Minggu 11 Nopember 2018 ; Yesaya 38 : 16-20

 

(Minggu XXIV Setelah Trinitatis/ Minggu Kesehatan)

Invocatio        

Mereka semua makan makanan rohani yang sama dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, (1 Korintus 10:3-4a)

 

Tema              

Damai Sejahtera Jasmani dan Rohani” (Mejuah-Juah Kula Ras Tendi)

Pembuka

            Hati yang gembira, adalah obat. Seperti obat, hati yang tenang. Tapi semangat yang patah keringkan tulang. Hati yang gembira, Tuhan senang”. Lirik lagu ini, menyadarkan kembali bahwa sangatlah berkaitan hubungan antara jasmani dan rohani manusia. Perasaan yang gembira dapat menjadi ‘kesembuhan’ yang menenangkan dan menyenangkan bagi seseorang, selayaknya obat. Sementara jika semangat mulai rapuh dan patah, maka dapat ‘mengeringkan’ tulang. Sehingga tidaklah heran, jika bernyanyi, tertawa, bertepuk tangan, berdoa menjadi salah satu terapi penyembuhan yang digunakan untuk memberi semangat berjuang menghadapi penyakit.

            Setiap orang pasti merindukan kesehatan dan kesegaran secara fisik. Dimana seluruh anggota tubuh dapat digunakan untuk bekerja, berkarya dan menikmati hidup. Namun, sering kali lupa bahwa bukan hanya dengan mengkonsumsi vitamin, menjaga makanan sehat, olahraga dsb menjadi jaminan hidup sehat dan damai sejahtera. Melainkan perlu menjaga keseimbangan hidup dari luar dan dalam (sehat jasmani dan rohani/spiritual). Agar kehidupan merasakan damai sejahtera yang sungguh.

Isi

Yesaya 38:16-20 merupakan nyanyian pengucapan syukur Hizkia, karena merasakan pertolongan Allah yang telah membebaskannya. Hizkia merasakan kesempatan selamat (sementara) dari kematian karena penyakit barah. Hal yang dihadapinya adalah kesusahan-kesusahan yang membuatnya tidak tenang. Apalagi bukan hanya karena penyakitnya, melainkan tugas sebagai seorang raja yang harus bertahan dari serangan Asyur. 

Kepada Tuhan, Hizkia berseru agar kiranya penderitaan pahit digantikan menjadi keselamatan dari kebinasaan (ay 16-17). Baginya kematian adalah hal yang menakutkan karena menghancurkan tubuh jasmaninya (ay 12, 13) bahkan memisahkannya dari persekutuan dengan Tuhan untuk selamanya (ay 18). Oleh sebab itu, Hizkia menaruh harapannya dengan berseru pada Allah ketika diperhadapkan kepada kematian. Allah mendengarkan doa permohonannya dan memberi kesembuhan serta pertambahan umur baginya.

Kesempatan hidup adalah tanggung jawab manusia kepada Tuhan Sang Pencipta. Saat Hizkia sembuh, Allah memberinya kesempatan hidup 15 tahun lagi. Hizkia menyadari 15 tahun setelah itu, maut akan menjemputnya. Namun, keselamatan sesungguhnya telah diberikan Allah baginya. Hal itulah yang membuat hati Hizkia menjadi semakin penuh kepastian, karena Allah menjadi penuntun hidupnya. Sehingga waktu untuk menjalani kehidupan disadarinya sebagai kesempatan bersekutu, memuji dan bersaksi bagi Tuhan (ay 19, 20). Akhir kehidupan melalui jalan kematian bagi orang yang percaya pada Tuhan dengan sungguh, tidaklah lagi menjadi ketakutan. Melainkan kepastian untuk mendapatkan motivasi hidup yang memberi bagi Tuhan.

Penulis 3 Yohanes 1:1-3 memberikan pembuka bagi pembaca suratnya yang sedang berada pada masa sulit. Ditengah banyaknya perpecahan dan ajaran sesat dalam jemaat yang membuat kegundahan, seorang penatua masih dapat bersukacita. Hal ini dikarenakan ia mendengar bahwa dalam kondisi memprihatinkan, ada anggota-anggota jemaat yang setia dan hidup dalam kebenaran. Gayus adalah salah satu dari mereka (tidak ada penjelasan lebih lanjut, siapa dan dari mana asal Gayus yang dimaksudkan penulis. Kemungkinan Gayus ini adalah salah seorang pemimpin jemaat). Penulis mengungkapkan pula bahwa ada kasih diantara mereka. Hidup dalam kebenaran menumbuhkan kasih satu dengan yang lain. Sehingga dapat saling mendukung dan mendoakan. Penulis berdoa, agar Gayus baik-baik dan sehat tidak hanya fisik, tetapi juga jiwa. Dengan fisik sehat dan jiwa tenang, kehidupan Gayus pun dapat menjadi saksi hidup dalam kebenaran yang dapat diceritakan saudara lainnya

Aplikasi dan penutup

Damai sejahtera jasmani dan rohani yang diharapkan , tentunya mencakup; fisik (menjaga tubuh agar sehat dan fit), sosial (menjaga relasi yang rukun, penuh kasih dan damai), mental (memiliki hati dan pikiran yang tenang juga positif dalam setiap hal), spiritual (menjaga hubungan pribadi dengan Tuhan dalam doa, ibadah, meditasi, refleksi tentang karya Tuhan dalam kehidupan). Sehingga ada keseimbangan.

Betapa penting menjaga hidup tetap sehat dan damai secara jasmani dan rohani. Untuk memperkuat dan meneguhkan diri menghadapi tantangan, sesuai konteks zaman. Pengharapan harus ditujukan pada Tuhan dalam doa. Agar apapun yang ada pada kita (kesehatan, damai sejahtera) menjadi pelayanan yang sungguh kepada Tuhan. Terlebih dasar dari segala hikmat pengetahuan untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan itu adalah dengan hidup berserah pada Tuhan.

            Dengan damai sejahtera jasmani dan rohani, kita pun dimampukan untuk menjaga persekutuan yang indah di dalam Tuhan (diri sendiri dan sesama). Bdk invocatio bahwa Tuhan pun berkehendak agar ada satu kesatuan seperti apa yang telah dinyatakanNya. Perlunya saling menjaga, mengingatkan, mendoakan agar satu dengan yang lain pun kita dapat hidup sehat jasmani dan rohani. Tuhan telah mencukupkan yang diperlukan, merancangkan yang baik, menganugerehkan kesematan hidup, oleh sebab itu sebagai tanda syukur baiklah kita pun mau menjaganya. Melalui hal inilah kita dapat menyatakan kehendak Tuhan, memberi diri melayani Dia. Amin.

Pdt Deci Kinita br Sembiring – GBKP Rg Balikpapan

Khotbah Tgl 30 September 2018 ; 2 Korinti 1 : 8-11

(Minggu mendoakan Pelayan II)

Invocatio

Saudara-saudara, Doakanlah Kami. (I Tes 5:25)

Khotbah

 2 Korinti 1 : 8-11.

Tema

Topangan Jemaat Lewat Doa Bagi Pelayan

 

1.       Pengantar .

Doa adalah salah satu kekuatan yang tidak kelihatan .  Namun dapat dirasakan  oleh  para pendoa maupun yang didoakan. Sebab jawaban doa itu datang nya dari tempat kita meminta lewat doa.

Dalam Alkitab dapat kita temukan kekuatan doa yang di sampaikan kepada Tuhan  Yesus (Kis 4:23-31) dimana jemaat mula mula berdoa, walaupun menghadapi tantangan dan ancaman dan Allah berkarya lewat tanda tanda dahsyat, tentunya hal ini menunjukan bagi kita bahwa kuasa Doa itu berkuasa bagi semua orang percaya dimana dan kapan saja ia Berdoa.

Dimana Rasul Paulus dan silas juga berdoa di penjara,  maka lewat doanya itu ada mujizat terjadi di penjara, dan saat itu paulus juga menyaksikan kuasa Allah kepada kepala penjara sehinga, kepala penjara itu menerima Yesus dan di Babtis (Kis 16:25-34) dan ada banyak  lewat kuasa doa itu Allah berkarya.

Maka hal ini mengingatkan jemaat untuk terus berdoa, mendoakan diri sendiri dan juga mendoakan para pelayan [Pertua/Diaken] agar lewat itu doa-doa kita Tuhan Yesus berkarya untuk melakukan kuasa dan keajaiban ditengah tengah jemaat dan dunia ini.

2.       Uraian nats

Kitab 1 Korinti ini merupakan surat kiriman Rasul Paulus kepada jemaat Korinti. Kita tau bahwa kota Korinti adalah kota yang  paling ramai, dan kota pelabuhan yang banyak  di singgahi oleh kapal kapal. Maka dari itu banyak hal-hal yang terjadi disana kejahatan sosial, pedagang, dan  manusianya juga mulai dari golongan bawah hingga orang kaya. Tetunya tidak gampang memberitakan injil kerajaan Allah bagi para pelayan yang melayani. Dan Rasul Paulus pada saat ia ada di Korinti dan tinggal di keluarga Akwila, meyakinkan orang orang Yehudi dan orang Yunani agar percaya kepada Yesus (Kis 18:4-5), namun ia mendapat tantangan, namun akibat dari pada kesetiaan dan doa orang yang sudah percaya maka Krispus kepala rumah ibadat itu percaya kepada Tuhan dan seisi rumahnya (Kis 18:8)

Dalam suratnya ini Paulus mengawalinya dengan Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan,”(1KOR 1;4-5)  tentunya Rasul Paulus menyadarkan dan menguatkan jemaat di Korinti, walaupun jemaat tidak terlepas dari beban dan tantangan dari kalangan Yahudi, namun Paulus memberikan motifasi dan kekuatan, bahwa Tuhan Yesus meneguhkan dan memperkaya dalam kasih lewat doa. Dan Tuhan Yesus akan meneguhkan umatnya dalam melaksanakan tugas panggilan, bukan saja saat umatnNya itu menjalankan panggilan, namun hingga kesudahan. Berarti bagi orang percaya yang setia dalam segala hal maka hidupnya sudah dijamin olehNya, dan jaminan itu bukan dari segi kata dan kerja namun tidak bercacat pada hari Tuhan Yesus datang  (Maranatha). Sebab pekerjaan yang kita kehendaki yang telah mempercayakan anak-anakNya untuk melakukannya, seperti Tuan memberikan modal bagi hamba-hambanya, dan bagi hamba yang melakukan kehendakNya dan berhasil maka ia diajak untuk bersenang senang. (Mat 25:14-15;21). Dan dalam melakuakan kehendakNya itu haruslah sebagai persekutuan (pelayan dan jemaat) harus se ia sekata dan tidak membentuk kelompok-kelompok tertentu, namun sehati sepikir. Inilah suatu kekuatan membangun persekutuan, tidak ada menganggap lebih hebat dari  yang lain, sebab persekutuan itu adalah bentukan Tuhan. Bukan bentukan manusia. Maka apapun yang dilakukan untuk menyenangkan hati Tuhan yesus itu sendiri. Pepatah melayu mengatakan “ Bersatu kita teguh bertengkar kita runtuh “, jelas persatuan dan kesatuan adalah doa Tuhan Yesus bagi murid-muridNya dan juga umatNya.(Yoh 17: 21). Juga orang karo mengatakan “ 1000 teman pe kurangsa, janah 1 musuh pe mbuesa “, berarti kita tidak mencari musuh, namun mencari teman. Dalam kebersamaan apapun dapat kita perbuat, seperti leluhur kita dulu kalu membangun rumah, mereka secara bersama-sama menarik kayu yang besar dari hutan hingga ke kampung. Luar biasa kebersamaan itu, apalagi kebersamaan didalam nama Yesus pasti luar biasa kekuatan untuk membangun: kesaksian, persekutuan dan pelayanan, kuncinya hanya sejauh Doa.

3.       Renungan

Minggu ini adalah Minggu mendoakan pelayan gereja yang ke-II. Pdt, Pt/Dk adalah kelompok yang dipercayakan oleh Tuhan Yesus untuk melakukan tugas gereja, dimana mereka akan mejalankan tugas pelayananNya di jemaat, maka dari itu para pelayan (Pdt,Pt,Dk) menyadari ketidak mampuannya, sebab tugas ini sungguh berat tanggung jawab. Para pelayan itu akan mampu dan dimampukan oleh Tuhan Yesus lewat Roh Kudus lewat doa-doa jemaat itu, sebab tanpa doa-doa jemaat maka siapapun tidak akan mampu. Sebagai jemaat harus mengingat pada saat Pt-Dk ditahbiskan, maka Tuhan lewat Pdt mengatakan “ jemaat menopang dan mendoakan para pelayan, agar mampu melaksanakan tugas panggilannya “. Jadi doa-doa jemaat tetap diharapkan untuk menopang mereka yang telah dipercayakan oleh Tuhan Yesus. Sebab para pelayan adalah juga bagian dari jemaat yang saat ini dipercayakan untuk menjadi pelayan-pelayan, dan  mereka juga datangnya dari jemaat dan bekerja untuk jemaat itu juga, dan pekerjaan itu bukanlah ringan dan gampang, namun kita percaya beban berat itu akan menjadi ringan bila kita  doakan, para pelayan itu mendapatkan kekuatan. Maka dari itu marilah kita sama-sama saling menguatkan, sebab kekuatan yang datengnya dari Tuhan akan mengikat kesatuan dan persatuan kita, hari ini kekal selama-lamanya.  Selamat berdoa dan mendoakan  para pelayan-pelayan yang melayani jemaat kita

Pdt Andarias Brahmana.

Ketua Klasis Jakarta Kalimantan

Khotbah Tgl 23 September 2018 ; Kolose 4 :2-6

Minggu XVII Setelah Trinitatis / Minggu Mendoakan Pelayan Gereja I)

Invicatio

Karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus (Filipi 1 : 19)

Khotbah 

Kolose 4 : 2 – 6

Tema

“Doakanlah Hamba/Pelayan Tuhan” (Totokenlah Serayan Tuhan)

I.          Pendahuluan

Saudara – saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus.

Ada apa gerangan yang terjadi pada renungan kita minggu ini, sehingga Rasul Paulus menuliskan suratnya? Marilah kita melihat sekilas info baik secara geografis Kota Kolose, maupun permasalahan ataupun pergumulan yang dihadapi jemaat Kolose. Kota Kolose pada abad pertama merupakan sebuah pusat dagang kuno yang makin memudar kejayaannya. Letaknya sekitar 100 mil ke timur Efesus. Kota ini terletak pada jalur kafilah, di lembah Lykhus, dekat kota Leodikea dan Herapolis. Sekalipun usaha untuk memberitakan Injil sebelumnya tidak dapat diabaikan, orang di Kolose mungkin pertama kali mendengarkan amanat Kristen ketika Paulus melayani di Efesus sekitar tahun 53 – 56 Masehi (bnd. Kis. 19 : 10). Paulus mungkin melewati Kolose ketika menuju ke Efesus. Tetapi, ia tidak mengenal secara pribadi jemaat di sana (bnd. Kol. 2 : 1). Rekan sekerjanya, Epafras, yang melayani jemaat ini, mengunjungi sang rasul dan melaporkan perkembangan orang percaya di sana, dan munculnya ajaran sesat yang merongrong mereka. Penyesuaian diri dengan berbagai praktek orang non-Yahudi ikut mempengaruhi orang Yahudi yang menjadi Kristen. Kondisi dengan iman yang masih baru terancam oleh legalisme, sebuah aliran Yudaisme yang sesat. Di sini, seperti halnya di Efesus (band. Kis 19 : 14, 18), bahayanya terletak pada pengaruh agama campuran Helenisme-Yudaisme. Untuk mengatasi masalah, Paulus menulis surat pada jemaat Kolose ini. Adapun tujuan surat Rasul Paulus ini adalah sebagai berikut.

Ø  Untuk memberantas ajaran sesat yang ingin mencari kesempatan atas nama Yesus sebagai pembawa damai dan hidup kekal di jemaat Kolose;

Ø  Untuk memberitahukan bagaimana umat percaya hidup di dalam Yesus Kristus

Ø  Untuk memberi kekuatan iman percaya di jemaat Kolose. Paulus mengharapkan agar jemaat di sana teguh dalam iman kepada Yesus. Dengan demikian, mereka melakukan kehendak yang diinginkan Yesus.

  II.              Penjelasan Nats (Refleksi, Aplikasi, dan Penutup)

Saudara – saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus.

Ada baiknya pada renungan kita ini dibahas mulai dari ayat pertama. Adapun pembagian natsnya sebagai berikut.

1.         Melakukan keadilan dan kejujuran (ayat 1)

Rasul Paulus menasehati mereka yang ada di jemaat Kolose supaya berlaku adil terlebih kepada hamba/pelayan. Keadilan yang dimaksudkan di sini adalah tidak berat sebelah atau tidak membeda-bedakan yang mana yang harus diberikan kepada hamba/pelayan, dan apa yang menjadi haknya. Mereka juga diminta untuk memberikan pekerjaan sebatas kemampuan hamba/pelayan, adil dalam melakukan tindakan, dan terlebih tidak memperbudaknya. Itulah yang diinginkan Yesus melalui surat Rasul Paulus ini. Kita juga diminta melakukan hal demikian, mulai di dalam keseharian kita, di dalam keluarga, di dalam aktivitas kita, dan dimana pun kita berada. Karena, kita adalah hamba Tuhan dan kita hidup karena kasih dan anugerah-Nya saja. Sebab, Tuhan pada penghakiman di akhir zaman akan menanyakan pada setiap orang, apa yang telah dilakukannya selagi masih hidup di dunia. Apakah kita sudah melakukan hal yang benar atau tidak? Ingatlah, hidup ini adalah kesempatan.

2.         Senantiasa hidup dalam Doa (ayat 2,3,4)

Doa merupakan nafas kehidupan. Orang yang lupa berdoa maka sesungguhnya melupakan hidupnya. Tuhan mengharapkan bahwa setiap hal yang kita lakukan dalam kehidupan kita, merupakan gambaran doa kita kepada Tuhan. Rasul Paulus menjelaskan bahwa di saat dia menjadi hamba Tuhan, dalam pemberitaan kebenaran Injil, Yesus Kristuslah yang memberi kekuatan. Karena itulah dia senantiasa berdoa. Di sini, doa Paulus adalah bentuk penyerahan diri ke dalam tangan pengasihan Tuhan Yesus. Inilah tujuan surat Paulus kepada jemaat Kolose, yaitu agar pada saat itu setiap orang yang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus, jangan berhenti untuk berdoa. Hanya doalah yang memberi kekuatan. Doa yang membuat kita semakin dekat kepada Tuhan. Doa adalah nafas orang beriman. Doa merupakan komunikasi kita bercakap – cakap dengan Tuhan. Kalau kita tidak berdoa, maka iman percaya kepada Yesus Kristus akan lemah dan mati. Dan selanjutnya, Rasul Paulus memberitahukan lagi supaya berjaga – jagalah sambil mengucap syukur. Artinya, apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, kita tetap menyerahkannya ke dalam tangan pengasihan Tuhan, terlebih mengucap syukur. Rasul Paulus juga menekankan supaya di setiap doa, kita jangan lupa untuk mendoakan para Hamba/Pelayan Tuhan yang selalu setia memberitakan kebenaran Firman Tuhan. Hamba Tuhan hanyalah orang biasa yang tidak jauh berbeda dengan kita yang memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Terlebih lagi, kita mohonkan supaya Tuhan menjauhkan hamba-Nya dari segala godaan, tantangan, dan cobaan. Doa ini mengharapkan supaya Tuhan yang selalu memberi kekuatan, hikmat, kebijaksanaan, dan ketabahan dalam menghadapi segala penderitaan.

3.         Supaya memperoleh hikmat (ayat 5)

Rasul Paulus menekankan dalam suratnya supaya setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus harus memperoleh hikmat, karena aktivitas kehidupan orang zaman sekarang ini adalah semakin jahat (bnd. Ef. 5 : 15 – 16). Maksudnya ialah ada banyak sekali yang menjadi tantangan, godaan, dan cobaan yang menyesatkan dan mempengaruhi iman percaya kita. Kalau tidak memperoleh hikmat maka kita akan terperangkap oleh kuasa kegelapan yang menyesatkan. Bagaimana cara kita untuk memperoleh hikmat? Ada tertulis dalam Alkitab (Ams. 1 : 7) berbunyi, “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”.

4.         Supaya memiliki kasih terlebih dalam setiap ucapan (ayat 6)

Rasul Paulus menekankan supaya setiap orang yang beriman kepada Yesus Kristus memiliki sifat kasih dalam segala hal, terlebih dalam setiap ucapan. Kita harus menjadi penyedap bagi setiap pendengarnya. Diumpamakan seperti garam pada setiap masakan. Ada tertulis dalam Alkitab, “Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan, tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat” (Ams. 10 : 32). Rasul Paulus menekankan hal ini karena di jemaat Kolose selalu terjadi perbedaan pendapat, kesalahpahaman, dan terlebih-lebih hal-hal yang menyesatkan. Dengan demikian, Rasul Paulus mengajak kita supaya memiliki kasih yang berasal dari Roh Kudus untuk menghadang segala sifat – sifat duniawi yang bisa menyesatkan kita.

Saudara – saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus.

Di dalam bacaan pertama (Yehezkiel 3 : 16 – 21) dengan jelas mengatakan bahwa pengaruh seseorang dalam kehidupan orang lain sangat berarti. Di dalam teks ini dikatakan siapa yang tidak menegor atau membantu orang jahat untuk hidup lebih baik atau bertobat, apabila orang jahat itu mati, maka kita akan diminta Tuhan pertanggungjawaban atas kematian orang yang tidak bertobat itu. Dengan demikian walaupun kita tahu bahwa hidup kita sudah baik melayani Tuhan, tetapi kita tetap membiarkan saudara – saudari hidup dalam kejahatan, kebaikan yang kita lakukan sama saja dengan sia – sia. Seperti yang telah Paulus katakan kepada jemaat di Kolose, yaitu mendoakan dia selaku hamba Tuhan karena Paulus memerlukan topangan doa dari orang lain. Berdoa untuk Hamba Tuhan adalah wujud kebaikan kita untuk menghargai pilihan Tuhan, yaitu para hambaNya yang melayani Dia dalam memberitakan Injil kepada kita dan orang banyak. Selain berdoa, kita harus tahu menempatkan diri kita dimanapun berada, baik di rumah, di kantor, dan di masyarakat luas. Saat kita melihat rekan kita, teman kita, saudara kita mulai jauh dari Tuhan, marilah kita menyatakan kasih Kristus kepada mereka yang memerlukannya. Senantiasalah melaksanakan segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan dalam kehidupan kita dengan setia. Tetaplah kita mendoakan Hamba Tuhan dan terus membantu setiap saudara – saudari kita yang menjauh dari Tuhan supaya kita kembalikan ke dalam keselamatan. Kiranya Tuhan memberkati Firman-Nya dan menyertai kita sekalian. Amin.

Pdt. Abdi Edinta Sebayang, M.Th

GBKP Rg. Graha Harapan

 

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate