Khotbah Minggu Tgl 14 November 201 : Mazmur 34: 1-9
Invocatio: Dengarkanlah baik-baik segala yang kuperintahkan kepadamu, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian untuk selama-lamanya, apabila engkau melakukan apa yang baik dan benar di mata TUHAN, Allahmu” (Ulangan 12:28)
Bacaan: 1 Korintus 7:10-11
Khotbah: Mazmur 34: 1-9
Tema: Penanam-nanam Kiniulin Tuhan – Merasakan Kebaikan Tuhan
PENDAHULUAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang di dalamnya ada ibu, ayah, anak atau dalam pengertian dari WHO (1969) ialah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan. Minggu ini kita memasuki minggu keluarga, sebuah kesempatan bagi kita untuk memahami tentang arti, panggilannya, dan tujuan perkawinan selaku orang Kristen.
PEMBAHASAN TEKS
Mazmur 34:1-9 dengan judul yang diberi oleh LAI ialah “Dalam perlindungan TUHAN”. Kitab Mazmur yang berisi puji-pujian pada pasal ini mengungkapkan pengalaman Daud dan pengalaman orang lain dalam merasakan kebaikan Tuhan. Daud, dikarenakan penuh ketakutan akan nyawanya, ia mencari perlindungan dengan berpura-pura tidak waras pikirannya di depan Akhis (Abimelekh). Dengan tipuannya itu akhirnya ia berhasil lolos. Dalam pasal ini, Daud mengajak dan menggugah dirinya untuk memuji Allah. Meskipun ia telah bersalah namun kasih setia Tuhan membuat dia terhindar dari bahaya. Begitu besar kasih Tuhan sehingga Tuhan tidak mengganjar Daud sesuai apa yang dilakukannya atas tipuannya itu. Karena itu Daud pun mengucap syukur. Di ayat 1 “Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu, puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku” menunjukkan tekadnya untuk tetap memuji Tuhan dalam segala waktu dan keadaan serta mengakui kasih Tuhan agar membuat orang lain juga sadar akan hal itu.
Daud mengajak orang lain untuk bergabung bersamanya memuji Tuhan. Ia berharap mereka melakukannya. Di dalam ayat 3 dituliskan “Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan namaNya!”. Isi Mazmur 34 menjadi ajakan Daud untuk bergabung bersamanya merenungkan segala yang baik dan indah tentang Tuhan. Ia mengajak kita dalam tekad untuk mencari dan melayani Tuhan serta tetap takut akan Tuhan. Seperti juga dalam invocatio kita “Dengarkanlah baik-baik segala sesuatu yang kuperintahkan kepadamu, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian untuk selama-lamanya, apabila engkau melakukan apa yang baik dan benar di mata TUHAN, Allahmu”. Dimana disitu dituliskan juga bahwa bila kita mendengarkan dan melakukan perintah-Nya, yang baik dan benar di mata Tuhan, maka keadaan kita akan baik. Takutlah akan TUHAN, hai orang-orangNya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia (9). Selain itu, ada juga terdapat dalam Ulangan 4:40, jika kita berpegang pada ketetapan dan perintah Tuhan, keadaan kita bisa baik dan supaya lanjut umur kita di tanah yang diberikan Tuhan.
Seperti orang Israel yang diajak Daud untuk takut akan Tuhan dan memuji Tuhan, kita sebagai keluarga diajak oleh Daud menjadi keluarga yang takut akan Tuhan. Yang melandaskan Tuhan dalam pernikahan – keluarga. Biarlah kita pun dapat mengecap dan melihat betapa baiknya TUHAN dan kita bisa hidup berkecukupan serta tidak berkekurangan sebab kita takut akan Dia.
Dalam minggu ini, dalam keluarga kita, sudah banyak kebaikan yang Tuhan berikan. Kebaikan yang bisa kita rasakan dalam keseharian kita. Mungkin dalam melihat satu dan yang lain di dalam keluarga sudah membuat kita merasakan kebaikan Tuhan. Akan tetapi, pada saat ini, bukan hanya dalam keadaan baik kita bisa merasakan kebaikan Tuhan, namun dalam segala keadaan dan waktu.
Dalam 1 Korintus 7:10-11 juga menjadi pengingat bagi kita. Selain kita diingatkan untuk menjadi takut akan Tuhan dan memuji – memuliakannya kita juga diingatkan mengenai makna pernikahan – keluarga. Untuk bisa saling menjaga. Bagi yang belum menikah dan memilih untuk tidak menikah untuk menjaga kekudusan begitu pun bagi pasangan yang menikah untuk setia pada pasangan yang Tuhan berikan. Ayat 10 dan 11 dituliskan oleh Paulus sesuai dengan konteks jemaat Korintus, sehingga pada konteks kita saat ini mungkin ada perbedaan (perceraian terjadi karena kekerasan dll). Namun, yang mau dimaknai adalah bahwa pernikahan itu bukanlah hal yang sepele sehingga, jadikanlah pernikahan atau janji yang dinyatakan dihadapan Allah dan jemaat sebagai persatuan dua orang menjadi satu di dalam keluarga yang takut akan Allah dan memuliakan-Nya dalam pernikahan/ keluarganya.
APLIKASI
Di saat Daud menuliskan mazmur ini, bukan karena ia dalam keadaan penuh dengan kemewahan atau hal lainnya. Waktu itu ia dalam keadaan penuh ketakutan. Nyawanya terancam oleh musuh. Ia tidak memiliki kekuatan atau pertolongan dari yang lain. Satu-satunya yang bisa dilakukannya ialah bergantung kepada Tuhan. Tidak ada kondisi dalam hidupnya yang membuatnya berhenti berharap kepada Tuhan. Hal ini mungkin sedang kita rasakan, ketakutan akan nyawa kita, nyawa keluarga kita, atau kita dalam keadaan duka yang mendalam. Di masa pandemi dan minggu keluarga ini, Daud megajak kita untuk tetap takut akan Tuhan. Kita memandang Dia, dengan kecapan dan penglihatan, kita mengalami dan merasakan betapa baiknya Dia. Dia baik, sebab Dia membuat semua orang yang percaya kepada-Nya benar-benar diberkati. Oleh karena itu, yakinlah akan kebaikan-Nya, sebegitu rupa sampai kita bisa berbesar hati untuk percaya kepada-Nya pada masa-masa buruk.
Marilah menjadi keluarga yang takut akan Tuhan, berpegang pada ketetapanNya dan rasakanlah kebaikan Tuhan dalam keluarga kita.
Det. Essymeralda br Smb