Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Minggu Tgl 07 Juni 2020 : Kejadian 1 : 26-31

Invocatio  : “Yaitu cahaya yang akan menerangi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan, dan yang menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.”

Ogen        : Yohanes 1:29-34

Khotbah   : Kejadian 1:26-31

Tema       : Tinepa Dibata Tuhu-tuhu Mehuli /Ciptaan Allah Sungguh

    Amat Baik

Saudara-saudara yang kekasih sesungguhnya pada awalnya segala sesuatu itu tercipta baik adanya, hanya ketidakmampuan manusia mengelolanya dan keingintahuan manusia membuat manusia merusak ciptaan itu sendiri. Sebuah film yang berjudul, “The Gods Must Be Crazy dirilis di Afrika Selatan pada tahun 1980 oleh Ster Kinekor Picturers pernah menjadi pemecah rekor box-office di tiga negara: Amerika Serikat, Jepang dan Afrika Selatan. Film menceritakan tentang seorang laki-laki yang bernama Xi adalah seorang anggota suku Bushmen yang hidup di pedalaman Gurun Kalahari. Suku ini terkenal di kalangan penjelajah karena mampu bertahan hidup di wilayah yang minim sumber airnya. Kehidupan mereka semula berjalan damai sampai suatu hari Xi menemukan sebuah botol Coca-Cola yang dibuang oleh seorang pilot dari atas pesawat. Awalnya, suku Bushmen berpikir bahwa botol kaca tersebut merupakan pemberian para dewa dan menggunakannya untuk berbagai keperluan. Sayangnya, hanya karena satu botol kaca yang diberikan, suku Bushmen sering bertengkar dan bahkan melakukan kekerasan demi mendapatkan botol itu. Xi yang menyadari bahwa benda tersebut lebih banyak membawa dampak negatif memutuskan untuk segera membawa botol tersebut ke “ujung Bumi”. Petualangan Xi demi membebaskan kaumnya dari “kutukan” botol pun berakhir.

Demikian sesungguhnya kehidupan ketidak mengertian dan keingitahuan manusia terhadap sesuatu jika tidak berhikmat dapat menimbulkan bencana. Demikian juga jika kita mengingat ke masa Tahun 80 an masyarakat pedesaan ataupun daerah pegunungen sungguh-sungguh dapat merasakan betapa segarnya  udara di sekitar mereka. Jika haus dapat meminum air yang ada di sekitar mereka tanpa harus di filter seperti sekarang ini, jika lapar banyak makanan di sekitar mereka apakah tanaman atau hewan yang bias dimakan, (Kodok, tikus, jangkrik, dsb). Tetapi sekarang semuanya berubah udara yang kotor, hewan-hewan yang bias dimakan sudah semakin sulit didapatkan sayur-sayuran dan buah-buahan yang sudah penuh dengan pestisida, dsb.

Dalam nas khotbah kita hari ini menceritakan tentang Bagaimana Allah menciptakan ala mini baik adanya. Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Allah. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya adalah supaya manusia bisa mengelola dunia dan segala isinya ini untuk kemuliaan Allah. Kata-kata yang digunakan untuk menyatakan tugas manusia itu, "berkuasa", "taklukkanlah" adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam konteks kekuasaan seorang raja. Namun, kita melihat bahwa pengaturan Allah atas manusia di sini sama sekali tidak membuka peluang untuk eksploitasi atas alam ini. Pertama, manusia diaturkan bukan untuk menjadi raja dunia melainkan mewakili Raja, Sang Pemilik dunia. Tindakan manusia merusak alam milik Allah adalah tidak berkenan bahkan berdosa di hadapan-Nya. Kedua, kerusakan alam berarti pula berkurangnya kenyamanan hidup manusia. Artinya konsekuensi penyalahgunaan kekuasaan Ilahi akan dirasakan paling berat oleh manusia sendiri.

Allah menciptakan manusia menurut segambar  dan serupa dengan Allah, jelas bahwa manusia, sebagaimana diciptakan Allah, pada hakikatnya berbeda dengan semua jenis hewan yang sudah diciptakan. Manusia memiliki kedudukan yang jauh lebih tinggi, sebab Allah menciptakan manusia untuk menjadi tidak fana, dan menjadikan manusia suatu gambar khusus dari keabadian-Nya sendiri. Manusia adalah makhluk yang dapat dikunjungi serta berhubungan dan bersekutu dengan Khaliknya. Sebaliknya, Tuhan dapat mengharapkan manusia untuk menanggapi-Nya dan bertanggung jawab kepada-Nya. Manusia diberi kuasa untuk memiliki hak memilih dan manusia harus menjadi wakil dan penatalayan Allah yang bertanggung jawab di bumi, melaksanakan kehendak Allah dan menggenapi maksud sang Khalik. Penguasaan dunia diserahkan kepada makhluk ciptaan yang baru ini (bdg. Mzm. 8:5-7). Manusia ditugaskan untuk menaklukkan bumi dan mengikuti rencana Allah yakni memenuhi bumi.

Dosa yang sudah menyebabkan gambar Allah dalam diri manusia tidak berfungsi dengan benar. Manusia hidup bukan untuk kemuliaan Allah melainkan untuk kepentingan diri sendiri yang bersifat merusak dan menghancurkan. Hanya satu jalan untuk memperbaiki semua ini, yaitu dengan mengizinkan Allah memperbarui gambar-Nya di dalam diri kita oleh karya penyelamatan Yesus. Oleh sebab itu kasih Allah akan dunia ini, Allah tetap memelihara dunia ini sehingga Allah memberikan diri-Nya menjadi korban persembahan perdamaian untuk menebus semua dosa dosa ini sehingga gambar Allah yang sudah rusak tersebut akan kembali diperbaiki untuk memelihara dan menyelamatkan ciptaan-Nya. Dengan demikian manusia dapat merespon keselamatan itu dengan memelihara ciptaan Allah sebagai bagian dari ibadahnya untuk kemuliaan Tuhan. Dengan merawat dan memelihara ciptaan Tuhan dan mengusahakan seluruh ciptaan Tuhan seturut dengan tujuan penciptaannya, maka kita sudah memuliakan Tuhan.

Tema kita hari ini Ciptaan Allah Sungguh Amat Baik. Dalam menciptakan semua ciptaan-Nya mulai dari hari pertama samapai hari kelima, Allah melihat semua ciptaannya itu baik ada. Tetapi ketika Allah menciptakan manusia pada hari keenam maka Allah mengatakan dalam Kej. 1:31 “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” Ini mengatakan bahwa sebagai manusia yang segambar dan serupa dengan Allah hendaknya kita senantiasa mau selalu berusaha untuk memuliakan Allah dengan memelihara dan mearawat ciptaan-Nya di dunia ini.

Ciptaan Allah sungguh amat baik juga nyata  bagaimana Allah menciptakan semuanya secara berurutan dan teratur. Allah menciptakan manusia pada hari yang terakhir supaya manusia tidak merasakan gelapnya malam dan gelapnya siang sehingga Allah terlebih dahulu menciptakan Matahari dan Bulan serta bintang-bintang, bagaimana Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan supaya darinya manusia mendapatkan makanan, dsb.

Akan tetapi yang sering terjadi bahwa manusia hanya menikmati ciptaan Tuhan itu tanpa memelihara dan merawatnya. Manusia hanya menjadikan ciptaan Allah ini untuk memuaskan diri mereka saja. Manusia dating dan pergi untuk berwisata ke suatu tempat, akan tetapi setelah itu meninggalkan tempat itu dengan banyaknya sampah dan tanpa mereka sadari merusak taman-taman dan tumbuh-tumbuhan yang ada di tempat itu.

Marilah sebagai manusia yang dipercayakan Tuhan untuk memelihara dan merawat ciptaannya kita mulai dari yang terkecil yaitu membuang sampah pada tempatnya. Tahun 2001 saya ikut naik gunung Sibayak bersama rombongen Pengurus Klasis Sinabun dan 7 orang Kaum Ibu dari Jerman dari Klasis Herford Jerman.  Ketika turun dari gunung Sibayak kami berhenti sejenak di tengah hutan dan mereka memberikan permen yang mereka bawa dari Jerman. Ketika kami mau mebuang plastik permen tersebut mereka tidak berbicara atau marah kepada kami tetapi mereka mengambilnya dan memasukkannya ke tasnya. Seperti itulah mereka memelihara ciptaan Tuhan dari yang terkecil.

Memang benar bahwa sesuatu yang sulit mendapatkannya akan membuat kita mau memeliharanya dengan baik. Sewaktu saya pergi ke Yerusalem tahun 2018, seorang tour Quite kami mengatakan bahwa di Yersusalem sekalipun ada bunga di halaman rumah kita dan sudah mulai menjalar ke jendela kamar kita, kita tidak bias memotongnya dengan sembarangan melainkan harus dihubungi etugas pertamanan untuk mencari solusinya. Pohon-pohon yang juga tidak boleh dengan sembarangan kita mengambilnya karena susahnya proses untuk menumbuhkannya dan harus memakai tekhnologi selama 4 tahun dengan memasang selang air dan pupuk untuk menumbuhkannya  dan tentu dengan biaya yang sangat tinggi. Akan tetapi di Indonesia karena semua tumbuh-tumbuhan dapat tumbuh dengan mudah sehingga orang-orang di Indonesia tidak segan-segan sesuka hatinya memetic bunga dan membuangnya begitu saja tanpa peduli terhadap lingkungannya.

Oleh sebab itu marilah sebagai manusia yang segambar dengan Allah kita tunaikan tugas kita untuk menjaga dan merawat serta melestarikan ciptaan Tuhan di dunia ini.

Pdt. Jaya Abadi Tarigan

GBKP Runggun Bandung Pusat

Pekan Doa Wari I Tahun 2020 ; I Timotius 2 : 1

Teks             : 1 Timotius 2:1

Thema          : Sehkenlah Pertoton Safaat. (Naikanlah Doa Syafaat)

1.    Pendahuluan

Tahun ini kita telah tiba lagi pada Ibadah 10 hari Berdoa, 3 hari di laksanakan di tengah-tengah keluarga, dan satu Minggu (7 hari) di lakukan di tengah-tengah jemaat/persekutuan. Namun di tahun ini kita harus melalui Live Streaming, sebab pemerintahta lenga mengijinken guna beribadah ku rumah pertotonta. Walaupun demikian tidak mengurangi semangat kita untuk ikut ambil bahagian, tetap semangat walaupun dalam suasana di rumah aja. Thema 10 hari doa kita di tahun ini ialah NAIKANLAH DOA SYAFAAT

2.    Urian Teks

Rasul Paulus menyampaikan surat nya kepada Timotius yang sedang melayani Jemaat kota Efesus, tentunya kita tau bahwa Timotius yang dipercayakan untuk melayani, dia masih usia muda, namun ia di tuakan untuk melakukan tugasnya untuk melayani Jemaat yang kemungkinan usia Jemaat nya sudah tua.

Timotius bukan saja menghadapi Jemaat yang beragam latar belakang berbeda, namun juga menghadapi penguasa dan tokoh-tokoh Agama. Tentunya tidak lah gampang menghadapinya apa lagi menanamkan nilai-nilai ke kristenan bagi mereka. Dalam persoalan ini maka Rasul Paulus menegaskan kepada Timotius dan Jemaat untuk Berdoa. Dan pada renungan kita ini di harapkannya :

·         Naikan Permohonan

·         Doa Syafaat

·         Ucapkan Syukur untuk semua orang

Sebagai orang percaya tentunya kita wajib menaikan Permohonan kepada Allah, sebagai pemberi segala sesuatunya kepada kita manusia. Permohonan adalah merupakan suatu yang wajib kita sampaikan kepada Yesus, sebab kita ini adalah orang yang dikasiiNya, namun walaupun kita dikasihiNya bukan berarti Dia memberikan kepada kita tanpa kita menyampaikan permohonan pada Nya.

Bermohon berarti kita sadar maka segala seuatunya itu harus dimohonkan kepadaNya, sebab kita menyadari kita ini adalah orang-orang yang tidak mampu berbuat apapun, hanya bermohon padaNya. Permohonan adalah kita merasa rendah hati kepada Tuhan Sang Pemilik, secara pribadi, Doa Syafaat adalah permohonan kepadaNya yang dapat di ungkapkan secara Jemaat, dan kebersamaan. Biasanya Syafaat ini harus kita catat, mulai dari diri sendiri, keluarga, Jemaat, penguasa dan kejadian-kejadian yang terjadi di tengah-tengah kehidupan yang sedang berlangsung. Biasanya Syafaat ini di lakukan oleh orang berimaat, saat-saat ada kegiatan secara bersama (ibadah-ibadah) baik di Gereja maupun di tempat-tempat yang diaturkan Beribadah. Sebab orang-orang percaya saat ia bersekutu di sanalah diajak semua umat untuk menaikkan Syafaat kepada Allah yang mengetahui apa yang dibutuhkan oleh umat terhadap kehidupan yang berlangsung. Ucapan syukur merupakan kesukacitaan, yang dirasakan oleh umat Tuhan atas perbuatan Allah bagi kehidupan di setiap hari. Ucapan syukur juga menyatakan bagaimana perbuatan Allah atas kesehatan, berkat, dan penyertaan Tuhan kehidupan kita. Dan ucapan syukur ini juga kita nyatakan bagi setiap orang, sebab kita percaya bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan ini ada juga andil orang lain terhadap kita

3.    Pointer

a)    Dalam situasi Covid-19 ini kita tetap doa dan memohon pada Yesus agar segera terhenti.

b)   Doa bukan saja untuk diri kita namun juga bagi semuanya manusia, semua wajib kita doakan.

c)    Kekuatan doa adalah hal yang luar biasa, kita terus doa.

d)   Berdoalah dengan rendah hati.

e)    Semuanya yang terjadi, hanyalah sejauh Doa.

                                                                          Pdt. Andarias Brahmana

Ketua Klasis

Minggu 31 Mei 2020 ; Yesaya 63 : 11 -14

Invocatio      : “Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Lukas 1: 35

Bacaan         : Galatia 5: 16-26  

Khotbah       : Yesaya 63: 11-14 

 Tema           : “Tuhan Menuntun Umat-Nya”

Pengantar

Roh Kudus adalah Pribadi ketiga Allah Tri-Tunggal. Dalam Kisah Para Rasul 2 tertulis Roh Kudus dicurahkan atas rasul-rasul pada hari Pentakosta (Pentakosta Yahudi adalah hari raya panen). Namun ini bukan berarti Roh Kudus baru diciptakan pada saat Pentakosta. Roh Kudus tidak terpisahkan dari Allah Bapa dan Allah Anak. Meskipun peran-Nya terlihat signifikan dalam Perjanjian Baru khususnya saat kita membaca Kisah Para Rasul dan surat-surat, Roh Kudus sebetulnya sudah bekerja sejak kekal. Minggu ini kita memperingati Hari Turunnya Roh Kudus, yang menurut kalender gerejawi 50 hari setelah kebangkitan Tuhan Yesus. Kita memperingati dan merayakan. Jangan kita memahami Roh Kudus bolak-balik naik dan turun sehingga ada Pentakosta kedua, ketiga, dan seterusnya. Roh Kudus yang turun itu sudah berkarya sejak dulu, sekarang dan sampai Maranatha. Bahan khotbah kita adalah satu bukti keikutsertaan Roh Kudus dalam karya penyelamatan sejak Perjanjian Lama.

Pembahasan Teks

Yesaya 63: 11-14 adalah bagian Trito-Yesaya, masa sesudah kembali ke Yehuda dari pembuangan Babel. Di sini pergumulan yang dihadapi umat adalah kehidupan saat kembali ke Yerusalem dan usaha membangun kembali Bait Allah. Apa yang terjadi saat mereka kembali? Yerusalem tidak seperti dulu lagi. Ada perasaan asing sekalipun mereka kembali ke “rumah” sendiri.Identitas sebagai bangsa pilihan seperti dipertanyakan kembali. Mereka mengalami krisis iman. Perasaan bahwa Tuhan jauh dari mereka. Di masa ini Yesaya tampil memberikan pengharapan, dengan mengingat perbuatan Tuhan di masa lampau.Pada ayat 10 dikatakan Tuhan berubah menjadi musuh umatnya, berperang melawan mereka, karena mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus. Umat merindukan masa-masa dimana Tuhan berperang bagi mereka, bukan berperang melawan mereka. Saat itulah umat tersadar betapa mereka perlu Tuhan. Mereka mengingat Tuhan. Mereka bertanya: “Dimanakah Dia…..?” Mereka mencari Tuhan. Tuhan yang sejak zaman dahulu kala, zaman Musa, selalu memberikan pertolongan bagi umat-Nya. Mereka mencari Tuhan yang menaruh Roh Kudus dalam hati umat-Nya (ay 11).

Peristiwa yang tidak pernah terlupakan oleh orang Israel salah satunya adalah saat Tuhan membebaskan mereka dari Mesir. Tuhan sendiri yang menyelamatkan mereka menyeberangi laut Merah, dengan membelahnya menjadi dua hingga bisa dilintasi. Mereka melintasi samuera raya seperti kuda melintasi padang gurun. Tidak tersandung dalam perjalanan. Sampai ke tempat perhentian.Roh Tuhan membawa mereka ke tempat perhentian. Tempat yang aman dan nyaman setelah perjalanan yang melelahkan. Semua ini hanya bisa terjadi saat Tuhan ada di pihak umat-Nya.Pola teologi seperti ini sangat kuat terlihat dalam kitab nabi-nabi. Saat umat bertindak sebagai pemberontak, Allah bertindak sebagai musuh bagi mereka. Ketika umat berseru memohon pengampunan, Allah kembali menunjukkan kasih setia-Nya pada mereka.Dalam doa pengakuan dan permohonan ini, Yesaya mewakili bangsa Yehuda memohon agar Tuhan memimpin kembali umat-Nya. Bangsa Yehuda memang sudah terbebas dari masa pembuangan, mereka sudah menempuh perjalanan kembali ke tanah terjanji itu. Tetapi mereka merindukan jaminan bahwa Allah ada di pihak mereka. Ada kerinduan agar hubungan Allah dengan umat-Nya dipulihkan, dan Yerusalem pun dipulihkan.

Semua karya Tuhan yang menyelamatkan manusia, adalah untuk nama abadi bagi-Nya (ayat 12 dan 14). Bangsa Israel sering berpaling dari Tuhan dan menyembah ilah lain. Namun Tuhan selalu menunjukkan kepada mereka kuasa-Nya yang melebihi kuasa ilah manapun. Maksud Tuhan menyelamatkan bukan supaya manusia bisa memegahkan diri, melainkan memegahkan Tuhan. Yang seharusnya kita persaksikan adalah nama Tuhan. Perbuatan-Nya yang tidak bisa dilakukan allah manapun. Dan itu yang membuat kita mengakui tanpa penyertaan Tuhan Allah kita bukan apa-apa.

Poin Aplikasi

ü  Mengingat karya Allah dimasa lampau, menolong kita untuk tetap berpengharapan pada masa kini. Sebab Allah tidak berubah. Itulah kenapa Alkitab tetap relevan. Sekalipun konteks pergumulan yang dihadapi oleh bangsa Israel berbeda dengan yang kita hadapi, Tuhan Allah yang dipersaksikan teks Alkitab ini adalah Allah yang sama dengan yang kita sembah. Kita berusaha berefleksi dari jatuh bangunnya iman percaya orang Israel. Kita juga selalu bisa berefleksi dari masa lalu kita sendiri. Tentunya kita pun sudah mengalami Tuhan dalam hidup kita. Kadang kita seperti bangsa Yehuda, tidak setia menjalankan perintah Tuhan. Lalu saat kesulitan menghimpit, kita kembali mencari Tuhan. Saat itulah kita harus betul-betul bertobat dan menyerahkan hidup dipimpin oleh Tuhan. Tuhanlah yang memimpin dan mengarahkan hidup kita.

ü  Pentakosta bagi orang Kristen adalah peringatan akan peristiwa turunnya Roh Kudus atas para rasul. Jadi bukan hari ini kita baru menerima Roh Kudus. Ia telah, sedang, dan akan terus menemani kita. Roh Kudus menolong dan membimbing, menopang dan meneguhkan. Kita yang hidup dalam tuntunan Roh Kudus, tidak akan mengikuti keinginan daging. Hidup dalam Roh, berarti dipimpin oleh Roh. Jangan mengaku hidup dalam Roh kalau kita masih hidup sebagai pemberontak. Hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus berarti dari hidup kita tercermin buah dari Roh Kudus itu. Dalam diri kita pastilah ada kasih, ada sukacita, ada damai sejahtera, ada kesabaran, ada kemurahan, ada kebaikan, ada kesetiaan, ada kelemahlembutan, dan penguasaan diri (bdk bacaan Galatia 5: 16-26). Roh Kudus tidak terbatas hanya hadir di gereja, dalam ibadah dan doa, tetapi IA hadir setiap saat. Saat kita bekerja, saat kita bergaul, saat kita bersama keluarga. Apakah kita sudah hidup dalam tuntunan Roh Kudus?

Ilustrasi: Seorang anak kecil ketakutan menyeberangi sebuah jembatan gantung. Ia berjalan bersama Ayahnya. Tangannya yang kecil berpegangan namun karena berkeringat menjadi licin, dan genggamannya terlepas. Ayahnya meraih tangan kecil itu dan memegangnya dengan kokoh. Mereka berjalan bersama menyeberangi jembatan itu tanpa ada halangan. Inilah gambaran Tuhan memegang tangan kita dan menuntun langkah kita. Tangan kita lemah, genggaman kita bisa terlepas.Tetapi tangan Tuhan kuat dan kokoh. Tangan itulah yang menopang kita agar tidak jatuh ke dalam dosa. Tangan itulah yang mempunyai kekuatan agar kita tidak berputus asa dalam kesulitan. Maka kita bernyanyi: “Peganglah tanganku, jangan lepaskan. Kaulah harapan dalam hidupku..” Penopang yang kokoh itu hadir dalam hidup kita, Dialah Roh Kudus.

Pdt Yohana br Ginting

GBKP Samarinda 

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate