Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Khotbah Minggu tgl 03 Oktober 2021 ; Mazmur 122:3-9

Invocation    : “Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (Efesus 4:3)

Bacaan         : Kolose 3:12-15

Kotbah         : Mazmur 122:3-9

Tema            : Berdamai Dengan Saudara (Erdame Ras Sangkep Nggeluh)

-           Pendahuluan

Hidup berdamai dengan saudara-saudara kita merupakan suatu harapan di dalam kehidupan kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan. Ketika kita hidup berdamai ada ketenangan, damai sejahtera, ada suka cita. Inilah yang menjadi harapan kita dalam ibadah kita pada minggu budaya II ini, supaya kita sebagai orang karo yang berbudaya dan sebagai orang yang percaya kepada Tuhan bisa berdamai dengan saudara-saudara kita (sangkep geluhta)

-           Isi

Mazmur 122 ini merupakan mazmur ziarah Daud, dimana dalam mazmur ini menceritakan bagaimana bangsa Israel yang terdiri dari 12 suku datang ke Yerusalem untuk beribadah kepada Tuhan dan memberi persembahan kepada Tuhan. Pemazmur mengingat bagaimana sukacitanya menanggapi ajakan sekelompok peziarah yang hendak ke Yerusalem untuk beribadah kepada Tuhan (Ay 1-2)

Ayat 3 “Hai Yerusalem yang telah didirikan sebagai kota yang bersabung rapat”

Kota Yerusalem merupakan pusat peribadatan kepada Tuhan sejak Daud menjadi Raja Israel. Daud merebut kota Yerusalem dari bangsa Yebusi  dan memindahkan ibu kota Israel dari Hebron ke Yerusalem. Kota ini dibangun dengan tembok-tembok yang kokoh dan besar yang berfungsi untuk menyatukan seluruh bangsa Isreal. Kata kerja Habar, diterjemahken “bersabung rapat” terutama menujuk pada persahabatan manusia yang eret.

Ayat 4. Semua suku bangsa Israel  bersama-sama pergi ke Yerusalem dan saling mengajak satu dengan yang lainnya dengan suka cita untuk bisa bersama-sama dalam peribadatan itu. Di sana mereka beribadah dan mendengarkan Firman Tuhan yang akan disampaikan kepada mereka.

Ayat 5. Selain pusat peribadatan, kota Yerusalem juga merupakan pusat pemerintahan bangsa Israel, dimana raja-raja Israel memerintah bangsa Israel yang adalah bangsa pilihan Tuhan, memerintah dengan adil dan takut akan Tuhan demi kesejahteraan bangsa Israel.

Ayat 6-9. Pemazmur mengajak semua suku-suku Israel berdoa untuk kesejahteraan Yerusalem sebelum mereka pulang dan akan meninggalkan Yerusalem, sebab di sinilah rumah Tuhan.

Pemazmur mengajak rakyatnya untuk berdoa bagi kesejahteraan Yerusalem, sehingga tidak ada ancaman bagi Yerusalem juga untuk seluruh istana raja. Pemazmur mengharapkan ada damai sejahtera dan ketenangan bagi seluruh penduduk Yerusalem.

-                Aplikasi

1.    Minggu ini merupakan minggu budaya II. Melalui minggu budaya ini diharapkan melalui tema kita “Berdamai Dengan Saudara (Erdame Ras Sangkep Nggeluh)” mengajak kita sebagai warga GBKP yang berbudaya dan sebagai orang percaya bisa berdamai dan tetap berdamai dengan saudara-saudara kita (sangkep nggeluh kita). Walaupun memiliki latar belakang pendidikan, ekonomi, pekerjaan yang berbeda-beda, tetapi bagaimana kita bisa bersatu dan berdamai. Sama seperti bangsa Israel yang terdiri dari 12 suku, tapi bisa bersatu dan bersama-sama beribadah kepada Tuhan di Yerusalem. Jika mereka tidak bersatu, jika tidak ada kedamaian di dalam kehidupan mereka, tidak akan bisa bersama-sama dan saling mengajak satu dengan yang lain pergi ke Yerusalem untuk beribadah kepada Tuhan. Mereka tidak akan bersuka cita ketika berangkat dan ketika hendak pulang ke kampung mereka masing-masing.

2.    Seperti pemazmur yang mengajak seluruh bangsanya untuk berdoa bagi Yerusalem, untuk kesejahteraan dan kedamaian Yerusalem, demikian juga kita selalu berdoa untuk kedamanian dan keharmonisan dengan saudara-saudara kita. Karena ketika kita berdoa untuk kedamaian kita dengan saudara-saudara kita (sangkep nggeluh kita) kita akan terhidar dari iri hati, keegoisan dan perpecahan di tengah-tengah keluarga besar kita.

Karena di tengah-tengah kehidupan kita sebagai orang karo, sering sekali terjadi perpecahan dan ketidakdamaian dengan keluarga besar kita oleh karena berbagai-bagai hal (Mis. Karena harta gonogini, dll). Jadi, kita sebagai orang percaya yang memiliki keluarga besar (sangkep nggeluh) tetaplah hidup berdamai dan saling menopang serta saling mendoakan. Kita harus memperlihatkan bahwa kita adalah manusia baru yang telah di tebus oleh Yesus Kristus, yang selalu hidup penduh dengan belas kasihan, rendah hati, lemah lembut, sabar  dan salaing mengampuni satu dengan yang lain (Bnd. Bahan bacaan Kolose 3:12-15)

Pdt  Evlida  br Ginting 

Rg  GBKP Klender 

Khotbah Minggu Tgl 26 September 2021 : Mazmur 20:2-10

Invocatio     : 1 Tawarikh 17:27 “Kiranya Engkau sekarang berkenan memberkati keluarga hambamu ini supaya tetap ada di hadapanMu untuk selama-lamanya. Seabab apa yang Engkau berkati, ya Tuhan diberkati untuk selama-lamanya”

Bacaan         : Kolose 4:2-6

Khotbah       : Mazmur 20:2-10 

Tema : Allah mendengar permohonanku

A.   Pendahuluan

Ketika seorang anak meminta sesuatu kepada orangtua tentu ada yang perlu dia minta dan ada cara dia meminta kepada orangtuanya. Si anak akan meyakinkan orangtuanya bahwa apa yang dia minta itu merupakan kebutuhan dan keinginan yang dianggapnya perlu untuk dirinya. Namun bagaimana sikap orang tua terhadap anak? Apakah setiap permintaan anak akan dipenuhi oleh orangtuanya. Saya berpikir bahwa orangtua akan melihat dan menimbang apakah permintaan tersebut memang perlu dan memang untuk kebaikan sang anak?. Demikianlah hal doa yang akan kita renungkan hari ini bahwa berdoa ( memohon itu perlu namun akan sangat bergantung kepada Allah yang menjawab setiap permohonan manusia termasuk hari ini kita mendoakan semua para pelayan Tuhan dimana pun berada. Kita mendoakan pelayan Tuhan agar sehat dan selalu diberkati dengan kesejahteraan. Namun kenyataan pahit sering kita hadapi dengan sakit penyakit, PHK bahkan kematian para Hamba/pelayan Tuhan. Nah muncul pertanyaan apakah Tuhan tidak mendengarkan dan menjawab doa-doa kita? Apakah Tuhan juga tidak mendengarkan doa keluarga yang bersangkutan?. Kita akan Bersama melihat apa dan bagaimana sebenarnya Allah mendengar doa kita dalam teks Mazmur dan Kolose yang akan kita baca.

B.   Pendalaman Teks

·         Mazmur 20:2-10

Mazmur ini menceritakan bagaimana Daud dan bangsa Israel  berseru dan memohon pertolongan dari Tuhan sebab mereka akan mendapat masalah, menghadapi peperangan. Musuh mereka telah datang dengan  membawa tanda bendera perang.  Sementara orang-orang Kafir (tidak mengenal Allah/Pagans) mempercayai kekuatan kereta dan kuda-kuda mereka, namun bangsa pilihan Tuhan mempercayai ALLAH Yakub. Bangsa Israel akan diberkati dalam peperangan. Daud di sini berdoa untuk kemenangan melawan bangsa yang tidak mengenal TUHAN. Dalam liturgi ibadah khusus Israel, raja dan seluruh umat berkumpul di bait Allah. Raja akan memberikan korban persembahan sebagai ungkapan merendahkan diri dan memohon pertolongan Allah. Raja atau imam akan berdoa mewakili umat.

Dimulai Daud permohonan doa ayat 2 kiranya Tuhan menjawab engkau (bangsa Israel) pada waktu kesesakan, Kiranya Allah Yakub memberntengi engkau ( The Lord of Jacob will keep you safe)

Ayat 3 menyatakan bahwa pertolongan datang dari tempat kudus/Bait suci  dan disokong/ diselamatkan dari Sion. Tempat kudus/ Bait suci adalah simbol keberadaan dan kehadiran Allah.  Daud menekankan perlu berdoa masuk kehadirat Tuhan ke tempat kudusNya dan diselamatkan/disokongNya dari Sion. Kata "Sion" pertama kali disebutkan di kitab 2 Samuel 5:7: "Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud." Sion pada awalnya merupakan nama benteng kuno orang Yebus di kota Yerusalem. Sion tidak hanya merupakan nama dari benteng tersebut tetapi juga merupakan nama kota dimana benteng itu berdiri. Setelah Daud merebut "kubu pertahanan Sion,"

Sion kemudian disebut sebagai "Kota Daud" (1 Raj 8:1; 1 Taw 11:5; 2 Taw 5:2). Ketika Raja Salomo membangun Bait Suci di Yerusalem, area Sion diperluas sampai Bait Suci dan daerah sekitarnya (Mzm 2:6, 48:2). Sion akhirnya digunakan sebagai nama untuk merujuk kota Yerusalem, tanah Yehuda, dan orang-orang Israel secara keseluruhan (Yes 40:9; Yer 31:12).
Penggunaan yang paling penting dari kata "Sion" terkait arti teologisnya. Sion digunakan sebagai kiasan bagi bangsa Israel sebagai umat Allah (Yes 60:14). Makna spiritual dari kata Sion juga disebutkan di Perjanjian Baru. Petrus juga menyebut Kristus sebagai batu penjuru Sion: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan" (1 Ptr 2:6).

Ayat 5 : Kiranya Tuhan mengingat korban persembahan  dan korban bakaran bangsa Israel. Tuhan juga kiranya memberikan apa yang engkau kehendaki dan menjadikan apa yang dirancangkan.

Dilanjutkan dengan ayat 6 menyatakan bahwa bangsa Israel akan bersorak-sorai tentang kemenangan yang diberikan  dan mengangkat panji-panji demi nama ALLAH . Kiranya Tuhan memenuhi segala permintaanmu (May the Lord answer all of you prayers ).

Dalam doa permohonan Daud dan bangsa Israel adalah hanya percaya dan mengandalkan Tuhan Allah dalam setiap perkara dan peperangan yang mereka hadapi. Nyatanya Ketika mereka percaya dan bermegah dalam nama TUHAN, Allah maka kemenangan bangsa ini terbukti ada. Allah memberkati dalam berperang melawan musuh-musuh bangsa Israel, Allah menjawab dengan kemenangan yang gilang gemilang (ayat 7-10)

·         Kolose 4:2-6

Dalam teks Kolose ini Paulus menggambarkan bagaimana  seorang Kristen menjalani kehidupannya. Paulus memulai dengan meminta agar:

1.     Berdoa secara terus-menerus dan setia. Allah tidak menghendaki doa menjadi peristiwa yang terjadi hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Doa dimaksudkan untuk menjadi komunikasi yang terus menerus dengan Tuhan. 1 Tesalonika 5:17 mencatat bahwa orang percaya harus "berdoa tanpa henti" atau tanpa akhir."  Paulus menyebutkan dua aspek penting dari doa.

Pertama, orang percaya harus "berjaga-jaga" dalam doa. Ini membawa gagasan untuk berjaga-jaga, atau tetap terjaga di malam hari untuk memastikan lokasi aman. Doa menuntut perhatian terus-menerus, seperti penjaga di gerbang kota. Dalam istilah praktis, ini berarti doa tidak seharusnya menjadi tindakan yang sembrono, santai, atau sembrono. Kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh dari hati kita.

Kedua, doa harus mengucap syukur. Orang-orang percaya di Kolose sudah diberkati dan hiduplah  dengan ucapan syukur (Kolose 2:7), dengan Paulus berterima kasih/mengucap syukur kepada Tuhan untuk mereka dalam doa-doanya (Kolose 1:3). Manfaat utama dari doa adalah menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Tuhan. Dengan Do akita mempunyai iman dan kekuatan yang dating dari Roh Tuhan.

2.    Tindakan yang penuh hikmat (ayat 5)

Aspek tindakan ini (ayat 5) nanti akan dibedakan dari aspek perkataan (ayat 6). Nasihat untuk hidup dengan penuh hikmat bukanlah sesuatu yang mengagetkan. Kehidupan orang Kristen memang tidak terpisahkan dari hikmat. Dalam surat ini saja Paulus sudah berkali-kali menyinggung tentang hikmat. Hikmat sangat diperlukan untuk memahami kehendak Allah (1:9). Pemberitaan kebenaran juga perlu dilakukan dengan hikmat (1:28; 3:16). Hikmat di sini tentu saja bukan menurut dunia (2:23). Hikmat dunia hanyalah seumpama fatamorgana: terlihat menjanjikan, tetapi menyesatkan. Hikmat yang dimaksud di sini berkaitan dengan Kristus karena “di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan” (2:3). Nasihat untuk hidup dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar di 4:5 sangat bertolak belakang dengan ajaran guru-guru palsu di 2:16-23. Hikmat kita bersumber dari Kristus (2:3), sedangkan hikmat mereka dari dunia (2:23). Hikmat dari Kristus menuntun kita pada interaksi yang membangun dengan semua orang (4:5), sedangkan hikmat mereka menciptakan gaya hidup spiritis yang aneh dan mengisolasi diri dari dunia (2:18, 21-23). Mereka yang memiliki hikmat dari Allah seharusnya mau terlibat ke dalam dunia milik Allah.

Bukan sebatas itu sajabagaimana wujud konkrit tindakan yang penuh hikmat dalam interaksi dengan orang-orang luar: “mempergunakan waktu yang ada, menggunakan waktu sebaik-baiknya atau, secara lebih spesifik, memaksimalkan setiap kesempatan. Jadi, hidup dengan penuh hikmat tidak hanya mau terlibat, tetapi memaksimalkan setiap kesempatan yang ada. Bagaimana kita dapat memaksimalkan setiap kesempatan? Dengan menyadari betapa berharganya setiap kesempatan.

3.    Berkata-kata dengan penuh kasih karunia (ayat 6)

Kalau fokus Paulus di ayat 5 adalah tindakan, di ayat 6 adalah perkataan. Secara lebih spesifik, yang disorot di sini sebenarnya bukan “apa yang dikatakan,” melainkan “bagaimana berkata-kata.” Kata “senantiasa” menyiratkan sebuah kebiasaan. Ini tentang gaya berbicara anak-anak Tuhan. Kata-kata kita harus senantiasa penuh kasih (LAI:TB). Secara hurufiah, bagian ini seharusnya diterjemahkan “di dalam kasih karunia” (en chariti, lihat versi Inggris “with grace” atau “gracious”). Sebagaimana kita sudah mengenal kasih karunia Allah (1:6), demikian pula perkataan kita harus mencerminkan kasih karunia itu (4:6).  Kata “kasih karunia” (grace) sangat berkaitan dengan “ucapan syukur” (gratitude). Kata Yunani yang sama  - yaitu charis – memang bisa berarti kasih karunia atau ucapan syukur. Dalam surat Kolose pun kata charis merujuk pada kasih karunia (1:2, 6; 4:6, 18) atau ucapan syukur (3:16). Keduanya sangat berhubungan erat. Tanpa kita menyadari bahwa segala sesuatu adalah grace, kita akan sulit untuk memiliki perasaan bersyukur ( gratitude).

 

Kasih karunia Allah yang terbesar bagi kita tentu saja adalah Yesus Kristus sendiri (Yoh. 3:16; Rm. 8:32; 1Yoh. 4:9-10). Allah menjadi manusia untuk merasakan dan mengalahkan kelemahan, penderitaan, dan kematian kita. Jika kasih karunia telah menguasai seluruh kehidupan kita, kasih karunia itu seharusnya terpancar dalam perkataan kita.

Paulus menerangkan perkataan yang penuh kasih karunia ini dengan “jangan hambar”. Secara hurufiah, bagian ini berbunyi: “dibumbui dengan garam” Bukan sekadar menyenangkan orang lain, tetapi membangun orang tersebut. Padanan yang paling pas ada di Efesus 4:29b “pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia

Jika kita terbiasa berbicara dengan penuh anugerah kepada semua orang, kita akan tahu bagaimana “harus memberi jawab kepada setiap orang” (ayat 6b). Yang ditekankan di sini lebih pada “bagaimana,” bukan “apa.” Jika perkataan kita dikuasai oleh anugerah, kita akan menjawab pertanyaan, keraguan, atau sanggahan orang lain dengan belas-kasihan, kesabaran, dan kelemahlembutan. Semua nilai ini bersumber dari Injil Yesus Kristus. Oleh belas kasihan-Nya Allah menyelamatkan manusia. Dengan penuh kesabaran Dia menebus manusia dari dosa-dosa. Dengan penuh kelemahlembutan Allah selalu menuntun manusia pada kebenaran-Nya. Allah yang tidak membutuhkan apapun di alam semesta begitu menginginkan hati kita, sampai Dia rela mengorbankan Anak-Nya untuk mendapatkan kita!

C.   Penutup

Pada masa sekarang ini, konteks kita saat ini adalah berperang melawan covid 19, pergumulan dan kesulitan yang kadang membuat kita lelah, tertekan, stress  dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang telah terpapar virus dan bahkan mereka telah banyak pergi mendahului kita. Sekarang apa yang dapat kita lakukan?

1.    Berdoa terus menerus dan andalkan Tuhan dalam hidup kita baik secara individual maupun komunal/Bersama-sama.

Mari kita Kembali berdoa seperti Daud dalam teks Mazmur dan Paulus dalam teks Kolose dimana yang ditekankan adalah DOA sebagai komunikasi dengan Allah. Prioritas mereka adalah Allah dan penyertaanNya atas umatNya. Kita juga PERCAYA/ Beriman  kepada Tuhan Yesus dan RohNya selalu menyertai senantiasa. Melalui doa dan permohonan dengan melihat contoh   dalam kehidupan Daud tidak mengandalkan diri, kereta perang dan kuda-kudanya, namun Daud  bersama bangsa Israel Percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan Tuhan memberi mereka hikmat sehingga mampu menaklukkan musuh-musuh mereka. Demikian juga kita perhatikan apa yang dikerjakan oleh Paulus, dia tidak melayani jemaat  seorang diri saja. Dia melayani bersama tim pelayanan, diantaranya : Tikhikus, Onesimus, Aristarkhus, Markus, Yustus, Eprafas, Lukas, dsb. Mereka sangat mengandalkan Tuhan Yesus dalam pelayanan mereka, Mereka diajak untuk terus  berdoa. Mereka kuat dan Tangguh dalam menjalankan pelayanan.  Kita juga demikian para pelayan/serayan Tuhan dan jemaat perlu kita saling topang dalam doa-doa kita. Agar kita mendapat kemenangan dan kekuatan. Kita perlu berdoa secara tekun, terus-menerus dan dengan hati penuh ucapan syukur.

2.    Minta Hikmat Tuhan dan perkataan Penuh kasih Yesus Kristus

 Berhikmat dan menggunakan perkataan penuh kasih. Hidup kita isi dengan doa dan dipenuhi hikmat serta kasih Tuhan sehingga kita dimampukan untuk mempraktekkannya baik dalam perkataan dan perbuatan. Doa, hikmat dan kasih Tuhan Yesus menjadi dasar Ketika kita bertemu dengan siapa saja. Sehingga kita dapat selalu kuat dan Tangguh dalam menghadapi semua masalah apapun dan percaya Tuhan akan menjawab setiap doa serta pergumulan kita seturut dengan kehendak dan waktuNya Tuhan. Tetap Berdoa dan berjaga-jaga. Selalu komunikasi dengan Roh Tuhan melalui doa dan Hikmat Tuhan yang kita lakukan. Ketika doa dan harapan belum terjawab maka Tuhan akan memberikan hikmatNya dan KasihNya untuk bisa menerima apapun jawaban dan hasil yang akan kita dapat Tuhan menyediakan yang terbaik bagi kita. Kita menggunakan kesempatan yang diberikan Tuhan dengan berusaha hidup selaras dan sesuai dengan kehendak Tuhan sehingga Kita tidak sungut-sungut tapi kita mampu mengucap syukur atas apapun yang terjadi dalam hidup ini. Kita dapat menjadi berkat bagi siapa saja karena hikmat Tuhan dan perkataan kita penuh kasih Yesus. Tuhan memberkati kita senantiasa. Selamat hidup dalam Doa (mendoakan pelayan Tuhan, jemaat dan bangsa kita), hidup dalam hikmat dan Kasih Tuhan,. Amin

Pdt  Rosaliana br Sinulingga

Rg GBKP  Bumi Angrek

Suplemen PA Mamre : Kuan-kuanen 4:20-27 ; Tgl 29 Agustus - 04 September 2021

Ogen : Kuan-kuanen 4:20-27

Tema : Ukuri Alu Mbages

Kata Pemena

Lit pepatah si enggo umum sibegi ibas kegeluhenta e me, “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.” Biasana enda ikaitken kubas kegeluhen sekalak anak si arusna labo ndauh berbeda bagi orangtua si mupus ia. Adikin skelenda erkawiten ras kegeluhen permata selaku anak i tengah jabu, maka Mamre merupaken salah sada ukuran paling mendasar bagi Permata sebab Mamre selaku Bapa menjadi Idola bagi anak-anaknya. Kehidupan Permata sebagian besar dipengaruhi oleh kehidupan Mamre i tengah jabu. Emaka tema si seh man banta e me, Ukuri Alu Mbages, segelah Mamre banci jadi usihen ibas mendorong generasi muda untuk menjadi berkat. Ibas wari enda Mamre i persiapken guna banci siap jadi role model i tengah-tengah gereja ta terkhusus man anak-anak Permata.

Pembahasen

Kata Dibata sijadi palas ibas PA ta e me, Kuan-Kuanen 4:20-27. Ibas bindu 4 mulai ayat 10 secara keseluruhen nuriken ajaran hikmat kerna sekalak manusia si iperhadapken ibas dua dalan guna ndalani kegeluhenna. Guna memilih dalan enda ituriken ibas ayat 11, maka kepentaren e banci mabai kita kubas memilih dalan si payo janah la bene. Segelah kita banci tetap ibas dalah si benar makai bas ayat 20-23 ijelasken guna lit sikap ta megiken kai sijadi pengajaren e me megiken hikmat Tuhan ibas memilih dalan si benar. Kata “begiken” ibas ayat 20 ilanjutken kubas “pusuh” ibas ayat 21. Ertina pusuh peratenta mereken keputusen guna ngaloken kai si enggo sibegiken janah kepentaren enda harus enggo ringan ibas pusuhta sebab ia me sinampati kita guna persingeti kita. Rikutken Kuan-Kuanen 8:22-31, maka kepentaren enda e me kata Dibata si enggo jadi nai-nai nari. Kata Dibata enda me harusna si ringan ibas pusuhta janah ia me si ngajari kalak si ngaloken ia, guna nilahi dalin-dalin si erbahanca ia mapak.

Poin sipeduaken e me persinget kerna pusuh perukuren si banci mabai kita kubas ngelakoken tindaken si enggo siukurken ibas pusuhta. Adi perukuren ta guna erbahan kalak celaka, maka bageme si ilakoken kita ibas kegeluhenta sebab pusuh enda me sierbahan kita siap ngelakoken kai pe lit ibas ia. Banci ipastiken maka kalak si pusuhna ndauh ibas kata Dibata nari, si muncul lalap ibas pikirenna e me hal-hal si negatif janah berdampak negatif ka pe ku sekelewetna. Sebab arah teks enda, kai si lit ibas pusuh sekalak manusia banci jadi penentu guna ndatken kegeluhen ras kejuah-juahen. Ertina pusuh si tetap ibas kata Dibata enda banci jadi sumber kesehaten janah banci jadi sumber kemalemen ate, sebab ibas pusuh perukuren enda kerina i pertimbangken guna netapken langkah-langkah si ateta silakoken.

Adi ibas zaman modern enda kalimat anak muda biasana “dari mata turun ke hati”, tapi adi ibas kata Dibata si seh man banta ibas wari enda e me “dari pendengeran turun ke hati.” Kita i persingeti segelah ibas kegeluhenta kita pe i harapken menjadi “pendengar yang baik” e me megiken setiap pengajaren-pengajaren si seh man banta ibas pengalamen-pengalamen si jadi ibas kegeluhenta. Labo saja pendengaran arah cuping nari, tapi pengerana sindarat ibas babah nari pe jadi sarana untuk tetap berfokus njagai pusuh, sebab banci jadi lain pengerana janah lain ka si lit ibas pusuh ta. Kata Dibata persingeti kita gelah tetap nuriken kata tuhu, e me kata yang tidak membohongi hati nurani. Bersikap jujur dan tulus adalah kunci menjaga kehidupan yang tetap penuh dengan sukacita. Guna memilih dalan si benar, maka iperluken ketulusen ras kejujuren ibas ngukurisa segelah pertimbangen si iputusken ibas dirinta banci jadi kejuah-juahen man dirinta bagepe man keluarga entah pe jelma i sekelwet ta.

Penutup

Mamre selaku bapa i tengah jabu, e me ndatken peran si penting guna jadi teladan man anak-anak Permata. Ibas masa muda tentu Permata rusur lenga mbages pengukurina ibas ia ndalanken kegeluhenna, tapi paling tidak anak Permata memiliki ingan guna erlajar ibas Mamre nari guna memilih jalan hidup alu pertimbangen si rehna ibas pendengaren, kejujuren ras ketulusen guna ngukurisa ibas pusuh. Janah ibas mempertimbangken enda kerina kepentaren me si menentuken langkah ta guna memilih dalan si benar entah pe dalan guna kebeneen. Mamre me jadi sosok bapa si banci mbegiken sura-sura Permata janah ngajarken kerina pedah-pedah alu kejujuren ras ketulusen siperlu ibas kegeluhen guna kemajun Permata. Selamat HUT Permata GBKP, Generasi Muda menjadi Berkat.Amin.

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate