Khotbah 1 Tesalonika 1:1-10 (Tunggal), Minggu 26 Juli 2015

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE

 

Invocatio:
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (Matius 25:21)

 

Bacaan:
Matius 25 : 14 - 36 (Tunggal)
 
Thema:
Kupergunakan Apa Yang Ada Padaku
 

 

Saudara-saudari,
 
Kita mengenal atau paling tidak pernah mendengar kata "sepenuh hati", " setengah hati" dan juga "berat hati". Kata sepenuh hati menunjukkan suatu sikap dimana ada kesungguhan yang diperlihatkan ketika melakukan sesuatu hal. Sedangkan kata setengah hati menunjukkan sikap ketika melakukan sesuatu itu tidak disertai dengan kesungguhan. Berada di antara mau dan tidak mau, tulus atau tidak. Sedangkan kata berat hati menunjukkan sikap penolakan dalam melakukan sesuatu. Jadi walau dilakukan namun sebenarnya tidak disertai hati bahkan mengarah pada keterpaksaan.

 

 

Minggu ini kita diajak untuk melihat bagaimana dua sisi kehidupan yang pada awalnya sangat berbeda pandangan dan pola hidup namun pada akhirnya ada perubahan yang sangat luar biasa. Diceritakan bagaimana perjuangan yang dilakukan oleh Paulus di tengah kehidupan masyarakat Tesalonika. Paulus yang punya misi agar orang-orang mendengar pengajaran tentang Yesus dan kemudian berubah menjadi pengikut Kristus versus masyarakat Tesalonika yang justru kehidupannya lebih menyukai kehidupan yang berorientasi pada penyembahan berhala. Bisa kita bayangkan betapa besar tantangan yang dihadapi oleh Paulus. Tentu tidak gampang, ini kelihatan dari perkataan Paulus yang menyatakan "bahwa orang Tesalonika tahu apa yang dilakukan atau dikerjakannya"(ay. 5b). Juga bila kita terus membaca kitab ini pada pasal 2 maka kelihatan secara jelas bahwa Paulus untuk membiayai kehidupannya maka ia juga bekerja dengan keahlian yangdimilikinya. Namun pekerjaan utamanya adalah mengubah perilaku kehidupan orangTesalonika menjadi orang-orang yang setia kepada Tuhan.

 

Dan ternyata apa yang diyakini oleh Paulus itu terbukti, dengan mengandalkan kekuatan yang datang dari Tuhan dengan penyertaan Roh Kudus maka perjuangan dan pengorbanannya tidak sia-sia. Kekuatan itu dipadukan dengan kesungguhan memberikan yang terbaik baik dari sisi tenaga, pengetahuan dan kemampuannya maka pada akhirnya dia memperoleh hasil yang sangat luar biasa. Orang-orang Tesalonika berubah menjadi orang-orang yang bukan hanya saksi bagi sesamanya tapi juga ke luar dari daerah Tesalonika.

 

Saudara-saudari,
 
Bagaimana dengan orang-orang Tesalonika, dari penuturan Paulus juga kita bisa melihat bagaimana "perjuangan" yang dilakukan mereka. Satu kata yang bisa kita katakan adalah "pengorbanan". Menerima sesuatu yang baru dan meninggalkan apa yang sudah melekat selama ini tentu bukan perkara mudah. Apalagi pada akhirnya mereka justru kesohor karena sikap iman yang mereka miliki setelah menerima Yesus sebagai Juru Slamatnya. Ini ngga bisa dilakukan dengan setengah hati apalagi berat hati. Ada kesungguhan dan disertai dengan usaha yang sepenuh hatilah maka mereka berhasil melakukannya.

 

Saudara-saudari,
 
Pada bacaan ini, banyak hal yang bisa kita pelajari dan bisa berguna bagi kehidupan kita. Berguna bagi kebaikan iman, kesehatan, pendidikan, pekerjaan atau pun usaha. Segala sesuatu yang baik tidak pernah muncul dari sesuatu yang mudah dan tanpa usaha. Mulai dari yang kecil, lebih besar, semakin besar dan sangat besar dimulai dari usaha yang sungguh-sungguh (bd. Invocatio). Dan dengan usaha dan pengorbanan maka pada akhirnya ketika ada keberhasilan, maka yang hadir adalah tidak seperti kata pepatah "lupa kacang pada kulitnya", tapi ada rasa syukur.

 

Namun tantangan kita saat ini adalah pola hidup instant. Semua kebaikan diharapkan muncul tanpa dibarengi adanya upaya yang sungguh-sungguh. Kalau bisa gampang kenapa harus susah. Itu kata yang bisa menyesatkan kita. Teringat bagaimana contoh-contoh " orang-orang berhasil" dengan cara instant, maka tidak kelihatan "kekal". Gampang datang, gampang pergi. Berbeda dengan apa yang diungkapkan Tukul Arwana dengan istilah " Kristalisasi Keringat" apalagi disertai dengan keyakinan iman bahwa ada kata "berkat Tuhan" maka yang ada adalah sikap sayang dan senantiasa mengucap syukur.

 

Mari belajar setia pada hal terkecil sekalipun agar Tuhan menyediakan yang lebih baik lagi bagi kehidupan kita.
 
Amin.
Pdt. Benhard Roy Calvyn Munthe-Rg.Cisalak
 

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate