Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Minggu tgl 09 Februari 2020 ; Mazmur 112 : 1 - 10

Invocatio : "Berbahagialah orang-orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di segala waktu! (Mzm. 106:3)
Bacaan   : Matius 5 : 17 - 20
Khotbah  : Mazmur 112 : 1 - 10
Tema   :  Kebahagiaan orang benar.
Pendahuluan
Saudara saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
SEPTUAGESIMA dalah nama untuk hari Minggu kesembilan sebelum Paskah, yang ketiga sebelum Rabu Abu . Istilah ini kadang-kadang diterapkan pada tujuh puluh hari dimulai pada hari Minggu Septuagesima dan berakhir pada hari Sabtu setelah Paskah.  Ada juga pendapat mengatakan Septuagesima berarti 'yang ke-70'. Angka 70 itu tidak me-nunjukkan hari ke-70 sebelum Paska, tetapi melambangkan ke-70 bangsa di dunia (kej. .10) serta ke-70 tahun masa pembuangan di negeri Babel (2Taw. 36:21; Yer. 25:11,12). 
Di Minggu Septuagesima ini kita diajak untuk mengingat masa masa ketika Yesus menghadapi berbagai percobaan disaat melayani di dunia ini. Namun kepatuhan Yesus kepada Tuhan membawa DIA menang mengalahkan berbagai percobaan. Tentu ini dikarenakan jelas sekali tujuan Yesus di dalam hidupNYA dan mengerti akan tujuanNYA di dunia ini. Oleh karena itu tetap berpegang teguh dan patuh kepada Tuhan yang mengutusNya. Demikian juga kita, diajak agar kita patuh kepada Tuhan sang empu kehidupan kita, karena kepatuhan inilah yang menjadi kebahagiaan kita. 
ISI
Saudara saudara yang dikasihi Tuhan Yesus
Semua manusia yang hidup didalam dunia ini pasti merindukan kebahagiaan. Pasal 112 melukiskan orang benar yang telah mengerti apa arti takut akan Allah. Demikian pula dalam pokok yang dibicarakan Mazmur, mempunyai kesamaan dengan pasal sebelumnya pasal 111 yang menyatakan perbuatan-perbuatan mengagumkan dari Allah. Ada 3 bahagian inti dalam Mazmur 112:1-10 ini yaitu,
1. Ayat 1-3, Kebahagiaan. Berbahagialah orang. Dengan gaya bahasa yang mengingatkan pada Mazmur 1:1, pemazmur mengemukakan tentang kebahagian orang yang takut akan Tuhan. "Takut akan Tuhan" lebih dipahami dalam pengertian rasa hormat atau kagum yang muncul ketika berjumpa dengan pribadi Allah yang hidup. Perjumpaan itu akan mengakibatkan perubahan dalam diri manusia, baik pribadinya maupun keluarganya. Orang yang takut akan Tuhan tentu saja suka melakukan perintah-perintah Tuhan. Sehingga Keturunannya pun menjadi pewaris berkat-berkat-Nya, baik secara rohani maupun materi. 
2. Ayat 4-6. Sifat-sifatnya. Pengasih dan penyayang, orang yang adil. Kata-kata ini juga dipakai dalam Mazmur 111 ketika penulisnya menggambarkan tentang Allah. Ini adalah penerapan dari kebenaran kekal bahwa orang saleh makin hari makin menjadi serupa dengan obyek ibadahnya. Kemakmurannya abadi dan namanya akan terus diingat orang karena kesalehannya.
3. Ayat 7-10. Keadaannya Yang Tetap. Hatinya teguh. Kepercayaannya yang kuat kepada Allah memberinya rasa mantap yang tidak mungkin dimiliki oleh orang fasik. Di sini kebenaran dan kebajikannya tetap untuk selama-lamanya berlawanan secara tajam dengan nasib orang fasik. 
      Yesus menegaskan dalam bacaan kita di Ayat 17, bahwa Yesus tidak datang untuk meniadakan hukum Taurat, tapi apakah itu berarti bahwa semua hukum Taurat PL masih berlaku bagi kita sekarang? Dalam PL ada 3 kategori hukum:
-  The ceremonial law. Berkaitan dengan ibadah penyembahan umat Israel (Im. 1:2,3). Ini tidak berlaku lagi sejak Yesus mati bagi kita. Prinsipnya: kita harus menyembah dan mengasihi Allah.
-  The civil law. Berkaitan dengan tata cara kehidupan umat Israel (Ul. 24:10,11). Semua hukum sosial yang mengatur kehidupan bangsa Israel sudah tidak berlaku. Prinsipnya: kita perlu mengatur sikap hidup kita.
- The moral law. Ini adalah 10 Hukum Taurat Musa (Kel. 20:13). Ini masih berlaku dan diminta untuk dilakukan secara ketat. Yesus sendiri sudah mentaati hukum moral secara sempurna.
      Ayat 20, menegaskan, bahwa orang-orang Farisi dan para ahli Taurat adalah orang-orang yang berusaha mentaati dan melakukan hukum Taurat. Lalu mengapa Yesus memerintahkan kita supaya hidup lebih benar dari hidup mereka?
• Karena mereka merasa puas diri sudah mentaati hukum Taurat secara lahiriah. Padahal hati mereka jauh dari kerajaan Allah.
• Mereka tidak mengijinkan Tuhan merubah hati dan sikap hidup mereka. Dengan kata lain, mereka mengajarkan firman, tetapi tidak menghidupi firman, atau mereka tidak memiliki integritas antara iman dan perbuatan (Mat. 23:3).
• Karena itu, Yesus berkata bahwa kualitas dari kesalehan, kebenaran kita harus lebih besar daripada orang-orang Farisi dan para ahli Taurat, jika ingin masuk dalam kerajaan Allah.
    Aplikasi
    Pada zaman ini banyak sekali tawaran duniawi kepada kita antara yang kebenaran dan kepalsuan, antara benar dan salah, baik dan jahat yang hampir tidak terbedakan kita. Namun orang yang takut akan Tuhan pasti patuh kepada perintah Tuhan dan orang yang patuh kepada Tuhan pasti benar hidupnya. Sehingga orang yang demikian pasti bahagia hidupnya. Minggu Septuagesima ini kita diajak :
1. Hidup benar dan adil adalah sikap yang Tuhan inginkan (invocatio). Orang benar adalah orang yang tidak mementingkan dirinya sendiri, bersikap adil, mau menolong, tujuan hidupnya berguna bagi semua orang. Dan hanya orang yang berpegang teguh kepada hukum Tuhan yang mampu melakukannya.
2. Tuhan Yesus mau kita hidup tidak hanya sekedar hidup, tetapi menjalani hidup yang berkualitas, hidup tampil beda, hidup di dalam kasih dan ketaatan.
a. Kebenaran kita harus bersumber dari apa yang Allah lakukan dalam hidup kita, bukan apa yang dapat kita lakukan dari diri sendiri.
b. Kebenaran kita harus berpusat kepada Allah (God centered) bukan diri sendiri (self centered).
c. Kebenaran kita harus berdasarkan relasi kita dengan Allah, bukan pengakuan orang lain.
d. Kebenaran kita harus melampaui sekedar menjaga hukum Taurat, tetapi menghidupi prinsip-prinsip dibalik hukum Taurat itu. 
3. Hiduplah takut akan Tuhan supaya hidup kita berbahagia. Kita bisa takut akan Tuhan jikalau kita hidup senantiasa mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Berdoalah agar hidup kita menjadi berkat. Itulah kebahagiaan orang benar. Amin
Pdt Nur Elly Tarigan M.Div
GBKP runggun Karawang
081362008714

Minggu 02 Februari 2020 ; Matius 5 : 1 - 12

Invocatio : “Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya (Maz.146:5)

Bacaan         : Mikha 6 : 1 - 8

Khotbah       : Matius 5 : 1 - 12

Tema : Kebahagiaan Yang Sesungguhnya (Ketuahan Si Tuhu-tuhu)

I.    PENDAHULUAN

Salah satu aspek yang diharapkan oleh hampir semua orang di muka bumi ini adalah kebahagiaan hidup. Jika seseorang ditanyakan mengenai apa yang diinginkannya dalam hidupnya, maka kebanyakan orang akan menjawab bahwa mereka menginginkan kebahagiaan. Biasanya ukuran kebahagiaan tidak jauh-jauh dari kekayaan, ketenaran, kekuasaan, kecantikan dan kesehatan. Namun, ada kisah-kisah kehidupan yang memperlihatkan bahwa kekayaan, ketenaran, kekuasaan, kecantikan dan kesehatan tidak otomatis membawa kebahagiaan.

·      Jika kekayaan bisa membuat orang sangat bahagia, tentu Adolf Merckle yang menyandang gelar orang terkaya di Jerman tidak bunuh diri dengan menabrakkan badannya ke kereta api. Tentu Adolf Merckle bukan satu-satunya orang kaya yang bunuh diri.

·      Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA atau Sulli, artis terkenal dari Korea Selatan, tidak bunuh diri. Michael Jackson meminum obat tidur hingga overdosis, sedangkan Sulli, menurut pernyataan polisi setempat, menggantung dirinya di rumahnya karena depresi berat.

·      Jika kekuasaan membuat orang bahagia, tentunya Getulio Vargas, presiden Brazil tidak akan menembak jantungnya sendiri. Sebelum mengakhiri hidupnya, Vargas menulis ungkapan di secarik kertas. Isinya, kekecewaan mendalam krisis ekonomi yang saat itu menghantam Brazil.

·      Jika kecantikan membuat orang bahagia, tentu Marlyn Monroe,  artis cantik dari Amerika, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis dan menewaskan dirinya.

·      Jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, seorang dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri akibat sebuah acara di televisi. Thierry mengakhiri hidupnya ketika dia dikritik media soal integritasnya sebagai dokter.

Dalam bahan khotbah Minggu ini, kita akan belajar “konsep berbahagia” dari ajaran Yesus.

II.         I  S  I

Oleh LAI, dalam Alkitab Terjemahan Baru, perikop Matius 5 : 1 – 12 diberi judul “Ucapan Bahagia”. Kata ‘berbahagialah’ di ayat 3 - 11, oleh KJV dan NIV dituliskan blessed’  (= diberkatilah). Kata ‘berbahagialah’ / ‘diberkatilah’ tidak menunjuk kepada kebahagiaan / keadaan diberkati menurut ukuran dunia, seperti kaya, sukses, berkuasa, cantik, sehat dan sebagainya. Sebab, bila demikian bagaimana bisa dikatakan berbahagialah / diberkatilah orang yang dianiaya / dicela / difitnah’ seperti dalam Mat 5:10-11? Juga, kata ‘bahagia’ di sini tidak menunjuk pada ‘perasaan bahagia’ yang terasa dalam hati. Bila kata ‘bahagia’ memang menunjuk pada perasaan bahagia dalam hati, bagaimana mungkin bisa ada ay 4 yang berbunyi: Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”?

Kata ‘berbahagialah’ / ‘diberkatilah’ di sini menunjuk pada kebahagiaan / keadaan diberkati dalam pandangan Tuhan. Jadi, dalam pandangan Tuhan orang-orang seperti dalam Mat 5:3-12 adalah orang yang berbahagia / diberkati. Bisa saja pandangan Tuhan ini bertentangan dengan pandangan manusia. Jadi bisa saja kita miskin, gagal, menderita, dianiaya, lemah dsb, tetapi dalam pandangan Tuhan kita berbahagia / diberkati. Sebaliknya bisa saja kita kaya, berkedudukan tinggi, sukses, Dan sebagainya, tetapi dalam pandangan Tuhan kita celaka / terkutuk.

Bdk. Luk 6:24-26 - “Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.

Bila kita melihat cerita tentang Lazarus dan orang kaya (Luk 16:19-31), yang mana dari mereka yang berbahagia / diberkati menurut pandangan manusia? Pasti orang kayanya. Tetapi yang mana yang berbahagia / diberkati dalam pandangan Tuhan?

Lazarusnya! (Eksposisi Injil Matius : golgothaministry.org)

Namun, bukan pula lalu setiap orang yang miskin, gagal, menderita pasti berbahagia/diberkati dalam pandangan Tuhan, sedangkan orang kaya, sukses, berkedudukan tinggi, pasti celaka dalam pandangan Tuhan. Yang berbahagia atau yang diberkati dalam pandangan Tuhan adalah yang berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati dihadapan Allah. Sebagaimana dituliskan dalam Mikha 6 : 8 (bacaan pertama GBKP dalam kebaktian Minggu, tanggal : 02 Februari 2020) : “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu  : selain berlaku adil,   mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati   di hadapan Allahmu? "

Tuhan Yesus memberikan definisi yang sangat berbeda mengenai kebahagiaan di dalam Allah dengan kebahagiaan yang dipahami manusia pada umumnya. Setiap orang Kristen terpanggil untuk menghidupi suatu kehidupan yang penuh makna, apa pun situasi yang sedang dihadapinya. Dunia mengejar dan berusaha mendapatkan berbagai hal untuk kebahagiaan diri namun setiap anak Tuhan terpanggil untuk memberikan diri dan mendatangkan damai dan kebahagiaan bagi dunia.

alam perjalanan hidup kita, yang terberat bukanlah masalah atau problem yang terjadi, seperti kemiskinan, dukacita, kelaparan, aniaya. Yang terberat adalah ketika kita seorang diri menghadapi masalah atau problem itu, bukan? Seberat apa pun masalah atau problem tersebut, kita dapat menanggungnya selama kita mempunyai teman untuk berbagi. Namun, ketika kita merasa sendiri, masalah atau problem itu akan menggilas kehidupan kita. Berapa banyak orang yang berputus asa dan mengakhiri kehidupan, bukan hanya karena beban berat, tetapi karena tidak mempunyai rekan untuk berbagi. Kemungkinan, Adolf Merckle, Michael Jackson, Sulli, Getulio Vargas, Marlyn Monroe, Thierry Costa, yang kisahnya dituliskan di awal tulisan ini, mengakhiri hidupnya karena merasa tidak punya teman atau penolong dalam menghadapi situasi yang sulit. Itu makanya, kembali kita diingatkan melalui  ayat invocatio, Mazmur 146 : 5, Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya.

III.   REFLEKSI

Marilah dengan tekun dan setia kita melakukan perbuatan baik dan kiranya hati kita tetap tertuju kepada Allah, penolong kita, sehingga disetiap sisi kehidupan kita, kita tetap berbahagia dan mampu mengucap syukur.

Kebahagiaan sejati adalah dampak dari hidup taat kepada Allah dengan segala konsekwensi apa pun yang mungkin terjadi didalamnya, entahkah mendatangkan pengalaman sukacita atau mungkin akan menghadapi tantangan.

Jikalau Tuhan mengijinkan kita mengalami penderitaan dan kekecewaan, itu karena Allah ingin membentuk dan membawa kita memasuki pengalaman rohani yang semakin dalam. Kebahagiaan tidak pernah menjauh dari orang yang mentaati Allah.

Di dalam kitab kehidupanmu, temukanlah saat di mana Tuhan pernah jadi bagian penting dan dekat denganmu: saat kecilmu yang indah, saat pergulatan masa remajamu, saat airmatamu jatuh saat kau sakit atau kecewa, saat indahmu bersama orang-orang yang dikasihi, saat perihmu karena diabaikan….saat lelahmu melakukan yang terbaik….., saat kamu berbagi kasih…….

Pdt.Asnila Br Tarigan

GBKP Rg.Cijantung

Pekan Penatalayanan wari 7 ; Epesus 4 : 13 -16

INVOCATIO : Dage lit telu si tetap arus idalanken e me: erkiniteken man Tuhan, erpengarapen man Dibata, erkeleng ate man kalak sideban, janah si pentingna ibas sitelu e, e me engkelengi kalak sideban ( 1 Kor 13 : 13)

OGEN           : Mazmur 18 : 30-36

KHOTBAH     : Epesus 4 : 13 – 16

TEMA          : SEH KU TINGKAT KEDEWASAAN KRISTUS

Kata Perlebe

Visi GBKP “Jadi aron Dibata maba pasu-pasu (menjadi kawan sekerja Allah membawa rahmat), Jadi pasu-pasu salah sada syaratna eme buah kedewasaan. Adi ibas ilmu tumbuh-tumbuhen, sinuan-sinuan si enggo dewasa nge  banci erbunga ras erbuah. Buah e me si banci langsung  inanami kalak.

Ibas Pekan Penatalayanenta wari terakhir  enda ibabai kita kubas perjuangen “Seh ku Tingkat Kedewasaan Krietus”, sekaligus enda me tema  besar Pekan Penatalayanenta Ibas tahun 2020 enda.  Ipake kami istileh “perjuangen” sebab ije lit proses si harus idalani  gelah dewasa, pengalamen si pagit ras is entebu, si bagi ukur entah si la bagi ukur, harus idalani alu sada kiniteken kerina maba kiniulin (Rm 8:28, Yer. 29:11,  Peng. 3:11 ), alu bage kerina perpulungen la kelsehen, putus asa, pesimis entah jadi pecundang ras rangap, si lit eme meriah katawari pe (I Tes.5:16), ngataken bujur  ibas i kugapana pe (1 Tes,5:18).

Dewasa ijenda labo ngerana soal umur, tapi soal perukuren, perngerana ras perbahanen. Sebab melala kalak si enggo metua tapi  perukuren, pngerana ras perbahanena seri ras danak-danak, sebalikna lit ka nge anak-anak  tapi perukurenna, pengerana ras pengerana enggo dewasa. Kata  “dewasa” ijenda banci si kunci alu kata “positif (mehuli), ertina kalak dewasa eme “rukur mehuli Positif),  perbahanena mehuli (positif)  ras rananna pe mehuli (positif).

Si jadi persoalen eme mehuli e menurut ise ? sebab kiniulin doni enda pe nisbi, subyektif, mehuli akapndu langa tentu mehuli kuakap, ras sebalikna mehuli kuakap langa tentu mehuli akapndu, erkiteken sie maka terjebak kita kubas sada situasi saling “menghakimi” siah kurang dewasa, sie kurang dewasa, erpengakap maka kita si dewasana, tapi adi sungkun ka kalak si deban kita ka si ladewasana kel...

Sada ngenca standart kedewasaan eme “Kristus”, em si isaksiken Paulus man perpulungen Epesus, Janah e ka me pe ipeseh man banta, gelah kita seh k tingkat kedewasaan Kristus.

Niksiki Ayat Alitab

Epesus 4, enda ngerana soal “kiniersadan kula”, tentu hal sienda ilatar belakangi litna “kinierbagen” ibas perpulungen.  “Kinierbagen”  e  megati isalahgunaken, labo jadi nali pengiket persadan tapi justru  jadi  tembok si nirang-nirangi perpulungen. Kelebihen ibas sada ras sidebanna lanai jadi pasu-pasu tapi enggo jadi palu-palu.

Erkiteken sie maka Paulus nuriken man perpulungen e, gelah “dewasa”  min makeken ras menyikapi kelebihen si lit ibas kita bage pe kelebihen si lit ibas kalak sideban.  Salaah sada caraa menyikapi sie kerina eme; meteruk ukur, lemah lembut, saber, ola pergelut, kerina epalasna eme “kekelengen”, nggeluh ibas perdamen. Harmonis ras sinergi sue ras kulanta si melala ring-ring enda.

Perbedaan si bereken Tuhan labo gelah “kita saling engkarat ras ndendeh” tapi gelah saling mengisi ras melengkapi. Kuan-kuanen 27:17 “Desken waja mpetelam waja, bage pe manusia erlajar sapih-sapih ia” erkiteken sie maka ibereken Dibata pemere-pemere si pelain-lain, lit jadi rasul, si mpermakani perpulungen ras guru-guru.  Tujunna eme gelah sikap majekken kula Kristus.

Bahan renungenta ay.13-16, mabai kita rukur positif  (dewasa) ibas menyikapi perbedan, sebab tujunna e me gelah kita ersada, uga maka banci kita ersada ?

Ay. 13. Sada Kiniteken Ras Penandai Kerna anak Dibata

Enggo si lewati wari natal, maka enggo sieteh ise kin Yesus e, tubuh ibas karang asuhen, IA jadi jelma labo saja gelah banci kita ndeher, jadi teman ras kita tapi terdauhen eme “gelah sieteh uga kin harusna kita nggeluh, enggo ibahanna sada “contoh/si man ikuten”, Adi bas sekolah mbarenda megati kel ikuanken  kalak si motuna kel eme “encontoh pe salah denga”.

Adi enggo ersada kiniteken ras penandaita kerna Kristus tentu kerina kita ersura-sura bagi Kristus sebagai standart kegeluhen kalak Kristen (bd. Pilipi 2:6-8) ertina kegeluhen-Na iiket ibas sada kata “jadi pasu-pasu aminna pe ngenanami kiniseran”. Adi nita kita pengikut Kristus la banci lang maka pola kegeluhenta harus bagi pola kegeluhen Kristus, adi lang tuntu labo banci ikataken kita enggo “dewasa”, aminna pe kita enggo jadi Pendeta entah Emeritus.

Dewasa è tetap mehuli (positif) ibas kerina keadaan, la nggit ndabuh kubas dosa erkiteken kalak erdosa.  Tetap rukur mehuli ras ngelakoken si mehuli (bd. Yusuf man senina-seninana Kej. 50:19-21).

Ay. 14,  Terombang-ambing dingen ijole-joleken angin pengajaren penipu

Salah sada ciri kalak  dewasa, punya prinsip. Kai si itekina ras kai si akapna payo jadi sada si permanen ibas ia, alu bage lanai mesunah ipengaruhi.  La bagi  anak-anak si banci “iiming-imingi alu janji-janji istilah si gundari nina PHP, bereken janji si menggiurken mis kin akapna tuhu, tempa enggo ialokenna, erkiteken si emaka mis kel berubah prinsipna.  Kalak si dewasa ibas kiniteken harus menguji kerina pengajaren alu pendahin kersah si badia (Bd. 1 Yoh.4:1 “ujilah kerina kesah, sebab enggo melala nabi-nabi perguak). Kalak si dewasa lanai man  nakan dak-dak  tapi nakan keras, GBKP  enggo 130 tahun, hati-hati alu istilah “jenuh, monoton” seh maka ersura-sura kita lalap ndarami si mbaru, alu lanai ngukuri e payo entah la payo (bd 2 Tim,4:3 ndarami guru-guru guna ngajari ia kerna kai akapna entabeh megikenca).  Kebaktin ras megiken  Kata Dibata labo seri ras nonton bioskop “menarik entah la menarik, sor entah la sor, sebab e nakan pertiendin. Megiken kata Dibata ras kebaktin  seri ras “man adi enggo jamna “entabeh ras la entabeh panlah”, sebab adi kune lang banci kita lemas ras sakit. Lanai lit istilah ibas kebaktin “ise pengkhotbahna”,ise pe si khotbah adi enggo itangkuhken imani e pilihen Tuhan. Kebenaren mutlak eme “kata Dibata, labo kata pendeta, hati-hati gelah ula kita papak/sesat.

Ay,15 Nuriken Si Tuhu-Tuhu Dem Ibas Keleng Ate

Salah sada dahin selaku kalak Kristen eme “ngajari kalak kerna kerina si iperintahken Yesus (bd.Mat. 28:20). 130 tahun gerejanta enggo seharusna kita mandiri ibas Teologi ras SDM, emaka enggo paksana kita siajar-ajaren erpalasken keleng ate. Ibas keleng ate lalit ngukuri keperlun pribadi, ibas keleng ate si mberat jadi menahang, ibas keleng ate lalit guak (sandiwara) tapi nuriken kerina situhu-tuhu, lalit dusta diantara kita, terbuka erbahan relasi pe lancar sada ras sidebanna.

Tahun pelayanenta “Meningkatkan Kemampuan Warga GBKP Dalam Pengelolaan Informasi dan Keterampilan Dalam Pengelolaan Tekhnologi Informasi”.  Tentu sepakat kita maka tkhnologi eme alat si “mpesunah”, mpesunah kita mpeseha berita si payo bage pe si la payo. Tapi adi kalak si dewasa  (mampu/cerdas) labo menyalahgunaken tehkologi ku hal-hal si la mehuli. Sebagai kalak si dewasa, ula kita nggit man “sampah” tekhnologi tapi kita harus memetik buah teknologi ras mbagiken buah tehknologi man kerina manusia.

Sie kerina maka banci jadi adi kita tetap ersada ras Kristus sumber kedewasaan e,  IA me “takal sebagai sumber insfirasi, IA me takal sebagai pemimpin si ngaturken kerina kalak Kristen, alu bage ise pa la banci pulah ibas iketen persadan ras IA. Ibaras Kulanta enda, maka ibas takal (otak) si memerintah kerina pergeraken organ tubuhta, adi kune lit bagin kulanta enda si terlepas ( la terhubung ras otak, mis nge lanai rorat)

Aplikasi

1.     Pekan Penatalayanen ilakoken bas gerejanta , mengawali kerina kegiaten  pelayanen, PA, PJJ, gelah kerina kita ngawan perpulungen erngasupna  “menatalayanken geluh, pemeteh, dahin, waktu,  kebayaken ras kerina kinilitenta jadi kemulian man Tuhan. 

2.     Penatalayanen si lakoken sietiap tahun guna mpersada derap langkahta serayan ras perpulungen sue ras tahun gerejanta.

3.     Kedewasan empengasup kita makeken kerina kegeluhen ras  kinilitenta e jadi pasu-pasu man doni enda.

4.     Kedewasan e tentu lit ibas sada proses, tapi  ise si megenggeng seh ku kedungenna maka ngasup make panah si megeghna kal pe, seh maka banci ndatken keterkelinen dingen kehamaten (bd. Msm, 18:35-36)

5.     Kedewasan Kristus si empengasup kita tetap lit ibas kiniteken, pengarapen dingen kekelengen si tetap (1 Kor. 13:13)

Pdt Saul Ginting

GBKP Rg Bekasi

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate