Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Khotbah Minggu Tgl 28 Maret 2021 ; Lukas 19 : 28-38

Invocatio     :“Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-soraklah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai beban yang muda.” (Zak. 9:9).

Bacaan         : Mazmur 31 : 8 – 16

Khotbah       : Lukas 19 : 28 – 38

Tema            : Bersorak Memberikan Pujian Bagi Tuhan (Ersurak Nehken Pujin Man Dibata)

I.             PENDAHULUAN

Pada minggu ini kita memasuki Minggu Passion ke VII, Minggu Passion yang terakhir sekaligus kita akan memasuki Jumat Agung dan Paskah. Minggu Palmarum ini mengingatkan kita yaitu peristiwa Tuhan Yesus disambut gembira di gerbang Jerusalem dengan daun palma dan sorak sorai yang meriah “HOSANA’. Makna dari minggu Palmarum yaitu, penghayatan akan arti penderitaan Kristus juga sebagai pemuliaan nama Tuhan Yesus yang membuat semua manusia bersorak memberikan pujian bagi Tuhan.

II.           PENDALAMAN TEKS

Invocatio Zakaria 9:9, merupakan Nubuatan tentang kedatangan Mesias. Pada awal pasal 9 ucapan ilahi menyatakan tentang hukuman terhadap bangsa-bangsa di sekitar Israel, yaitu Tirus, Askelon, Gaza, Ekron, Asdos, Filistin, dst. Hukuman tersebut adalah dimana bangsa-bangsa ini akan menghadapi situasi yang berat dan sulit. Tetapi, Mesias akan datang bagi Sion dan Jerusalem yang membuat mereka sangat bersukacita, penuh sorak-sorai dengan nyaring untuk menyambut raja yang adil dan lembut. Raja tersebut akan datang dengan mengendarai keledai, yang menyatakan kerendahan, kesederhanaan, namun penuh kejayaan. IA akan menghadapi semua musuh-musuh Yerusalem dan mengaruniakan kekuasaan bagi mereka. IA adalah raja yang menguasai segala-galanya. Inilah yang melatarbelakangi nabi Zakaria menyerukan bagi Sion dan Yerusalem untuk menyambut sang raja Mesias dalam kehidupan dengan bersukacita dan bersorak-sorak untuk menyambut Raja Adil.

Bacaan Mazmur 31:8-16, secara keseluruhan pasal 31 isinya merupakan pengalaman pribadi yang dialami oleh pemazmur Daud. Mazmur ini adalah doa yang amat pribadi yang mengungkapkan kesusahan dan ratapan karena musuh (ay. 5,9), penyakit (ay. 10-11}, dan ditinggalkan teman-teman {ay.12-14}. Namun Daud memohon pengasihan Tuhan dan percaya akan pertolongan Tuhan baginya {ay.10,15). Dalam nats ini Daud mengungkapkan, ekspresi perasaanya yang akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia Tuhan baginya (ay.8-9}.

Kemudian Daud juga mengungkapkan permohonannya kepada Tuhan dan Daud juga menyadari bahwa hidupnya masih terus berjuang untuk bebas dari semua beban penderitaannya. Daud mengungkapkan segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, keluh kesahnya, kesakitan juga kedukaannya, begitu juga ancaman-ancaman yang datangnya dari luar yang masih hendak mencelakakan dirinya (ay. 10-14). Namun Daud percaya kepada Tuhan, bahwa hidupnya ada didalam tangan Tuhan dan Daud yakin akan pertolongan Tuhan yang akan melepaskannya dari semua musuh-musuhnya yang hendak mengejar dan mencelakakannya. Daud menyerahkan bahwa masa hidupnya ada didalam tangan Tuhan (ay. 15-16).

Renungan Lukas19:28-38, nats ini merupakan penggenapan nubuat Tuhan di kitab Zakaria 9:9 (invocatio). Kampung Beftage yaitu sebuah kampung atau desa dekat Bukit Zaitun tetapi masih merupakan bagian kota Yerusalem, bagian terluar barangkali lebih tepat disebut demikian. Dan di dekat Betania yang berada 3 km di sebelah timur Yerusalem. Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya (Injil Markus mencatat: "yang belum pernah ditunggangi orang"). Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu (Injil Markus: mengatakan kepadamu: "Mengapa kamu lakukan itu"), jawablah begini: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini. Mereka menemukan (Injil Markus: seekor) keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya. Dan beberapa orang yang ada di situ (Injil Lukas mencatat termasuk orang yang empunya keledai itu) berkata kepada mereka: "Apa maksudnya kamu melepaskan keledai itu?" Lalu mereka menjawab seperti yang sudah dikatakan Yesus: "Tuhan memerlukannya." Maka orang- orang itu membiarkan mereka. Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya.

          Binatang keledai dalam tradisi timur merupakan lambang binatang yang damai, tidak seperti kuda, yang melambangkan binatang peperangan. Karenanya, seorang raja akan datang menunggangi kuda jika hendak berperang dan naik keledai jika hendak menunjukkan bahwa ia datang dengan damai. Yesus datang menunggangi keledai melambangkan kedatangan-Nya sebagai Raja Damai, bukan untuk berperang. Dengan memasuki Yerusalem diatas seekor keledai, dihadapan umum Yesus mengungkapkan bahwa Ia adalah Raja Israel dan Mesias yang dinubuatkan. Kedatangan Yesus yang sederhana ini adalah suatu tindakan simbolis yang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kerajaan-Nya bukanlah dari dunia ini dan bahwa Ia tidak datang untuk memerintah dunia ini dengan paksaan dan kekerasan. PenolakanNya untuk bertindak seperti seorang penakluk militer yang menang menunjukkan bahwa kerajaan-Nya itu bersifat rohani.

Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon (Injil Markus: ranting-ranting hijau yang mereka ambil dari ladang) dan menyebarkannya di jalan. Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat. Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang. Mereka mengambil daun-daun palem, dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!". Seruan itu diambil dari Kitab Mazmur yaitu Mazmur 118:24- 26, “Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan”. Kata Hosana berasal dari istilah Ibrani hosyiana artinya, “kami mohonselamatkanlah kami!” Atau “kami mohon bebaskanlah kami!”. Jadi seruan mereka adalahsuatu permohonan keselamatan dan suatu pengakuan bahwa Yesus mampu menyelamatkan/membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Tapi Yesus datang ke Yerusalem untuk menggenapi nubuat Tuhan pembebasan keselamatan bagi manusia.

III.         APLIKASI

Tema: “Bersorak Memberikan Pujian Bagi Tuhan”. Bersorak menunjukkan tanda gembira dan sukacita. Tentu ada alasan mengapa kita harus bergembira dan bersukacita memberikan pujian bagi Tuhan.

1.       Walaupun dalam minggu Passion (minggu sengsara), khususnya Minggu Palmarum ini, kita masih menghayati masa-masa kelam dan suram karena Yesus akan segera mengalami siksaan, tapi kita tetap meyakini bahwa Allah tetap setia. Karena itu, kita diajak untuk menaikkan pujian dan syukur atas semua perbuatan Tuhan bagi kita.

2.       Sebagaimana yang dilakukan oleh Raja Daud, Ia mengingat segala perbuatan Tuhan dan menjadikan-Nya sebagai benteng pertahanan dan kubu perlindungan. Tuhan adalah setia dalam kasih dan kuasa-Nya. Raja Daud pun memuji Tuhan, bersorak-sorai dalam pengakuannya. Oleh karena itu, kita pun diajak untuk terus percaya akan kuasa Allah serta memuji-Nya dengan sorak-sorai.

3.       Situasi pandemi covid 19 mengakibatkan banyak aspek kehidupan yang berdampak menjadi tantangan yang berat, walaupun ada juga aspek yang jadi keuntungan, namun dalam situasi ini, kita diajak agar tetap yakin akan janji dan penyertaan Tuhan, sebagaimana Tuhan juga telah menggenapi nubuat-NYA dengan nyata, inilah alasan mengapa kita harus bersorak menyambut kedatangan Mesias sang pembebas dan penyelamat manusia.

4.       Generasi muda gereja GBKP mau bergerak berkarya melalui tenaga, pikiran dan talenta yang ada dalam rangka missi pelayanan di segala aktivitas kehidupannya yang berguna bagi semua orang walau banyak tantangan tapi tetap semangat seperti Daud karena janji Tuhan selalu tepat. Inilah alasan yang mengharuskan generasi muda gereja GBKP bersorak memberikan pujian bagi Tuhan.

Amin. Tuhan memberkati.

 Pdt. Nur Elly Tarigan, M.Div

GBKP Runggun Karawang

Suplemen PJJ : 1 Timotius 4 : 12-16 ; Tgl 21 -27 Februari 2021

Ogen: 1 Timotius 4:12-16,                          

Tema: JADI USIHEN (Tema Tahun Pelayanen)

KATA PENARUH

      Perpulungen sikelengi Tuhan, Kuan-kuan Kalak Karo si rusur si begi eme, "Labo Banci ndauh buahna arah batangna nari", entah pe kai si suan e kang pagi siperani, bahkan Yesus ngatakenca, ibas Matius 12:33, "Sebab batang itandai arah buahna kap". Ertina perbahanenta si mehuli e sada paksa kepeken banci jadi usihen man kalak sideban.

      Bagi sada sumber alu judul, "RASA MANIS PERMEN ITU MASIH TERASA DI MULUTKU." Ituriken ibas cerita e maka, ada seorang lelaki tua masuk rumah sakit disebabkan umurnya yang telah senja dan badannya melemah. Setiap hari seorang pemuda datang mengunjunginya dan duduk setia di samping beliau. Dia membantu lelaki tua itu, baik memberinya makan atau mencuci pakaiannya. Dia juga menemani lelaki tua tersebut sambil berbincang ringan di taman rumah sakit lalu membantunya kembali ke ruangan tempat lelaki tua beristirahat. Dia pula membantu beliau berbaring. Sang pemuda pun pergi setelah beliau tenang beristirahat. Masuklah seorang perawat untuk memberikan obat kepada lelaki tua itu sambil berkata: "Bersyukur sekali bapak memiliki seorang putra yang baik ya pak?". Amat langka di zaman ini seorang anak berbakti kepada orang tuanya. ”Lelaki tua itu memandang perawat tersebut sambil berkata di dalam hatinya: “Dia  mengira bahwa pemuda tadi adalah anakku.” Beliau pun berkata kepada perawat tersebut: “Pemuda tadi bukanlah anakku seperti yang engkau duga. Dulu, dia seorang anak yatim di lingkungan tempat kami tinggal. Kala itu, aku melihatnya menangis di gang rumah kami setelah ayahnya meninggal. Lalu aku membelikannya permen. Tangisannya pun terhenti sejak permen kuberikan. “Kini dia telah dewasa dan sudah berumah tangga serta mapan. Semenjak dia mengetahui keadaanku dan istriku yang sudah menua, dia mengajak istriku tinggal di rumahnya lalu membawaku ke rumah sakit ini untuk berobat.” “Saat aku bertanya kepadanya: ‘Wahai ananda, kenapa engkau membantuku seperti ini?’ Dia pun menjawab dengan penuh senyuman: ‘Wahai paman, rasa manis permen yang dulu pernah paman kasih kepadaku masih terasa manis di mulutku hingga detik ini’.

      Ertina arah ilustrasi enda nuriken man banta maka perbahanenta si mehuli e banci jadi usihen man kalak sideban dingen erbahansa maba kemalemen ate bas geluhta. Emaka arah bahan PJJ ta enda ngajuk kita erlajar gelah kita ngasup jadi usihen man kalak sideban.

        PEBAGESI PENGANGKAAN KERNA TEKS

Ibas bahan PJJ ta enda nuriken man banta maka Rasul Paulus mereken pergegeh man Timotius anak rohanina. Paulus ngataken man Timotius, gelah banci pelayanenna berhasil, janah la kalak anggap sepele entah pe mapas man bana, la banci lang Timotius arus jadi teladan. Umur si nguda denga labo jadi persoalen, si penting banci jadi usihen. Sabab lit ka deba, enggo pe meganjang umurna, medanak denga perukurenna bahkan la jadi usihen kegeluhenna. Jadi usia labo jadi patoken, si penting kegeluhenna jadi teladan.

Tujun surat Paulus enda eme gelah Timotius megegeh ibas erbage-bage persoalen si lit i tengah-tengah perpulungen Epesus ras ngasup ndat serpang pulah. Alu bagepe la saja kiniteken Timotius si erdewasana tapi pe kiniteken perpulungen ermajuna. Alu bagepe la lit ingan man pengajaren-pengajaren sipapak sibanci mpengaruhi kiniteken perpulungen alu ajaren si la payo.

Lit sumber ngatakenca maka umur Timotius paksa melayani Tuhan belasan tahun denga janah menurut Tradisi kalak Yahudi, adi ikataken enggo dewasa adi umurna enggo 30 tahun. Tapi Paulus ngataken ibas 1 Timotius 4:12, “Ula pelepas ise pe mapas man bandu erkiteken kam nguda denga tapi jadilah kam usihen man kalak si tek subuk ibas pengeranandu, ibas lagu langkahndu, ibas kam nehken keleng ate, ibas kinitekenndu bagepe bas ukurndu bujur.

Secara umum kitab Timotius enda igelari kitab pastoral, sebab isina mpegegehi ras pengelayasi man Timotius si tading i perpulungen Epesus sicukup kompleks masalah ras


pelayanen i je. Enda isehken Paulus man Timotius erkiteken Timotius nguda denga bagepe erkiteken Timotius enda eme anak rohani Paulus.

Kiniteken perpulungen Efesus harus berkembang emaka ajaren-ajaren sipapak sicukup berkebang i Efesus harus ilawan alu kata Dibata. Emaka Timotius amin gia nguda denga harus tutus ngajari perpulungen erpalasken pengajaren situhu-tuhu eme Kata Dibata.

Isamping sie Timotius harus tutus erdahin gelah la lit ise pe simapas man Timotius, sebab ibas pelayanan ras pengertin kerna Kata Dibata, Timotius nggom beluh. Jadi ate Paulus gelah igejapken Timotius aminna umurna nguda denga tapi ula jadi hambatan ibas pelayanan.

Timotius harus membekali dirina arah Kata Dibata gelah kinitekenna erdewasana, emaka Timotius harus tutus ngoge kata Dibata, bagepe pe ndalanken Kata Dibata ibas kegeluhena tep-tep wari, alu bage moral ras lagu langkah Timotius la jadi batu antuken man perpulungen.

Banci jadi paksa Timotius melayani i Efesus ngudaan ia asangken pemimpin ras perpulungen si ilayanina. E maka gelah ola perpulungen e anggap enteng entah pe mapas man Timotius, maka arus ia jadi usihen i bas pengeranana, i bas lagu langkahna, i bas nehken keleng ate, i bas kinitekenna bage pe i bas ukurna bujur.

1.          Ibas pengerana ertina kata-kata si erbahanca ate malem, memotivasi, membangun, mpepalem pusuh. Rukur nge kita lebe ope sibelasken, entah kenca enggo sibelasken makana kita sadar, erkadiola enggo salah kata-kata si uga si ikataken kita. Ula kel sibelasken kata-kata si kasar, menyakitkan, menuduh, melukai, menghakimi, merendahkan. Arah pengeranata harus terteki labo kata-kata manis bas babah tapi melket bas pusuh. Emaka nina pemazmur, “O TUHAN, jagai min babahku, eruk min biberku (Mas. 141:3). Bage pe i bas Lukas 6:45, “Kalak si bujur tentu ndarat i bas ia nari si mehuli, reh i bas pusuh peratenna si mehuli nari; janah kalak si jahat ndarat me kejahaten i bas pusuh peratenna si jahat nari. Sabap kai si ibelasken kalak arah babahna, e reh i bas pusuh peratenna nari”.

2.          Ibas perbahanen ertina  kinitekennta sendalanen ras perbahanenta (Jakub 2:17)

3.          Ibas kekelengen ertina selaku per-Berita si Meriah, kekelengen si lit bas Timotius, la erdobahen (la erpilihen) si isehkenna man perpulungen, kekelengen si tulus. Kelengina kalak labo erkiteken lit sura-surana.

4.          I bas kiniteken ertina kesetian si tutus man Tuhan ras kesetian  si  tulus  i  bas membangun relasi ras kalak si deban.

5.          Ibas ukur sibujur (kesucian) ertina   masa muda e me masa mencari identitas si jelas, masa si rentan man kaum muda terjerumus ku hal- hal si la mehuli. E maka i bas masa-masa si rentan enda Timotius arus tetap njagai kekudusenna.

6.          Timotius arus alu tutus makeken waktu ras kesempaten silitertina arus tutus  ras makeken waktu si lit subuk i bas ngogeken Kata Dibata i tengah-tengah perpulungen, i bas ngiah-ngiahi ras ngajarisa seh ngayak Paulus reh ka guna erbahan perkunjungen. Bage pe, la isia-siakenna pemere (karunia) si enggo ibereken Dibata man bana asum ndube ia itangkuhken. Arah kai si nilakoken Timotius la banci lang, perpulungen pe ngidah semangat ras kemajuan i bas diri Timotius i bas melayani.

     III.          PENGKENAINA

      Temata eme JADI USIHEN. Ibas Kamus Karo Usihen rehna ibas kata Usih ertina contoh, model. Ibas KBBI Model ertina pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan, orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis (difoto). Alu kata sideban tema enda mereken pengertin man banta uga kita selaku kalak Kristen banci jadi contoh entah pe model nandangi kalak sideban ibas si mehuli.

     Tema Tahun Pelayanen GBKP 2021 eme GENERASI MUDA JADI BERKAT. Arah bahan PJJ ta enda jelas kel ituriken uga Paulus sendiri ngasup jadi usihen man Timotius ibas I bas pengerana, Ibas perbahanen, Ibas kekelengen, Ibas kiniteken, Ibas ukur sibujur, alu tutus    makeken waktu ras kesempa tensilit.

      Sehubungen ras tahun pelayanen GBKP tahun 2021 enda ngajarken man anak-anak singuda


gelah ula menyia-nyiakan masa muda na tapi arus jadi usihen ibas kai pe. Arah bahan PJJ enda mereken pengertin man anak-anakta kerina maka la banci lang harus mampu menjadi berkat bagi orang lain arah pengerana ras perbahanenna subuk bagi ukurna entah pe la bagi ukurna.

      Bagepe arah bahan PJJ ta enda ngajuk kita orang tua harus mampu, "DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT". Alu kata sideban arah bahan PJJ ta enda ngajuk kita gelah kita selaku orang tua ngasup perlebe nggeluh bagi singena ate Tuhan subuk ibas pengerana, perbahanen, kekelengen, kiniteken, ukur bujur, ras ibas makeken kesempaten si lit, alu bage jadi usihen man anak-anakta ras kempu-kemputa gelah ia pe banci ka jadi pasu-pasu man kalak sideban.

      Selaku kalak si erkiniteken saatna kita nggeluh sue ras sura-sura Tuhan bas geluhta gelah tahun pelayanen GBKP 2021 enda banci tersehi dingen anak-anakta e banci jadi berkat man kalak sideban. Erlajarlah kita gelah pang kita ngatakenca man anak-anakta e subuk secara pribadi  bas  jabuta  bagepe  secara  lembaga  gerejanta,  "USIHLAHAKU".   Paulus  ngataken  ibas  1 Korinti 4:16, "Dage kupindoken man bandu: USIHLAH AKU".   Alu bage tahun pelayanen GBKP ibas masa pandemi enda pe kita ras anak-anakta e kerina banci jadi pasu-pasu man sekelewetta dingen ermulia gelar Tuhan reh malemna ateta nggeluh.

Pdt Jaya Abadi  Tarigan

GBKP Rg Bandung Pusa

Suplemen PA Moria : Matius 7 : 24-27 ; Tgl 21 -27 Februari 2021

Ogen: Matius 7:24-27

Tema: Mbangun ibas Palas Si Nteguh

Tujun: Gelah moria/ Agar moria:

Ø  Meteh maka si megiken ras si ngikutken Kata Dibata eme kalak pentar desken kalak si majekken rumah i  babo batu (mengetahuidan melakukan Firman Tuhan adalah orang yang bijakasana yang membangun rumah di atas batu)

Ø  Pang ngalaken tantangan ibas jabu alu megiken ras makeken Kata Dibata (berani menghadapi tantangan/persoalan dalam keluargadengan mendengar dan melakukan Firman TUHAN)

Moria terkasih di dalam Tuhan Yesus,

Palestina secara alami adalah tanah perbukitan dan pegunungan, dan akibatnya, hujan lebat dan banjir bisa dating tiba-tiba. Sungai Jordan setiap tahun meluapdan berbahaya. Aliran yang mengalir melalui perbukitan bisa tiba-tiba meluap karena hujan dan menumpahkan air dalam jumlah besar ke dataran di bawahnya, menyapu segala sesuatu di hadapannya. Rumah-rumah yang didirikan yang dilewati air bah yang tiba-tiba ini — terutama yang didirikan di atas pasir atau fondasi lain yang tidak kuat — tidak kokoh sehingga rumahnya yang ikut disapu air. Aliran yang naik mengguncang sebuah rumah hingga fondasinya dan mengikis alasnya hingga jatuh. Namun, bebatuan ada di sana sebagai fondasi, sehingga rumahnya menjadi kuat dan kokoh

Dengan keadaan ini, Yesus dalam Khotbah di Bukit memakai ilustrasi manfaat dari mendengar dan menaati firman-Nya. Tidaklah cukup hanya mendengarkan FirmanNya; namun harus ditaati. Dia membandingkan orang yang mendengar dan menaati-Nya dengan orang yang membangun rumahnya di atas batu. Memperkenalkan Perumpamaan tentang Dua Pembangun (Matius 7: 21-28), Dia berkata, "Karena itu barangsiapa mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, Aku akan menyamakan dia dengan orang bijak" (ayat 24). Dia kemudian menggambarkan orang bijak ini membangun rumahnya, yaitu, seluruh hidupnya, dibangun di atas batu, yaitu Tuhan Yesus. Sebaliknya, para pembangkang menggunakan material/ pasir yang tidak layak sebagai tumpuan hidup mereka. Yesus menggambarkan seperti orang Farisi saat itu yang tidak percaya pada Tuhan Yesus dan hanya mengetahui serta mengajar Taurat tapi tidak melaksanakanya dengan baik dan benar.  Di bawah ini akan diuraikan penjelasan teks diatas

1.   Fondasi batu menggambarkan apa? Lukas 6:48; Matius 7:24; Ulangan 32: 1-4; Mazmur 18: 2

Lukas menggambarkan tukang bangunan yang bijak itu menggali lebih dalam dan meletakkan fondasinya di atas batu. Batu karang tempat kita membangun adalah Kristus Sendiri. Dalam perumpamaan ini, Kristus mengajarkan kepada kita pentingnya melakukan dan juga mendengar. Dalam uraian-Nya tentang dua pembangun, Dia menilai mereka, tidak hanya dari perhatian mereka dalam membangun rumah mereka, tetapi juga berdasarkan fondasi tempat mereka membangun. Landasan batu melambangkan pemahaman yang benar dan tindakan yang benar — keyakinan dan komitmen sejati yang diwujudkan dalam kesalehan. Hanya dalam ketaatan dan dedikasi pada hubungan pribadi dengan Kristus Batu Karang kita dapat menemukan stabilitas emosional dan spiritual — tanpanya bahkan tujuan kita yang paling berdedikasi terletak pada pergeseran pasir.

2.   Fondasi pasir menggambarkan apa? Matius 7:26; Lukas 6:49; II Samuel 22: 4-5.

Kristus tahu bahwa beberapa orang yang datang untuk membangun akan tertarik pada permukaan pasir yang sudah disiapkan sebelumnya daripada ke situs yang harus digali untuk mencapai batu yang keras dan kasar. Sifat manusia sering memilih apa yang terlihat mudah di permukaan. Tetapi setelah banjir musiman, yang merupakan cobaan dan ujian, pembangun seperti itu tidak akan memiliki apa-apa selain tumpukan reruntuhan. Fondasi berpasir menggambarkan pemikiran dan pilihan-pilihan dunia yang mudah didasarkankan pada pengetahuan palsu. Pasir merefleksikan pergeseran, perasaan tidak pasti yang dimiliki beberapa orang bodoh, satu-satunya landasan yang mereka gunakan untuk bertindak. Rumah ini kelihatan mirip dengan rumah pertama namun rumah kedua ini  berdiri di atas fondasi yang bergeser, dan karena itu pasti akan hancur. Orang yang keputusannya tidak bergantung pada pertolongan Tuhan , orang yang memiliki kebajikan tanpa akar — hidup dalam posisi yang berbahaya. Orang Farisi membangun harapan mereka pada berkat dan hak istimewa, merasa berpengathuan dan menjadi orang pilihan namun tidak percaya pada Tuhan Yesus, yang mengasingkan pikiran mereka dari Batu Karang keselamatan mereka yaitu Yesus Kristus.

3.   Pembangun itu menggambarkan apa? Matius 7:24, 26; Lukas 6: 47-49; Mazmur 111: 10; Yakobus 3: 13-15.

Pembangun yang bijaksana dan bodoh, Kristus menggambarkan dua kategori ini dalam menggambarkan pembangunan sebuah rumah. Kedua rumah tersebut tampak sama menarik dan substansial, tetapi kekuatan dan kestabilannya sangat berbeda. Dalam konstruksinya, bahan dan tenaga kerja yang digunakan serupa, dan kedua rumah tersebut tampak tegak, kokoh, dan bagus. Namun akan terlihat kualitasnya rumah apakah fondasi kuat atau tidak ketika datang hujan, badai dan angin. Seringkali, orang-orang yang tampaknya baik, tampaknya membangun kehidupan mereka dengan baik dan bijaksana dalam hal uang, harta benda, dan keluarga. Semua hal ini tampaknya baik bagi pikiran manusia, tetapi akhirnya bisa menjadi bencana, rapuh dan hancur ketika  fondasi  BUKAN Batu yang kokoh. Rumah ini menggambarkan hidup dan diri manusia/Umat pilihan Allah. Jika manusia membangun rumah mereka berdasarkan batu yang kokoh yaitu Yesus dan FirmanNYa  akan tampak hidup kokoh dengan ketaatan setiap hari, pelayanan, membaca firman, doa dan melakukan firman Tuhan dengan sukacita.

4.   Hujan, banjir, dan angin itu menggambarkan apa? Matius 7:25, 27;; Yehezkiel 13: 8-16; Yakobus 1: 12-18.

Banjir dan angin topan dapat merusak rumah-rumah yang tampaknya kuat dan menghancurkan mereka yang kurang kuat dibangun. Ketika Kristus berkata, "hujan turun," Dia membandingkan waktu pengujian dengan kekuatan hujan badai yang mengancam atap rumah dan ketakutan yang ditimbulkannya. "Banjir datang" menggambarkan arus deras yang menggerogoti tembok. "Angin bertiup" menggambarkan sapuan angin seperti badai yang mengancam dinding rumah. Kekuatan alam gabungan ini mengingatkan kita bahwa elemen spiritual mencoba dan menguji rumah spiritual kita sama seperti Tuhan menguji dan menghukum Israel. Kadang-kadanghujan, banjir dan angin ini datang dengan cara permasalahan, ujian kehidupan, sakit penyakit, penganiayaan, penderitaan, atau godaan — yang semuanya akan mengikis fondasi yang lemah dan tidak kokoh. Kristus menggambarkan bencana yang menimpa rumah yang dibangun di atas pasir sebagai “sangat hebat runtuhnya." Dengan demikian, Dia memperingatkan kita untuk menghindari tujuan yang sama. Pembangun yang bodoh harus memperhatikan peringatan-Nya dan kita hendaknya membangun di atas fondasi Batu yang kokoh, yaitu Yesus Kristus.

5.   Kesimpulan

Jadi sebagai Moria yang bijaksana digambarkan disini sebagai ‘pembangun rumah’, rumah itu adalah hidup dan pribadi kita maka harus membangun hidup dengan percaya pada Yesus dan firmanNya sebagai dasar hidup kita. Moria yang tidak hanya mendengar saja namun Firman Tuhan itu berbuah dalam kehidupan kita. Tampak di dalam kehidupan kita moria sebagai anak-anak Tuhan dengan kualitas sangat baik, tahan uji dan tidak gampang goyah, tidak terbawa arus atau hancur. Walaupun banyak masalah, rintangan dan penderitaan datang yang kadang tidak disangka-sangka, dengan tiba-tiba dalam hidup kita (virus C-19, ekonomi yang tak menentu, kesehatan terganggu, harus dirumah dan menjadi guru bagi anak-anak, baying-bayang maut mengancam setiap saat, berita-berita yang membuat kita stress, dsb), moria hendaknya tetap kuat dan kokoh di dalam penyertaan Tuhan. Tidak menjadi putus asa dan kehilangan harapan. Rumah kita akan tetap berdiri kuat di dalam Tuhan Yesus. Dia akan memyertai dan bersama kita selamanya. Yesus adalah dasar/fondasi kita yang kuat dan tak tergoyahkan.

Melalui teks khotbah Yesus ini, kita berani menghadapi semua tantangan baik dalam keluarga, sosial masyarakat, lingkungan pekerjaan dan dimanapun kita berada. Bukan karena kekuatan kita namun hanya menganadalakan kekuatan dari Roh Tuhan yang dianugerahkanNya bagi kita, moria pasti kuat, mampu berdiri teguh  serta yakin bahwa badai, banjir dan hujan persoalan akan berlalu namun jika belum berlalu kita akan senantiasa diberi kekuatan, ketabahan dan kesabaran dalam menghadapinya. Jadilah moria yang tangguh, beriman pada Batu yaitu Yesus dan selalu taat pada firman dan perintahNya. Hiduplah dalam pertobatan dan taat pada ALLAH. Tuhan Yesus memberkati kita semua

Pdt  Rosliana br Sinulingga

Rg  GBKP Bumi Anggrek

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate