Pekan Kebaktian Keluarga wari IV tahun 2020 ; Filipi 1 : 8 -11
Invocatio : “Dan hukum yang kedua,yang sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.’ (Mat 22: 39)
Bacaan : Mazmur 103: 13-18
Khotbah : Filipi 1: 8-11
Tema : “Bertambah-tambahlah Kasihmu”
Pengantar
Keluarga dibangun dengan kasih. Keluarga harmonis saat semua anggota keluarga saling mengasihi. Seberapa sering kita menunjukkan kasih kepada sesama anggota keluarga? Jangan-jangan selama ini kita terlalu sibuk dengan kepentingan masing-masing, sehingga kurang waktu untuk keluarga. Melalui Pekan Kebaktian Keluarga ini kita diberi kesempatan untuk duduk bersama, kembali merasakan kedekatan satu dengan yang lain didalam kasih.
Penjelasan Teks
Ayat 8
Surat Filipi dituliskan Paulus saat ia berada dalam penjara. Melalui tulisannya, kita bisa melihat betapa Paulus merindukan jemaat di Filipi. Umumnya orang yang sedang dalam penjara akan merindukan saat ia dibebaskan. Ia hanya berpikir kapan dirinya lepas dan bebas dari kungkungan. Tetapi Paulus berbeda, ia lebih memikirkan kepentingan pekerjaan Tuhan melalui pelayanan pada jemaat daripada kepentingannya sendiri. Surat-surat yang ditulis dan dikirimkannya adalah sebuah cara lain dari menyampaikan bimbingan rohani ketika tatap muka tidak memungkinkan, bagi jemaat Tuhan di Filipi dan di kota-kota lainnya. Ia memiliki kasih yang begitu besar bagi Tuhan dan jemaat-Nya, sehingga ia mengucap syukur kepada Allah setiap kali ia mengingat mereka (ayat 3). Dalam kerinduannya, Paulus terus mendoakan jemaat.
Ayat 9
Satu topik doa yang diucapkan Paulus adalah “semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan segala macam pengertian”. Kasih yang sudah ada pada orang percaya bukan sesuatu yang stagnan. Kasih itu bisa dan harus semakin besar, semakin bertumbuh dan bertambah. Tapi Paulus juga menekankan, kasih harus dilengkapi dengan pengetahuan yang benar dan segala macam pengertian. Mengasihi dalam pengertian Paulus bukan sekedar urusan perasaan, tetapi harus diikuti hikmat pengertian. Tidak hanya urusan hati, tetapi urusan logika. Mengasihi dengan berlimpah tapi tidak diikuti pengetahuan dan pengertian dapat membuat kasih itu salah sasaran, tidak tepat pengaplikasiannya. Mungkin bisa dibandingkan dengan aksi kasih atau aksi diakonia. Kalau kita ingin memberi bantuan, kita pasti melakukan survey lapangan. Apa yang diperlukan, apa yang kurang. Sehingga diakonia kita tepat sasaran dan tepat guna.
Ayat 10-11
Dengan kasih yang diikuti pengetahuan dan pengertian, tujuannya adalah jemaat dapat membedakan baik dan benar, lalu memilih apa yang baik. Agar ketika Yesus Kristus datang kedua kali, jemaat dalam keadaan suci dan tak bercacat. Suci dan tak bercacat adalah standar yang sangat tinggi. Ditambahkan Paulus juga ‘penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus’. Kebenaran yang kita kerjakan adalah pekerjaan Kristus. Itu bukan hasil usaha manusia. Semuanya untuk memuliakan dan memuji Allah. Maka segala sesuatu yang kita putuskan, kita kerjakan, khususnya dalam keluarga kita, hendaknya didasari oleh kasih yang diikuti pengetahuan dan pengertian. Agar melalui keluarga kita banyak orang yang merasakan kasih Tuhan dan karenanya nama Tuhan dimuliakan (bdk bacaan Mazmur 103: 13-18).
Aplikasi
- Seorang pelayan Tuhan harus terus mencari cara melayani Tuhan di saat menghadapi tantangan. Kalau Paulus hanya bisa berinovasi melalui surat, kita saat ini berinovasi mengerjakan pelayanan melalui berbagai media online yang ada. Jangan kendorkan semangat pelayanan.
- Mengasihi orang lain harus ditunjukkan dengan mendoakan mereka. Kita tidak bisa mengaku mengasihi tanpa pernah mendoakan (bdk invocatio). Itulah sebabnya doa keluarga sangat penting. Mari kita rangkul orang-orang terkasih di dalam doa-doa kita. Bahkan dengan teknologi komunikasi saat ini, keluarga yang tinggal berjauhan pun bisa beribadah bersama (video call, zoom, dll)
- Adalah baik mendoakan orang lain untuk meminta kesehatan, rejeki, kelancaran dalam segala usaha baik agar diberkati Tuhan. Tapi mari kita meneladani Paulus yang mendoakan agar jemaat semakin berlimpah didalam kasih. Sebab orang yang berlimpah dalam kasih akan menjadi pendoa bagi orang lain juga. Alangkah indahnya bila kita semua saling mendoakan dalam kasih Kristus.
- Kasih yang berlimpah dalam diri seseorang memungkinkan ia mengasihi orang lain di luar dirinya. Kasih yang berlimpah dalam sebuah keluarga akan memungkinkan keluarga itu mengasihi orang lain yang diluar keluarganya. Semakin berlimpah kasih itu, semakin banyak orang yang boleh merasakannya. Ada kata bijak yang mengatakan Love is a verb. Kasih itu kata kerja. Tidak cukup diucapkan, tapi harus dibuktikan dengan perbuatan. Mari kita kembangkan kebiasaan berbagi, memberi kepada sesama. Jika ada aksi kasih, diakoni keluarga, sangat baik jika dilakukan bersama-sama.
- Kasih yang disertai hikmat pengertian akan memampukan seseorang mengambil keputusan yang baik dan benar. Sehingga hidup kita menjadi hidup yang berkenan bagi Kristus. Inilah yang perlu dipelihara setiap pribadi dan keluarga, selama kita menantikan kedatangan Kristus kedua kali.
Pdt. Yohana br Ginting
Rg Samarinda