Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Khotbah : Matius 25 : 31-46 , Minggu 26 Nopember 2017(Pendungi Tahun Gereja)

 

Khotbah, Minggu 26 Nopember 2017(Pendungi Tahun Gereja)

Invocatio      : “Engkau, ya TUHAN, bertahta selama-lamanya, tahtaMu tetap dari masa ke masa” (Ratapan 5 : 19)

Bacaan         :  Mazmur 95 : 1 – 7a

Khotbah       :  Matius 25 : 31 – 46

Tema            :  “Karakter Kehidupan Yang Kekal”

  

    Pendahuluan

 Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Pada minggu ini kita telah dihantarkan Tuhan sampai kepada Minggu penutup Tahun Gereja. Ini berarti bahwa secara kalender Gerejawi minggu ini adalah minggu terakhir, minggu penutup tahun kalender gereja untuk tahun ini. Pada minggu depan kita akan memasuki awal tahun gerejawi yang diawali dengan minggu-minggu Advent. Minggu Penutup Tahun gerejawi mengingatkan kita sebagaimana tahun berakhir, berujung demikianlah hidup kita juga akan berakhir dan berujung. Tidak ada yang kekal di dunia ini. Ingatlah, jangan lupa bahwa hidup di dunia hanya sementara saja. Pengakuan iman kita berkata bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali untuk kali kedua. Pada saat itu Dia akan menghakimi orang yang hidup dan mati. KedatanganNya memberikan kehidupan kekal bagi yang menjalankan firmanNya dan kematian kekal bagi yang mengabaikan firmanNya. Mari merenungkan hidup iman kita selama satu tahun kalender gerejawi yang telah kita jalani. Lihatlah dan evaluasilah bagaimana iman, pengharapan dan kasih kita kepada Allah dan sesama kita selama ini. Kita mau hidup dan kehidupan kita berkenan di hadapanNya dan kelak diterima di dalam KerajaanNya yang kekal.     

      ISI

Yesus Kristus akan datang kembali dalam kemuliaanNya (ayat 31-33)

      Yesus mengajar tentang Kerajaan Allah yang akan datang. Dalam pasal 24-25 Ia berkhotbah tentang akhir zaman. Kedatangan Yesus kali kedua adalah pasti. Ia sendiri mengajarkan dan memberitahukannya. Ia akan datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia. Ia akan bersemayam di atas tahta kemuliaanNya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya. Ia akan memisahkan manusia di sebelah kanan dan kiriNya, yang benar dan yang tidak benar seperti gembala memisahkan domba dari kambing.

      Seperti pak Jokowi sang presiden kita datang mengunjungi rakyat,  demikianlah Tuhan Yesus Presiden di atas segala presiden datang kembali kepada ke dunia kepada manusia. Itu janjiNya kepada umatNya (bnd Kisah Para Rasul 1:11). Kita hidup antara setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan sebelum kedatanganNya kembali ke dunia. Kita hidup dalam masa zaman akhir. Kita disuruh Tuhan sebagai saksiNya untuk mengabarkan Injil. KedatanganNya kembali adalah sukacita bagi orang percaya.  Dia akan datang dalam kemuliaanNya. KedatanganNya untuk mengangkat kita secara penuh dan utuh sebagai anak-anakNya. KedatanganNya untuk memisahkan kita dari orang-orang yang tidak benar. Siapkah kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus kembali? Siapkah kita menyambut kemuliaanNya? Siap atau tidak siap, sedia atau belum sedia yang pasti bahwa  Dia akan datang. Kita harus siap sedia.  

 Tuhan Yesus menerima dengan sukacita mereka mengasihi sesamanya dalam KerajaanNya (ayat 34-40,46)

             Yesus dengan lembut menyambut dan menerima manusia dalam KerajaanNya. Yesus menyambut mereka yang beriman dan menunjukkan buah iman selama mereka hidup di dunia kepada sesama. Yesus memposisikan diriNya pada orang yang lapar, yang haus, orang asing, yang telanjang, yang sakit dan yang terpenjara (ayat 35, 36). Ketika manusia berbuat sesuatu, memberi makan yang lapar, memberi minum yang haus, memberi tumpangan bagi orang asing, memberi pakaian bagi yang telanjang, mengunjungi yang sakit dan yang dipenjara secara tidak langsung ternyata itu dilakukan terhadap Tuhan Yesus sendiri (ayat 40). Orang yang demikian disebut sebagai orang benar. Mereka akan masuk ke dalam hidup kekal (ayat 46b).

Disambut dan diterima dengan sukacita dalam KerajaanNya oleh Tuhan Yesus adalah dambaan dan harapan kita semua. Kita senang dan bahagia ketika orang lain menerima dan menyambut kita. Kesenangan dan kesukacitaan kita akan jauh lebih besar lagi karena kita diterima masuk dalam KerajaanNya. Masuk dalam KerajaanNya artinya menerima hidup kekal. Ada syarat untuk bisa diterima di dalam KerajaanNya. Syaratnya adalah iman yang berbuat, iman yang berbuah, iman yang disertai dengan kasih. Iman yang berbuat kasihlah yang membawa orang masuk ke dalam KerajaanNya. “Sungguh” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka”       (Why. 14:13). Adakah kaitan iman kita dan perbuatan kita selama ini? Seberapa jauh rasa perduli, simpati dan empati kita terhadap sesama kita? Ternyata Tuhan perhitungkan dan catat semua tindakan dan perubatan kita terhadap sesama kita terkhusus orang kecil yang sangat membutuhkan. Tunjukkanlah iman kita dengan hidup bersolidaritas.

      Tuhan Yesus menolak mereka yang tidak mengasihi sesamanya manusia dalam KerajaanNya (ayat 41-46).

            Selain Tuhan Yesus akan menempatkan orang benar di sebelah kananNya, yang lain akan dipisahkanNya di sebelah kiri. Mereka yang sebelah kiriNya adalah yang tidak mengasihi, yang tidak berbuat sesuatu yang baik dan berguna bagi sesamanya. Tuhan menolak mereka masuk ke dalam Kerajaan kemuliaanNya. Artinya, mereka tidak mendapatkan kehidupan kekal tapi hukuman dan kematian kekal. Mereka ditolak karena tidak memenuhi syarat yang dibuat oleh Tuhan Yesus. Mereka tidak menunjukkan buah iman yaitu perduli dan mengasihi. Segala sesuatu yang sepatutnya orang percaya lakukan tapi tidak mereka lakukan akan direkam dan dicatat Tuhan. Ketika manusia tidak melakukan yang sepatutnya dia lakukan itu artinya ia tidak melakukannya kepada Tuhan Yesus (ayat 45). Maka mereka akan masuk ke tempat siksaan yang kekal (ayat 46a).

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai dengan perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak. 2:17). Iman tanpa perbuatan hasilnya hanya penolakan oleh Tuhan. Ditolak masuk ke dalam Kerajaan Tuhan. Jangan mencoba berdalih sama Tuhan. Tuhan maha tahu dan maha melihat. Kita tidak bisa membenarkan diri di hadapanNya.

Tema: “Karakter Kehidupan Yang Kekal”. Tidak ada yang tetap dan kekal. Hanya Tuhan dan firmanNya yang kekal. Dia bertahta dari masa ke masa. TahtaNya kekal selama-lamanya (Ratapan 5:19). Karena itu mari menghormati dan menaatiNya dengan hidup berguna bagi orang lain (bnd. Mazmur 95:1-7a). Untuk menerima kehidupan kekal diawali dengan memiliki karakter kehidupan kekal. Mustahil menerima hidup kekal kalau kita berkarakter dangkal. Adalah tidak mungkin menerima hidup abadi kalau kita hidup duniawi. Karakter hidup kekal yang Tuhan pinta adalah perduli, empati dan mengasihi. Milikilah karakter kehidupan yang kekal agar kita kini dan nanti menerima kehidupan yang kekal itu.   

        Penutup/ kesimpulan

       Seperti hari, bulan dan tahun berakhir, demikianlah hidup kita di dunia akan berakhir. Selanjutnya kita akan dihakimi dan dipisahkan. Yang satu sebagai orang benar dan diberi kehidupan kekal. Yang satu lagi sebagai orang yang jahat/ terkutuk dan dihukum dalam siksa kekal. Tujuan kita adalah supaya kita menerima kehidupan kekal. Supaya kita sampai kepada tujuan kita, milikilah karakter kehidupan kekal. Karakter kehidupan kekal terlihat melalui iman yang hidup, iman yang berbuat dan berbuah kasih. Mengasihi Tuhan tidak bisa dipisahkan dari mengasihi sesama. Mengasihi Tuhan, Allah kita terlihat dengan mengasihi sesama. Mengasihi sesama adalah wujud dari kita mengasihi Allah. Amin.

 

Pdt. Juris F. Tarigan, MTh

GBKP RG Depok - LA

081316879945

Khotbah : Matius 25 : 31-46 , Minggu 26 Nopember 2017(Pendungi Tahun Gereja)

 

Khotbah, Minggu 26 Nopember 2017(Pendungi Tahun Gereja)

Invocatio      : “Engkau, ya TUHAN, bertahta selama-lamanya, tahtaMu tetap dari masa ke masa” (Ratapan 5 : 19)

Bacaan         :  Mazmur 95 : 1 – 7a

Khotbah       :  Matius 25 : 31 – 46

Tema            :  “Karakter Kehidupan Yang Kekal”

  

    Pendahuluan

 Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Pada minggu ini kita telah dihantarkan Tuhan sampai kepada Minggu penutup Tahun Gereja. Ini berarti bahwa secara kalender Gerejawi minggu ini adalah minggu terakhir, minggu penutup tahun kalender gereja untuk tahun ini. Pada minggu depan kita akan memasuki awal tahun gerejawi yang diawali dengan minggu-minggu Advent. Minggu Penutup Tahun gerejawi mengingatkan kita sebagaimana tahun berakhir, berujung demikianlah hidup kita juga akan berakhir dan berujung. Tidak ada yang kekal di dunia ini. Ingatlah, jangan lupa bahwa hidup di dunia hanya sementara saja. Pengakuan iman kita berkata bahwa Tuhan Yesus akan datang kembali untuk kali kedua. Pada saat itu Dia akan menghakimi orang yang hidup dan mati. KedatanganNya memberikan kehidupan kekal bagi yang menjalankan firmanNya dan kematian kekal bagi yang mengabaikan firmanNya. Mari merenungkan hidup iman kita selama satu tahun kalender gerejawi yang telah kita jalani. Lihatlah dan evaluasilah bagaimana iman, pengharapan dan kasih kita kepada Allah dan sesama kita selama ini. Kita mau hidup dan kehidupan kita berkenan di hadapanNya dan kelak diterima di dalam KerajaanNya yang kekal.     

      ISI

Yesus Kristus akan datang kembali dalam kemuliaanNya (ayat 31-33)

      Yesus mengajar tentang Kerajaan Allah yang akan datang. Dalam pasal 24-25 Ia berkhotbah tentang akhir zaman. Kedatangan Yesus kali kedua adalah pasti. Ia sendiri mengajarkan dan memberitahukannya. Ia akan datang dalam kemuliaanNya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia. Ia akan bersemayam di atas tahta kemuliaanNya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapanNya. Ia akan memisahkan manusia di sebelah kanan dan kiriNya, yang benar dan yang tidak benar seperti gembala memisahkan domba dari kambing.

      Seperti pak Jokowi sang presiden kita datang mengunjungi rakyat,  demikianlah Tuhan Yesus Presiden di atas segala presiden datang kembali kepada ke dunia kepada manusia. Itu janjiNya kepada umatNya (bnd Kisah Para Rasul 1:11). Kita hidup antara setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan sebelum kedatanganNya kembali ke dunia. Kita hidup dalam masa zaman akhir. Kita disuruh Tuhan sebagai saksiNya untuk mengabarkan Injil. KedatanganNya kembali adalah sukacita bagi orang percaya.  Dia akan datang dalam kemuliaanNya. KedatanganNya untuk mengangkat kita secara penuh dan utuh sebagai anak-anakNya. KedatanganNya untuk memisahkan kita dari orang-orang yang tidak benar. Siapkah kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus kembali? Siapkah kita menyambut kemuliaanNya? Siap atau tidak siap, sedia atau belum sedia yang pasti bahwa  Dia akan datang. Kita harus siap sedia.  

 Tuhan Yesus menerima dengan sukacita mereka mengasihi sesamanya dalam KerajaanNya (ayat 34-40,46)

             Yesus dengan lembut menyambut dan menerima manusia dalam KerajaanNya. Yesus menyambut mereka yang beriman dan menunjukkan buah iman selama mereka hidup di dunia kepada sesama. Yesus memposisikan diriNya pada orang yang lapar, yang haus, orang asing, yang telanjang, yang sakit dan yang terpenjara (ayat 35, 36). Ketika manusia berbuat sesuatu, memberi makan yang lapar, memberi minum yang haus, memberi tumpangan bagi orang asing, memberi pakaian bagi yang telanjang, mengunjungi yang sakit dan yang dipenjara secara tidak langsung ternyata itu dilakukan terhadap Tuhan Yesus sendiri (ayat 40). Orang yang demikian disebut sebagai orang benar. Mereka akan masuk ke dalam hidup kekal (ayat 46b).

Disambut dan diterima dengan sukacita dalam KerajaanNya oleh Tuhan Yesus adalah dambaan dan harapan kita semua. Kita senang dan bahagia ketika orang lain menerima dan menyambut kita. Kesenangan dan kesukacitaan kita akan jauh lebih besar lagi karena kita diterima masuk dalam KerajaanNya. Masuk dalam KerajaanNya artinya menerima hidup kekal. Ada syarat untuk bisa diterima di dalam KerajaanNya. Syaratnya adalah iman yang berbuat, iman yang berbuah, iman yang disertai dengan kasih. Iman yang berbuat kasihlah yang membawa orang masuk ke dalam KerajaanNya. “Sungguh” kata Roh, “supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka”       (Why. 14:13). Adakah kaitan iman kita dan perbuatan kita selama ini? Seberapa jauh rasa perduli, simpati dan empati kita terhadap sesama kita? Ternyata Tuhan perhitungkan dan catat semua tindakan dan perubatan kita terhadap sesama kita terkhusus orang kecil yang sangat membutuhkan. Tunjukkanlah iman kita dengan hidup bersolidaritas.

      Tuhan Yesus menolak mereka yang tidak mengasihi sesamanya manusia dalam KerajaanNya (ayat 41-46).

            Selain Tuhan Yesus akan menempatkan orang benar di sebelah kananNya, yang lain akan dipisahkanNya di sebelah kiri. Mereka yang sebelah kiriNya adalah yang tidak mengasihi, yang tidak berbuat sesuatu yang baik dan berguna bagi sesamanya. Tuhan menolak mereka masuk ke dalam Kerajaan kemuliaanNya. Artinya, mereka tidak mendapatkan kehidupan kekal tapi hukuman dan kematian kekal. Mereka ditolak karena tidak memenuhi syarat yang dibuat oleh Tuhan Yesus. Mereka tidak menunjukkan buah iman yaitu perduli dan mengasihi. Segala sesuatu yang sepatutnya orang percaya lakukan tapi tidak mereka lakukan akan direkam dan dicatat Tuhan. Ketika manusia tidak melakukan yang sepatutnya dia lakukan itu artinya ia tidak melakukannya kepada Tuhan Yesus (ayat 45). Maka mereka akan masuk ke tempat siksaan yang kekal (ayat 46a).

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai dengan perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” (Yak. 2:17). Iman tanpa perbuatan hasilnya hanya penolakan oleh Tuhan. Ditolak masuk ke dalam Kerajaan Tuhan. Jangan mencoba berdalih sama Tuhan. Tuhan maha tahu dan maha melihat. Kita tidak bisa membenarkan diri di hadapanNya.

Tema: “Karakter Kehidupan Yang Kekal”. Tidak ada yang tetap dan kekal. Hanya Tuhan dan firmanNya yang kekal. Dia bertahta dari masa ke masa. TahtaNya kekal selama-lamanya (Ratapan 5:19). Karena itu mari menghormati dan menaatiNya dengan hidup berguna bagi orang lain (bnd. Mazmur 95:1-7a). Untuk menerima kehidupan kekal diawali dengan memiliki karakter kehidupan kekal. Mustahil menerima hidup kekal kalau kita berkarakter dangkal. Adalah tidak mungkin menerima hidup abadi kalau kita hidup duniawi. Karakter hidup kekal yang Tuhan pinta adalah perduli, empati dan mengasihi. Milikilah karakter kehidupan yang kekal agar kita kini dan nanti menerima kehidupan yang kekal itu.   

        Penutup/ kesimpulan

       Seperti hari, bulan dan tahun berakhir, demikianlah hidup kita di dunia akan berakhir. Selanjutnya kita akan dihakimi dan dipisahkan. Yang satu sebagai orang benar dan diberi kehidupan kekal. Yang satu lagi sebagai orang yang jahat/ terkutuk dan dihukum dalam siksa kekal. Tujuan kita adalah supaya kita menerima kehidupan kekal. Supaya kita sampai kepada tujuan kita, milikilah karakter kehidupan kekal. Karakter kehidupan kekal terlihat melalui iman yang hidup, iman yang berbuat dan berbuah kasih. Mengasihi Tuhan tidak bisa dipisahkan dari mengasihi sesama. Mengasihi Tuhan, Allah kita terlihat dengan mengasihi sesama. Mengasihi sesama adalah wujud dari kita mengasihi Allah. Amin.

 

Pdt. Juris F. Tarigan, MTh

GBKP RG Depok - LA

081316879945

Khotbah : Kisah Para RAsul 18 :1-3 ; Minggu tgl 19 November 2017

 Khotbah Minggu  19 November 2017

Invocatio         : Amsal 24 : 3

Bacaan           : Kisah Para  Rasul 5 : 1-11

Khotbah           : Kisah Para Rasul 18 :1-3

Tema               : Yang Terbaik ialah ke utuhan  dalam Keluaraga.                              

I.       Pendahaluan.

Sebagaimana perogram  Tahunan Gereja kita GBKP ialah mulai tgl 19 November 2017 hingga 25 November 27 adalah pekan  Kebaktian Keluarga. Dimana kebanyakan Runggun-runggyun di wilayah Klasis kita akan mengakhiri  semua kegiatan  yang sifatnya sektor.  Dan setelah selesai Pekan Keluarga  ini, kita akan disibukkan persiapan persiapan Natal 2017

Dan pekan kebatian keluarga ini masing-masing Runggun mengatur bagaimana ibadah di lakukan, misalnya ada yang gabung dan ada yang dilaksanakan di setiap sektor.

Pekan kebaktian  keluarga  biasanya kita semua  keluarga di segarkan kembali lewat ibadah ibadah yang dilakukan  selama satu minggu ini.

Yang jelas pada ibadah ini umummya cukup antusia kehadirian jemaat di setiap malamnya. Bagi kita yang akan  khotbah di tanggal 19 November 2017 ini untuk mengigatkan jemaat agar ikut ambil bahagian pada ibadah kebaktian keluarga tersebut agar  dihadiri oleh jeaat ditempat masing-masing

II.      Urai  Nats

Dalam invocatio, dimana Amsal mengigatkan kepada kita bahwa rumah  itu didirikan dengan  hikmat dan dengan kepandaian ditegakkan. Kata rumah disini  bisa digambarkan  dengan keluarga/Rumah tangga. Dimana keluarga/rumah tangga itu harus kita bangun berdasarkan hikmat yang datangnya dari Tuhan. Yesus membuat perumpaman   tetang membangun rumah diatas pasir dan batukarang, maka  kekuatannya akan ditentukan dengan datangnya badai, maka kekuatan apa pondasinya bangunan itu : Pasir atau batukarang, bila  batukarang maka tidak akan roboh,  tapi bila pasari pasti roboh (Matius 7 : 24-27)

Tentunya kita diingatkan sebagai keluarga keristen,  apakah kita  membangun keluarga dengan hikmat, dan dengan kepandaian ditegakkan. Jika demikian maka  pasti tidak akan terjadi seperti keluarga Ananias dan Sapira, dimana mereka melanggar kesepakatan untuk berbagi dan menyerahkan  hasil bila menjual hartanya kepada Rasul (Kisah Rasul 2 : 44-45) ; 5 : 36-37.

Maka dengan sendirinya sebagai suami istri mereka membohongi Tuhan dan diri  sendiri, maka hasilnya, Ananias dan Safira korban/Mati .  inilah akibatnya bila  ditenga-tengah  keluarga bila  keluarga itu tidak membangun  keluarganya berdasarkan kehendah Tuhan, dan melaksanakan  semua apa yang Allah  perintahkan bagi keluarga itu.  Sebab keluarga Kristen  itu dibentuk oleh Allah sendiri dan keluarga itu harus menjalankan apa yang dikehendahiNya ( Band Kejadian 1 : 27-28).

Didalam keluarga itu  membangun masa depannya maka dia juga membanguna kebersamaannya satu dengan yang lain. Inilah yang  terjadi bagi Rasul Paulus dan keluarga Akwila, dimana mereka sama-sama orang Yahudi dan  Kaisar Klaudius memerintahkan untuk pulang ke negerinya.  Disitulah kita  lihat sama-sama orang yang terusir, maka mereka  membuat  sesuatu kesepakatan untuk kerja sama mengerjakan pembuatan tenda/kemah . Memang usaha inilah yang mereka telah geluti sejak lama.

Melihat hal ini bagaimana keluarga Akwila dan Priskila, bersukacita menyambut kehadirian  Rasul Paulus dirumahnya.  Hal ini menunjukkan kepada  kita dimana keluarga ini sunggu-sungguh keluarga  yang bisa  menjadi teladan  bagi orang banyak,   mereka   menyadari bahwa didalm  kehidupan ini harus saling berbagia dan mengasihi sesama, dan bagi kita yang diberi  lebih oleh Tuhan (Akwila – Priskila), mau menampung Paulus untuk tinggal  besama dengan Dia, dan menjalankan usahanya juga bersama, tentunya sembari menjalankan usaha pemberitaan injil juga terus dijalankan (Kisah  Rasul 5 :18 :4)

Akuila dan Priskila membangun rumah tangganya dengan hikmat dan ketekunan pada kehgendak  Allah, maka didalm membangun rumah tangga dengan hikmat, maka keutuhan rumah tangga itu akan terjadi serta dapat dilihat oleh jemaat dan orang lain.

Namun berbeda  keluarga Ananias san Safira membangun keluarga tanpa hikmat, maka keluarga itu tidak untuh bahkan runtuh.

III.    Kesimpulan

a.      Bangunlah keluarga/rumah tangga kita dengan hikmat percaya pada Tuhan, maka ia akan terus memberkati kehidupan keluarga kita, dan kita juga akan jadi berkat bagi oraang lain (Kejadian 12 :3)

b.      Keluarga yang diberkiati harus selalu jadi teladan, baik di jemaat maupun di kehidupan sehari-hari (Band Matius 5 : 13-16) menjadi garam dan terang.

c.      Jangan menyia-nyiakan kesempatan bila masih ada waktu diberi oleh Tuhan untuk bekerja dan memberitakan injil (bandingkan Kisah Para rasul  18 :4), Paulus menggunakan kesempatan untuyk hadir di ibadah-ibadah Yahudi untuk memeritakan tentang Yesus,  walaupun ia sibuk membuat kemah.

d.      Kerja sama  yang baik dalan rumah tangga (Akwila dan Priskila dan Rasul Paulus) tidak seperti Ananias dan Syafira, sama sama keluarga yang tidak baik

 

Saloom 

 

Pdt A. Brahmana

081317054961

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate