Invocatio : Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan w mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing 1 , dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. (Matius 25:32-33).
Bacaan : Yeheskiel 34:11-16
Khotbah : Matius 25:31-46
Tema : Hukuman Pada Akhir Zaman
I. KATA PENGANTAR
· Isu tentang hari kiamat sering sekali menjadi topik-topik yang sangat hangat sekali dibicarakan apa lagi pada saat terjadinya bencana. Hari kiamat yang bagi orang Kristen sering disebut dengan Parousia atau kedatangan Yesus Kristus kembali merupakan topik yang sering dibicarakan dan sering sekali merupakan hal yang sangat menakutkan bagi beberapa orang. Bahkan sering sekali isu kiamat diisukan yang membuat banyaknya orang yang ketakutan. Misalnya isu kiamat yang diisukan pada jam 9 tanggal 9 Bulan 9 tahun 2009 yang membuat banyaknya orang mengalami ketakutan, setelah itu kembali diberitakan bahwa ada seorang pendeta mengatakan bahwa tanggal 10 November 2003 dunia akan kiamat sehingga bersama 300 orang jemaatnya berkumpul dan melakukan ritual, seperti menyanyi, menari, dan berpuasa dan bahkan ada yang 3 hari 3 malam tidak makan dan ada juga sampai 7 hari 7 malam tidak makan, menjual tanah, rumah dan harta mereka. Semua itu dilakukan untuk bersiap-siap menyambut kiamat 10 November 2003 seperti yang dinubuatkan pendeta mereka. Setelah itu kembali diisukan bahwa tanggal 21 Bulan 12 tahun 2012 bahwa dunia akan kiamat yang membuat banyaknya manusia waktu itu mengalami fobia kiamat. Bahkan sebuah film yang diproduksi tahun 2019 yang menceritakan tentang kiamat 2012.
· Demikian menakutkannya hukuman pada akhir zaman sehingga banyak sekali manusia yang dirudung ketakutan ketika membicarakan tentang akhir zaman atau bagi kita orang Kristen hari kedatangan Yesus Kristus kembali. Padahal seharusnya bagi orang Kristen sesungguhnya isu akhir zaman atau kedatangan Yesus kembali atau kedua kali ke duni ini tidak menimbulkan ketakutan, karena dalam doa Bapa kami yang selalu kita ucapkan menyatakan bahwa kita merindukan kedatangan Yesus kembali untuk mendirikan kerajaan-Nya agar kita anak-anak-Nya yang sudah diangkat menjadi ahli waris-Nya untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya yang kekal yakni Surga. Akan tetapi melalui khotbah kita hari ini kita akan belajar, bagaimana sesungguhnya sikap kita dalam menantikan kedatangan Yesus kembali ke dunia ini untuk mengangkat kita masuk ke dalam kerajaan-Nya.
II. PENDALAMAN TEKS
- Mat 24:3-25:46 merupakan nubuat Tuhan Yesus dan merupakan jawaban atas pertanyaan para murid-Nya tentang tanda-tanda kedatangannya kembali ke dunia ini. Dalam nas ini Yesus memberikan jawaban kepada mereka tentang:
1. Tanda-tanda umum yang akan terjadi selama zaman ini sampai pada akhir zaman (Mat 24:4-14);
2. Tanda-tanda khusus yang menunjukkan bahwa akhir zaman telah tiba, yaitu masa kesengsaraan besar (Mat 24:15-28);
3. Tanda-tanda yang menakjubkan yang terjadi pada saat Ia datang dengan kemuliaan dan kuasa (Mat 24:29-31);
4. Peringatan kepada orang kudus dalam masa kesengsaraan besar agar berjaga-jaga terhadap tanda-tanda yang menuju kepada kedatangan Kristus yang dinanti-nantikan segera setelah masa kesengsaraan besar berakhir (Mat 24:32-35);
5. Peringatan kepada orang percaya yang hidup sebelum masa kesengsaraan untuk siap sedia secara rohani karena kedatangan Kristus untuk jemaat-Nya akan terjadi pada saat yang tak diduga-duga (Mat 24:36-51; 25:1-30;
6. Suatu gambaran mengenai penghakiman bangsa-bangsa setelah Ia datang kembali ke bumi (Mat 25:31-46).
· Dalam khotbah kita hari ini Matius 25:31-46 menceritakan tentang berlangsungnya penghakiman terakhir. Ada beberapa hal yang diungkapkan dalam khotbah yang digambarkan dengan pemisahan antara domba dan kambing serta percakapan antara hakim dan orang-orang yang diadili. Di mana pada saat kedatangan Yesus kembali akan ada penghakiman di kemudian hari. Penghakiman ini akan memutuskan nasib setiap orang untuk dibawa pada kebahagiaan atau kesengsaraan kekal, dan mereka juga akan menerima balasan setimpal dengan apa yang dilakukan dalam kehidupan sekarang yang penuh pencobaan dan ujian. Mereka akan dihakimi sesuai dengan peraturan Injil yang kekal.
· Penyelenggaraan penghakiman pada hari yang mulia itu diserahkan kepada Anak Manusia, karena Allah akan menghakimi dunia ini melalui Dia (Kis. 17:31). Kepada Dialah semua penghakiman diserahkan. Itulah sebabnya mengapa penghakiman pada hari itu, yang merupakan pusat dari seluruh penghakiman, juga diserahkan kepada-Nya.
· Allah akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang dan dipisahkan untuk selama-lamanya. Di dunia, mereka tidak dapat memisahkan diri sendiri dari orang lain (1Kor. 5:10), dan tidak ada yang dapat memisahkan mereka (Mat. 13:29). Tetapi Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya, dan Ia dapat memisahkan mereka. Pemisahan ini begitu pastinya sehingga orang-orang kudus yang paling sedikit jumlahnya tidak akan tersesat di tengah kesesakan kerumunan orang berdosa, dan demikian pula, orang-orang berdosa yang tampaknya paling suci sekalipun tidak akan tersembunyi di antara kerumunan orang-orang benar (Mzm. 1:5). Masing-masing akan menuju tempatnya sendiri. Keadaan ini disamakan seperti seorang gembala yang memisahkan domba dari kambing (Yeh. 34:17).
· Orang-orang saleh itu digambarkan seperti domba yang tidak berdosa, lemah lembut, sabar, dan berguna. Orang-orang jahat sama seperti kambing, jenis binatang yang lebih rendah, buruk, dan susah diatur. Di dunia ini, domba dan kambing makan rumput bersama-sama sepanjang hari di padang rumput yang sama, tetapi pada malam hari dikandangkan di celah gunung yang berbeda. Setelah dipisahkan, Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya (ay. 33).
· Kristus memberikan kehormatan kepada orang-orang saleh, seperti kita menunjukkan rasa hormat kepada mereka yang kita tempatkan di sebelah kanan kita. Tetapi, orang-orang jahat akan dibangkitkan untuk mengalami kehinaan dan kengerian kekal (Dan. 12:2). Tidak dikatakan bahwa Ia akan menempatkan orang-orang kaya di sebelah kanan-Nya, dan orang-orang miskin di sebelah kiri-Nya; orang-orang terpelajar dan orang-orang bangsawan di sebelah kanan-Nya dan orang-orang yang tidak terpelajar dan rakyat jelata di sebelah kiri-Nya. Semua bentuk pemisahan lain, baik besar maupun kecil akan ditiadakan, namun pemisahan antara orang kudus dan orang berdosa, antara orang yang dikuduskan dan tidak dikuduskan, akan tinggal tetap kekal sampai selama-lamanya, dan kekekalan umat manusia akan ditentukan oleh pemisahan tersebut. Dalam penghakiman itu akan dilakukan terhadap masing-masing kelompok yang digambarkan dengan domba dan kambing yaitu orang-orang kudus dan orang-orang jahat.
· Orang-orang kudus akan diberkati meskipun mereka dihina dan dikutuk oleh dunia ini. Seperti yang disampaikan dalam bacaan kita yang pertama Yehezkiel 34:11-6 bahwa sekalipun bangsa pilihan Allah tidak dilayani dengan baik oleh pemimpin-pemimpin mereka, sekalipun pemimpin-pemimpin mereka tidak menguatkan mereka ketika daam keadaan lemah, tidak mengobati mereka pada saat sakit, tidak membaluti luka mereka pada saat terluka, tidak membawa mereka pulang pada saat tersesat, tidak mencari mereka ketika mereka hilang, sekalipun pemimpin-pemimpin mereka menginjak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman, Allah sendiri akan turun tangan untuk menggembalakan dan memperhatikan domba-domba-Nya.
· Orang-orang Kudus yang telah mengikut Yesus memikul salib, akan ikut bersama-Yesus mengenakan mahkota. Mereka yang diberkati oleh Bapa akan dilimpahi dengan kebahagiaan yang sangat berlimpah. Yang diberikan adalah sebuah kerajaan, yang dianggap sebagai harta milik paling berharga di muka bumi, termasuk kekayaan dan kemuliaan terbesar yang ada di dalamnya. Semua orang yang menerima kerajaan itu akan mengenakan kemuliaan mahkota itu, menikmati semua kesenangan istana, dan menguasai keistimewaan harta di negeri itu. Mereka yang di dunia ini menjadi pengemis dan orang tahanan, yang dianggap paling hina dari semuanya, kelak akan mewarisi kerajaan (Mzm. 113:7).
· Orang-orang Kudus akan memenuhi Sorga yaitu kehidupan yang hanya ada kebahagiaan semata. Itu adalah kehidupan kekal. Tidak akan ada kematian di masa kehidupan itu, juga tidak akan ada usia lanjut di masa penghiburan itu, atau dukacita yang memahitkan.
· Alasan yang mendasari kebahagiaan itu disampaikan dengan kalimat, “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan” (ay. 35-36). Hal ini tidak dapat disimpulkan bahwa perbuatan kita yang baik patut mendapatkan kebahagiaan sorga, karena seberapa berharga ataupun istimewanya perbuatan kita itu: kebaikan kita tidak membuat pengaruh apa-apa bagi Allah. Sebaliknya, jelaslah bahwa Yesus Kristus akan menghakimi dunia ini dengan peraturan yang sama seperti yang digunakan-Nya untuk memerintah dunia, dan karena itu Ia akan memberikan pahala kepada orang-orang yang menaati hukum tersebut.
· Ketaatan mereka akan disebut, bukan sebagai hak mereka, tetapi sebagai bukti bahwa mereka adalah milik Kristus dan hasil tebusan-Nya. Perbuatan baik yang dimaksudkan di sini adalah seperti yang umumnya kita kenal sebagai pekerjaan amal bagi orang-orang miskin. Ini bukan berarti bahwa banyak orang yang akan ditempatkan di sebelah kanan-Nya selama hidup pernah memberi makan orang yang lapar atau memberikan pakaian kepada mereka yang telanjang karena kurang mampu. Justru merekalah yang diberi makan dan pakaian berkat kemurahan hati orang lain. Yang mau diberikan di sini hanyalah suatu contoh ketaatan tulus saja, yang pada intinya mengajarkan kita bahwa iman yang didasarkan pada kasih itulah yang diutamakan dalam iman Kristen.
· Perbuatan baik yang digambarkan di sini meliputi tiga hal, yang harus ada dalam diri semua orang yang diselamatkan, yaitu:
1. Menyangkal diri dan menganggap hina dunia ini. Artinya, menganggap perkara-perkara dari dunia sebagai hal yang tidaklah baik kecuali kalau bisa dimanfaatkan untuk kebaikan. Mereka yang tidak memiliki apa pun untuk berbuat baik, juga harus menunjukkan sikap yang sama, dengan menjadi orang-orang miskin yang tahu bersyukur dan penuh sukacita.
2. Mengasihi sesama kita, yang menjadi hukum terutama yang kedua dan merupakan penggenapan dari hukum Taurat, serta menjadi persiapan istimewa bagi dunia kasih yang kekal. Kita harus membuktikan kasih ini dengan kesiapan kita untuk berbuat baik dan menyampaikannya secara lisan. Ungkapan harapan yang indah tanpa perbuatan baik hanyalah ejekan belaka (Yak. 2:15-16; 1Yoh. 3:17). Mereka yang tidak memiliki apa-apa untuk diberikan, harus menunjukkan sikap yang sama dengan suatu cara lain.
3. Yang diberi penghargaan di sini adalah tindakan meringankan beban orang miskin demi Kristus, karena kasih kepada-Nya dan dengan pandangan yang tertuju kepada-Nya. Inilah yang mendatangkan kemuliaan bagi perbuatan baik, bila perbuatan baik itu kita maksudkan sebagai pelayanan bagi Tuhan Yesus Kristus, baik mereka yang bekerja untuk kehidupan mereka sendiri, maupun yang bekerja untuk menghidupi orang lain (Ef. 6:5-7). Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan dalam nama Tuhan Yesus Kristus itulah yang nanti akan diterima Allah (Kol. 3:17).
· Tetapi bagi orang-orang yang jahat yang berada di sebelah kiri-Nya akan dihakimi jug oleh Allah. Ditempatkan di sebelah kiri sudah merupakan hal yang memalukan bagi mereka, tetapi itu belumlah yang terburuk. Selanjutnya Ia akan berkata juga kepada mereka, "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk."Setiap kata yang diucapkan mengandung kengerian, sama seperti bunyi sangkakala di gunung Sinai, kian lama kian keras bunyinya. Setiap tekanan suara semakin lama menjadi semakin menyedihkan, dan sama sekali tidak mengandung penghiburan.
· Orang-orang jahat akan dilemparkan ke dalam api yang kekal. Dikatakan bahwa api itu telah disediakan. Tempat itu disediakan bukan terutama untuk orang-orang jahat, seperti Kerajaan Sorga disediakan bagi orang-orang benar, sebab pada mulanya tempat itu dimaksudkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Bila orang-orang berdosa menjalin persahabatan dengan Iblis dengan menuruti hawa nafsu mereka, mereka patut menyalahkan diri sendiri jika mereka menjadi bagian dari kesengsaraan yang disediakan bagi Iblis dan malaikat-malaikatnya.
· Berada dekat dengan Kristus memiliki kepuasan sendiri, meskipun Ia sedang merasa tidak senang. Tetapi keadaan seperti itu tidak akan diperbolehkan. Di dunia ini mereka sering diundang untuk datang kepada Kristus guna memperoleh hidup dan perhentian, tetapi mereka menutup telinga atas undangan ini. Oleh karena itu, adillah bila mereka yang tidak mau datang kepada Kristus diusir dari hadapan-Nya. "Enyahlah dari hadapan-Ku yang adalah sumber semua kebaikan, dari hadapan-Ku yang adalah Sang Juruselamat, dan karenanya juga enyah dari semua harapan keselamatan. Perhatikanlah, enyah dari hadapan Kristus berarti neraka yang paling dalam.
III. APLIKASI
· Tema kita adalah Hukuman Pada Akhir Zaman . Melalui nas khotbah kita hari ini mengajarkan kepada kita bahwa penggambaran tentang apa yang akan terjadi kelak di hadapan takhta kemuliaan Raja hendaknya menjadi pelajaran yang perlu kita camkan dan lakukan. Perhatian, bantuan, pemberian tidak hanya kita arahkan kepada orang yang dapat membalas kebaikan kita, melainkan lebih kepada kepada yang paling hina, kepada yang tidak dapat membalas, kepada yang paling membutuhkan. Itu pun kita lakukan bukan untuk menumpuk pahala dalam Kerajaan Allah tetapi dalam ketulusan, kerendahan hati, dan tidak bermotivasi keuntungan atau kemuliaan diri.
· Di sini Tuhan menyatakan bahwa perbuatan baik orang terhadap yang lapar, yang miskin, yang telanjang menyebabkan mereka disambut Tuhan ke dalam kebahagiaan kekal. Dalam hal ini bukan dimaksudkan untuk mendapatkan kehidupan kekal karena amal dan perbuatan kita karena tidak seorang pun dibenarkan oleh perbuatannya. Tak seorangpun mampu menghasilkan perbuatan baik dan benar terus menerus tanpa cacat. Melainkan orang yang sungguh beriman pasti menghasilkan ibadah. Kebaikan itu dilakukan bukan supaya diselamatkan, tetapi syukur kepada Tuhan sendiri.
· Oleh sebab itu di Minggu Penutup Tahun Gereja ini hendaknya firman Tuhan hari ini menjadi renungan bagi kita, apakah semua ibadah dan pelayanan yang kita kerjakan selama satu tahun ini murni untuk kemuliaan Tuhan ataukah hanya untuk memuaskan keinginan daging kita. Sebagai orang beriman marilah kita Imani dan amini bahwa sebagai anak-anak Allah yang sudah ditebus dan selamatkan serta sudah diangkat menjadi ahli waris-Nya, kita juga akan berhak untuk mewarisi kerajan-Nya yaitu kehidupan kekal selama-lamanya di Sorga. Selama kita hidup di dunia ini hendaknyalah kita tetap mampu menjadi garam dan terang dunia bagi setiap orang melalui perkataan dan perbuatan kita.
· Hiduplah dengan menyangkal diri dan mengutamakan kehendak Tuhan daripada keinginan duniawi kita dan hiduplah saling mengasihi satu dengan yang lainnya seperti kita mengasihi diri kita sendiri sebagaimana Allah sudah mengasihi kita dan bukan untuk mendapatkan imbalan di dalamnya. Jangan mau ditakuti dengan isu-isu akhir zaman atau isu-isu kedatangan Yesus kembali melainkan tetaplah hidup seturut kehendak Tuhan. Seperti yang disampaikan rasul Paulus dalam Filipi 1:21-22, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah”. Bagi Paulus hidup atau mati samasama memberikan kebahagiaan sampai-sampai dia tidak tahu lagi memilih yang mana. Tetapi jika masih hidup di dunia ini kita harus memberi buah. Dengan demikian meskipun pada akhir zaman kita akan dikumpulkan oleh Allah, kita percaya bahwa kita akan ditempatkan di sebelah kanan-Nya untuk mendapatkan kehidupan kekal yaitu Surga. Seperti yang disampaikan dalam Invocatio, “Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan w mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing 1 , dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.” Amin.
Pdt. Jaya Abadi Tarigan,M.Th
GBKP BandungPusat