Khotbah 1 Tesalonika 1:1-10 (Tunggal), Minggu 26 Juli 2015
Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE
Minggu ini kita diajak untuk melihat bagaimana dua sisi kehidupan yang pada awalnya sangat berbeda pandangan dan pola hidup namun pada akhirnya ada perubahan yang sangat luar biasa. Diceritakan bagaimana perjuangan yang dilakukan oleh Paulus di tengah kehidupan masyarakat Tesalonika. Paulus yang punya misi agar orang-orang mendengar pengajaran tentang Yesus dan kemudian berubah menjadi pengikut Kristus versus masyarakat Tesalonika yang justru kehidupannya lebih menyukai kehidupan yang berorientasi pada penyembahan berhala. Bisa kita bayangkan betapa besar tantangan yang dihadapi oleh Paulus. Tentu tidak gampang, ini kelihatan dari perkataan Paulus yang menyatakan "bahwa orang Tesalonika tahu apa yang dilakukan atau dikerjakannya"(ay. 5b). Juga bila kita terus membaca kitab ini pada pasal 2 maka kelihatan secara jelas bahwa Paulus untuk membiayai kehidupannya maka ia juga bekerja dengan keahlian yangdimilikinya. Namun pekerjaan utamanya adalah mengubah perilaku kehidupan orangTesalonika menjadi orang-orang yang setia kepada Tuhan.
Dan ternyata apa yang diyakini oleh Paulus itu terbukti, dengan mengandalkan kekuatan yang datang dari Tuhan dengan penyertaan Roh Kudus maka perjuangan dan pengorbanannya tidak sia-sia. Kekuatan itu dipadukan dengan kesungguhan memberikan yang terbaik baik dari sisi tenaga, pengetahuan dan kemampuannya maka pada akhirnya dia memperoleh hasil yang sangat luar biasa. Orang-orang Tesalonika berubah menjadi orang-orang yang bukan hanya saksi bagi sesamanya tapi juga ke luar dari daerah Tesalonika.
Namun tantangan kita saat ini adalah pola hidup instant. Semua kebaikan diharapkan muncul tanpa dibarengi adanya upaya yang sungguh-sungguh. Kalau bisa gampang kenapa harus susah. Itu kata yang bisa menyesatkan kita. Teringat bagaimana contoh-contoh " orang-orang berhasil" dengan cara instant, maka tidak kelihatan "kekal". Gampang datang, gampang pergi. Berbeda dengan apa yang diungkapkan Tukul Arwana dengan istilah " Kristalisasi Keringat" apalagi disertai dengan keyakinan iman bahwa ada kata "berkat Tuhan" maka yang ada adalah sikap sayang dan senantiasa mengucap syukur.