Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Suplemen PA Mamre : Yakobus 5 : 10-11 ; Tgl 12-18 Juli 2020

Bacaan         : Yakobus 5:10-11

Tema            : Sabar Dalam Penderitaan (Sabar ate ibas Kiniseran)

I.Pendahuluan

          Ada slogan yang mengatakan: Sabar itu ilmu tingkat tinggi, Belajarnya setiap hari, Latihannya setiap saat, Ujiannya sering mendadak, Sekolahnya seumur hidup.Sangat gampang mengucapkan kata sabar, tetapi dalam prakteknya seringsekali kita tidak sabar. Kesabaran akan terasa semakin berat jikalau kita ada dalam posisi menderita atau mengalami kesakitan .Dalam KBBI sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh.Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandangsebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya.

          Surat Yakobus, khususnya pasal 5 diakhiri dengan pokok-pokok nasehat singkat mengenai tanggung jawab para orang suci terhadap sesama anggota gereja. Dia menesehati para orang suci untuk dengan sabar bertahan sampai kedatangan Tuhandan untuk jujur dalam segala percakapan mereka.Kesabaran dipraktekkan dalam bentuk tidak bersungut-sungut dan saling mempersalahkan. Yakobus melarang merekauntuk bersungut-sungut dan saling menghakimi satu dengan yang lain, karena sikap yang demikian justru cenderung menghancurkan dari pada membangun. Dengan demikian praktek hidup dalam kesabaran merupakan hal penting yang harus kita miliki.

II. Isi

Ayat 1:”Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaranpara nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan”.Yakobus memberi suatu teladan yang kerapkali muncul dalam kitab suci mengenai ketekunan dalam penderitaan, misalnya, Elia Ayub, Yesaya dan Yehezkiel. Seluruh nabi Tuhan yang melayani dan memberitakan FirmanNya menghadapi pergumulan an penderitaan yang hebat. Mereka semua berjuang, bertahan dan bersabar dalam penderitaan selama mereka melakkan panggilan Allah dalam hidup mereka. Yakobus menuliskan ‘nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan’ merupakan sebuah penegasan bahwa penderitaan yang mereka alami bukanlah akibat kesalahan mereka sendiri. Penderitaan itu muncul dalam tugas yang diberikan Tuhan.Keteladanan yang diberikan oleh para nabi mendorong mereka untuk mengingat bahwa Tuhan memperhatian dan melihat mereka menghadapi penderitaan karena Allah. Seperti contoh Nabi Elia menyampaikan pesan Tuhan bahwa hujan tidak akan turun selama 3 tahun, namun Allah tetap memeliharanya di tepi sungai Kerit melalui burung gagak.Ayub yang kehilangan segala yang ia miliki namun tetap bertahan dalam iman, sehingga ia mampu menjalani kehidupan yang sangat berbeda.  Bersabar dalam pencobaan adalah berkat dari Tuhan. Jadi renungan bagi kita bahwa penderitaan tidak hanya memiliki pengharapan akan sesuatu yang akan diterima diakhir, tapi kita juga mampu melihat bahwa penderitaan itu sendiri menghasilkan ketekunan dan kesabaran.

Ayat 11:”Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang bertekun, kamu telah mendengar ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan”.Ayub salah satu tokoh kitab suci yang disebutkan Yakobus sebagai teladan kesabaran. Ayub yang sabar dalam penderitaan, sementara istrinya mengeluh kepadanya dan kepada Allah.Ayub yang bergumul dan berkeluh kesah kepada Allah sebenarnay tidak menunjukkan Ayub yang gagal dalamkesabaran. Keluhan yang keluar dari mulut Ayub sama dengan keluhan para pemazmur sehingga ucapan-ucapan ayub terhadap penderitaannya adalah buah dari pergumulan imannya kepada Allah, bukan keluhan orang yang kehilangan imannya. Hal ini juga menunjukkan bahwa berkat adalah janji bagi semua orang yang dapat bertahan sampai akhir dan mereka akan menerima berkat itubahkan sebelum pergumulan itu berakhir. Orang yang bertahan dalam ketekunan dan kesabaran disebut dengan orang yang berbahagia, karena mereka yang bertekun sampai akhir tidak akan kehilangan upah mereka dan Allah telah membuktikannya kepada para NabiNya.

III. Aplikasi

          Di zaman sekarang ini tidak mudah menemukan orang yang bersabar.Banyak orang cenderung cepat-cepat dan sembarangandalam mengerjakan dan menghadapi sesuatu.Bukan hal yang gampang menemukan seseoarng dengan karakter penyabar dalam setiap aspek kehidupannya. Ketika dalam masalah,kita cenderung menerima nasehat yang mengatakan ‘yang sabar ya’. Kesabaran adalah ketenangan hati menghadapi pencobaan.Kesabaran adalah lawan kemarahan yang tidak pada tempatnya.Kemampuan untuk menahan diri dalam menghadapi situasi sulit, tidak tergesa-gesa atau terburu nafsu juga tidak bersungut-sungut dan mencari kambing hitam. Ketika orang lain berbuat salah atau mengatakan sesuatu yang tidak benar tentang kita, kecendrungan sikap yang kita ambil adalah membalasnya, sehingga kita tidak ubahnya dengan orang-orang dunia ini.

          Sebagai orang Kristen, khususnya mamre GBKP kita dituntun untuk memiliki kesabaran dan saling bersabar dengan keluarga istri, anak-anak kita dan orang-orang disekitar kita. Kesabaran adalah bagian dari kasih dan kekristenan itu identic dengan kasih “Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong (1 Kor.13:14). Dengan kesabaran seseorang dapat melihat hal-hal yang positif ditengah kesukaran sekalipun.Oleh karena itu milikilah sifat sabar dan jadilah mamre yang sabar.

Pdt.Rena Tetty Ginting

                                                                             GBKP Runggun Bandung Barat

 

Suplemen PA Mamre : Mazmur 1 : 1 - 3 ; Tgl 05 - 11 Juli 2020

Bacaan         : Mazmur 1:1-3

Tema           : Sumber Kebahagiaan (Palas kemalemen ate)

I.Pendahuluan

          Ada banyak buku yang menulis tentang kebahagiaan hidup.Penulis buku-buku tersebut melihat kebahagiaan dari berbagai sudut pandang.Resep yang ditawarkan juga sangat beragam.Kendati demikian masih saja banyak orang mencari kebahagiaan. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan kebahagiaan hidup begitu tinggi.

          Ukuran kebahagiaan bagi banyak orang berbeda-beda, ada yang mengatakan bahwa kebahagiaan hidup ditentukan oleh harta yang banyak. Ada juga yang mengatakan bahwa kebahagiaan hidup ditentukan oleh status social yang tinggi, atau kebahagiaan itu ditentukan oleh kesehatan yang baik atau tidak mengalami sakit penyakit, atau seseorang akan bahagia jika bias memiliki suami/istri yang ganteng/cantik. Tetapi faktanya apa yang menjadi ukuran kebahagiaan banyak orang tidaklah membuat ia bahagia walaupun sudah mendapatkannya. Harta, status social, pasangan tidak bisa menjamin kebahagiaan seseorang.Kalau demikian keadaannya, pertanyaan bagi kita, dimanakah sesungguhnya letak kebahagiaan hidup itu?

II. Isi

Ayat 1:”Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik, yang tidak berdiri dijalan orang berdosa, dan tidak duduk dalam kumpulan pencemooh”.Ada 3 kata TIDAK yang diperlihatkan dalam ayat ini. Orang percaya sejati dapat diketahui dari apa yang tidak mereka lakukan, tempat yang tidak merekakunjungi dan kumpulan yang tidak mereka masuki. Tidak seorangpunyang dapat menikmati berkat Allah tanpa berbalik dari hal-hal yang merusak atau membahayakan. Komunitas dimana kita berada akan mempengaruhipola,cara dan gaya hidup kita. Komunitas yang sehat akan mendukung perkembangan karakter kita secara positif, sebaliknya komunitas yang tidak sehatberpotensi untuk membuat hidup seseorang kehilangan kebahagiaan.Rasul  Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus mengatakan:” Janganlah kamu sesat:Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik’.

Ayat 2:”Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, danyang merenungkan Taurat itu siang dan malam”.Orang yang diberkati Allah bukan hanya berbalik dari kejahatan, tetapi juga membangun hidup mereka di sekitar Firman Tuhan.Mereka berusaha untuk menaati kehendah Allah dengan kesungguhan hati.Merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.Mereka yang berusaha untuk hidup dengan berkat Allah, merenungkan Taurat Tuhan supaya membentuk pikiran, sikap dan tindakan mereka.

Ayat 3:”Ia seperti pohon, yang ditanam ditepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya:apa saja diperbuatnya berhasil”.Hasil untuk mereka yang setia mencari Allah dan FirmanNya  ialah hidup dalam Roh Allah (bnd Yoh.7:38-39), maka mereka yang diajar oleh Allah dan tinggal di dalam FirmanNya akan menerima sumber hidup yang tidak habis-habisnya. Frasa “apa saja yang diperbuatnya berhasil” bukan berarti tidak terjadi masalah atau kegagalan, tetapi orang benar selalu mengetahui kehendak Allah, mereka mengerti bahwa Allah memberkati hidupnya sebagai hidup yang dipinpin oleh Nya.

III.     Aplikasi

          Tidak seorangpun dari kita ingin menjadi orang yang gagal, penuh masalah, melainkan semua kita ingin menjadi orang yang berbahagia , berhasil dalam segala hal. Mungkinkah itu bisa terjadi?Jawabnya adalah sangat mungkin. Karena hidup yang berbahagia (malem ate)adalah rancangan Tuhan bagi anak-anakNya. Yang perlu ditekankan disini adalah siapa yang mampu memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tidak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi.Pemazmur mengatakan orang yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan. Semakin lama orang yang hidup dalam Tuhan akan memahami apa yang harus ia raih dalam kehidupan ini, dan apa yang harus ia tinggalkan. Dunia dengan segala keberadaanya tidak akan pernah membahagiakan kita. Kadang-kadang apa yang kita anggap sebagai suatu kebahagiaan, dan berusaha mendapatkannya, tetapi pada kenyataannya justru sesuatu itu membawa ketidakbaikan dalam hidup kita (she sura-sura turah sinanggel).

          Orang yang berbahagia  adalah orang yang senantiasa melekat pada Sang Sumber kebahagiaan itu, yakni Allah sendiri. Hidupnya ibarat pohon yang menghasilkan buah, daunnya tidak pernah layu dan apa saja yang diperbuatnya berhasil. Ini adalah gambaran orang Kristen yang senantiasa melekat kepada Tuhan yang merenungkan FirmanNya siang dan malam. Sehingga kehidupannya berbuah dan menjadi kesaksian bagi orang lain.Kita bisa berbahagia karena hal-hal yang jasmani, akan tetapi kebahagiaan yang lebih bertahan lama adalah ketika kita memilki hal-hal yang rohani dalam hidup kita, karena itulah yang menjadi kebahagiaan kita yang sesungguhnya.

                                                                                      Pdt Rena Tetty Ginting

                                                                                            GBKP Bandung Barat

Suplemen PA Mamre : Filipi 4 : 10-13 ; Tgl 28 Juni - 04 Juli 2020

Bacaan         :Filipi 4:10-13

Tema            :Keriahen erkiteken persadaan ras Tuhan (Sukacita di dalam Tuhan)

I.Pendahuluan

          Sukacita sejati sangatlah penting bagi hidup manusia. Hidup yang penuh sukacita adalah hidup yang akan sangat positif, yang sangat membangun, yang sangat menguatkan. Untuk mencapai hidup yang bisa memiliki sukacita yang tidak tergantung dari luar tidaklah mudah, apalagi kita seringkali salah mengkaitkan antara sukacita dengan isu kaya-miskin. Apakah benar kalau kaya seseorang akan sukacita ?dan kalau miskin tidak bisa bersukacita?

Jemaat Filipi mengalami isu ketegangan social, kesenjangan ekonomi yang cukup besar. Kota Filipi dibangun oleh Filipus (ayah dari Aleksander Agung) karena kota tersebut begitu indah. Pada waktu Romawi menguasai Filipi, para veteran senator Romawi tinggal di Filipi, sehingga anarkisme juga masuk ke kota Filipi. Para veteran ini hidup dalam kegelimangan harta, inilah yang menjadikankesenjangan dengan jemaat di Filipi. Kota Filipi adalah kota yang begitu kaya, begitu gemerlap,  maka sukacita sangatlahlah dikaitkan dengan kaya-miskin. Orang di Filipi sudah memiliki pemikiran bahwa kalau mau enak haruslah kaya, kalau miskin akan tertekan.

II.Isi

Ayat 10:”Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa pada akhirnya pikiran dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu”.Paulus sangat bersukacita , karena pikiran dan perasaan jemaat di Filipi akhirnya berubah. Hal ini terlihat dari keberanian mereka memberikan persembahan dalam jumlah yang cukup besar untuk Paulus.Uang yang besar yang diterima olehPaulus bukan untuk memperkaya dirinya tetapi oleh Paulus dipkai untuk pekerjaan pembangunan menopang jemaat di Yerusalem yang dianiaya habis-habisan.

Ayat 11:”Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan”. Kata mencukupkan diri” berarti mampu mengelola apa saja, berapa saja, di dalam tangan kita dengan cukup. Paulus bisa sampai pada “mencukupkan diri” karena belajar bertanggung jawab atas berapapun yang Tuhan percayakan, sehingga ia juga mampu mengajarkan jemaat Filipi untuk bias mencukupkan diri. Mencukupkan diri tidak terjadi secara otomatis melainkan melalui perjuangan untuk dapat tahu berapa yang Tuhan percayakan dan bagaimana kita mengerti mengerjakannya.

Ayat 12:”Aku tahu apa itu kekurangan dan apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada merupakan sesuatu rahasia bagiku; baik dalam hal kenyangmaupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahanmaupun dalam hal kekurangan”.Kata kekurangan berarti betul-betul tidak memiliki apa-apa, miskin dan dalam kondisi kekurangan itu membuat seseorang mengalami kesusahan hidup.Kata kekurangan yang digunakan Paulus berarti kondisi bawah, kekurangan yang begitu dahsyat. Orang yang hidup dalam kekurangan akan dihina, dipandang rendah, dunia akan menyembah orang yang hidupnya berlimpah. Paulus pernah mengalami kondisi dihina karena melarat, juga pernah disanjung karena kaya dan penuh kuasa, tetapi ia tidak terganggu sedikitpun dengan situasi itu. Inilah kunci untuk terlepas dari jerat palsu manusia. Ini adalah sangat penting, karena kalau tidak hidup kita akan sangat tergantung pada opini manusia terhadap diri kita, sehingga arah hidup kita akan terasa berat dan tidak bisa menikmati hidup.

Ayat 13; Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”.Paulus mengalami banyak tekanan penganiayaan, lingkungan dan semua situasi yang sangat besar. Begitu juga jemaat Filipi memiliki posisi sangat rendah di banding dengan para orang kaya yang tinggal di kota Filipi. Tetapi mereka yang taat kepada pinpinan Tuhan akan merasakan penyertaan Tuhan dalam setiap langkah yang dijalaninya, di tengah tantangan dunia yang sulit. Kekuatan dan kehebatan bukan berasal dari diri kita tapi bersumber pada Allah yang selalu membuka jalan, sehingga setiap langkah maju kita akan membuat kita bersukacita.

III. Aplikasi

          Bersukacita sangatlah penting bagi kehidupan kita, karena kalau kita hidup gagal bersukacita, maka seluruh kita akan menuju kehancuran. OLeh karena itu Paulus menegaskan dalam Filipi 4:4 “Bersukacita lah senantiasa dalam Tuhan, sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!.Secara keseluruhan dalam Alkitab, sukacita lebih dari sekedar emosi.Sukacita adalah perasaan bahagia bercampur diberkati. Tapi masalahnya adalah sering kita melihat sukacita sebagai sebuah keberhasilan, apa yang di  inginkan tercapai (seh sura-sura), apa yang di minta diberi, intinya kita akan merasa bahagia jikalau semua keinginan kita terpenuhi. Menjadi pertanyaan bagi kita, apakah yang menjadi sukacita kita sekarang ini?apa yang menjadi kebangaan kita saat ini? Apa kah semua yang ada dalam kehidupan kita saat ini mendatangkan sukacita?, pekerjaan/usaha, anak,istri,keluarga, gereja semuanya sudah seperti yang diharapkan? Tentu pasti jawabanya tidak.Dengan demikian apakah kita tidak bisa bersukacita saat ini?Dari manakah sumber sukacita kita?Bagaimana caranya supaya kita tetap bersukacita?

          Banyak orang berpendapat bahwa sumber sukacita dalam diri seseorang berasal dari materi , tidak ada masalah dan semua dibawah kendali kita. Tetapi jika kita mendasari sukacita pada situasi dan kondisi maka sukacita yang kita rasakan tidak akan bertahan lama alias hanya sementara. Berbeda sekali jika kita bersukacita di dalam Tuhan (tema), dimana sukacita yang kita rasakan akan bersifat permanen. Karena sukacita dari Tuhan adalah sukacita disegala situasi, tidak dipengaruhi keadaan, tapi dikerjakan oleh Roh Kudus yang bekerja dalam kita.Rasul Paulus tetap bersukacita walaupun luar biasa perubahan perlakukan yang diberikan kepadanya, dari yang berkuasa, dihormati menjadi dihina, dari hidup yang berkelimpahan menjadi tidak memiliki apa-apa. Demikian juga jemaat Filipi yang dianggap kecil, tidak memiliki apa-apa, tidak berkecil hati tapi memberi diri untuk membantu yang lain. Ada banyak alasan untuk kita tidak bersukacita, tapi ada banyak juga alasan untuk bersukacita. Sukacita itu pilihan, kita bebas memilih apakah kita mau bersuka cita atau tidak…”Sekalipun pohon ara tidak berbunga,pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon Zaitun mengecewakan, sekalipun lading tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, namun aku tetap akan bersorak-sorai di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku (Hab.3:17-18).

Pdt Rena Tetty Ginting

                                                                                            GBKP Bandung Barat

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate