Khotbah II Samuel 12:1-12 (Tunggal), Minggu 9 Agustus 2015

Invocatio :

Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan,
kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran (Kolose 3:12)
 
Ogen :
II Samuel 12:1-12 (Tunggal)
 
Thema :
Manusia Yang Baru
 

 

Saudara/I yang dikasihi Tuhan Yesus,
Pada bagian nas kita yang tentunya tidak dapat terlepas dari ayat sebelumnya Paulus secara tegas mau 
mengingatkan setiap orang percaya dalam hal ini jemaat Kolose bahwa indikator orang yang telah dibangkitkan[1] bersama Kristus akan mencari dan memikirkan perkara yang di atas, dimana Kristus 
ada, duduk di sebelah kana Allah (ayat 1, 2). “Mencari perkara yang di atas” sehubungan dengan ayat ini a
dalah perkara yang ada di surga. Perkara yang di surga berarti perkara sehubungan dengan hal-hal sorgawi yaitu kebenaran dan kekudusan. Disebutkan juga agar dicari dan dipikirkan. Dicari berarti mencari dengan terus-menerus (bd.Yesaya 55:6) karena ada kesadaran bahwa yang dicari itu sangat penting dan menentukan kemana akhirnya setelah kehidupan ini. Kemudian kata “pikirkan”. Ada ungkapan mengatakan “apa yang engkau pikirkan itulah yang engkau akan dikerjakan” atau dengan kata l
ain semua tindakan yang kita lakukan adalah akibat langsung dari apa yang kita pikirkan. Itulah sebabnya Paulus mengingatkan jemaat agar memfokuskan pikiran-pikirannya kepada perkara yang di surga bukan perkara-perkara di duniawi. Sebagaimana disebutkan dalam ayat 5 perkara-perkara duniawi a
dalah percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala dan semuanya itu mendatangkan murka Allah, juga dalam ayat 8 seperti marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu, termasuk juga saling mendustai
(ayat 9a).
 
Dalam ayat 11 Paulus juga menyinggung masalah status seseorang dalam persfektif kekristenan adalah lama sebab Kristus adalah segala-galanya dan Ia bersatu dengan mereka semuanaya. Oleh karena itu in
dikator bahwa seseorang sudah mengenakan manusia baru berarti juga tidak lagi membeda-bedakan 
seseorang berdasarkan suku bangsa, status sosial sebab semua sama yakni sama-sama orang yang 
telah mati dan dibangkitkan bersama Kristus menjadi manusia baru.
 
Pertanyaannya sekarang adalah apakah kita sudah mengenakan manusia baru? Apakah cerita ini sudah 
dapat dikatakan bapak ini manusia yang baru? Ada seorang bapak yang bernama Ngaku Sembiring. Dia d
ari kandungan sudah menjadi Kristen dan sekarang usiaanya 59 tahun, dalam suatu PJJ (Perpulungen 
Jabu-Jabu/Kebaktian keluarga) Bpk. Ngaku Sembiring bersaksi “aku setahun terakhir ini sudah berbeda d
ari sebelumnya, kalau sebelumnya aku mudah kali teringgung dan marah sekarang tidak lagi. Aku sudah dapat menerima orang apa adanya”. Kebetulan disampingnya ada seorang bapak bernama labobage Tarigan mendengar kesaksian Bpk. Ngaku Sembiring langsung menyeletuk “baguslah kalau begitu, tapi masalahnya akhir-akhir ini kam yang sering membuat aku tersinggung”.
 
Benar, untuk tetap menjadi manusia baru bukanlah suatu yang mudah dan gampang. Mengandalkan kekuatan kita itu mustahil. Daud dalam pembacaan kita ternyata jatuh juga ke dalam dosa. Dalam ayat 
9 disebutkan dosa Daud, namun jika kita baca keseluruhan 2 samuel 12 Allah mengampuni dosa Daud 
setelah ia mengaku dosa. Jadi yang dapat kita lakukan adalah mengaku dosa, mengaku kelemahan/keterbatasan dan memeberikan diri dipimpin oleh Roh Kudus Tuhan. Perhatikanlah ayat 10 
“dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan 
yang benar menurut gambar Khaliknya”. Dalam ayat ini ada kata “yang terus-menerus diperbaharui”, jelas bukan oleh kita tetapi oleh Allah di dalam Roh KudusNya dengan maksud agar kehidupan manusia 
baru kita teraktualisasi dalam kehidupan kita hari lepas hari semakin menyerupai gambar KalikNya/Kristus (Adam ke dua) yang adalah pemulihan dari kegagalan Adam pertama di taman Eden[2]. Ini berarti bahwa orang-orang percaya bukan saja telah mengenakan sifat-sifat yang baru namun 
sedang mengalami suatu perubahan psikologis yang pada saat parousia Kristus, yakni pada kedatangan-Nya yang kedua kali, akan kelihatan dalam kesempurnaannya[3].
 
Dalam Galatia 5:17-26 Paulus juga mengingatkan bahwa manusia dalam dirinya ada dua kekuatan yang 
saling berlawanan yakni keinginan daging (manusia lama) dan keinginan Roh (manusia baru). Tentu kita 
mau manusia baru kita yang menang. Bagaimana caranya? Ada satu ilustrasi judulnya anjing putih dan 
anjing hitam.
 
Pada satu hari seorang pendeta yang baru ditempatkan dalam suatu jemaat mengadakan perkunjungan. 
Hari itu ia mengunjungi jemaatnya yang berdomisili dipinggiran kota. Ketika pendeta ini sampai di depan 
rumah dua ekor anjing keturunan herder hitam dan putih yang sangat besar dan sama besar menyambutnya dengan gonggongan yang menggetarkan. Ketika jemaat ini melihat pendetanya datang berkunjung ia menyambutnya dengan penuh sukacita karena pendetanya tidak hanya mengunjungi jemaat yang ada di tengah kota saja. Setelah beramah tamah, pendeta ini bertanya tentang anjing tersebut. Pak, pernahkah anjing tersebut berkelahi dan anjing yang mana menang? Pernah pak, kata sang jemaat, hanya saja kadang anjing yang berwarna putih yang menang kadang anjing yang berwarna hitam, tergantung mana yang lebih banyak saya beri makan.
 
Mendengar penjelasan tersebut pendeta mengangguk-angguk. Dia mengingat apa yang disampaikan rasul Palus dalam Galatia 5 tentang keinginan daging dan keinginan roh dimana dua keinginan ini berlawanan satu dengan yang lain, ibarat anjing hitam dan putih. Anjing warna hitam mewakili keinginan daging (manusia lama) dan anjing warna putih mewakili keinginan Roh (manusia baru). Kalau kita mau 
manusia baru kita yang menang berilah makanan lebih banyak dengan mencari dan memikirkan perkara-
perkara rohani/sorgawi dengan aktualisasi memperbanyak kesempatan dan waktu membaca Firman Tuhan, berdoa, aktif mengikuti kegiatan-kegiatan gereja dan melakukan FirmanNya dengan hidup menegenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran (Invocatio) 
dan sebaliknya dari hal tersebut misalnya bergaul dengan orang yang tidak takut akan Tuhan, pasti 
hidup lama kita yang menang. Silahkan menentukan sikap.
 
 
Pdt. S. Brahmana
 
-------------------------------

 [1]Setiap orang yang telah dibaptiskan berarti telah dipersatukan dengan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Sebagaimana Kristus telah mati karena menanggung dosa manusia dan pada hari ketiga Ia telah mengalahkan kematian dan bangkit dari antara orang mati demikianlah setiap orang percaya dan dibaptiskan telah diampuni dosanya dan menjadi manusia baru.

[2]Bd. Kejadian 1:26; Roma 8:29; 1 Korintus 15:45
[3]Roma 12:2; 1 Korintus 15:53
 

 

 

 

 

 

 

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate