanakenca. Kesah e me si erbanca lit ulihna/buahna ibas kegeluhen Kristen. Tapi Paulus la mpersilahang tanggung jawab manusia ibas etika. Ngkai maka bagenda ningkami ibas bahan PA Moria enda? Adi Kesah si ngiani manusia e mpekeke sura-sura guna ngelakoken sura-sura Dibata ras kalak sitek merespon alu dem ketutusen, maka la perlu lit dorongen sideban ibas etika. Tapi, Paulus sadar kerna kelemahen pusuh manusia, seh maka ikatakenna piga-piga dorongen sideban. Sebab ibas kita ngkelengi e, usihenta emekap Dibata. Kekelengen man temanta manusia tentu mereken pengaruh kerna sikapta ras hubungenta ras teman manusia, janah kalak Kristen si harus ngkelengi harus menyesuaiken keputusen moralna alu kekelengen e. Sebab kekelengen e banci mencegah sekalak jelma guna erbahan salah. Paulus erpengakap kekelengen e sebage pencegah si megegeh ras pendorong si megegeh. Ija pe kekelengen e ngasup mengubah kekelengen sapih-sapih manusia, hal sie mbuktiken maka Kesah sangana erdahin. Sebab prinsip persadan/persekutuan pe mpengaruhi etika Paulus. Erkiteken kerina kalak sitek eme anggota perpulungen, maka perbahanen pribadina banci mereken pengaruh man perpulungen sideban.

Bahan PA Moria Epesus 4:25-32 situhuna lebih mehuli iukal mulai ayat 17 gelah ertorosen ia. Gelah alu bage banci ibagi jadi dua bagin gelah mesunah ngingetsa bagepe ngertikenca. Ibas bagin si pertama, eme ayat 17-24, Rasul Paulus ngerana kerna kai si harus itadingken arah kegeluhenta sindekah. Sementara sie, ibas bagin sipeduaken, eme ayat 25-32, Rasul Paulus ngerana kerna kai si harus ibeneken ibas kegeluhenta simbaru. Inti arah dua bagin e eme adi kita tuhu-tuhu nggit jadi manusia simbaru ibas Kristus, kita harus nggit, uga kin pe serana bagepe beratna, ngataken selamat tinggal man piga-piga biak, ras kebiasanta sindekah. Lalit manusia simbaru si biak ras kebiasanna sindekah denga. Kai si ngena ate Tuhan eme adi kalak si ngataken maka kita tuhu-tuhu berubah kenca kita jadi kalak Kristen. Kai saja si harus itadingken arah kegeluhenta sindekah? Menurut Rasul Paulus, kalak si la nandai Dibata, lit sada ciri-ciri khususna: ia dem alu perukuren si sea-sea. Pemeteh ras pengertinna gelap. Enda erkiteken telu hal: pertama, ia ikuasai kebodohen ras pusuhna batu-batun. Emaka kalak si la nandai Dibata lit ciri-cirina pusuhna batu-batun. Ban kerasna seh maka lanai pakena perasan ras akal sehatna. Ban kerasna, uga pe ban lanai mempan. Enda me ia ciri-cirina kalak si la nandai Dibata. Peduaken, kalak si ngendesken dirina kempak sura-sura dagingna. Situhuna, terjemahen si lebih tepat eme ngendesken dirina kempak sura-sura dagingna alu la meteh mela. Enda terjadi adi pengaruh kuasa dosa nggo seh kal bagesna bagepe seh kal parahna. Dosa nggo erban manusia kebenen kehormatenna. Peteluken, manusia sindekah e, manusia si la nandai Dibata, bakal ndahiken kerina alu merangap. Merangap ertina lanai peduli apakah perbahanenna ngerugiken masyarakat. Enda me telu hal menurut Paulus harus sitadingken arah kegeluhenta sindekah. Padahal, telu hal enda justru si gundari megegeh kal nggeluh ibas masyarakatta. Seh kal buena manusia lanai lit rasa bersalah, lanai meteh mela. Enda me si harus itadingken, sope kita banci makeken kegeluhen simbaru si nggo itepa rikutken sura-sura Dibata ibas kebenaren ras kebadian situhu-tuhu.

Bagin peduaken arah persinget Paulus si ioge kita gundari enda ngerana enem hal si gundari harus sibeneken ibas kegeluhenta simbaru. Enem hal e eme: pertama si harus ibeneken eme erbual. Maksudna erbual ijenda labo terjeng kita ngerana erbual, tapi kerinana siilakoken alu la nehken kebenaren. Enda me erbual. Adi lebih pang ngerana pudi-pudi kalak e asangken ilebe-lebena; lebih pang kita ngataken keburuken kalak sideban pudi-pudina e; pangen kita sinik, ndarami zona nyaman, amin pe siidah kesalahen ras kejahaten; kerina e nandaken lit kualitas ibas dirinta si la mehuli.

Peduaken si harus ibeneken eme biak merawa. Adi kam merawa ula seh matawari sundut bage nina Pustaka, nina Paulus, ula seh erdosa. Jelas ijenda labo berarti kalak Kristen la banci merawa. Maksudna, amin pe kita merawa, merawalah ibas inganna. Lit memang waktuna kita banci merawa. Lit waktuna barangkali harus kita merawa. Jesus pe pernah merawa, bahkan luar biasa Ia merawa, sanga Ia ngidah maka kebadian, kebenaren ras kiniulin Dibata la iergai kalak. Tapi sie me merawa si badia, merawa si benar. Ia la merawa guna mbela diriNa. Sanga Ia tersinggung, Jesus la merawa. Sanga Ia ifitnah, Ia la merawa. Bagi siikataken Paulus, adi Jesus merawa, sie labo erkiteken Ia ikuasai ateNa segat, tapi justru erkiteken kekelengen. Labo erkiteken ateNa kalak cilaka, tapi justru gelah kalak sideban ngelakoken si benar. Erkiteken sie, Jesus la ikuasai kinirawanNa. Tapi, ikuasaiNa kinirawan e seh maka sie justru lit dampakna secara postif, la negatif.

Peteluken, sanga ikataken Paulus, banci merawa, tapi ula erelem-elem. Ula pediat kinirawanta terus berlangsung seh matawari sundut janah ola bereken kesempaten man si iblis make kinirawanta e. Elem-elem eme cara paling gampang ipake iblis, erkiteken adi lit elem-elem, emaka segat me ateta kalak. Lalap kita curiga man bana. Lanai kita tek man bana. Meriah kal ukur iblis. Seh kal buena kalak si ndabuh ibas dosa.

Peempatken, ibas ayat 28, ikataken Paulus, “kalak si gel-gel e nangko, ulanai ia nangko, tapi erdahinlah ia”. Arah pinangko jadi kalak si mejingkat erdahin. Jadi manusia simbaru berarti berusaha gelah kita la ngerugiken kalak sideban. La jadi benalu/parasite, la jadi nggegei kegeluhen kalak sideban. Sebalikna, kita harus mejingkat erdahin alu bujur guna ndemi kebutuhenne jine. Tapi, la seh ije saja. Paulus nambahken maka kita ngelakoken hal sie gelah kita banci mbagiken sada hal, jadi pasu-pasu man kalak sideban.

Pelimaken, erkawiten ras babah, ija Paulus ngataken, “ula lit ndarat cakap caram ibas babahndu nari, tapi pakelah ranan si benar”. Tapi, labo maka kita la pang terus terang aminna pe sinik kita, sie sada kesalahen adi lit sieteh kinilapayon. Tapi, labo ka banci ate-ateta ngerana man kalak. Rasul Paulus ietehna maka kata-kata e banci ndauh lebih erban sakit, ndauh lebih menusuk, asangken pedang si ntelap. Erkiteken sie, rukurlah kita alu mbages sope kita ngerana. Ukurken labo saja kai siikataken, tapi uga ngatakenca.

Terakhir, peenemken, “ula siban ceda ukur Kesah Si Badia e”. Kesah Si Badia fungsina guna mabai kegeluhenta gelah tertuju kempak Dibata bagepe terbuka man temanta manusia. Adi, kita ipengasup guna ngkelengi Dibata ras temanta manusia. Erkiteken sie, lalit si lebih erbanca ceda ukur Kesah Si Badia asangken kita, si nggo ndekah jadi Kristen tapi lalap denga ikuasai arah kiniganjangen ukur bagepe ngukurken dirinta saja. Dibata terjeng sijadiken sebage pelayan guna ndemi kebutuhenta, sementara kalak sideban sijadikeb objek guna ndemi kepentingenta.

Erkiteken sie, ula lupa, adi ateta meteh kai ciri-ciri manusia simbaru, hal sie justru iukur arah sikapta nandangi kalak sideban. Perbahanenta nandangi temanta manusia, khususna man kalak si la ateta ngena ntah pe sianggap teruken asangken kita. Manusia simbaru la bias terjeng mbue ertoto, ngoge Pustaka, tutus ku gereja. Amin pe kerina e seh kal ulina, tapi si paling menentuken eme kenca kerina e, uga kita memperlakuken temanta manusia. Uga sikapta nandangi temanta manusia. Erkiteken sie ikataken Paulus ibas penutup Epesus 4:31-32, “Tadingken cian ate, perampus ras pernembeh. Olanai kam si isak-isaken ntah si cikurak-cikuraken. Olanai sitik pe erelem-elem. Tapi melias dingen mesayanglah sapih-sapih kam. Si alem-alemenlah bagi Dibata enggo ngalemi kami bas Kristus”.

Pdt. Andreas Pranata Meliala, S.Th

GBKP Rg. Cibinong

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate