Suplemen PJJ : Tgl 20 – 26 September 2020 ; 2 korinti 6 : 3-10

Ogen           : 2 Korinti 6:3-10

Thema         : Serayaan Si Megenggeng (SDM Serayaan)

 Pengantar

          Tema PJJ ini dalam bahasa Indonesia kami terjemahkan sebagai hamba Tuhan yang Setia. Kata Ibrani hamba adalah eved/ eyed/ ebed yaitu budak, hamba, pelayan yang berarti seseorang yang bekerja untuk keperluan orang lain, untuk melaksanakan kehendak orang lain; pekerja yang menjadi milik tuannya. Dalam kehidupan keagamaan dipakai untuk menunjukkan kerendahan diri seseorang di hadapan Allah. Phrasa Hamba Tuhan yang cukup terkenal dapat kita temukan di nubuatan kitab Yesaya, Hamba Tuhan yang menderita. Sebagian besar penafsir sepakat bahwa Hamba Tuhan yang dimaksud dalam nubuat tentu digenapi dalam diri Yesus Kristus.

          Paulus menyebut dirinya sebagai teman-teman sekerja, bahwa setiap orang yang memberi diri untuk memberitakan Injil, untuk melayani maka akan menerima gelar rekan sekerja Allah. Bekerja bagi kemuliaan Allah, menjadi rekan sekerja Allah tetapi melakukan kehendakNya, menjadi alatNya saja, walau demikian jika rekan sekerja tersebut setia maka Allah akan memberkati dan pelayanannya pasti membuahkan hasil. Karena itu setiap pribadi yang memberi diri untuk melayani Tuhan, memberitakan Inil, menjadi rekan sekerja Allah dan dapat disebut sebagai hamba/ pelayan Tuhan (untuk melaksanakan kehendak Tuhan; pekerja yang menjadi milik tuanNya). Ini lah bentuk pekerjaan yang terhormat, membutuhkan kesetiaan dan ketekunan, dan mereka yang melakukannya dengan benar tentu pantas dihormati.

ISI

          Paulus memberi tahu  para pembaca suratnya tentang cara dia melayani supaya dapat diteladani. Pertama-tama menekankan bahnwa setiap hamba Tuhan harus bersikap hati-hati, supaya tidak membuat orang lain tersandung, sehingga bias menghalangi keberhasilan pemberitaan Injil. Paulus sendiri dalam pelayanannya sangat berhati-hati supaya tidak menyinggung baik orang Yahudi dan yang bukan Yahudi, karena tentu saja akan ada pihak yang akan mengambil kesempatan (guru-guru palsu) untuk mempersalahkannya dan lebih buruk ketidak hati-hatian tersebut dapat membuat orang yang imannya lemah tersandung, melakukan kesalahan bahkan melukai orang lain. Karena itu para pelayan Tuhan harus berhati-hati supaya tidak melakukan hal yang dapat memunculkan tuduhan negative terhadap pelayanannya, karena yang dicela nantinya bukan saja si pelayan tapi juga Tuhan sang empunya pelayanan. Karena itu jika seorang hamba Tuhan ingin mendapatkan rasa hormat atas panggilannya maka ia harus hidup dengan cara yang dituntut oleh panggilan tersebut dan kemudian penghormatan akan mengikuti.

          Pelayan/ hamba  Tuhan harus senantiasa menunjukkan karakternya yaitu

-          Kesabaran dalam penderitaan, sudah menjadi nasib para hamba Tuhan untuk sering mengalami berbagai kesulitan karena itu haruslah memiliki kesabaran yang besar. Rasul Paulus mengalami secara langsung berbagai kesukaran hidup dalam pelayanan; bagaimana dia hidup tidak nyaman, kekurangan kebutuhan pokok, hidup dalam tekanan, berada ditengah pergolakan yang menentangnya, dipenjara, dicambuk, kerap tidak tidur dan berpuasa. Akan lebih mudah mengkhotbahkan tentang kesabaran kepada jemaat, daripada menunjukkan semangat yang benar saat mengalami penganiayaan dan penderitaan. Namun teladan hamba Tuhan yang bertahan dengan baik saat penderitaan merupakan khotbah yang paling baik, inilah yang Rasul Paulus lakukan. Kesabaran akan membuat para hamba Tuhan bertahan dari segala jenis penderitaan.

-          Bertindak berdasarkan pedoman-pedoman yang baik. Rasul Paulus tidak bertindak sesuka hatinya tapi ada pedoman yang dipegannya yaitu kemurnian hati, motivasi melayani  yang bersih dari dosa (kalau konteksnya kota Korintus tentu saja berkaitan dengan kemurnian/ kesucian dari dosa seksual); pengetahuan, maksudnya pelayanan janganlah asal dan sekedarnya namun harus didukung informasi yang memadai dan tentu saja dengan akal yang sehat; kesabaran dan kemurahan hati, tidak mudah terprovokasi namun dapat bertahan dalam sabar menghadapi kekerasan hati dan perlakuan yang buruk orang lain bahkan berusaha melakukan hal baik bagi mereka; melakukan pelayanan dalam pimpinan Roh Kudus, hamba Tuhan harus memiliki buah-buah Roh, Gal 5:22-23; kasih yang tidak munafik, para hamba Tuhan haruslah mengasihi jemaatnya karena kasih merupakan jalan masuk hamba Tuhan kedalam hati dan hidup jemaat; mengandalkan kebenaran dan kekuasaan Allah, bukan kebenaran pribadi dan koneksi jejaring tapi Roh Kudus; menggunakan senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela, senjata untuk menyerang adalah pedang Roh (Ef 6:17) dan senjata membela adalah perisai iman (Ef 6:16);

-          Setia menjalani pelayanan yang akan sangat menguji karakter pribadi para hamba Tuhan. Perlakuan terhadap hamba Tuhan yang memberitakan Injil akan sangat beragam, ada saat dihormati – dihina, diumpat dan dipuji, ada saat dianggap sebagai penipu – ada saat dipercayai, ada saat tidak ada yang mengenal – ada saatnya dikenal banyak orang, ada saat hampir mati namun saat bersamaan menerima hidup, ketika menerima siksa namun tidak mati, berdukacita namun senantiasa bersukacita, sendirinya miskin tapi membagi berkat dan memperkaya banyak orang, menjadi orang tak bermilik sekali pun memiliki segala sesuatu. Rangkaian situasi yang kontradiksi dipaparkan Paulus dan mengakhirinya dengan kalimat memiliki segala sesuatu yang mengingatkan kita pada rangkaian ucapan bahagia , Mat 5:5, “Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi”, bahwa yang memiliki segala sesuatu bukan orang hebat tapi orang yang lemah lembut. Injil ketika diberitakan dengan setia dan diterima sepenuhnya maka kondisi ini merupakan situasi paling membahagiakan dan penuh berkat bagi hamba Tuhan. Para hamba Tuhan harus berusaha dan bertindak seturut karakternya sehingga Tuhan dimuliakan dan Injil diterima, tidak terlalu memusingkan apakah diri mereka dalam keadaan dihormati atau tidak, apakah dipuji atau dihina oleh dunia dst.

Karakter hamba Tuhan tersebut diatas mungkin dianggap bodoh oleh dunia namun itu jalan yang harus dilewati para hamba Tuhan dan membuktikan bahwa dirinya layak di hadapan Allah. Standar kualitas rohani tersebut diatas ada pada diri Rasul Paulus secara konsisten dan tentu berlaku juga bagi semua orang yang terlibat dalam melayani Tuhan terutama para pendeta, vicaris, pertua, diaken di GBKP. Apa pun peranan kita lakukanlah dengan segenap hati karena kita melakukannya untuk Tuhan bukan untuk manusia.

Aplikasi

Ø  Sebagai hamba Tuhan jangan lah kiranya menjadi batu sandungan diantara jemaat baik dalam perkataan, prilaku bahkan cara berpikir.  Keberadaan hamba Tuhan kiranya memotivasi jemaat untuk menyembah Tuhan.

Ø  Sebagai hamba Tuhan yang perlu diutamakan adalah Tuhan, sehingga dalam melayani biarlah kita semakin tidak terlihat namun Tuhan semakin dimuliakan.

Ø  Karakter sebagai hamba Tuhan seperti yang dipaparkan diatas adalah “perayakenta”. Kualitas sumber daya serayaan Tuhan tidak ditentukan oleh tingginya pendidikan semata, tidak juga ditentukan oleh banyaknya harta dan tingginya jabatan tapi dari konsistensinya dalam berkarakterkan sebagai hamba Tuhan dan komitmen dalam pelayanan.

Ø  Jemaatyang menerima pelayanan juga kiranya tidak hanya memandang pelayan tersebut dalam kekurangannya, karena tentu tidak ada manusia yang sempurna tapi arahkan pandangan pada Injil yang diberitakan pada tuhan sang empunya pelayanan.

          Pdt Erlikasna br Purba

GBKP Rg  Denpasar Bali

Suplemen PJJ : Tgl 13 – 19 September 2020 ; Epesus 4 : 13-15

Ogen : Epesus 4:13-15

Tema : Dewasa Ras Serta Ibas Kristus (SDM Pengurus)

Pengantar

          Dewasa bias dilihat dari beberapa aspek namun secara umum disebutkan pada segala organism yang telah matang, biasanya yang merujuk pada manusia berarti bukan lagi anak-anak namun yang telah menjadi pria dan wanita. Dari aspek biologi didefenisikan berarti sudah akil balik; dari sudut pandang hokum berarti sudah 16 tahun keatas atau sudah menikah; menurut UU Perkawinan 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita. Dalam bidang psikologi, dewasa adalah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan dan yang berakhir pada usia tigapuluhan tahun, ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi , pemilihan pasangan, masa perkembangan karir dan lainnya. Pandangan ini bias saja saling kontra karena seseorang bias saja dewasa secara usia biologis tapi tidak memiliki prilaku dewasa dan sebaliknya. Kedewasaan lebih banyak berkenaan tentang sifat, karakter dan komitmen seumur hidup.

          Kedewasaan penuh dalam dalam Kristus, berarti kedewasaan yang dimaksud haruslah bersifat holistic yang diawali oleh iman kemudian berdampak pada seluruh lini kehidupan umatNya.

ISI

Surat kepada jemaat di Efesus dituliskan Rasul Paulus, ketika dia dipenjara karena Kristus di Roma. Tujuan penulisan surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17, dengan tekun dia berdoa sambil merindukan agar pembaca suratnya bertumbuh dalam iman, kasih dan hikmat untuk mengenal Kristus lebih dalam lagi. Bagian yang akan menjadi pembahasan kita ada di bagian pasal 4 – 6 yang berbicara tentang arahan-arahan praktis tentang keselamatan yang diwujudnyatakan dalam kehidupan pribadi, keluarga juga dalam kehidupan persekutuan. Dalam Ef 4:1, kembali Paulus menyebutkan dirinya sebagai orang yang dipenjarakan karena Tuhan, dai menyebutkan ini berulang kali bahwa ia tidak malu dengan situasi yang

Keselamatan dalam Yesus Kristus meng-eratakan kesatuan jemaat yang berasal dari latar belakang yang berbeda dan juga memiliki karunia yang berbeda-beda. Istilah kesatuan iman yang dipakai Rasul Paulus untuk merealisasikan kesatuan dalam keberagaman sesuai konteks penerima suratnya yaitu orang Yahudi dan yang bukan Yahudi. Kesatuan didalam tubuh Kristus namun dalam kesatuan tersebut masih juga memelihara keberagamaan individu dalam karunia roh yang berbeda. Sehingga perbedaan yang ada tidak menyebabkan perpisahan dan tidak akan mencederai persekutuan.

Kesatuan iman tersebut adalah satu dalam pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Bahwa Tuhan Yesus merupakan Tuhan dan juru selamat yang diakui oleh seluruh umat. Yang menyatukan ialah iman kepada Tuhan Yesus, dan kata pengetahuan yang dipakai Paulus bukan sekedar pemahaman intelektual namun lebih dalam dari itu yaitu kebergantungan penuh pada pada iman yang diwujudnyatakan dalam perjalanan hidup. Kristuslah yang menyatukan bukan dogma bukan pandangan politik dan bukan ritual. Dalam Kristus kita yang plural menjadi satu.  Kedewasaan penuh (KJV, perfect man) ketika kita sanggup hidup bersatu dalam keberagaman, sebaliknya yang tidak dapat menerima kepelbagaian adalah tanda ketidakdewasaan. Menolak perbedaan adalah sikap kekanak-kanakkan dan ketika gereje semakin bertumbuh dewasa maka kita akan semakin meninggalkan sikap kekanak-kanakkan tersebut. Kedewasaan penuh memakai bentuk tunggal bukan jamak yang berarti Paulus  kembali menekankan tentang banyaknya anggota namun tetap satu tubuh Kristus. Tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, bahwa setiap umat harus terlebih dahulu menjadi dewasa penuh dan umat yang dewasa penuh tersebut akan membentuk persekutuan  dengan tingkat kepenuhan Kristus. Setiap individu harus terlebih dahulu memiliki kedewasaan iman dalam Kristus, yaitu ketika seseorang menemukan dirinya semakin tertarik memperbaiki diri demi kebaikkan diri sendiri dan orang-orang disekitarnya untuk memuliakan Kristus dan untukk mencapai kepenuhan dalam Kristus dalam persekutuan orang percaya.

Metafora anak-anak dipakai untuk kembali memperlihatkan sikap dewasa yang merupakan kebalikan dari karakter anak-anak yaitu gampang terombang-ambingkan/ dipengaruhi. Matius 18 :2-3 kita menemukan anak-anak digambarkan sebagai penurut, lemah lembut dan bebas dari ambisi kesombongan dan keangkuhan. Tapi anak-anak juga memiliki karakter lain selain kesederhanaan dan kepatuhan yaitu mereka sering berubah pikiran. Paulus dalam hal ini mengangkatkan karakter anak yang seringkali berubah-ubah untuk ditinggalkan oleh umat dan menjadi dewasa iman dalam menjalani hidup.

Pondasi kuat orang percaya adalah Kristus yang adalah kepala gereja. Satu kebenaran yang mempersatukan umat, kebenaran yang mengajarkan kasih kepada Tuhan dan kepada sesame. Kebenaran untuk diucapkan/ diberitakan, kebenaran yang sederhana untuk menghindarkan kita dari kesalahan dan kesulitan hidup (yang sederhana saja jangan dibuat rumit). Setiap perkataan dan pernyataan adalah kebenaran yang berdasar pada iman dan kasih bukan berdasar pada kepentingan dan keinginan pribadi atau golongan. Kebenaran harus diucapkan dalam kasih. Kebenaran terkadang disampaikan dengan cara kasar, sindiran, amarah namun dalam kedewasaan iman kita akan mampu menyatakan kebenaran dalam kasih yang tulus, yang akan menyegarkan jiwa dan yang menerimanya akan merasakan ketulusan kita.

Aplikasi

Ø  Setiap jemaat harus berproses untuk bertumbuh dalam iman menuju kedewasaan iman.

Ø  Kedewasaan iman akan tampak dalam karakter hidup orang percaya yaitu menghargai perbedaan, teguh dalam memegang kebenaran, menyatakan kebenaran dengan kasih.

Ø  Dalam kaitan SDM Pengurus dalam gereja maka hal yang paling penting adalah kedewasaan iman. Dalam organisasi gereja yang diutamakan adalah pelayanan, maka setiap pengurus hendaknya melakukan pelayanan yang mewujudnyatakan kedewasaan beriman yang terlihat dalam kualitas hidup yang berprinsip, rendah hati dan mau belajar juga dapat bekerjasama.

Ø  Sebagai pengurus dalam organisasi gereja tentu seringkali ada perbedaan pendapat dan untuk mengelola perbedaan tersebut para pengurus harus memiliki kedewasaan iman. Perbedaan pendapat dapat diolah untuk mendatangkan kebaikkan bagi seluruh anggota dalam organisasi tersebut.

Ø  Perbedaan pendapat dapat juga dipakai si iblis untuk memecah belah umat Tuhan karena itu cara terbaik untuk kita dapat membentengi diri adalah dengan selalu hidup dekat dengan Tuhan, berdoa dan membaca firman supaya kita mengetahui kebenaran yang datangnya dari Tuhan dan tetap berpegang teguh pada kebenaran tersebut.

Ø  Sebagai pengurus dan anggota harus senantiasa saling mendukung dengn cara menyatakan kebenaran jika ada ditemukan kesilapan atau kesalahan. Namun perlu diingat untuk selalu menyatakan kebenaran dengan kasih.

Pdt Erlikasna br Purba

GBKP Rg  Denpasar Bali

Suplemen PJJ ; Efesus 2 : 8-10 ;Tgl 26 Juli -1 Agustus 2020

(Ngelitken ras Merawat Inventaris Gereja)

Nats   : Efesus 2:8-10

Tema  : Ngerencanaken Ras Ndahiken

Ibas 79 Tahun GBKP NJayo,  melala kel tuhu perkembangan-perkembangan si terjadi. Wilayah pelayanan semakin luas ibarengi alu pembangunan-pembangunan gedung gereja. Enda tuhu sada prestasi si luar biasa, si banci siidah wilayah pelayanan GBKP.  Tentu kerina enda banci terjadi erkiteken lit sada dasar sinteguh sierbahanca maka GBKP banci berkembang dari waktu ke waktu.

Enda me siitekanken  Rasul Paulus ibas suratna man perpulungen Efesus, alu ngajuk ndalaniken sura-sura Dibata ibas kegeluhen guna persadan manusia ibas Jesus Kristus. Jadi lit 2 point penting eme ibas kegeluhen eme Nggeluh ibas persadan ras Sura-sura Dibata/Kiniteken. Ituriken Paulus maka persadan e banci jadi erkiteken Dibata Bapa enggo milih bangsaNa, ngalemisa ras mbebaskenca arah Jesus Kristus AnakNa. Emaka  Perikop bahan PJJ nta pe nuriken kerna perubahan kecibal  ibas kematen ku kegeluhen.  Dosa erbahanca manusia kehilangen kegeluhennna, tapi Dibata arah Yesus Kristus ngangkatken manusia ibas kematen nari bengket ku bas kegeluhen si rasa lalap. Kerina e jadi erkiteken lias ate Dibata sierbahanca kita terkelin, iepeke Dibata kita, ipekundulNa kita ras Ia guna sada tujun eme gelah reh ngasupna kita ngidah kiniulin Dibata ibas Jesus Kristus man banta. Lias ate Dibata nge sierbahanca kita selamat labo erkiteken perbahanenta. Jadi perbahanenta eme buah ibas kita nggejapken lias ate Dibata  si enggo leben nelamatken kita. Lit sada kuan-kuan nina “tidak ada konsep Moral tanpa Agama”. Contohna, Aku mengasihi karena iman. Ketika kita mengasihi tanpa iman, berarti aku mengasihi untuk kepentingan diriku sendiri.  Jadi iarapken pe maka lias ate Tuhan jadi palas ibas ndalani kegeluhen ibas kiniersadan. Aminna pe berbeda suku, latar belakang, kebiasaan tapi kerina enggo irakut alu lias ate Tuhan sebagai anak-anak si enggo iselamatken,  sienggo ipilih guna ndahiken dahin-dahin si mehuli sienggo leben irencanaken Tuhan, guna sidahiken. Jadi mari sicidahken kinitekenta ras lias ate Dibata sienggo sialoken e alu muat bagin ibas dahin Tuhan, eme ngelitken ras merawat inventaris gereja. Adi sinen nominal aset-aset gereja  sebagian besar totalnya mencapai miliyaran rupiah, si e pe ndube ilitken sebagai ulih nggeluh ibas kiniersadan.  Kerina mpersada gegeh aminna pe labo seri gegehta. Tapi melala denga kel siidah kurangna kesadarenta guna njagai ras merawat.  Tentuna adi lit barangnta simeherga labo mungkin siampar-amparken, tapi pasti sijagai ras siperdiateken.  Tapi mekatep enda la teridah ibas kecibal nandangi rumah pertotonta bagepe kerina inventaris si lit. Mungkin karena ini milik bersama she maka kita kurang merasa memiliki, piah sidalih-dalihen (enggo lit tim inventaris, koster, rsdna). Semestinya  ibas perawaten pe harus menjadi gerakan bersama ibas sada persadan. Emaka tetaplah sibuat baginta aminna pe sitik/kitik tapi ula sempat ketadingen kita ibas dahin ngelitken ras merawat inventaris gerejanta. Alu pengarapen, arah perbahanenta e, teridah kinitekenta sebab kerina enda guna pujin man Tuhan.  

Pdt Sripinta br Ginting

Rg GBKP Cileungsi

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate