Khotbah Minggu tgl 07 April 2019 ; LUKAS 23 : 39-34
Minggu Passion VI/Judika (Berilah keadilan kepadaku ya Allah)
Invocatio : Utuslah terang-Mu dan kebenaran-Mu, biarlah mereka menuntun dan membawaku ke gunung-Mu yang kudus, dan ke tempat kediaman-Mu. (Mazmur 43:3)
Khotbah : Lukas 23:39-43
Tema
Yesus, Ingatlah Aku!
Dalam hubungan persahabatan, dikala seseorang berbuat baik kepada kita maka dengan mengingat dan mengenang kebaikan itu, akan membuat keindahannya kembali dirasakan bahkan disepanjang hidup. Jika dapat, kebaikan tersebut baiklah juga dibalaskan dengan kebaikan lainnya, sebagai tanda bahwa itu merupakan suatu hal yang sangat berharga.
Percaya kepada Yesus, juga merupakan sebuah hubungan yang sangat dalam. Karena sama halnya dengan mengikatkan hati untuk selalu mengingat bahwa Yesus sangat baik. Seluruh karya dan kasihNya itu nyata. PengorbananNya di salib memberi tanda bahwa Dia Agung dalam kasih.. Hanya saja sering kali saat telah mengakui bahwa Yesus Juruselamat, namun sikap diri sebagai pengikutNyalah yang tidak mampu ditunjukkan dengan setia. Seakan-akan meragukan atau bahkan melupakan bagaimana kehadiran Yesus bagi kita yang telah menyelamatkan hidup.
Yesus, Ingatlah aku! merupakan suatu seruan harapan di minggu Passion ini, untuk percaya bahwa di dalam Dia kita menerima keadilan. Dia adil dalam tindakanNya. Hal ini selalu mengingatkan dan mengajarkan umat untuk turut taat kepada perintahNya. Mendapatkan keadilan merupakan hak manusia. Setiap manusia merindukan kedilan ditegakkan. Dia membela umatNya yang percaya kepadaNya, agar hidup berpengharapan kepada Allah yang penuh kasih dan adil. Lalu bagaimana sikap kita?
ISI
Lukas 23:39-43 Merupakan bagian menuliskan Yesus telah disalibkan. Yesus menderita di kayu salib. Bersama Dia ikut dihukum dua penjahat di samping kiri dan kananNya. Yesus diejek, dihina orang-orang disekitarNya juga diolok-olok prajurit Romawi. Bahkan salah seorang penjahat yang di sampingnya pun menghujatNya. Meskipun disalibkan dengan tidak adil, Yesus menjalaninya dan mengampuni mereka yang berbuat tidak adil. Dia tidak bersalah namun rela disalibkan untuk menyatakan kemuliaan Allah.
Berkali-kali Yesus diolok-olok. Seorang dari penjahat yang disalib dengan Yesus pun melakukannya. Penjahat itu sepakat dengan tindakan orang banyak yang menyalibkan Yesus. Mereka menganggap Yesus tidak mampu menyelamatkan diri sendiri. Mereka tidak dapat melihat karya keselamatan yang dilakukan Yesus. Sedangkan seorang penjahat yang lainnya menyadari bahwa meskipun Yesus disalib, sebenarnya Dia tak bersalah apapun. Dia menyadari bahwa Yesus mengalami ketidakadilan, sehingga ia menegur penjahat yang mengejek Yesus. Dia berkata kepada penjahat yang mengolok-olok itu "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.". Dan dia memohon agar kiranya Yesus mengingatnya apabila Yesus datang sebagai Raja.
Saat itu juga Yesus menyatakan jawaban yang meneguhkan pengharapan. Tidak ada kata terlambat untuk percaya kepada Yesus. Karena itu Yesus menjawab dengan kepastian bahwa hari ini juga dia telah bersama-sama dalam Firdaus. Keselamatan hanya diperoleh dalam iman dan percaya. Meskipun ia seorang penjahat yang turut disalib dengan Yesus, dia tahu bahwa Yesus adalah Juruselamat baginya. Dia merendahkan dirinya dan hatinya dilembutkan, sehingga percaya bahwa akan tiba saatnya Yesus datang sebagai Raja. Dia menunjukkan iman dan menyatakan pertobatan, agar kiranya Yesus tetap mengingatnya.
Dari sikap seorang penjahat yang mengaku Yesus sebagai Raja, dapat dilihat bahwa bukan sekedar perbuatan yang dapat menyelamatkan. Melainkan keselamatan diperoleh dalam iman kepada Yesus. Percaya atas karyaNya. Sudah sepatutnyalah kebenaran Allah menjadi makanan rohani bagi umatNya. Hal ini akan sangat erat kaitannya dengan sejauh mana tindakan Allah dapat dipahami dan dihayati sebagai bagian sangat penting dalam hidup. Bahwa sekalipun Allah tidak pernah meninggalkan dan melupakan umatNya. Allah adalah adil, setia dan benar. Allah yang tidak dipengaruhi oleh tindakan umatNya. Sekalipun banyak penyimpangan sikap manusia, tetapi kesetiaan Allah tak bersyarat tetap untuk selamanya.
Ulangan 32:4-6 Bagian ini merupakan nyanyian dimana Musa mengungkapkan isi hatinya kepada Allah atas kondisi umatNya. Musa menyerukan betapa besar kebaikan dan kesetiaan Allah namun Israel kerap kali mengkhianatinnya dengan kebebalan hati. Musa mengungkapkan bagaimana Israel sebagai angkatan yang bengkok hatinya dan tidak jujur, harus diingatkan kembali kepada Allah pencipta yang akan membalaskan kejahatan umatNya. Sehingga Musa merindukan umatNya kembali kepada Allah yang penuh kasih dan adil. Seluruh perbuatan umatNya akan menerima upah berdasarkan kasih dan keadilanNya. Oleh karena itu, dalam iman umatNya berseru dan haruslah percaya dengan sungguh dalam tindakan dan perbuatan nyata.
APLIKASI
Dalam minggu passion, umatNya mengenang kembali Yesus yang telah menderita di salib, agar kita dibenarkan dan diselamatkan. Hal itu dilalui Yesus bukan karena kesalahan melainkan karena kasihNya. Dia akan memerintah dalam kerajaanNya yang memberi kehidupan kekal. Layakkah kita turut didalamnya? Saat ini kita sedang menantikan kehadiran Yesus kembali. Kita terus diingatkan untuk mengkoreksi sikap hidup. Mengingat kembali karya dan kebaikanNya. Menjalankan apa yang menjadi kehendakNya dalam ketaatan. Hingga tiba waktu semua digenapi. (Bdk. Invocatio)
Yesus, ingatlah aku! Dengan meminta agar kiranya kita tetap dilayakkan dihadapanNya, maka diperlukan sikap dan iman yang teguh, menjalankan apa yang Tuhan perintahkan. Karena Yesus pun tidak menginginkan umatNya mati di dalam keberdosaan. Selagi ada waktu dan kesempatan, janganlah menunda-nunda mengerjakan perintahNya. Bertobatlah dan jalankan dalam iman percaya bahwa Dia Allah yang adil dan penuh kasih.
Pdt. Deci Kinita br Sembiring – Balikpapan