Pekan Doa Wari III : Efesus 1 : 15-23

Invocatio      : Datanglah nahkoda mendapatkannya sambil berkata: 

“Bagaimana mungkin engkau tidur begitu   nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita,  sehingga kita

tidak binasa.” (Yunus 1:6)

Renungan     : Efesus 1:15-23

Tema            : Berdoa Untuk Jemaat

PENDAHULUAN

Kita sering mendengar ungkapan, bahwa “Doa adalah nafas hidup orang percaya, jika tidak bernafas, maka kita akan mati, jika tidak berdoa, maka kerohanian kita akan mati.”  Ketika kita mendisiplinkan diri dalam hal berdoa, kita akan semakin dewasa rohani, sehingga kita pun semakin mengenal Tuhan dan semakin mengerti kehendakNya atas kita.  Kehebatan pelayanan Yesus Kristus bukan sebatas karena IA mengandalkan keberadaanNya sebagai Anak Allah, tetapi sebagai Anak Manusia yang senantiasa mengandalkan BapaNya melalui doa-doaNya.  IA tidak pernah melewatkan waktuNya tanpa doa. KehidupanNya selama di bumi penuh dengan doa. Untuk itu kita harus mengikuti teladan Yesus mendisplinkan diri dalam hal berdoa.

Demikian halnya dengan Rasul Paulus, dia dikenal sebagai sosok pengikut Kristus yang sangat radikal dan pelayanannya menjadi sangat berdampak luas karena surat-suratnya yang ditulis ke berbagai daerah tempat pelayanannya di masa itu. Sebagai pribadi yang sangat mengasihi Kristus, dia belajar untuk menanggalkan keakuannya dan fokus melayani banyak orang. Dia adalah sosok yang sangat pengasih, seorang mentor dan guru yang memuridkan banyak orang-orang percaya. Sepanjang pelayanannya, dia juga dikenal sebagai sosok yang berpegang teguh dalam doa-doanya. Paulus mengajarkan kita tentang pentingnya tekun di dalam doa serta pentingnya berdoa untuk hal-hal yang tepat. Paulus menyebutkan bahwa siang dan malam dia berdoa sungguh-sungguh supaya suatu saat mereka punya kesempatan untuk bertemu satu sama lain dan dia punya kesempatan untuk memperlengkapi mereka di dalam iman. Dari setiap surat yang dituliskan Paulus kepada jemaat orang percaya di berbagai daerah saat itu, kita bisa menilai bahwa Paulus adalah sosok imam atau pemimpin yang selalu berjaga-jaga dalam doa untuk jemaat dan rekan-rekan sekerjanya. Hal ini mengingatkan kita bahwa sekalipun dia pemimpin, tapi dia tahu bahwa mendoakan orang-orang percaya yang dia layani adalah kewajiban yang harus dia lakukan. Bahkan doa-doanya berisi hal-hal spesifik dan yang terpenting yang diperlukan oleh mereka pada saat itu. Jadi, melalui bahan renungan kita hari ini, mari belajar berdoa sama seperti Paulus.

ISI TEKS

Teks renungan kita pada Pekan Doa hari ke-3 ini berisi tentang doa ucapan syukur Rasul Paulus atas kehidupan jemaat Kristen di Efesus, yang telah menunjukkan kehidupan kekristenan yang sesungguhnya, dan pada saat yang sama Paulus menghaturkan doa dan kerinduannya atas jemaat untuk tetap menghidupi kekristenan mereka itu secara konsisten, terus menerus, dan dengan cara yang benar. Rasul Paulus melayani jemaat Efesus selama tiga tahun dengan semangat yang luar biasa (Kis 9:10). Rasul Paulus tidak dapat menyembunyikan betapa sukacitanya dia ketika mendapat berita bahwa kehidupan beriman jemaat di Efesus begitu mendalam bagi Yesus dan tindakan kasih mereka nyata dirasakan dalam hidup persekutuan. Apa yang ditabur mendatangkan hasil yang menggembirakan. Rasul Paulus bersyukur sebab hidup beriman jemaat mengalami pertumbuhan yang dapat disaksikan oleh banyak orang. Paulus mengasihi jemaat ini sehingga mendoakan mereka dalam karya pelayanan hari demi hari.

Surat kepada jemaat di Efesus ini ditulis oleh Rasul Paulus ketika ia sedang berada dalam penjara di Roma sekitar tahun 60-61 M. Walaupun di dalam penjara yang sudah pasti dia menderita, tertekan, apalagi dia dipenjara bukan karena suatu kesalahan melainkan karena memberitakan Injil Yesus Kristus. Tetapi, perhatikan kondisi dan suasana hati Paulus ketika menulis surat ini: “aku... tidak berhenti mengucap syukur karena kamu....” ( ay.16). Ternyata Paulus bukan menggerutu, bukan tertekan dan kecewa, tetapi justru ia bersukacita dan bersyukur. Mengapa demikian? Ayat 15 menjelaskan alasannya; Paulus tetap bersukacita dan bersyukur walaupun ia dalam penjara disebabkan karena suatu alasan yang menurut Paulus itu sangat penting, yakni mendengar kabar tentang iman orang-orang Efesus. Ternyata jemaat yang ia bentuk ini menunjukkan perkembangan yang sangat baik, sehingga menjadi “obat” baginya yang mendatangkan sukacita walau ia berada dalam penjara. Kondisi dalam penjara bukan saja berubah suasana karena kabar itu, tetapi juga membuat Paulus lupa tentang suasana penjara karena kesibukan yang baru dalam penjara yakni menjadi pendoa bagi jemaat itu (ay.16) dan sekaligus mendampingi mereka melalu surat yang menguatkan.

Ada dua hal mendasar dalam kehidupan jemaat yang membuat Paulus bersyukur, yaitu tentang “Iman (Kesetiaan) mereka dalam Tuhan Yesus” dan tentang “Kasih Jemaat” terhadap semua orang kudus. Ucapan syukur Paulus terhadap kedua hal ini menegaskan bahwa jemaat yang benar adalah jemaat yang memelihara iman (kesetiaan) kepada Tuhan Yesus, sekaligus menunjukkan kasih kepada sesama. Kedua hal ini harus berjalan bersama, sebab iman (kesetiaan) kepada Tuhan Yesus tanpa diiringi dengan kasih terhadap sesama sesungguhnya tiada gunanya. Bukti bahwa jemaat telah menunjukkan kesetiaan kepada Tuhan adalah kasih mereka kepada sesama. Atas dasar itu kemudian Paulus menghaturkan doa pengharapannya atas jemaat sehingga pengenalan mereka akan Kristus semakin dalam dan benar.

Menurut Paulus dalam doanya, jemaat Tuhan di Efesus harus memahami dengan baik bagaimana seharusnya hidup dalam pengharapan yang benar sekalipun ada berbagai tantangan kehidupan seperti yang dialami oleh Paulus sendiri. Benar bahwa kadang-kadang jemaat Tuhan yang beriman dan telah menunjukkan kasih yang tulus kepada sesama mengalami berbagai persoalan yang bahkan bisa saja membuat mereka mengalami kegagalan, tetapi, demikian doa Paulus, justru dalam berbagai persoalan dan kegagalan itu pengharapan dalam Tuhan harus terus menerus diperdengarkan. Benar bahwa ada banyak fenomena kehidupan di dunia ini yang cenderung merusak dan menghancurkan, tetapi, bagi Paulus dalam doanya, situasi itu harus menjadi semacam cambuk bagi jemaat Tuhan untuk menaruh pengharapannya dalam Tuhan sekaligus menyerukan dan menghadirkan pengharapan itu melalui kesetiaan mereka kepada Tuhan dan kasih mereka terhadap sesama seperti yang telah mereka mulai lakukan selama ini.

Hidup dalam pengharapan ini sangatlah penting, terutama dalam menghadapi berbagai ketidakpastian hidup, dan Paulus mau kalau iman dan kasih jemaat dilengkapi dengan pengharapan; dapat disebut sebagai tiga serangkai dari kehidupan kekristenan, yaitu iman, pengharapan dan kasih (bd. 1 Kor. 13:13). Itulah yang diinginkan oleh Paulus di jemaat Efesus ini, yaitu bahwa mereka tidak kehilangan pengharapan dalam Kristus, dan bahwa mereka juga dapat menjadi pembawa pengharapan Kristus itu di tengah-tengah dunia di mana mereka berada, sehingga melalui pengharapan yang mereka hadirkan itu dunia akan mengenal Allah dengan benar.

APLIKASI

Rasul Paulus dalam imannya kepada Tuhan dimampukan untuk bersyukur seperti yang dituliskan dalam Efesus 1:15-23. Dia mengangkatkan doa syukurnya mengingat jemaat Efesus. Mengapa? Karena orang orang Efesus yang bertobat, percaya kepada Tuhan Yesus dan hidup sebagai jemaat Tuhan.

Bagaimana dengan kita, sudahkah kita bersyukur kepada Tuhan untuk jemaat kita? Untuk para Pendeta yang Tuhan tempatkan, untuk para Pertua/Diaken yang bertugas, untuk para Guru KAKR, pengurus PJJ-Kategorial, paduan suara, dan semua orang yang aktif melayani atau anggota jemaat? Belajar dari Rasul Paulus yang mendoakan jemaat di Efesus. Doa ucapan syukurnya dan pengharapan agar kasih mereka makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. Anggota jemaat diselamatkan oleh kasih Kristus. Kasih bukan suatu teori yang harus dipelajari. Kasih adalah sesuatu yang telah mereka alami.

Oleh karena itu kita juga bertanggungjawab saling mendoakan, agar kita juga bertumbuh dalam kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Kita juga diharapkan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar dan pengertian tentang Firman Tuhan. Disini sebagai orang Kristen diharapkan memiliki target untuk belajar Firman Tuhan sehingga pegetahuan dan pengertian tentang siapa Tuhan, apa yang telah Dia lakukan dan hidup yang bagaimana yang dikehendaki Tuhan makin difahami dan makin dimampukan memilih apa yang baik untuk hidup suci menjelang hari kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Ini menjadi doa kita, doa para pemimpin/pelayan gereja untuk semua anggota jemaat dan lebih penting lagi ini menjadi kerinduan Tuhan Yesus agar kasih kita bersama makin melimpah, demikian juga pengetahun dan pengertian akan Firman Tuhan. Mengingat doa juga menjadi kerinduan Tuhan Yesus, mari kita mengusahakan dan mempraktekan kasih dalam konteks jemaat, konteks keluarga, konteks ditempat kerja, di konteks sekolah dan ditengah masyarakat. Mempraktekkan kasih kepada sesama dengan terus hidup dalam persekutuan kasih dengan Tuhan Yesus sumber kasih. Bersamaan dengan itu kembangkan kasih dan kerinduan untuk menambah pengetahuan dan pengertian akan Firman Tuhan.

Pdt. Melda Tarigan, STh

GBKP Runggun Pontianak

Pekan Doa wari II : Perbahanen Rasul Rasul 21 : 1-6

Invocatio    : Ertoto suruh-suruhen ndai nina, ”O, TUHAN, Dibata tuanku

Abraham,bahanlah maka seh sura-surangku sendah, janah ingetlah padanNdu ras tuanku Abraham” (Kejadin 24:12)

Ogen          : Perbahanen Rasul-Rasul 21:1-6

Tema         : “Muat Bagin Ibas Ertoto”

1.   Kata Perlebe

Ertoto (doa) eme kesah kegeluhen kalak si erkiniteken (Doa adalah nafas hidup orang percaya). Kita nggeluh erkiteken erkesah. Si lanai nggeluh erkiteken lanai erkesah, enggo peltep kesahana. Bageme pe kerna nggeluh secara kiniteken. Toto eme kesah geluh kinitekenta. Adi jarang kita ertoto emaka menam-menam peltep kesah kinitekenta. Kesah-kesahen me geluh kinitekenta. Adi la kita ertoto e seri ertina mate geluh kinitekenta. Lanai nggeluh kinitekenta. Emaka marilah ertoto. Ertotolah la erngadi-ngadi. Ertotolah katawari pe. Tutuslah ertoto. La ertoto guna dirita saja ngenca, tapi pe nehken pertoton syafaatta. Enda me si jadi tema umumnta nina, “Sehekenlah Pertoton Syafaat” (1 Tim. 2:1).  Jadikenlah ertoto e jadi kebiasanta. Jadiken ertoto e kebutuhenta. Bahanlah ertoto e mendarah daging man banta.

2.   Renungen/ khotbah

Rasul Paulus ras teman-temanna sangana ngelakoken safari Pekabaran Injil (PI). Piga-piga ingan idahina lako mberitaken berita si meriah kerna Jesus Kristus. Kata Dibata si jadi ayat renungenta enda me perdalanenna si perpudi menuju ku Jerusalem. Sope seh ku bas ayat khotbah, Paulus jumpa ras pertua-pertua Epesus dingen mereken kata-kata perpisahen. Sope iteruskenna perdalanenna ertoto ia kerina mpeberkat Paulus nerusken perdalanenna (20:36). Kenca si enda iterusken Rasul Paulus Cs lawes tare kapal. Kapal si inangkihina singgah i Tirus. I Tirus kapal enda mbongkar muatenna. Sanga kapal mbongkar barang si ibabana, rasul Paulus cs nusur i kapal nari lako ndahi kalak si enggo tek man Jesus ibas kuta enda. Sada Minggu dekahna Paulus Cs jumpa ras pulung ras kalak Kristen i Tirus enda. seh me paksana Paulus Cs nerusken perdalanenna. Kerina kalak si tek i Tirus enda ras ndeharana bagepe anak-anakna ikut naruhken Paulus Cs ku darat kuta seh ku tepi lawit. I tepi lawit enda me ertoto ia kerina man Dibata. Jenari kenca si salam-salamen maka Paulus ras teman-temanna nangkih ku kapal, perpulungen e mulih ku kutana (21:1-6). Tuhu-tuhu Paulus Cs ras kalak si tek nggeluh ibas toto. Paulus notoken perpulungen, perpulungen pe muat bagin bas dahin Paulus arah pertoton.

Ibas ayat invocatio si idah uga suruh-suruhen Abraham si tergelar Elieser ertoto ibas ndahiken pedah tuanna lako ndarami ndehara Isak anak Abraham. Elieser ertoto mindo man Tuhan gelah ituduhkenNa ise jodoh tuanna. Iandalkenna kal Tuhan ibas ndahiken dahinna. Tek Elieser maka Tuhan si nuduhken jodoh man Isak. Tuhan ngaloi, njawab ras nehi pertoton Elieser. ItuduhkenNa Ribka anak Betuil, kempu Nahor senina Abraham si pagi jadi ndehara man Isak (Kej. 24:12).

3.   Penerapan/ aplikasinya

·       Tema: “Muat Bagin Ibas Ertoto”. Muat bagin kepeken la secara gegeh ras materi saja. Muat bagin banci arah ertoto. Si tuhuna kita kalak si tek, ertoto e geluhta. Ertoto e jadi biakta/ karakterta si mehuli. Bagi Jesus Tuhanta jine pe ndube sanga i doni enda Ia ertoto Mat. 26:39, 44), maka kita pe ertoto selaku anak-anakNa. Usihen si ibereken ras itadingkenNa mari si lakoken. Isuruh ntah la isuruh, ipindo ntah lang muat baginlah kita ibas ertoto. Subuk secara pribadi ntah ras-ras,  muat baginlah ibas ertoto. Ertina, ibas kita ertoto, kita la ertoto kerna diritna, jabuta ras kade-kadeta ngenca. Tapi kita pe ertoto kerna gerejata, perpulungen, kalak si deban, sekelewetta/ lingkungenta, situasi pandemi Covid 19, kalak si terdampak, pasien, para medis, kerina petugas lapangen, upaya pemerintah, rsd.

·       Totokenlah pendahinta, dahiken pertotonta bagi si ilakoken Elieser. Ora et Labora. Ertoto ras berusaha. Labo banci ertoto saja tapi la erdahin, la berusaha. Bagepe la ka erdahin/ erusaha saja tapi la ertoto. Ola gegehta saja si penalem tapi pasu-pasu Tuhanta. Gelah susur pasu-pasu Tuhan ertotolah. Ertoto lebe emaka iumputi alu erdahin, erusaha alu tutus. Nina Tuhan Jesus, “Erjaga dingen ertotolah gelah ola kam ndabuh ku bas percuban. Ukur mehuli me, tapi daging kote kap!” (Mat. 26:41).

·       Jadilah kalak si ertoto  (pendoa) man kalak si deban. Ertoto man kerina, la lit si tading-tading termasuk man para pemimpin (1 Tim. 2:1). Sehkenlah pertoton syafaat man kerina. Syafaat ertina eme pemindon/ permohonen. Kita mindo/ bermohon man Dibata. Totota ngena ate Tuhan. Totota ibegikenna. Pertoton kalak si bujur ergegeh kal (Jakup 5:16b). Enterem jelma perlu totota. Sekelewetta, bangsa ras negarata perlu totota. Mari dage, muat bagin kita ibas ertoto.

 Pdt. Juris Tarigan, M.Th

GBKP RG Depok – Lt. Agung

Pekan Penatalayanan wari 7 ; Epesus 4 : 13 -16

INVOCATIO : Dage lit telu si tetap arus idalanken e me: erkiniteken man Tuhan, erpengarapen man Dibata, erkeleng ate man kalak sideban, janah si pentingna ibas sitelu e, e me engkelengi kalak sideban ( 1 Kor 13 : 13)

OGEN           : Mazmur 18 : 30-36

KHOTBAH     : Epesus 4 : 13 – 16

TEMA          : SEH KU TINGKAT KEDEWASAAN KRISTUS

Kata Perlebe

Visi GBKP “Jadi aron Dibata maba pasu-pasu (menjadi kawan sekerja Allah membawa rahmat), Jadi pasu-pasu salah sada syaratna eme buah kedewasaan. Adi ibas ilmu tumbuh-tumbuhen, sinuan-sinuan si enggo dewasa nge  banci erbunga ras erbuah. Buah e me si banci langsung  inanami kalak.

Ibas Pekan Penatalayanenta wari terakhir  enda ibabai kita kubas perjuangen “Seh ku Tingkat Kedewasaan Krietus”, sekaligus enda me tema  besar Pekan Penatalayanenta Ibas tahun 2020 enda.  Ipake kami istileh “perjuangen” sebab ije lit proses si harus idalani  gelah dewasa, pengalamen si pagit ras is entebu, si bagi ukur entah si la bagi ukur, harus idalani alu sada kiniteken kerina maba kiniulin (Rm 8:28, Yer. 29:11,  Peng. 3:11 ), alu bage kerina perpulungen la kelsehen, putus asa, pesimis entah jadi pecundang ras rangap, si lit eme meriah katawari pe (I Tes.5:16), ngataken bujur  ibas i kugapana pe (1 Tes,5:18).

Dewasa ijenda labo ngerana soal umur, tapi soal perukuren, perngerana ras perbahanen. Sebab melala kalak si enggo metua tapi  perukuren, pngerana ras perbahanena seri ras danak-danak, sebalikna lit ka nge anak-anak  tapi perukurenna, pengerana ras pengerana enggo dewasa. Kata  “dewasa” ijenda banci si kunci alu kata “positif (mehuli), ertina kalak dewasa eme “rukur mehuli Positif),  perbahanena mehuli (positif)  ras rananna pe mehuli (positif).

Si jadi persoalen eme mehuli e menurut ise ? sebab kiniulin doni enda pe nisbi, subyektif, mehuli akapndu langa tentu mehuli kuakap, ras sebalikna mehuli kuakap langa tentu mehuli akapndu, erkiteken sie maka terjebak kita kubas sada situasi saling “menghakimi” siah kurang dewasa, sie kurang dewasa, erpengakap maka kita si dewasana, tapi adi sungkun ka kalak si deban kita ka si ladewasana kel...

Sada ngenca standart kedewasaan eme “Kristus”, em si isaksiken Paulus man perpulungen Epesus, Janah e ka me pe ipeseh man banta, gelah kita seh k tingkat kedewasaan Kristus.

Niksiki Ayat Alitab

Epesus 4, enda ngerana soal “kiniersadan kula”, tentu hal sienda ilatar belakangi litna “kinierbagen” ibas perpulungen.  “Kinierbagen”  e  megati isalahgunaken, labo jadi nali pengiket persadan tapi justru  jadi  tembok si nirang-nirangi perpulungen. Kelebihen ibas sada ras sidebanna lanai jadi pasu-pasu tapi enggo jadi palu-palu.

Erkiteken sie maka Paulus nuriken man perpulungen e, gelah “dewasa”  min makeken ras menyikapi kelebihen si lit ibas kita bage pe kelebihen si lit ibas kalak sideban.  Salaah sada caraa menyikapi sie kerina eme; meteruk ukur, lemah lembut, saber, ola pergelut, kerina epalasna eme “kekelengen”, nggeluh ibas perdamen. Harmonis ras sinergi sue ras kulanta si melala ring-ring enda.

Perbedaan si bereken Tuhan labo gelah “kita saling engkarat ras ndendeh” tapi gelah saling mengisi ras melengkapi. Kuan-kuanen 27:17 “Desken waja mpetelam waja, bage pe manusia erlajar sapih-sapih ia” erkiteken sie maka ibereken Dibata pemere-pemere si pelain-lain, lit jadi rasul, si mpermakani perpulungen ras guru-guru.  Tujunna eme gelah sikap majekken kula Kristus.

Bahan renungenta ay.13-16, mabai kita rukur positif  (dewasa) ibas menyikapi perbedan, sebab tujunna e me gelah kita ersada, uga maka banci kita ersada ?

Ay. 13. Sada Kiniteken Ras Penandai Kerna anak Dibata

Enggo si lewati wari natal, maka enggo sieteh ise kin Yesus e, tubuh ibas karang asuhen, IA jadi jelma labo saja gelah banci kita ndeher, jadi teman ras kita tapi terdauhen eme “gelah sieteh uga kin harusna kita nggeluh, enggo ibahanna sada “contoh/si man ikuten”, Adi bas sekolah mbarenda megati kel ikuanken  kalak si motuna kel eme “encontoh pe salah denga”.

Adi enggo ersada kiniteken ras penandaita kerna Kristus tentu kerina kita ersura-sura bagi Kristus sebagai standart kegeluhen kalak Kristen (bd. Pilipi 2:6-8) ertina kegeluhen-Na iiket ibas sada kata “jadi pasu-pasu aminna pe ngenanami kiniseran”. Adi nita kita pengikut Kristus la banci lang maka pola kegeluhenta harus bagi pola kegeluhen Kristus, adi lang tuntu labo banci ikataken kita enggo “dewasa”, aminna pe kita enggo jadi Pendeta entah Emeritus.

Dewasa è tetap mehuli (positif) ibas kerina keadaan, la nggit ndabuh kubas dosa erkiteken kalak erdosa.  Tetap rukur mehuli ras ngelakoken si mehuli (bd. Yusuf man senina-seninana Kej. 50:19-21).

Ay. 14,  Terombang-ambing dingen ijole-joleken angin pengajaren penipu

Salah sada ciri kalak  dewasa, punya prinsip. Kai si itekina ras kai si akapna payo jadi sada si permanen ibas ia, alu bage lanai mesunah ipengaruhi.  La bagi  anak-anak si banci “iiming-imingi alu janji-janji istilah si gundari nina PHP, bereken janji si menggiurken mis kin akapna tuhu, tempa enggo ialokenna, erkiteken si emaka mis kel berubah prinsipna.  Kalak si dewasa ibas kiniteken harus menguji kerina pengajaren alu pendahin kersah si badia (Bd. 1 Yoh.4:1 “ujilah kerina kesah, sebab enggo melala nabi-nabi perguak). Kalak si dewasa lanai man  nakan dak-dak  tapi nakan keras, GBKP  enggo 130 tahun, hati-hati alu istilah “jenuh, monoton” seh maka ersura-sura kita lalap ndarami si mbaru, alu lanai ngukuri e payo entah la payo (bd 2 Tim,4:3 ndarami guru-guru guna ngajari ia kerna kai akapna entabeh megikenca).  Kebaktin ras megiken  Kata Dibata labo seri ras nonton bioskop “menarik entah la menarik, sor entah la sor, sebab e nakan pertiendin. Megiken kata Dibata ras kebaktin  seri ras “man adi enggo jamna “entabeh ras la entabeh panlah”, sebab adi kune lang banci kita lemas ras sakit. Lanai lit istilah ibas kebaktin “ise pengkhotbahna”,ise pe si khotbah adi enggo itangkuhken imani e pilihen Tuhan. Kebenaren mutlak eme “kata Dibata, labo kata pendeta, hati-hati gelah ula kita papak/sesat.

Ay,15 Nuriken Si Tuhu-Tuhu Dem Ibas Keleng Ate

Salah sada dahin selaku kalak Kristen eme “ngajari kalak kerna kerina si iperintahken Yesus (bd.Mat. 28:20). 130 tahun gerejanta enggo seharusna kita mandiri ibas Teologi ras SDM, emaka enggo paksana kita siajar-ajaren erpalasken keleng ate. Ibas keleng ate lalit ngukuri keperlun pribadi, ibas keleng ate si mberat jadi menahang, ibas keleng ate lalit guak (sandiwara) tapi nuriken kerina situhu-tuhu, lalit dusta diantara kita, terbuka erbahan relasi pe lancar sada ras sidebanna.

Tahun pelayanenta “Meningkatkan Kemampuan Warga GBKP Dalam Pengelolaan Informasi dan Keterampilan Dalam Pengelolaan Tekhnologi Informasi”.  Tentu sepakat kita maka tkhnologi eme alat si “mpesunah”, mpesunah kita mpeseha berita si payo bage pe si la payo. Tapi adi kalak si dewasa  (mampu/cerdas) labo menyalahgunaken tehkologi ku hal-hal si la mehuli. Sebagai kalak si dewasa, ula kita nggit man “sampah” tekhnologi tapi kita harus memetik buah teknologi ras mbagiken buah tehknologi man kerina manusia.

Sie kerina maka banci jadi adi kita tetap ersada ras Kristus sumber kedewasaan e,  IA me “takal sebagai sumber insfirasi, IA me takal sebagai pemimpin si ngaturken kerina kalak Kristen, alu bage ise pa la banci pulah ibas iketen persadan ras IA. Ibaras Kulanta enda, maka ibas takal (otak) si memerintah kerina pergeraken organ tubuhta, adi kune lit bagin kulanta enda si terlepas ( la terhubung ras otak, mis nge lanai rorat)

Aplikasi

1.     Pekan Penatalayanen ilakoken bas gerejanta , mengawali kerina kegiaten  pelayanen, PA, PJJ, gelah kerina kita ngawan perpulungen erngasupna  “menatalayanken geluh, pemeteh, dahin, waktu,  kebayaken ras kerina kinilitenta jadi kemulian man Tuhan. 

2.     Penatalayanen si lakoken sietiap tahun guna mpersada derap langkahta serayan ras perpulungen sue ras tahun gerejanta.

3.     Kedewasan empengasup kita makeken kerina kegeluhen ras  kinilitenta e jadi pasu-pasu man doni enda.

4.     Kedewasan e tentu lit ibas sada proses, tapi  ise si megenggeng seh ku kedungenna maka ngasup make panah si megeghna kal pe, seh maka banci ndatken keterkelinen dingen kehamaten (bd. Msm, 18:35-36)

5.     Kedewasan Kristus si empengasup kita tetap lit ibas kiniteken, pengarapen dingen kekelengen si tetap (1 Kor. 13:13)

Pdt Saul Ginting

GBKP Rg Bekasi

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate