Khotbah Roma 8:8-25 (Antiphonal), Minggu 16 Agustus 2015
Invocatio :
Aku akan mengangkat kamu menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, Tuhan, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir. Dan Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah telah Kujanjikan memberikannya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan Aku akan memberikannya kepadamu untuk menjadi milikmu; Akulah Tuhan." Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu (Keluaran 6:6-8)
Ogen :
Keluaran 15:19-21 (tunggal)
Tema :
Dimerdekakan untuk memerdekakan
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,,,,
Puji syukur kepada Tuhan atas kemerdekaan bangsa kita yang telah dijalani selama 70 tahun dan esok sebagai puncak peringatan hari kemerdekaan RI yang kita cintai.
Tema kita dimerdekakan untuk memerdekakan. Merdeka artinya (kbbi) , bebas dari perhambaan, penjajahan, berdiri sendiri, lepas dari tuntutan, tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu. Dimerdekakan berarti di bebaskan dari perhambaan, penjajahan dan tuntutan agar tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu. Memerdekakan berarti menjadikan merdeka, membebaskan, melepaskan dari penjajahan, memberikan kebebasan.
Khotbah II Samuel 12:1-12 (Tunggal), Minggu 9 Agustus 2015
Invocatio :
Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan,
kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran (Kolose 3:12)
Ogen :
II Samuel 12:1-12 (Tunggal)
Thema :
Manusia Yang Baru
Saudara/I yang dikasihi Tuhan Yesus,
Pada bagian nas kita yang tentunya tidak dapat terlepas dari ayat sebelumnya Paulus secara tegas mau
mengingatkan setiap orang percaya dalam hal ini jemaat Kolose bahwa indikator orang yang telah dibangkitkan[1] bersama Kristus akan mencari dan memikirkan perkara yang di atas, dimana Kristus
ada, duduk di sebelah kana Allah (ayat 1, 2). “Mencari perkara yang di atas” sehubungan dengan ayat ini a
dalah perkara yang ada di surga. Perkara yang di surga berarti perkara sehubungan dengan hal-hal sorgawi yaitu kebenaran dan kekudusan. Disebutkan juga agar dicari dan dipikirkan. Dicari berarti mencari dengan terus-menerus (bd.Yesaya 55:6) karena ada kesadaran bahwa yang dicari itu sangat penting dan menentukan kemana akhirnya setelah kehidupan ini. Kemudian kata “pikirkan”. Ada ungkapan mengatakan “apa yang engkau pikirkan itulah yang engkau akan dikerjakan” atau dengan kata l
ain semua tindakan yang kita lakukan adalah akibat langsung dari apa yang kita pikirkan. Itulah sebabnya Paulus mengingatkan jemaat agar memfokuskan pikiran-pikirannya kepada perkara yang di surga bukan perkara-perkara di duniawi. Sebagaimana disebutkan dalam ayat 5 perkara-perkara duniawi a
dalah percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala dan semuanya itu mendatangkan murka Allah, juga dalam ayat 8 seperti marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu, termasuk juga saling mendustai
(ayat 9a).
Khotbah Ezra 8: 15-20, Minggu 2 Agustus 2015
Invocatio :
Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya
Bacaan :
Zakharia 14: 20-21
Thema :
Mencintai dan Mengembangkan Rumah Ibadah (Gereja) / Engkelengi Dingen Mpekena-kena Rumah Pertoton
Pengantar
Paulo Coelho, seorang penulis ternama, diundang ke sebuah kuil Zen Buddha yang lokasinya di tengah hutan luas. Setibanya di sana, ia terheran-heran karena bangunan yang luar biasa indah itu berdiri persis di samping sebuah lahan kosong yang luas. Ia bertanya pada pengurus tempat itu untuk apa lahan kosong itu. Beginilah penjelasannya:
“Di sinilah kami akan membangun kuil berikutnya. Tiap dua puluh tahun sekali, kami merobohkan kuil yang anda lihat ini, lalu kami bangun kembali di lahan sebelahnya. Dengan demikian, para biksu yang telah mendapatkan pelatihan sebagai tukang kayu, tukang batu, dan arsitek, bisa tetap mempraktikkan keterampilan-keterampilan mereka dan menurunkannya kepada para murid. Selain itu, ini berguna untuk menujukkan pada mereka bahwa tidak ada yang kekal dalam kehidupan ini, bahwa kuil-kuil sekalipun perlu terus menerus diperbaiki.”
Tentu ada beberapa pesan yang bisa kita petik dalam kisah diatas, salah satunya adalah mengenai pentingnya penghargaan kita terhadap tempat ibadah. Sama seperti kuil kaum Zen Buddha tersebut, gedung gereja pun memerlukan perbaikan terus menerus.