Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Suplemen PA Moria : Galatia 5 : 13-15 ; Tgl 11-17 Agustus 2019

Ogen : Galatia 5:13-15

Tema :

Kebebasen  Guna Kiniulin (HUT RI ke 74)

17 Agustus 2019, menjadi hari yang meningatkan bahwa Negara kita sudah menjalani masa kemerdekaannya selama 74. Selama itu pula kita sebagai rakyat Indonesia, menjalani hidup kita sebagai bangsa yang merdeka/bebas, yang member banyak kemudahan dan keuntungan bagi hidup kita. Tentunya kemerdekaan ini tidak hanya kita lihat sebagai anugerah tetapi juga menjadi kesempatan yang terbuka lebar bagi kita untuk berkarya. Oleh sebab itu melalui nats bahan PA kita, kita melihat bersama-sama bagaimana seharusnya kita memahami dan memaknai kemerdekaan ini.

Bagian pembacaan teks PA kita merupakan surat Rasul Paulus yang ditulis dalam keadaan darurat yang menekankan “Anugerah, bukan perbuatan”.  Surat Galatia ini ditulis bagi orang-orang yang bertobat karena pekerjaan Paulus, tapi sekarang mereka dalam bahaya besar karena ada orang-orang yang memutarbalikkan kebenaran Injil tentang kemerdekaan  Kristen, bertentangan dengan ajaran Paulus, dengan peraturan-peraturan yang telah disahkan orang Yahudi. Di antara peraturan ini, sunat menduduki tempat terpenting, dalam peraturan itu juga di muat ketentuan makanan yang diperbolehkan. Mereka mengajarkan bahwa untuk mencapai keselamatan, maka iman kepada Kristus, memerlukan keharusan sunat dan penyesuaian diri terhadap peraturan-peraturan  Yahudi lainnya. Paulus,  merasa mat panting untuk menyatakan bahwa ajaran yang mencampuradukkan anugerah dengan Hukum Taurat adalah salah, Paulus menghimbau para pembacanya untuk berdiri dalam kemerdekaan yang baru diperoleh itu, dan jangan menaruh tengkuk mereka kembali di bawah perhambaan. Oleh sebab itu Galatia 5:13-15, menekankan tentang aturan dalam menjalani kehidupan dalam kemerdekaan.

Ay. 13: Dikatakan maka manusia (baik Yahudi dan Non Yahudi) di panggil untuk merdeka. Merdeka yang aertinya bebas dari perhambaan, penjahan; berdiri sendiri. Tidak terkena atau lepas dari tuntutan; tidak terikat, tidak tergantung kepada orang atau pihak tertentu. Berarti pemanggilan itu membuat manusia itu merdeka, terlepas dari hal-hal yang mengikat hidup.  Oleh sebab itu status (terlepas dari belenggu ) menjadi kesempatan untuk hidup saling melayani dalam kasih (agaph). Kesempatan hidup yang haru dijalani dengan saling melayani dalam kasih agape, mengajak kita untuk melihat bagaimanakah kasih Tuhan kepada kita (kasih yang tak menuntut balas/ anugerah yang diberikan kepada semua orang tanpa criteria tertentu). Jadi sudah selayaknyalah jemaat Galatia juga menjalani hidup dalam kasih Agaph (agape), tanpa membeda-bedakan kelompok dan juga menilai orang dengan aturan-aturan yang ada.

Ay. 14: Penekanan Kasih kepada orang lain juga dikaitkan dengan cara manusia mengasihi dirina. Cara kita mengasihi orang lain  sama dengan cara mengasihi diri kita sendiri dengan kasih agape. Sebab jelas bahwa manusia tidak akan pernah  menuntut balasan kepada dirinya sendiri. Manusia tahu apa yang baik dan dirindukan oleh dirinya sendiri. Demikian juga lah perlakukan kita terhadap sesame kita.

Ay. 15: Hal-hal yang harus dijauhkan dari kita kita adalah sikap “saling Mengigit”, “saling menelan”, yang akan berakhir dengan kebinasaan.

Manusia mendapatkan kebebasan ari Yesus, agar manusia terlepas dari kematian (yang mengikat hidupnya selamanya). Hal itu dilakukan dengan pengorbanan yang sangat mahal sekali. Hal itu dilandasi dengan kasih yang tak terbatas.  Manusia dipanggil hidup untuk merdeka dan hidup dalam kemerdekaan itu. OLeh sebab itu kita manusia jangan membawa dirinya kembali untuk hidup dalam kebinasaan. Dan hal itu dilalui dengan cara hidup dalam kasih (agaph) dengan sesame manusia.

Pdt Sripinta  br Ginting

Rg GBKP Cileungsi

Suplemen PA Moria : Kejadin 48 : 1-5 : Tgl 04-10 Agustus 2019

Ogen   : Kejadin 48:1-5

Tema

Kekelengenku  Jadi  Gegehndu

Kitab kejadian merupakan kitab yang melaporkan permulaan dari segala sesuatu sampai dengan zaman Yusuf dan juga permulaan dari bangsa Israel. Khusus bahan perikop pembacaan PA moria  menceritakan tentang Yakub yang memberkati anak Yusuf  yang bernama Manasye dan Efraim, yang menjadi permulaan dari suku bangsa Israel.

 Pada waktu itu umur Yakub 147 tahun, dan dalam keadaan yang sudah melemah.

 Ay. 1 dikatakan maka, Yusuf mendengar bahwa ayahnya Yakub dalam keadaan sakit. Mendengar hal itu Yusuf pergi datang menjumpai Yusuf dan membawa serta 2 orang anaknya yang bernama Manasye dan Efraim. 

Ay. 2, ketika mendengar  Yakub mendengar Yusuf datang menemuinya, maka Yakub mengumpulkan segenap tenaga untuk duduk (dalam bahasa ibrani dikatakan vayitkhazeq yang artinya  dia menguatkan dirinya). Ini memperlihatkan bahwa situasi Yakub pada waktu sangat lemah sampai untuk duduk ditempat tidurnya saja Yakub harus mengumpulkan tenaga. Terlihat ada kekuatan baru yang muncul ketika anaknya Yusuf dan ke dua cucunya datang menjumpainya.

Ay.3-5: Yakub dalam kelemahan fisiknya, tetap mengucapkan pengakuannya tentang Allah yang yang menampakkan dirinya dan memberkatinya. Terlihat jelas bahwa dalam keadaan tubuh yang sudah melemah tapi Yakub tetap memiliki keyakinan dan iman yang teguh atas pengenalannya akan Allah, yang Maha kuasa. Yakub juga mengingat Firman Tuhan yang telah berjanji menjadikan keturunan Yakub menjadi sekumpulan bangsa-bangsa dan memberikan negeri  ini kepada keturunan yakub. Dalam ayat yang ke-5, juga terlihat maka Yakub menganggap kedua nak Yusuf sebagai anaknya sendiri, dengan demikian menjamin dua bagian warisan bagi Yusuf. Efraim dan Manasye akan memiliki hak dan kedudukan yang setara dengan saudara-saudara Yusuf  lainnya.

Kejadian pasal 48 ini juga memperlihatkan kepda kita tentang dididkan seorang ayah kepada anak dan cucunya yaitu menyatakan berkat Tuhan dan janji-janjiNya secara berulang-ulang mulai dari nenek moyang mereka Abraham. Sebuah pengajaran yang diceritakan dan disampaikan secara langsung, tentang Allah. Dan itulah yang selalu dilakukan oleh para orangtua yang saleh yang menginginkan berkat Tuhan kepada mereka dan juga keturunannya. Dan inilah warisan iman yang hendak diwariskan oleh Yakub kepada keturunannya. Sebelum mengucapkan berkat kepada Efraim dan manasye, Yakub juga menceritakan tentang pengalamanimannya di Lus (nama lain dari Betel).

Dari nats PA kita ini kita bisa melihat beberapa point penting:

1.        Orangtua tetap merasa bertanggung jawab terhadap anak-anaknya sampai akhir hidupnya.

2.        Anak-anak merupakan kekuatan bagi orangtua. Orangtua merupakan sumber berkat buat anak-anaknya.

3.        Warisan yang paling berharga adalan warisan iman (pengenalan akan Tuhan) yang harus selalu disampaikan secara berulang-ulang.

Pdt Sripinta  br Ginting

Rg GBKP Cileungsi

Suplemen PJJ : Matius 18 : 23-35 ; Tgl 11-18 Agustus 2019

 

Ogen : Matius 18: 23-35

Thema :

Hut Kemerdekaan RI 74 Tahun

1.     Pitu puluh empat tahun negaranta enggo merdeka, janah enggo me melala kai enggo ibahan Pemerintahta, gundari si idah baik i Jawa bagepe luar Jawa pembangunen enggo banci inikmati masyarakatta, contohna erga bbm enggo seri kerina baik i Papua, bagepe kawasan Timur Indonesia pembangun cukup hebat. Karya pemerintahan 5 tahun terakhir enda cukup merata.

Namun lit piga-piga hal si perlu denga iperbaiki  eme :  tetap denga lit ott (orang tertangkap tangan)  KPK  piga-piga  pejabat public ketangkap tangan. Bage pe pemberantasan narkoba lenga banci tertuntasken, emaka enterem denga ketangkap : pembuat, pemake, pengedar kena oprasi (tertangkap)  Polisi. Tapi i percaya adi kalak Kristen banci mencoba jadi penyampai suara Kenabian, janah orang Kristen la korupsi, kalak Kristen la pembuat, pemakai, pengedar narkoba, e luar biasa kal dampak si mehuli. Gundari 74 tahun kai naringe ndia si perlu pehuli ibas ngisi kemerdekaanta enda, tentuna kita sebagai warga GBKP tetap si jadi suara Kenabian bas kegeluhen wari wari.

2.     Arah teks alkitab ta enda eme sada perumpamaan ibahan yesus man Ajar-ajar bagepe jelma sienterem, termasukpe man banta, ija banci siidah alur ceritana:

a.   Raja, idona bas sekalak jelma (A) erjuta juta

b.  Jelma si A lit ka idona bas si B piga piga ribu

-       Duana si puna utang e nagih idona man perutangenna.

-       Duana ka si rutang e erjimpuh mindo gelah itimaina lebe

-       Raja e nuruh gelah ndayaken kerina ertana ras dirina (man si A)

-       Si A nangkap ras ncekak, ertina cara kekerasan banna

-       Raja e mehuli, sebap enggo sadar maka labo tergalarina, maka isasapkenna idona si erjuta juta e.tapi si lit idona hanya ribu-ribu e keras banna man bana

Ia la sadar maka utang na jutaan enggo lunas, tapi idona ribu I tagihna alu cara kekerasan. Endam gelarna tidak tau di untung la ngataken bujur, lalit ibas ia keleng atena nandangi sesamana. Endam gelar na ngalo ngenca tena, eme bagi kuan kuan, sip-sip paketeng, adi ido mbelang cuping na, merawa ia, tapi adi utang perpasek-pasekna bana.Emaka kai si ibahan si A nandangi si B, ilaporken kalak ku raja si enggo nasapken utang na ndai.

Emaka Raja nuruh si A ngadap man Raja nina raja kam kalak  jahat utangndu enggo ku sasapken  emaka kam pe harus mekuah atendu man teman-teman ndu emaka merawa raja janah I penjarakena juak-juakj si A

3.     Hal enda eme kuga Jesus sebagai juruslamat enggo nggalari utang dosanta arah ia nggit i kayu persilang janah ia rela berkorban untuk kita tapi megati kita si enggo i alemi salahta, tapi kita la ka nggit ngalemi salah temanta tiap pulung si belasaken Pertoton Tuhan alemi min salah ku bagi aku  ngalemi salah kempak aku tapi kinanta uga sabap seh ngundari enda kita kalak Karo dendam ermusuhen denga nandangi keluarganta erturang, ersenina.  Berlaku denga kuan-kuan Karo : La ateku sada matawari, tahpe gelarna e pe teku lang. Enggo 74 Tahun merdeka ndai tapi megati kita lenga merdeka, tapi bagi kalak ijajah.

Bagepe enggo puluhen tahun kita jadi kalak Kristen, tapi perlagu langkah, caranta rukur ras bertindak tetap bagi siadi. Kai ertina Yesus enggo memerdekaken kita ibas dosa nari, harusna min meriah kal ukurta adi enggo kita merdeka ban Yesus,  enggoka kita merdeka ibahan para pejuangta, emaka ula si sia-siaken kini latihen para pejuangta guna ngerebut kemerdekaan enda, ise kita enggo bebas bagepe secara kiniteken warga gereja maka kita pe la menyia-nyiaken kai si enggo ilakoken Tuhan Yesus nandangi kita (Yoh3:16), lanai sia-siaken darehna si enggo mambur guna kemerdekaan secara hukumen dosa. Merdeka Negara, merdeka kita tapi terus berjuang, terus berperang melawan kebodohan, narkoba ras korupsi. Merdeka secara iman harus terus berjuang melawan ke munafikan, melawan kebodohan dan melawan kemaksiatan. Isi dan lanjutkan kemerdekaan, dan janganlah bermusuhan, ertemanlah, si alem-alemen salah lah kita, lalit inganta adi si imbangen kita. Utangta enggo ilunasiNa (isasapkeNa), emaka ka kitape ngasup sialemen-alemen.

Pdt Andarias  Brahmana

Ketua Klasis Jakarta-Kalimantan

 

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate