Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Suplemen PA Moria Amsal 21 : 19 -20 ; Tgl 05-11 Juli 2020

(Managemen Keuangan)

Bacaan :     Amsal 21:19-20

Tema  : “Bijak Mengelola Keuangan”

             (Metia “Keugaharian” Makeken Duit)

PENDAHULUAN

Menurut KBBI, “ugahari” (atau ke-ugahari-an) adalah kesederhanaan, kesahajaan; walaupun harta yang bersangkutan melimpah ruah, ia tokh hidup dalam “ugahari” dan sangat dicintai oleh rakyatnya. Dapat dikatakan bahwa “ugahari” adalah kesiapan untuk hidup sederhana, merasa cukup dengan yang ada, tidak serakah dengan yang ada (kendati berlimpah-ruah) dan tidak hidup berpoya-poya. Ini juga menyiratkan bahwa seseorang yang hidup dalam ke-ugahari-an tidak harus bertarak (asketis) dalam kehidupan. Ia tidak perlu munafik dengan kehidupan ini. Seperti Yesus Kristus menjalani kehidupan yang sangat ugahari, bahkan bantalpun Ia tidak punya untuk meletakkan kepala-Nya (lihat Matius 8:20; Lukas 9:58).

Uang adalah salah satu faktor yang penting dalam sebuah keluarga. Tidak semua orang memiliki banyak uang untuk dipakai. Ada sebagian orang yang hidup dengan uang yang sangat sedikit. Berapa pun banyaknya uang yang kita miliki harus dikelola dengan baik, karena uang yang tidak dikelola dengan baik akan berbahaya. Uang akan menjadi hamba yang baik tetapi uang akan menjadi majikan yang kejam. Alkitab berkata akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang (1 Tim 6:10). Intinya bukan pada uang, karena uang adalah netral dan tidak dosa. Intinya adalah bagaimana sikap kita terhadap uang.

Ada banyak keluarga Kristen yang mengalami masalah dalam hal keuangan, terus-menerus pas-pasan saja atau malah defisit, walaupun sebenarnya pendapatan mereka relatif besar dan mencukupi. Pertanyaannya  ke mana saja uang itu raib? Ternyata masalahnya adalah ketidakmampuan kita dalam mengelola keuangan kita. Besar atau kecilnya pendapatan seseorang memerlukan kecermatan dalam mengelolanya, jika tidak, sewaktu-waktu kita akan mengalami kesulitan keuangan. Salah satu sumber pertikaian dalam rumah tangga adalah uang. Kurang uang kita bertengkar; kelebihan uang kita pun bertengkar. Bagaimanakah caranya mengatur masalah keuangan sehingga tidak harus menjadi penyebab perselisihan? Di sinilah dibutuhkan kelihaian seorang ibu (Moria) mengelola keuangan keluarga, supaya dengan uang yang sedikit bisa menjadi cukup, sekalipun banyak uang tapi tidak boros.

PENDALAMAN NAS

Amsal 21:19-20

Ayat 19 “Lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah.” Di ayat 9 pasal yang sama tertulis juga, “Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.” Rupanya ayat 19 kelanjutan dari ayat 9. Tinggal di sudut sotoh rumah masih bisa diomelin sama Moria (baca: istri), karena masih di dalam rumah, masih kedengeran ‘omelan dan jungut-jungutnya’, maka jalan terbaik pergi jauh ke padang gurun (tempat yang jauh dan sunyi), dijamin aman, tidak akan kedengaran lagi amarah, omelan dan ‘jungut-jungutnya’. Jangan salah paham dulu Moria, ayat ini bukan bertujuan menyudutkan para wanita atau Moria, tidak bicara soal gender karena pada faktanya banyak juga Mamre (baca: suami) yang suka bertengkar, pemarah dan cerewet (wah..., bisa-bisa malah Moria yang kabur ke padang gurun). Yang mau disampaikan oleh Amsal ini ialah bahwa pertengkaran umumnya terjadi karena kedua belah pihak saling bicara terus, tidak ada yang mau diam mendengar dan tidak ada yang mau mengalah. Banyak orang tidak memiliki kemampuan mendengarkan dan cara menyampaikan sesuatu dengan benar (cara berkomunikasi). Entah pada pasangan, teman, bahkan bos sekali pun. Berkomunikasi yang baik,  bagaimana berbicara dan mendengar dengan baik masih jadi tantangan yang cukup besar. Apalagi yang mau dibicarakan dan didengarkan oleh suami dari istrinya masalah “uang”, sering kali berujung kepada pertengkaran. Satu sisi suami merasa sudah memberi uang belanja yang cukup, sedangkan istri sebagai manajer keuangan keluarga merasa kurang atau ada kebutuhan lainnya. Pembicaraan “keuangan” ini terkadang berakhir tanpa solusi dan bahkan tidak sedikit berakhir kepada pertengkaran dan saling diam-diaman alias puasa bicara. Satu sisi suami/mamre menganggap uang belanja yang diberikan kepada istrinya selama ini sudah cukup, bahkan berlebih mungkin. Sedangkan istri/moria juga menyampaikan atau meminta dengan cara yang kasar atau sambil marah dan bersungut-sungut (tidak dengan cara lemah-lembut dan dibarengi rayuan).

Ayat 20 “Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya”. Tanpa perencanaan yang didasarkan atas nilai, tujuan, prioritas Alkitab, uang menjadi tuan yang jahat dan, seperti daun yang masuk ke dalam pusaran angin, kita hanyut ke dalam pengejaran dunia akan harta (Luk. 12:13-23; 1 Tim. 6:6-10). Perencanaan keuangan adalah suatu yang alkitabiah dan itu merupakan pelayanan yang baik, untuk terlepas dari ilah materialisme, dan merupakan cara untuk melindungi diri dari membuang-buang berkat yang Tuhan percayakan pada kita (Ams. 27:23-24; Luk. 14:28; 1 Kor. 14:40).

Segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan, termasuk apa yang ada di dompet dan rekening tabungan kita (Mazmur 24:1). Dia menghendaki kita menjadi hamba yang baik dan setia dalam mengelola apa yang dipercayakan-Nya di tangan kita (Matius 25:21). Suatu hari kelak, Tuhan kita, Pemilik dari segala sesuatu, akan datang dan meminta pertanggungjawaban atas penggunaan sumber-sumber daya yang ada pada kita.

Kita harus belajar untuk puas dengan apa yang kita punya (Fil. 4:11-13; 1 Tim. 6:6, 17-19; Ibr. 13:5). Saat kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki, kita bebas dari ketamakan dan perbudakan materialisme. Ini artinya kebebasan mengikuti Tuhan adalah kebebasan mengusahakan nilai dan tujuanNya. Bagaimana seseorang bisa mendapatkan kepuasan? Kepuasan merupakan hasil dari memiliki harta sorgawi dan meletakan seluruh kekhawatirannya kepada Tuhan,  Bapa Sorgawi kita, yang berdaulat (Mat. 6:19-33; 1 Pet. 5:6-7).

Untuk memuliakan Tuhan dengan harta kita (Amsal 3:9), Moria diingatkan untuk mulai dari hal yang sederhana: memperhatikan kebiasaan kita dalam menggunakan uang. Mengenali kekuatan dan kelemahan kita akan sangat menolong kita untuk menjadi pengelola yang baik dari apa yang Tuhan percayakan di tangan kita.

Keterampilan dalam mengelola keuangan (manajemen keuangan):

1. Terampil menghasilkan Uang (Making Money)

Jadilah orang yang produktif, yang menghasilkan uang dengan cara yang baik supaya kita dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. “Dan biarlah orang-orang kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah” (Titus 3:14). Menurut survey, pendapatan orang yang bekerja atau kaum professional mencapai puncak pada usia 47.5 tahun dan menurun cepat setelah usia 54 tahun. Karena itu kita harus terampil mengelola keuangan pada saat kita sangat produktif, supaya di usia pensiun nanti kita tidak menjadi susah karena masalah keuangan. Rasul Paulus bekerja untuk menghasilkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup dan pelayanan yang dikerjakannya. “Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku.” (Kis 20:34). Bahkan Rasul Paulus memberikan peringatan yang sangat tegas dalam 2 Tes 3:10-12, bahwa jika ada orang yang tidak mau bekerja janganlah hendaknya ia makan! Dengan kata lain, Rasul Paulus memperingatkan kita untuk tidak menjadi “benalu” bagi orang lain.

2. Terampil Menggunakan Uang (Spending Money)

Untuk mengelola keuangan secara baik dan benar, kita perlu memahami cara penggunaan uang yang benar. Penggunaan uang yang benar menunjukkan rasa tanggungjawab, sekaligus ucapan syukur kita kepada Tuhan sebagai pemberi berkat, John Wesley pernah menyatakan bahwa ada 3 prinsip penggunaan uang. Pertama, cari uang sebanyak yang bisa kita dapatkan, tentu dengan cara yang benar dan tidak merugikan sesama. Kedua, simpanlah sebanyak yang bisa kita simpan. Ketiga, berilah sebanyak yang bisa kita beri.

3. Terampil Menyimpan Uang (Saving Money)

Salomo mengajarkan kita untuk menyimpan pada masa panen, seperti yang dilakukan oleh koloni semut. “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.” (Ams 6:6-8).

Kita perlu menyimpan sebagian dari apa yang kita dapatkan untuk digunakan pada waktu ada kebutuhan tak terduga, misalnya jika suatu saat nanti terjadi PHK, jika terserang sakit yang membutuhkan biaya yang cukup besar, ketika kita terkena musibah, atau keadaan tidak enak lainnya ang tidak bisa kita hindari. Yusuf juga melakukan prinsip menyimpan di musim panen besar selama 7 tahun untuk masa kelaparan sepanjang 7 tahun berikutnya (Kej 41:46-57). Keterampilan menyimpan kelimpahan yang dimiliki Yusuf ini telah menyelamatkan hidup banyak orang dari kelaparan yang hebat pada masa itu.

4. Terampil Menanam Uang (Investing Money)

Pengkhotbah 11:1-2. Tanamlah uangmu dalam usaha di luar negeri. Pasti kaudapat untung di kemudian hari. Tanamlah modalmu di berbagai niaga; carilah usaha sebanyak-banyaknya. Sebab orang perlu waspada, sebelum musibah menimpa.” Ayat terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) ini mengajarkan kita untuk terampil dalam berinvestasi.

Selain menabung, alangkah baiknya jika kita bisa menyisihkan keuangan kita untuk melakukan investasi yang pada akhirnya akan memberikan tambahan penghasilan bagi kita. Apabila uang yang kita tabung sedikit demi sedikit itu sudah menjadi banyak pada 3 sampai 10 tahun mendatang, carilah ide untuk menggandakan uang itu. Kelolalah uang tabungan itu secara terampil sesuai dengan pengetahuan atau bidang usaha yang kita senangi. Investasikan uang yang ada untuk menambah pendapatan kita, sehingga perekonomian kita semakin mandiri.

5. Terampil Menikmati Uang (Enjoying Money)

Salomo di dalam Pkh 5:18 mengatakan bahwa dapat menikmati kekayaan, harta benda dan kuasa yang dimiliki seseorang juga merupakan karunia dari Tuhan. “Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah”. Tidak ada yang salah di dalam menikmati berkat-berkat yang sudah Tuhan berikan kepada kita sejauh kita menikmatinya secara bertanggung jawab. Sebagai orang percaya tentu saja kita tidak boleh menikmati harta benda kita dengan cara-cara seperti berfoya-foya, berjudi, atau melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Kita dapat menikmati uang kita dengan cara yang benar, misalnya dengan berekreasi bersama keluarga, melakukan hobi kita yang baik dan bermanfaat. Secara ilmiah, orang yang secara teratur dapat melakukan dan menikmati hobinya, dapat menjaga kebugaran ingatannya. Kita akan menjadi orang yang berbahagia apabila kita juga dapat menikmati berkat-berkat yang Tuhan sudah percayakan kepada kita, oleh karena itu, nikmatilah berkat yang Tuhan curahkan di dalam hidup kita.

APLIKASI

Keluarga dan uang adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keluarga seakan tidak berdaya, bila tidak ada uang. Roda ekonomi keluarga seakan tersendat, jika tidak ada uang. Dari sini, kita melihat bahwa uang bagaikan mesin yang menggerakkan keluarga. Kita juga harus mengerti bahwa bukan uang yang mengendalikan keluarga, tetapi keluargalah yang mengendalikan uang. Untuk itu Moria sebagai “manajer” atau pengelola keuangan keluarga harus bijak dalam pengelolaannya baik dari pemakaian, penggunaan, penyimpanan dan penyisihan:

1.  Moria harus menyamakan persepsi dengan suami/mamre tentang keuangan keluarga.

2. Kendati berkat berasal dari Tuhan, kita diminta untuk hidup rajin dan tidak malas.

3. Moria harus menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan pokok  bukan keinginan yang belum tentu menjadi kebutuhan

4. Menyimpan uang adalah sebuah kebiasaan hidup yang bijaksana untuk mengantisipasi pengeluaran tak terduga dan merupakan tanda hidup berdisiplin. Itu sebabnya Firman Tuhan mengajak kita untuk belajar dari "semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas" (Amsal 30:25).

5. Setelah menyisihkan uang untuk pengeluaran tak terduga, hiduplah sebagai orang beriman, bukan seperti orang tak beriman. Jangan sampai kita menumpukkan harta demi berjaga-jaga seakan-akan tidak ada Tuhan yang memperhatikan dan memelihara kita.

Terampil mengelola keuangan sangat ditunjang bila kita memahami dan menerapkan pola hidup yang sederhana. Hidup sederhana bukan berarti hidup dalam keadaan serba kekurangan, tetapi hidup yang dapat menguasai keadaan dan tidak terbawa arus dunia (keugaharian). Saat ini ada begitu banyak penawaran barang-barang yang bukan merupakan kebutuhan kita. Ini merupakan belalang-belalang pelahap yang siap menghabiskan berkat-berkat yang Tuhan curahkan ke dalam hidup kita. Di sinilah kita harus bersikap tegas terhadap diri sendiri dengan menolak belalang-belalang pelahap ini, supaya kita tidak menjadi konsumtif, tetapi belajar mencukupkan diri sesuai kebutuhan kita. Inilah yang diajarkan Rasul Paulus di dalam Filipi 4:11-13 “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. Bukankah kebebasan financial lebih penting dari pamer status sosial? Latihlah diri kita supaya terampil untuk mengelola keuangan, karena ini akan menjauhkan kita dari banyak kesulitan di masa mendatang! Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Irwanta Brahmana

(GBKP Rg. Surabaya)

Suplemen PJJ : Roma : 1 : 8 -12 ; Tgl 19-25 Juli 2020

(TI-Hubungen Sosial/Sentuhan)

Roma 1:8-12

MESIKEL AKU JUMPA RAS KAM

Senina ras turang ibas gelar Tuhan Yesus Kristus..

Kinata kegeluhen manusia emekap lit hubungen sosial si terus ibangun erkiteken manusia labo ngasup nggeluh si sada tanpa membangun hubungan si mehuli ras kalak si deban. Ibas bahan PJJnta minggu enda, icidahken Paulus arah surat si isehkenna kerna ketedehen atena banci jumpa ras perpulungen si lit i kuta Roma. Ibas ia encidahken ketedehen ate guna banci jumpa ras perpulungen i Roma, ipesehkenna arah suratna enda, kerna :

1.   Pujin Man Perpulungen i Roma (ayat 8)

Isehken Paulus pengataken bujurna man Dibata kerna perpulungen Roma si tetap setia erkiniteken man Tuhan amin gia kiniseran igejapkenna erkiteken kininitekenna man Tuhan si erbahanca pemerintah Roma menindas perpulungen kalak si tek man Tuhan si lit i kuta Roma. Tentu saja, kata pujin si isehken Paulus man perpulungen Roma, erbahanca reh gegehna ia kerina ibas ngalaken kiniseranna. Kiniteken perpulungen i Roma terberita seh ku belang-belang doni enda. Kekaisaran Roma sangat membenci kekristenan, erkitekenkekristenan menentang peyembahan Kaisar si menganggap dirina sebage dewa. Kekeristenan hanya nembah man Dibata saja ngenca. Erkiteken si eme maka kalak Kristen si i Roma nggejapken kiniseran.

2. Paulus Notoken Perpulungen i Roma (ayat 9)

Selaku sekalak si erkiniteken man Tuhan, meteh maka perpulungen i Roma e ngalaken kiniseranna, mabai Paulus tutus dingen tetap setia notokenca. Pang Paulus ngatakenca maka Dibata me kap saksina erkiteken memang tuhu-tuhu itotokenna perpulungen i Roma enda.

3. Ketedehen Paulus Jumpa Ras Perpulungen I Roma (ayat 10-11)

Amin gia Paulus lenga pernah jumpa ras perpulungen si lit i Roma tapi igejapkenna ketedehen atena gelah banci jumpa ras perpulungen enda. Engkai ? Erkiteken mbelin kel pengarapen Paulus banci mpegegehi kiniteken perpulungen i Roma arah ia membagiken pemere pertendinn (karunia rohani) guna mpegegehi kiniteken perpulungen enda si sangana ngalaken kiniseran si tuhu-tuhu mberat.

4. Mpegegehi Pekepar (ayat 12)

Ibas Paulus nehken pergegeh man perpulungen si lit i Roma, tek ia maka alu bage ia pe reh gegehna. Emaka nina Paulus ibas suratna : “Maksudku gelah ipegegehi kita pekepar; kam kupegegehi alu kinitekenku janah aku ipegegehindu alu kinitekenndu.”. Enda encidahken man banta maka ibas kita mpegegehi kalak si deban si sangana lit ibas kiniseran, situhuna alu bage kita pe reh gegehna ibas ngalaken erbage  bage perbeben nggeluh.

Bagem me Paulus nehken ketedehen atena banci jumpa ras perpulungen si lit i Roma.

Senina ras turang ibas gelar Tuhan Jesus Kristus.

I tengah kegeluhenta paksa genduari enda, erbage kiniseran pe banci jadi sangana nderpa kita. Banci jadi erkiteken dampak Covid 19 si mempengaruhi kesehaten, perekenomian, persekolahan anak-anak pe arus melalui virtual si tentu saja membutuhken dana si bertambah asa si enggona sewaktu ia erlajar ku sekolah. Banci jadi pe kita kena PHK ibas ingan erdahin nari eriteken dampak Covid 19, usaha si menurun, melala turah perbeben ibas jabu. Enda kerina jadi kiniseran si paksa genduari sangana ialaken kita. Erkiteken dampak Covid 19 pe lanai kita sidahi-dahin amin gia sitedehen, lanai kita si salamen bagi si enggona, lanai kita bersentuhen.

I tengah kiniseran si igejapken kita paksa enda, kai si arus ilakoken kita? Bagi usihen si isehken Paulus man banta, emekap :

  1. Nehken Pujin/Kata Pergegeh

Enda banci ilakoken kita alu menggunaken ulih Teknologi Informasi  emekap melalui WA, SMS, Video Call, Telpon, Facebook, Youtube, rsd. Si sehken kerna kata pergegeh man senina turangta si deban. Banci si pakeken Kata Dibata, entahpe ende-enden puji, bagepe banci ka nge arah renungen Kata Dibata. Tek kita maka Kata Dibata si isehken bagepe kata pergegeh dingen ende-enden pujin tek kita  mpegegehi kalak si deban bagepe kita sendiri situhuna pe ngalaken kiniseran e.

2. Ertoto

Notoken dirinta, keluarganta, pelayanen gerejanta, pemerintahta bagepe kerina manusia segelahna tetap megegeh ibas ngalaken kiniseran bagepe tetap bertahan, sehat menjuah juah. Tetap setia erkiniteken man Tuhan. Bagi si isehken ibas Jakub 5:16b, “Pertoton kalak si benar ergegeh kel”.

3. Erdahin

Bagi Paulus si tetap setia erdahin nehken Berita Si Meriah amin gia ia ngalaken kiniseran, ibas kegeluhenta pe arus maka kita tetap erdahin. Arah pendahinnta banci si saksiken kuga Dibata tetap nampati kita ibas usaha pendahin si ilakoken kita seh maka tercukupi kebutuhen kegeluhen.

Bagem me kita ndalani kegeluhenta. Tetap membagun hubungen sosial si mehuli bagepe ngelakoken tanggungjawab sosialta alu nggeluh si sampaten, saling menguatkan. Guna sie banci sipakeken hasil teknologi informasi. Lanai kita nggeluh erbana-bana.

Tuhan masu masu kita kerina.

Pdr. Crismori Veronika Br Ginting Manik

GBKP Sitelusada

Suplemen PJJ : 1Korinti 2 : 13-16 ; Tgl 12-18 Juli 2020

(GBKP NJAYO)

1 KORINTI 2:13-16

DEWASA KEGELUHEN PERTENDIN

Senina ras turang ibas gelar Tuhan Yesus Kristus.

Dewasa emekap sada tingkaten si mabai kita dem kepentaren ibas menyikapi keadaan si terjadi. Kedewasaan labo iukur alu umur sekalak jelma, tapi kuga ia menyikapi sada masalah seh pe ku ndatken sada solusi si mehuli guna ndungi sada persoalen. Tapi, asa gendurai enda enterem denga manusia si secara umur enggo metua, tapi secara sikap bagi anak-anak denga. Emaka, nina Paulus ibas 1 Korinti 13:11, “Asum anak-anak denga aku, pengeranangku, perukurku, ras pengertinku bali ras anak-anak. Tapi kenca aku dewasa, kutadingken kerina biak anak-anak e”. Enda nuduhken man banta maka ibas kalak si dewasa lanai lit teridah sikap bagi sekalak anak-anak, sabab enggo ietehna membedaken siapai si mehuli bagepe siapai si jahat, rukur alu kritis bagepe ibas tindakenna si rasional, ertanggungjawab, mandiri, jadi sekalak “pemecah masalah” si pentar. Bagem me kerna sekalak si ikataken dewasa.

Arah bahan PJJnta enda, ateta erlajar kerna “Dewasa Kegeluhen Pertendin” i tengah tengah gerejanta GBKP si enggo njayo,

Senina ras turang ibas gelar Tuhan Yesus.

Paulus nuratken suratna man perpulungen si lit i Korinti erkiteken lit terjadi persoalen-persoalen kerna kegeluhen ras kiniteken Kristen ibas gereja si enggo ipanteki Paulus i kuta Korinti. Sanga si e, Korinti eme sada kuta si mbelin si iingani erbage-bage bangsa, jadi ibu kota propinsi Akhaya, jajahen Roma. Kuta e terkenal erkiteken perbinaganna, kebudayanna si megah, lagu langkah si la mehuli si enggo biasa, ras agama-agama si erbage-bage pe lit ibas kuta e. Itengah situasi si bage rupana me Paulus nehken Berita Si Meriah man kalak si lit i Korinti.

Kai saja dage si isehken Paulus man perpulungen I Korinti, khususna ibas 1 Korinti 2:13-16 ?

1.   Kebenaren Pertendin (ayat 13)

Dage asum iterangken kami kebenaren pertendin man kalak si enggo dewasa kegeluhen pertendinna labo kami ngerana alu kata-kata si iajarken kepentaren manusia, tapi alu kata-kata si iajarken Kesah Dibata.Ijenda, Paulus mpeseh man perpulungen i Korinti bagepe man banta kerina maka ibas ia nehken pengajaren kerna kebenaren pertendin e, Kesah Dibata nge si mabai ia ngasup mpesehkenca alu mehuli. Kebenaren pertendin si isehken Paulus emekap kerna keselamaten manusia si pusatna emekap Kristus Yesus (2:2,5). Erkiteken kuasa Kesah Dibata me maka kebenaren pertendin e banci isehken man manusia. Dibata nehken kebenarenNa emekap man kalak si enggo tek dingen ipilihNa alu kuasa KesahNa. Bas ia lit kepentaren Dibata, si mabai ia ngasup ngaloken kerna Yesus Kristus me dalan keselamaten e. Kepentaren Dibata  petembil ras kepentaren manusia si asalna i doni enda nari emekap kepentaren doni, si labo ngasup ngaloken maka Yesus Kristus me dalan keselamaten e.

2.   Dewasa Kegeluhen Pertendin (ayat 14-15)

Tapi kalak si la lit ibas ia Kesah Dibata, labo ngaloken kasa kai si asalna ibas Kesah Dibata nari. La ia ngasup ngangkasa……….. Kalak si enggo dewasa kegeluhen pertendinna, ngasup ia ertimbang kerna kai pe….Paulus ngajarken man banta kerna kuga Kesah Dibata si lit ibas kegeluhen sekalak si tek nandangi kebenaren pertendin. Kalak si la lit ibas ia Kesah Dibata, labo ia ngaloken kasa kai si asalna ibas Kesah DIbata nari, ertina ia la ngaloken kebenaren pertendin e, la ia ngaloken maka Yesus Kristen me dalan keselamaten man manusia si tek bana. Engkai ? Erkiteken ibas kegeluhenna la lit Kesah Dibata, ia nulak kasa kai si rehna ibas Dibata nari, kegeluhenna  erpalasken kepentaren doni si mabai ia nggeluh pe bagi sura-sura doni enda. Kalak si nggeluh sue ras sura-sura doni enda, teridah ibas kegeluhenna “sician-cianen, bagepe mpeturah perubaten” (3:3), erlagu langkah si la mehuli (1 Korinti 5).

Tapi kalak si enggo dewasa kegeluhen pertendinna, ngasup ia ertimbang kerna kai pe. Enda me kap biak sekalak si enggo dewasa : sabab enggo ietehna membedaken siapai si mehuli bagepe siapai si jahat, rukur alu kritis bagepe ibas tindakenna si rasional, ertanggungjawab, mandiri, jadi sekalak “pemecah masalah” si pentar. Alu bage, sekalak si dewasa kegeluhen pertendinna maba kegeluhen si lit ibas kedamen, sebab ia enggo nggejapken perdamen si isehken Jesus Kristus si enggo nelamatken ia ibas dosa-dosana nari.

3.   Perukuren Kristus (ayat 16)

Ise kin meteh perukuren Tuhan ? Isekin ngasup ngajarken IA ? Tapi ibas kita lit kap perukuren Kristus.Ibas kita lit perkuren Kristus ertina alu penampat Kesah Dibata e, ngasup kita ngangkai kerna peratenNa ibas kegeluhenta, engkelengi bagi Kristus engkelengi. Bagi si isuratken ibas Filipi 2:5-8, ikataken maka :Perukurenndu bali min ras perukuren Kristus Jesus: Aminna gia tetap lit i bas Ia biak Dibata, erkuasa dingen ermulia Ia bali ras Dibata, tapi si enda la IpertahankenNa. Arah ukurna jine ItadingkenNa kerina si lit i bas Ia. Jadi seri Ia ras manusia; nggeluh bagi sekalak juak-juak. Janah teridah bagi sekalak jelma. Meteruk UkurNa, janah patuh Ia man Dibata seh matena pe; eme mate i kayu persilang. Ijenda icidahken man banta biak Kristus si dem alu kiniteruken ukur, bagem me pe ibas kegeluhen kalak si tek man Tuhan, dem kiniteruken ukur.

Senina ras turang ibas gelar Tuhan Jesus Kristus,

Kita selaku ngawan ni perpulungen GBKP, emekap persadan kalak si tek man Tuhan, maka ibas kegeluhenta pe lit nge perukuren Kristus si dem alu kiniteruken ukur. Enggo 79 tahun GBKP Njayo (23 Juli 1941-23 Juli 2020), ertina GBKP enggo dewasa, enggo mandiri. Mulai paksa si e GBKP terus berjuang guna banci mandiri secara teologi, daya bagepe ibas pendanaanna.  Kemandirian gerejaadalah suatu upaya bersama yang dilakukan secara terus menerus memperkembangkan segala kemampuan atau potensi yang dimilikinya dan dipergunakan secara bebas dan bertanggung jawab bagi persekutuan, pelayanan dan kesaksian.Kemandirian berarti memiliki kepribadian yang dapat berdiri sendiri dalam hubungan langsung dengan Kristus sebagai sumber segalanya. Ketergantungan kepada Kristus ini yang kemudian membawa kepercayaan orang ada “Kesatuan Iman” (Ef.4: 13) untuk saling membantu dalam menciptakan kemandirian, baik antar sesama , satu gereja dengan gereja yang lain, baik di dalam maupun di luar negeri .

Guna mendukung GBKP Njayo enda, tentu saja arus i dukung ngawan ni perpulungen GBKP si dewasa ibas kegeluhen pertendin, muat bagin alu mehuli ibas kegeluhen gereja, ernanam man jelma si enterem, jenari nehken pujin kemulian man Dibata. Ibas ngawan ni perpulungen GBKP enggo dewasa ibas erkiniteken maka lanai lit teridah sikap bagi sekalak anak-anak, sabab enggo ietehna membedaken siapai si mehuli bagepe siapai si jahat, rukur alu kritis bagepe ibas tindakenna si rasional, ertanggungjawab, mandiri, jadi sekalak “pemecah masalah” si pentar. Lanai lit “sician-cianen, bagepe biak si mpeturah perubaten, lanai lit lagu langkah si la mehuli.  Bagem me kerna sekalak si ikataken dewasa. GBKP pe njayo baik secara daya (ngawan perpulungen), dana (encukupi kerina kebutuhen si mendukung pelayanen si lit i tengah GBKP) ras teologina (emekap teologi si muncul ibas budaya Karo nari si gelari pe budaya kontekstual).  Selamat GBKP Njayo 79 Tahun (23 Juli 1941-23 Juli 2020).

Pdt  Chrismori  Veronika br Ginting

GBKP Rg Sitelusada 

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate