Minggu 18 November 2018 ; Kejadian 49 : 1-28

Invocatio 

Nyanyian  ziarah Daud . Sungguh alangkah baiknya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. (Masmur 133:1)

Khotbah : Kejadian 49:1-28

Tema 

Kerukunan Dalam Keluarga (Ersada I bas Jabu)

Pendahuluan

Keluarga yang merupakan komunitas masyarakat yang paling kecil memiliki pengaruh terhadap lingkungan yang lebih luas baik itu masyarakat/bangsa  atau gereja. Oleh sebab itu kita sering mendengar bahwa gereja yang bertumbuh berawal dari keluarga-keluarga yang juga mau bertumbuh dalam Tuhan. Keluarga terbentuk  karena inisiatif  Tuhan dan manusia bertanggung jawab  menjalani kehidupannya seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Baik itu istri, suami atau anak harus tunduk pada kehendak Allah demi kebahagiaan dan keutuhan keluarga.

ISI

Bahan khotbah kita pada minggu keluarga, yaitu kejadian 49:1-28, merupakan bagian dari kisah keluarga Yakub. Ketika Yakub merasa dia semakin dekat dengan kematian, dia mengumpulkan ke 12 putranya dan kesempatan itu dipakai oleh Yakub  untuk memberikan nubuat-nubuatan baru tentang kehidupan anak-anakNya pada masa yang akan datang.

·         Ay. 2: Nasihat kepada Ruben (putra sulung dari Lea), yang artinya “tuhan telah memperhatikan kesengsaraanku”. Sebagai anak sulung, Ruben punya hak untuk hak kesulungan dan kedudukan tertinggi dalam kepemimpinan, hormat dan kuasa. Awalnya Ruben punya watak yang sangat bagus, tapi itu sirna ketika ia melakukan perbuatan zinah dengan Bilha, gundik ayahnya. Ruben menasihati saudaranya untuk tidak membunuh Yusuf dan kembali kesana untuk melepaskan Yusuf (Kej. 37:21,29). Ketika Yakub memberkati anak-anaknya, Ruben diberkati sebagai anak sulung yang sah, kendati dalam kenyataannya hak warisan secara simbolis diberikan kepada Yusuf. Ini menjelasakan bahwa kegagalan sifat, dapat menggeser untuk selama-selamanya seseorang dari kedudukan pemimpin.

·         Ay.5: Nasihat kepada simeon  dan Lewi (putra ke-2 dan ke-3 dari lea). Simeon artinya mendengar, Lewi artinya menggabung/mengambil bagian. Simeon dan Lewi  melakukan penyerangan yang curang terhadap sikhem (karena memperkosa Dina). Mereka melakukan pembantaian terhadap sikhem. Dalam berkat Yakub, simeon dan Lewi di kutuk karena tabiat kekerasan mereka dank arena itu mereka kan terbagi-bagi dan berserak (Kej. 49:5-7)

·         Ay. 8: Nasihat kepada Yehuda (putra ke 4 dari Lea), yang artinya bersyukur atau memuji.Yehuda sejak dini sudah mampu memimpin kakak dan adiknya (kej. 37:26-27; 43:3-10.). Ay. 8-12, menjajikan kerajaan kepada Yehuda, dan kendati hanya menjanjikan kepemimpinan, kemenangan dan stabilitas suku itu, yang digambarkan seperti anak singa yang memiliki kemampuan seperti singa jantan atau betina yang memiliki kekuasaan dan kemakmuran.

·         Ay. 13: Nasihat kepada Zebulon (putra ke-6 dari Lea), yang artinya mengangkat atau memuliakan. Zebulon akan diam di tepi pantai laut dan akan menjadi pangkalan kapal yang bersebelahan dengan Sidon.

·         Ay.14: Nasihat kepada Ishakhar (putra ke-5 dari Lea), yang artinya pekerja yang diupah yang digambarkan seperti keledai yang kuat.

·         Ay. 16: Nasihat kepada Dan (putra ke-1 dari Bilha), yang artinya Menghakimi. Sehingga Yakub dalam berkatnya akan mengadili bangsanya seperti ular di jalan yang akan menjatuhkan lawannya.

·         Ay. 19: nasihat kepada Gad (putra ke-1 dari Zilpa), artinya nasib baik, Yakub mengungkapkan bahwa keturunan Gad akan menghadapi kehidupan yang penuh dengan gangguan, tapi ia juga mengungkapkan bahwa mereka akan dapat mengatasinya.

·         Ay. 20: Nasihat kepada Asyer (putra ke-2 dari Zilpa), yang artinya berbahagia. Hal itu digambarkan Yakub dengn kehidupan yang berlimpah makanan dan kemewahan.

·         Ay. 21: Nasihat kepada Naftali (putra ke -2 dari Bilha) yang artinya “yang bergulat”, dia digambarkan seperti rusa betina yang terlepas dan memiliki keturunan yang baik.

·         Ay. 22: Nasihat kepada Yusuf (putra ke-1 dari Rahel), yang artinya kiranya  ditambahkanNya. Yusuf adalah anak yang paling dikasihi oleh Yakub. Yakub mengucapkan berkat-berkat dalam waktu damai  (ay.22,25b) dan perang (ay.23). Dan pertolongan Tuhan akan selalu ada dan nyata dalam kehidupan Yusuf. Berkat Yakub turun dalam diri Yusuf  dan akan turun kepada orang-orang yang istimewa diantara saudara-saudaranya.

·         Ay.27: Nasihat kepada Benyamin (putra ke-2 dari Rahel), yang artinya “putra tangan kanan”. Setelah Yusuf  hilang, Benyamin mendapat tempat utama dalam cinta kasih ayahnya. Dia digambarkan seperti singa yang menerkam dan memakan mangsanya pada pagi hari dan membagi-bagikan rampasannya pada sore hari.

Dalam percakapan tersebut kita bisa melihat bahwa nubuatan Yakub kepada putra-putranya berbeda-beda, apa yang menyimpan arti berkat tapi ada juga yang menyimpan arti kutuk. Semua berkat dan kutuk ini tergantung pada hubungan keturunan itu dengan Allah. Karena kutukan atas seorang ayah dapat dihapuskan dan disingkirkan oleh pertobatan dan iman anak-anaknya (Yeh. 18:1-9). Situasi itu tidak menciptakan permusuhan diantara mereka, tetapi dalam pengampunan dan kasih mereka menjalani kehidupan mereka sebagai saudara.

Lukas 2:41-52

Bacaan kita juga menceritakan keluarga Yusuf yang hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan. Pada waktu itu Yesus masih berumur 12 tahun ketika Yusuf dan Maria membawa Yesus untuk mengikuti perayaan Paskah di Yerusalem. Dalam usia yang masih kecil, Yesus memperlihatkan ketekunan dan kesetiaan dalam mendengarkan pengajaran yang disampaikan oleh Guru-guru Agama Yahudi. Terlihat jelas bahwa Yusuf dan Maria menanamkan pengajaran agama kepada Yesus sejak  Dia masih kecil.

Aplikasinya

Realitasnya benyak sekali keluarga yang tidak bisa hidup bersama-sama dalam damai dan kasih. Tekanan hidup, pergeseran budaya post modernisme, masalah-masalah yang ada sering menjadikan anggota keluarga menjadi pribadi-pribadi yang tidak mampu lagi menjalani hidupnya dibawah kuasa dan kehendak Tuhan. Hal ini di perburuk lagi dengan rapuhnya hubungan anggota keluarga itu dengan Tuhan. Tentunya masalah, pergumulan dan pergeseraan budaya post modernisme  adalah hal yang tidak bisa kita hindari tapi itu semua dapat kita hadapi dan kita atasi hanya dengan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Sehingga baik orangtua (suami dan istri) serta anak-anak mampu berjalan bersama dalam menciptakan keutuhan keluarga yang akan tetap terberkati oleh Tuhan.

Pdt Sripinta br Ginting

Rg GBKP Cielungsi

Khotbah tgl 21 Oktober 2018 ; Matius 10 :16-20

(Minggu XXI sesudah Trinitatis/ Minggu Zending)

Invocatio    : "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan

babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat. 28:19-20)

Tema         : Beritakanlah ! Jangan kuatir  (Beritakenlah ! Ola aru atendu)

a.    Pendahuluan

Minggu Zending mengingatkan kita bahwa memberitakan Kabar Baik harus tetap kita lakukan sebagai orang percaya, karena itu adalah perintah Tuhan Yesus kepada kita. Sejarah Minggu Zending  berasal  “Zending Karo” dimulai Tgl. 26 Juli 1926 dimasa Pdt. J. van Muylwijk. Zending Karo merupakan Gerakan Pekabaran Injil yang dilakukan Kristen Karo kepada masyarakat Karo. Semangat Zending Karo melahirkan Asrama wanita di Kabanjahe pada saat itu, dimana banyak wanita yang sekolah berasal dari kampung , begitu juga pembangunan Gereja yang pertama di Kabanjahe (27 Maret 1927). Setelah itu Minggu Zending ditetapkan sebagai  gerakan misioner warga gereja kepada masyarakat sekitarnya khususnya orang  Karo dan upaya kemandirian GBKP dimulai pada  Tgl. 23 Juli 1941, dan itu terus dilakukan (Maranatha Edisi 295, Pdt. E.P. Gintings).

b.   Isi/penjelasan

Renungan kita mengingatkan kita akan kasih Tuhan yang memperlengkapi murid – muridNya dengan hikmat yang besar dalam meneruskan  memberitakan Kabar Baik.  Karena memang memberitakan Kabar Baik selalu ada tantangan dalam melaksanakannya. Oleh karena itu, ketika Tuhan mengutus kita sebagai anakNya maka Tuhan Allah itu sendirilah  

 yang memperlengkapi kita melakukan kehendakNya dengan menjadikan kita sebagai anakNya bukan lagi hamba (band. Galatia 4:7). Yesus mengumpamakan ibarat domba ke tengah – tengah serigala. Hendaklah cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Kecerdikan ular bukan dilihat dari sisi negatifnya, tetapi kecerdikan yang memampukan murid – muridNya untuk menaklukan kelicikan maupun strategi orang – orang Yahudi yang berusaha menghambat pelayanannya untuk melakukan kehendakNya dengan mempergunakan segala yang dimiliki/talenta murid - muridNya. Merpati, melambangkan sisi ketulusan juga kelembutan Tuhan untuk memberikan perlindungan bagi murid – muridNya ketika melakukan pekerjaanNya. Artinya bahwa kecerdikan yang diberikan haruslah dirangkai dengan ketulusan. Ketulusan dihubungkan dengan pengakuan yang berhubungan juga dengan menempatkan posisi Tuhan menjadi yang utama. Murid - murid harus cerdik, bijaksana, awas diri seperti ular, mencari cara yang terbaik dengan kemampuan yang ada pada kita, agar dapat diterima dengan baik dan memiliki hati yang bersih tulus memohon hikmat Tuhan dengan bergantung pada Tuhan.

Invocatio : "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat. 28:19-20). Bagian dari tugas yang harus dilakukan oleh murid – murid Yesus, yaitu mengajar tentang kepatuhan, seperti  Yesus yang telah meneladankan kepatuhanNya kepada BapaNya. Kuasa  dan janji Tuhan memampukan Gereja untuk melakukan tugasnya dalam rangka memberitakan Kabar Baik dan menjadikan semua bangsa menjadi muridNya. Selanjutnya babtisan dilakukan dalam nama Tritunggal.

Bacaan, Yosua 1 : 1 - 9, rencana Tuhan mengeluarkan umat-Nya dari Mesir menuju Kanaan, berada dalam hak penuh Tuhan. Janji Tuhan kepada Abraham, Ishak dan Yakub tetap tidak berubah. Walaupun Musa sudah mati tetapi rencana Tuhan membebaskan bangsaNya dari Mesir menuju tanah Kanaan Tuhan nyatakan. Yosua sebagai pengganti Musa, harus percaya dan menyakini tentang penyertaan Tuhan, Yosua tidak akan terkalahkan dalam menjalankan tugas pelayanan buat Tuhan, selama mereka menghormati kekudusan Tuhan, maka penyertaan Tuhan tetap berada di pihak mereka.

c.    Aplikasi

Minggu Zending ini mengingatkan dan mengajak kita untuk mau dan meneruskan“ tongkat estafet “  Zending karo sebagai gerakan Pekabaran Injil di masa kini. Terlebih seiring zaman semakin maju, tindak kejahatan dan penyakit sosial pun semakin banyak. Begitu juga persoalan dan tantangan yang datang menghambat. Dan bukan kebetulan kita menjadi anak Tuhan, ketika kita mengatakan sebagai anak Tuhan maka nyata rencana Tuhan bagi kita anakNya yaitu melakukan apa yang diperintahkanNya. Jadi bukan hanya tugas Pendeta, Penatua, Diaken dan para pengurus Gereja lainnya.

Memberitakan Kabar Baik bukan hanya dilingkungan Gereja, tapi dalam setiap dampar kehidupan kita. Apapun profesi kita, talenta dan situasi juga tempat umpamanya, melalui nyanyian pujian kita, lukisan, tarian, buku, keteladanan, khotbah, berbudaya dan sebagainya. Bukan hanya bersifat verbal tetapi juga non verbal, bahkan ini lebih menyentuh dari pada melalui kata – kata namun belum tentu kita dapat melakukannya. Umpamanya, kejujuran seseorang di lingkungan korupsi merupakan kesaksian  yang luar biasa  dari pada ceramah khotbah muluk tentang kejujuran tapi kenyataan ikut melakukan ketidakjujuran. Kita memberitakan Kabar Baik dengan menjadi teladan dari diri kita sendiri terlebih dahulu, walaupun resikonya banyak orang menjauhi dan memusuhi kita, tetapi Tuhan memberikan kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksiKU di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung Bumi (Kis.Para Rasul 1:8).

Prinsip anak Tuhan, tetap menjadi jati diri sebagai anak Tuhan yang mampu merangkaikan kecerdikan dan ketulusan dalam setiap dampar aktifitas kehidupannya, sehingga pemberitaan Kabar Baik dapat diterima orang lain sebagai “pesan “Tuhan bagi orang yang melihat, mendengar dan menerimanya. Amin, Tuhan memberkati

Pdt Nur Elly Tarigan

GBKP Runggun Karawang

Khotbah tgl 14 Oktober 2018 : Efesus 4 : 12-16

Invocatio    : Hakim-hakim 5:7

Tema

 

Sikap Ndahiken dahin pelayanen  (Bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pelayanan)

a.    Pendahuluan

La•yan, me•la•yani (KBBI) v 1 membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang; meladeni:  2 menerima (menyambut) ajakan (tantangan, serangan, dan sebagainya): 3 mengendalikan; melaksanakan penggunaannya (senjata, mesin, dan sebagainya).  Dalam kekristenan ada banyak cara untuk memahami arti pelayanan Kristen. Kita bisa mempelajarinya dari pengajaran-pengajaran dan teladan-teladan Tuhan Yesus dalam kitab-kitab injil,atau dari surat-surat Paulus, atu juga dari tulisan-tulisan lain dalam Alkitab. Sesungguhnya pelayanan kepada Tuhan adalah semua tindakan, baik yang dipikiran, diucapkan dan dilakukan selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. Dalam hal ini inti pelayanan adalah melayani perasaan Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian pelayanan bukan dimulai dari kegiatan dalam lingkungan gereja. Pelayanan tidak dimulai dari Sekolah Tinggi Teologi atau sekolah Alkitab. Pelayanan juga tidak dimulai dari kursus-kursus pelayanan, tetapi pelayanan dimulai dari sikap hati dan cara berpikir serta gaya hidup atau perilaku yang selalu sesuai dengan keinginan Allah setiap hari, sehingga sungguh-sungguh dapat memuaskan atau menyenangkan hati Bapa dan Tuhan Yesus Kristus.

b.   Isi

Penjelasen Efesus 4:12-16. Surat Efesus ini ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Efesus, Efesus, Efeso, kota dagang. Terdapat sebuah kuil Atemis, dewi kesuburan Diana, saudara kembar dari dewa Apollo. Karena kehadirannya memberi keuntungan besar. Pada uang logam di Efesus terdapat gambar Dewi ini. Orang-orang membangun kuil dan patung-patung Artemis terbuat dari perak dan emas diperjualbelikan. Waktu Paulus lewat kota ini dengan hati pedih ia memberitakan Injil sehingga terjadi huru-hara. Paulus menulis suratnya kepada jemaat Efesus untuk mengingatkan agar mereka sebagai bangunan Allah, tubuh Kristus, dan mempelai perempuan itu hidup memuliakan Tuhan dan membangun pekerjaan Tuhan, bangunan Allah dengan baik dan jangan hidup seperti orang Efesus yang kafir ini. Paulus mengajar jemaat di Efesus agar tahu bagaimana membangun tubuh  Kristus, rumah Tuhan, atau gereja.

 

Di dalam melakukan tugas  pelayanan maka: akan diperlengkapi  dengan kuasa Roh Kudus dan pemberian karunia-karunia rohani untuk bekerja dan  sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Dalam teks Lukas 8:1-3:

Teladan apa yang Yesus tinggalkan untuk kita lakukan?

·         Bekerja selalu dikaitkan dengan keselamatan orang lain (Luk. 8:1).

“Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia.”

Selama berada di dunia, Yesus mengajar di dalam bait Allah dan memberitakan Injil Kerajaan Allah (di luar Bait Allah) terkait dengan keselamatan diikuti dengan penyembuhan pelbagai macam penyakit. Hal ini dilakukan-Nya sebab Ia meng-hendaki agar tidak ada yang binasa tetapi semua orang berbalik dan bertobat (2 Ptr. 3:9b).

Rasul Paulus mencontoh teladan Yesus dengan giat memberitakan Injil bahkan menganggapnya celaka jika tidak menginjil (1 Kor. 9:16) sebab dia tahu pentingnya keselamatan yang hanya ada di dalam Yesus (Kis. 4:12).

·         Pengalaman ditolong Tuhan menjadi motivasi untuk melayani-Nya.

“dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Susana dan banyak perempuan lain.” (Luk. 8:2-3a)

Misi pekabaran Injil tidak dilakukan oleh Yesus seorang diri tetapi disertai oleh dua belas murid-Nya juga perempuan-perempuan yang mempunyai pengalaman per-tolongan luar biasa dari-Nya. Jelas, tugas menyampaikan berita keselamatan bukan dikerjakan oleh pendeta saja tetapi merupakan tugas semua orang yang telah diselamatkan oleh-Nya sesuai perintah Amanat Agung Yesus (Mat. 28:19; Mrk. 16:15,20).

Dapat dibayangkan betapa sukacita tak terkatakan dialami oleh seorang dirasuk setan yang terbebas dari siksaan hidup siang malam (Mrk. 5:1-13) yang dilakukan oleh Iblis sebagai pembunuh manusia sejak semula (Yoh. 8:44). Terjadi perubahan besar setelah orang tersebut bebas dari ikatan setan, dia memohon supaya diperkenan mengikut Yesus tetapi Ia menyuruhnya pulang ke rumah bertemu orang-orang sekampungnya untuk bersaksi tentang apa yang Yesus telah perbuat kepadanya (Mrk. 5: 18-20). Demikian pula pengalaman kesembuhan orang lumpuh yang pekerjaannya hanya meminta-minta sedekah di dekat pintu gerbang Bait Allah tetapi tidak pernah merasakan sukacita yang terjadi dalam ibadah. Namun setelah disembuhkan, dia berjalan masuk ke dalam Bait Allah, melompat-lompat sambil memuji Allah membuat orang lain takjub dan tercengang (Kis. 3:1-10).

·         Diberkati untuk menjadi berkat.

“Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.” (Luk. 8:3b)

Tak dapat dipungkiri, setiap pekabaran Injil membutuhkan dukungan dana. Untuk itu Rasul Paulus tinggal selama dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri (tidak merepotkan orang lain) dan menerima semua orang yang datang kepadanya (Kis. 28:30). Bukankah saat pembangunan Tabernakel, seluruh umat Israel ikut terlibat di dalam pengurbanan dan setelah dana yang diperlukan cukup, Musa mencegah mereka mempersembahkan kurban lagi (Kel. 36:6-7)?

Perhatikan, kita tidak harus menjadi kaya lebih dahulu untuk dapat melayani Tuhan dan mempersembahkan kurban bagi-Nya tetapi yang utama ialah hati dan keterlibatan kita seperti dicontohkan oleh jemaat di Makedonia yang miskin namun sudah mempersembahkan lebih dari yang diharapkan. Mereka kaya dalam kemurahan walau mereka mengalami pencobaan berat dalam pelbagai penderitaan; bahkan mereka memberi melampaui kemampuan mereka (2 Kor. 8:2-4).

c.    Penutup

Kita telah dipanggil untuk melayani (menyiapkan/mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang; meladeni orang lain. Kita diberkati dan dipelengkapi Tuhan dengan berbagai  karunia rohani, materi, kesehatan, kepandaian, aneka ragam talenta, tenaga dan sebagainya bukan untuk diri sendiri tetapi Dia mempercayakan segala berkatNya kepada kita agar kita juga dapat menjadi berkat bagi orang lain.Untuk itu marilah kita kaitkan segala aktivitas pelayanan kita dengan keselamatan orang lain dan pengalaman hidup ditolong Tuhan menjadi motivasi untuk lebih giat melayani-Nya serta menggunakan berkat yang kita miliki untuk memberkati orang lain. Dengan demikian, makin banyak orang mengenal Dia dan Nama Tuhan dipermuliakan serta kita dapat menyenangkan hati Tuhan

Pdt. Rosliana br Sinulingga

GBKP Runggun Bumi Anggrek

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate