Khotbah Minggu Tgl 09 Januari 2022 : Lukas 3:15-17 ; 21-22

Invocatio    :“Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang          tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup olehNya”  (I Yohanes 4:9)

Ogen          :Yesaya 43:1-7

Kotbah       :Lukas 3:15-17 ; 21-22

Tema         :“Yesus Anak Allah”

Yesus adalah Anak Allah bukan dalam pengertian hubungan manusia antara ayah dan anak. Allah bukannya menikah lalu memiliki seorang anak. Juga bukan berarti Allah mengawini Maria lalu karena itu Maria hamil dan melahirkan anak. Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian Dia adalah Allah yang menyatakan diriNya dalam bentuk manusia (Yohanes pasal 1 ayat 1, “Pada mulanya adalah Firman, Firman itu adauk -sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”. Dalam ayat 14 dalam Yohanes pasal 1 juga dinyatakan, “Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita dan kita telah melihat kemuliaanNya yaitu ketika kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa yang penuh kasih karunia dan kebenaran”. Yesus adalah Anak Allah karena Dia dikandung dalam Maria (seorang manusia yang masih perawan/sama sekali belum pernah berhubungan jasmani dengan laki- laki manapun/belum pernah menikah) oleh Roh Kudus. Ini juga bukan dalam pengertian Roh Kudus berhubungan jasmani dengan Maria. Yang harus kita ingat bahwa Roh Kudus adalah Roh Maha Suci, Roh Allah sendiri. Allah sanggup menciptakan manusia dari tanah maka tentu Allah juga dapat menciptakan manusia hanya dari satu manusia (perempuan) tanpa laki-laki dengan kuasa RohNya. Lukas 1:35 menyatakan, “Jawab malaikat itu kepadanya : Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus (suci) Anak Allah”.

Seruan pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis menurut bahan kotbah kita telah menyatakan bahwa seruan itu adalah titik antara zaman lama dengan zaman yang baru. Yohanes Pembaptis menyatakan bahwa tibalah waktuNya datang yang sudah dinantikan itu datang. Orang- orang berfikir pada waktu itu adau-kalau dialah (Yohanes Pembaptis) adalah Mesias yang lama dinantikan itu, tetapi Yohanes Pembaptis menyatakan, “aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari adauk akan datang dan membuka tali kasutNya pun aku tidak layak”. Yesus memberikan diriNya untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.

Kita tidak perlu bertanya-tanya bagaimana mungkin Yesus dibaptis sementara Dia bukanlah orang yang berdosa. Tetapi Yesus harus melakukannya, sebab kedatangaNya adalah supaya berada diantara orang berdosa. Walaupun Yesus dibaptis sebagaimana orang lain menerima baptisan Yohanes Pembaptis namun dapat dilihat bagaimana peristiwa pembaptisan ini adalah suatu pernyataan pribadi Yesus. Dapat dikatakan bahwa peristiwa tersebut adalah pernyataan pribadi Yesus sebagai Mesias. IA merendahkan diri hadir diantara orang berdosa, tetapi Dia ditinggikan dari Sorga dan menyatakan kuasaNya, “Engkaulah AnakKu yang Kukasihi,

kepadaMulah Aku berkenan”. Yohanes menyatakan bagaimana Agungnya Dia yang akan datang setelahnya. Sekalipun kita harus menjatuhkan harga diri untuk membuka tali kasutNya kita tidak akan layak.Dia akan datang dengan baptisan Roh dan api dan alat penampi sudah ada ditanganNya. Namun ternyata keagungan yang dibayangkan oleh Yohanes Pembaptis selanjutnya tentang Mesias ternyata jauh lebih agung lagi dari apa yang dilakukan oleh Yesus dalam hidupNya. Yesus telah menyatakan Keagungan tersebut dalam diriNya yaitu kasih.

Yesus juga membasuh kaki murid-muridNya, menderita dan mati di kayu salib. Kehidupan dan ajaranNya telah menjadi alat penampi untuk memisahkan manusia yang percaya kepadaNya untuk dimurnikan dan dibersihkan dari dosa-dosanya. Bagi orang percaya, Roh Tuhan ada pada kita, yang diberikan kepada kita agar dalam kehidupan kita tetap menyala-nyala api yang memberikan semangat, sukacita untuk hidup sebagai anak-anak Allah. Yesus berkenan hadir dalam kehidupan kita sebagai Anak Allah merupakan suatu kuasa yang besar dari Sorga untuk diri kita. Dalam Matius 28:18 Yesus mengatakan, “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di bumi”. Ini adalah anugerah Tuhan atas hidup orang percaya. Jika otoritasNya itu bekerja layaknya sebagai penampi dalam diri kita, maka tentunya hidup kita akan kita berikan dibawah otoritasNya. Yang membuat keputusan terbaik itu ada padaNya bukan pikiran atau perasaan kita. Perbuatan yang telah dilakukanNya adalah untuk kebaikan manusia berdosa. Mesias yang dinantikan itu adalah Yesus Kristus, Anak Allah sehingga kita tidak perlu lagi menantikan atau mengharapkan mesias yang lain, sebab dalam Yesus Kristus janji Allah digenapi. Yohanes Pembaptis menyaksikannya dan pelayanan Yesus sendiri menjadi saksi bahwa IA adalah Penolong Sejati dalam kehidupan manusia.

Pdt. Prananta Jaya Ginting Manik, S.Si (Teol) MM

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate