Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Khotbah Minggu tgl 14 April 2019 : Yohanes 12:12=19

Passion VII/Palmaru

Invocatio    : "... Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya, yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. (1 Timotius 6 : 14 b - 15)

Yohanes     : Yohanes 12:12-19

Tema

"KedatanganNya Membawa Damai".

Kata Pengantar

Minggu ini adalah minggu Passion yang ke VII, minggu terakhir kita merenungkan penderitaan Yesus sebelum Ia mati di kayu salib dan pada hari kamis yang akan datang semua orang kristen akan memperingati saat Yesus di tangkap dan di hukum mati di atas kayu salib.

Peristiwa Yesus di muliakan orang banyak ini terjadi ketika Yesus memasuki kota Yerusalem yaitu saat dimana Yesus terang terangan menunjukkan diriNya di tengah tengah orang banyak yang sudah berkumpul untuk merayakan paskah. Kalau kita membaca di dalam Yohanes 10:22-39 Yesus di tolak orang orang Yahudi dan mereka hendak melempari Yesus dengan batu untuk membunuhNya. Setelah Yesus luput dari maksud jahat orang-orang Yahudi mereka terus mencari jalan untuk menangkap dan membunuh Yesus. Kemudian Yesus pergi ke seberang sungai Yordan ke tempat Yohanes membaptis dahulu, Ia menyingkir "sembunyi" dari orang banyak terutama dari incaran orang orang Farisi dan tinggal di situ (bd. Yoh 10:40). Setelah itu kita membaca Yesus melakukan mujizat yang besar membangkitkan Lazarus yang telah mati terbaring empat hari di dalam kuburannya (bd. Yoh. 11:1-44) dan peristiwa itu membuat orang-orang Farisi, imam-imam kepala dan Mahkamah Agama semakin marah dan semakin bulatlah tekadnya untuk membunuh Yesus (bd. Yoh. 11:45-57). Kemarahan orang-orang Farisi dan imam-imam itu bukan hanya kepada Yesus mereka juga sepakat untuk membunuh Lazarus untuk menghilangkan bukti mujizat Yesus, untuk menggagalkan mujizat kebangkitan yang telah dilakukan Yesus. (bd. Yoh. 12:9-11). Yesus semakin terancam dan saat Yesus diserahkan, di tangkap dan di salibkan sudah sangat dekat.

Pembahasan Teks dan Pemberitaan

Berita tentang mujizat-mujizat yang telah di lakukan Yesus sangat melekat di hati orang banyak, terutama orang orang yang mengalami penderitaan, tekanan dan kemiskinan. Mereka sangat merindukan munculnya tokoh Mesias si Pembebas untuk melepaskan mereka dari segala penderitaan, penindasan dan kemiskinannya. Pada saat itu mereka datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah yaitu memperingati peristiwa kebebasan nenek moyang mereka dari tawanan bangsa Mesir. Mereka datang dari Yerusalem dan sekitarnya dan dari semua negeri. Sebagai penyembah yang sungguh sungguh, mereka datang lebih awal supaya dapat mengikuti upacara penyucian diri untuk melayakannya mengikuti ibadah Paskah.

Ditengah tengah penantian hari raya Paskah itu orang banyak mendengar berita bahwa Yesus sedang di dalam perjalanan menuju Yerusalem. Berita kedatangan Yesus itu sangat kuat mempengaruhi hati mereka, membangkitkan sukacitanya sebab akan terjawab harapannya tentang munculnya Mesias semakin dekat dan pasti. Orang banyak itu mengambil daun palem yaitu daun yang biasa dipergunakan terutama oleh orang orang miskin (jelata) untuk merayakan pesta suka cita dalam menyambut orang orang yang dihormati. Pohon palem adalah lambang kemenangan dan kejayaan. Dalam menyambut Yesus mereka tidak memiliki permadani yang indah untuk dibentangkan di jalan yang akan di lalui Yesus, mereka tidak memiliki alat musik untuk mengiringi penyambutan Yesus, tetapi yang dapat mereka lakukukan mereka telah menunjukkannya yaitu memberi hati dan suka citanya dan dalam kesederhanaannya melakukan upacara penyambutan. Berita kedatangan Yesus saja sudah sangat luar biasa membangkitkan kegirangan dan sukacitanya, tentulah lebih besar lagi ketika Yesus ada di tengah-tengah mereka.

Mereka bukan hanya menantikan kedatangan Yesus tetapi menyongsongNya. Terlalu lama kalau hanya menunggu saja kedatangan Yesus, karena itu mereka datang kepada Yesus, bukan dengan membawa segudang keluhannya, kecemasannya atau penderitaannya tetapi mereka menghampiri Yesus dengan pujian dan sorak sorainya, dengan seruannya "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel" (bd. Maz. 118:26). Hosana berarti keselamatan. Bersama Yesus orang banyak merasa mendapatkan keselamatannya, kemerdekaannya.

Yesus pantas mendapat penyambutan yang luar biasa, seperti rakyat dengan suka cita melepas rajanya ke medan perang untuk memenangkan pertempurannya. Demikian juga penyambutan Yesus dengan dipermuliakan sebab Ia akan menaklukkan segala penguasa dan kuasaannya. Yesus akan memenangkan peperanganNya melalui kematianNya di atas kayu salib dan kebangkitanNya.

Dibalik peristiwa ini kita juga melihat kenyataan dari ke-Mesias-an Yesus; Ia tidak pernah takut menghadapi kemarahan dan rencana jahat orang orang Farisi dan para imam. Sebenarnya Yesus tahu kalau Ia ke Yerusalem Ia harus menanggung banyak penderitaan yang dilakukan tua-tua, imam-imam dan ahli-ahli Taurat, akan membunuhNya, seperti yang pernah diberitakanNya kepada murid-muridNya. (bd. Mat. 16:21). Kalau Yesus bersembunyi - menyingkir dari orang banyak bukan karena takut tetapi karena kebijaksanaanNya sebab saat Yesus diserahkan belum tiba. Perjalanan Yesus ke Yerusalem sebenarnya tidak aman, menegangkan sebab disana telah berkumpul orang orang Farisi dan para imam dalam kemarahannya dan rencananya akan menangkap Yesus. Tetapi karena kabar baik, berita suka cita, syalom dari Allah yang dibawa Yesus jauh lebih besar dan lebih penting maka Yesus datang ke Yerusalem kepada orang banyak menunjukkan diriNya untuk menyatakan kebesaran Allah. Kehadiran Yesus menjadi proklamasi pemerintahan Allah bagi orang banyak, pemerintahan Allah bagi dunia.

Orang-orang yang menyambut Yesus itu sangat memahami dan mengenal Yesus seperti Allah memperkenalkan Yesus dan seperti Yesus memperkenalkan diriNya, oleh sebab itu mereka memuliakan Yesus. Mereka berharap akan penggenapan nubuat yang telah disampaikan pada jaman Zakaria yaitu kedatangan raja yang adil dan jaya, yang lemah lembut dengan mengendarai seekor keledai, keledai yang muda. (bd. Za. 9:9). Yesus-lah yang menggenapi nubuatan itu, dengan menghadirkan pemerintahan Allah, pemerintahan syalom; yang kemegahannya bukan seperti kemegahan raja tokoh politik yang mengenderai kuda perang dan mengenakan persenjataan perang yang lengkap. Yesus adalah Raja Penyelamat, tokoh rohani yang datang membawa damai. Melihat Yesus yang datang dengan mengenderai keledai muda sesungguhnya orang banyak mengenalNya sebagai tokoh surgawi yang telah mendemonstrasikan kuasaNya yaitu mematahkan kuasa setan, yang menyembuhkan penyakit, yang mencelikkan mata orang buta sehingga dapat melihat, yang menyembuhkan orang lumpuh sehingga dapat berjalan, menyembuhkan yang sakit dll, dan yang telah membangkitkan Lazarus dari kematian.

Menjadi renungan bagi kita, diberitakan bahwa para murid yang telah berjalan selama kurang lebih tiga tahun bersama dengan Yesus pada mulanya mereka juga tidak mengerti mengapa Yesus mengenderai keledai muda, tapi setelah Yesus dimuliakan mereka memahaminya. Mereka pada mulanya kebingungan dengan sikap Yesus tetapi sesudah Yesus dipermuliakan mereka lebih lagi mengenal Yesus dengan benar. Selama tiga tahun para murid telah menyaksikan segala sesuatunya yang dilakukan Yesus, tapi mereka baru memiliki sedikit pengenalan tentang Yesus, tetapi orang banyak yang merindukan Yesus walaupun hanya mendengar berita tentang Yesus, bahkan sebahagian besar diantara mereka belum pernah melihat mujizat yang dilakukan Yesus atau belum pernah mengalami mujizat Yesus tapi memiliki hati yang rindu kepada Yesus. Mereka memuji-muji Yesus adalah bukti ia telah fokus kepada Yesus sebagai Mesias.

Para murid Yesus telah mengalami dan menyaksikan mujizat-mujizat besar yang dilakukan Yesus tetapi tidak cukup untuk membawa mereka kepada pengenalan tentang siapakah Yesus yang sesungguhnya. Kalau ada orang sampai hari ini tidak mengerti dengan apa yang dilakukan Yesus bukanlah karena kurang besar dan kurang luar biasa mujizat yang dilakukan Yesus, tetapi yang kurang karena mereka tidak memiliki kepercayaan dan mempercayakan hidup dan keselamatannya kepada Yesus. Mereka belum fokus kpada ke-Mesiasan Yesus. Mujizat adalah tanda bukti kerajaan Allah tetapi yang lebih penting adalah kerajaan Allah. Jadi kita dipanggil menyambut Yesus yang menghadirkan Kerajaan Allah, bukan terus menerus mencari mujizatNya.

Tentang orang orang yang mengalami dan menyaksikan mujizat-mujizat Yesus, seperti sekelompok orang saksi hidup yang melihat langsung bagaimana Yesus membangkitkan Lazarus dari kematiannya, mereka telah menyaksikan kebesaran kuasa kebangkitan yang dilakukan Yesus karena itu mereka terus menerus memberitakannya. Kesaksian mereka hidup dan dengan kesaksian itu mereka telah memuliakan Yesus sehingga orang banyak yang mendengarnya dengan penuh sukacita menyongsong Yesus. Orang orang yang telah menyaksikan apalagi mengalami mujizat Yesus dipanggil supaya jangan diam tetapi terus menerus memberitakan Yesus, memberitakan kabar baik supaya banyak orang mengenal Yesus dan memuliakanNya. Kesaksiak para saksi kebesaran Kristus diperlukan untuk meyakinkan melawan segala keragu raguan iman percaya kepada Yesus.

Di tengah-tengah kemeriahan pesta kemenangan itu, ketika semua orang bersuka cita menyambut Yesus sekelompok orang orang Farisi, para imam dan ahli Taurat merasa gagal, merasa di tinggalkan, marah sebab telah kehilangan kejayaannya, kuasanya dan kemuliaannya. Tadinya ketika Yesus undur diri dari orang banyak mereka merasa telah menang sebab orang banyak telah melupakan Yesus. Tetapi menyaksikan penyambutan Yesus yang luar biasa itu membuat mereka gusar. Ancaman ancaman dan halangan halangan yang mereka lakukan kepada Yesus tidak dapat menghambat dan mengurangi kesaksian tentang kemuliaan Kerajaan Allah di dalam Yesus. Ketika Allah dimuliakan maka kemuliaan dunia akan menjadi pudar sebab kemuliaan dunia tidak dapat menandingi kemuliaan Tuhan. Kemuliaan Tuhan mendatangkan damai sejahtera, kebebasan dari segala tekanan dan penderitaan secara rohani dan jasmani.

Refleksi

Penyambutan Yesus di dalam hati kita harus terjadi setiap hari dan setiap saat. Orang yang menyambut Tuhan senantiasa memuji dan bersukacita di dalam Dia sebab dimana Yesus hadir dan disambut maka akan terjadi kedamaian. Yesus datang dalam kesederhanaanNya dan kerendahan hatiNya tetapi orang banyak menyaksikan kemegahan sorga yang besar, itulah yang membuat mereka berseru "Hosana!" Menyambut Yesus harus mempertemukan kita dengan kemuliaan sorga, maka segala sesuatunya yang kita lakukan harus menyatakan kemuliaan sorga. Bukan hanya kata kata kita yang menyerukan hosana; keselamatan! Tetapi seluruh aspek hidup kita harus menunjukkan bahwa kita adalah orang yang merdeka, yang sudah diselamatkan, ditebus dari segala dosa dan diperdamaiakan di dalam Yesus bagi kemuliaan Allah.

Pdt Ekwin Wesli Ginting STh, MDiv.

GBKP Rg. Cikarang.

Suplemen PA Moria : Roma 16 : 1-2; 12-15 ; Tgl 10-16 Maret 2019

SI MAN OGEN     : Roma 16 : 1 – 2; 12-15

TEMA    : NIKAPKEN DIRI GUNA NGELAI TUHAN

TUJUN          : Gelah Moria :

-      Meteh maka enterem diberu si enggo ikut ngelai ibas Gereja mula - mula.

-      Nggit ras nikapken diri guna jadi serayan

KATA PENARUH

Ibas gerejata GBKP ilakoken tep – tep 5 (lima) tahun sekali pemilihen Pertua ras Diaken. Gundari ibas tahun 2019 enda enggo ka seh paksa ilakoken pemilihen. Tentu sebagai ngawan perpulungen, enda merupaken tanggung jawab si arus sisehken man Tuhan Dibata. Arus muri kita ibas ngelakoken pemilihen enda, gelah tuhu – tuhu kel kari terpilih si mehulina, jenari reh ulina pe tetap GBKP enda ku wari si reh.

Rikutken tata gereja, bahwa si berhak ipilih untuk menjadi Pertua ras Diaken labo hanya man mamre, moria pe lit hakna guna ipilih. Sebab lit denga ibas piga – piga runggun entah pe perpulungen lalit Pertua Diaken sidiberu. Erbage – bage alasen ibahan gelah ula ia ipilih, lit deba perban la beluh, la pang, repot nikapken isi jabu, mbiar la idukung perbulangen seh maka jadi perubaten bas jabu ras sidebanna. Ibas bahan PA nta sekalenda, moria iajuk gelah nggit nikapken diri guna ngelai Tuhan alu erlajar arah diberu si enggo ikut ngelai ibas Gereja mula – mula.

MPEBAGESI PENGANGKAN KERNA OGEN

Ibas nats ogenta, lit piga – piga diberu si enggo ikut ngelai dahin Tuhan ibas masa Gereja mula – mula ;

1.         Ayat 1 – 2, Pebe (ertina “yang murni”=meciho) sekalak diberu junani nari. Kemungkinen besar surat Roma itaruhken Pebe langsung ku Roma i Kengkrea (deher Korinti) nari. Pebe, kalak Kristen si asalna kiniteken sindekah (kafir) nari, janah erti gelar Pebe eme, yang murni (berseri – seri atau bersinar). 3 hal si catat kerna Pebe eme, 1. Ia kalak sitek, 2. Ia sekalak serayan ibas perpulungen, Diaken i daerah Kengkrea. 3. Ia kalak bayak janah melumbar ka. Melala kalak si enggo isampatina termasuk Paulus sendiri pe bas pelayanenna, janah ibahanna rumahna ingan kesilang man teman sisada kiniteken (12:13).

2.         Ayat 12a, Tripena ( ertina “dainty” cantik jelita) ras Triposa (ertina “delicate” lembut, rapuh) erti gelarna duana perempuan yang halus, bersolek, hidup mewah, tading i Ikonium ingan ija Paulus melayani nampati ia jadi kalak si tek man Kristus, jenari berkat ia ku Roma. I Roma ia alu tutus ras pekeri gegeh bas ndahiken dahin Tuhan, lalit istilah ibas ia santai – santai ndahiken dahin Tuhan. Enda cukup terbalik adi ibandingken ras erti gelarna duana. Arah kinibayakenna ipakena guna pelayanen, ngapuli kalak musil ibas Gereja, nikapken ras ngelai keperlun guna pelayanen Injil. Emaka ulih arah pengajaren, dorongen ras penampat bagepe pengalamenna, jadi mpergegehi ras dorongen semangat man kalak singuda denga seh maka ia jera kerina rikut pe man kalak Kristen sidebanna.

3.         Ayat 12b, Persis, gelarna usur ipake man sekalak budak diberu Junani, ia sekalak diberu Persia. Ia pe cukup melala kal nampati dahin Tuhan bagi temanna diberu sidebanna.

4.         Ayat 13, nande Rupus cukup ndeher ras nampati pelayanen Paulus, emaka Paulus enggo ianggapna jadi nandena sendiri.

5.         Ayat 15, Julia merupaken gelar asli Roma nari, ras turang Nerus. Kemungkinen Nerus ras turangna eme anak Julia ras Pilologus.

Arah piga – piga gelar diberu ibas ogenta enda, teridah maka nai – nai nari kepeken enggo enterem diberu si enggo ikut alu ukur ersuruh ngelai ras nampati dahin Tuhan ibas Gereja mula – mula.

PENGKENAINA

Para Pahlawan bangsanta pe ndube eme diberu enggo ikut berjuang guna membela bangsanta. Ibas paksa genduari, secara pemerintahen diberu enggo melala njemak peranan penting sebagai pemimpin guna ngelai rakyat alu tegas ras pang. Tentu enda jadi penjemba man banta sebagai moria guna nggit mereken dirina guna ersikap untuk ngelai dahin Tuhan. Genduari ibas Gerejanta Pendeta sidiberu enggo cukup enterem ras lit ka enggo jadi ketua runggun. Ertina bahwa Gerejanta pe ikut mendukung kerna pelayanen diberu. Alu bage kita Moria iajuk gelah ula mbiar, nggit mengembangken talenta ras potensi si enggo ibereken Tuhan guna dahin pelayanen. Ibas ogenta ndai, bahwa kerina diberu – diberu e kenca ia tek man Kristus mis berekenna dirina guna melayani dahin Tuhan alu pekeri gegeh ras kinibayakenna  pakena guna dahin pelayanen, janah enterem pe kalak tek man Tuhan arah pelayanen diberu – diberu enda. Sebab ibas Dibata seri kerina manusia terlebih ibas ngelai dahin Tuhan, la erpilihen dilaki entah pe diberu, siterpenting eme kininggiten ras ketutusen bas ndahiken dahin Tuhan. Mari dage kita Moria, ibas pemilihen Pertua Diaken enda gelah nikapken dirina guna ipake Tuhan untuk ngelai dahin Tuhan.

Pdt Nur Elly Tarigan

RG GBKP Karawang

Suplemen PA Moria : 1Samuel 25 : 1b - 3a ; 14 -22 Tgl 03 - 09 Maret 2019

OGEN    : 1 Samuel 25 : 1b – 3a; 14 – 22

TEMA   : PENTAR ENCIBALKEN DIRI

TUJUN         : Gelah Moria :

-       Ngidah kepentaren Abigail ibas situasi si man alanken

-       Ngusih kepentaren Abigail  : megermet, metenget ras mediate.

KATA PENARUH

          Erbage bage tantangan sireh nderpa kegeluhenta, maun ngasup kita ngalakensa maun menam la ngasup kita ngalakensa. Perbeben pe nderpa kubas erbage bage dampar kegeluhenta alu pegancih gancih ras tumpang tindih. Emaka guna menghadapi tantangen, perlu kita pentar ngalakenca, sebab adi la kita pentar, tantangen sihadapi kita e banci erbanca kita bene. Kepentaren banci nelamatken kita arah mara nari ras njagai dirinta gelah kita ula papak bagepe mabai perukurenta, perbahanenta ras pengerananta reh ulina.

MPEBAGESI PENGANGKAN KERNA OGEN

          Ayat 1b-3a, Ibas daerah taneh mesawang Paran, tading ije Nabal (ertina “kalak motu”) ibas terpuk Kaleb nari. Ia kalak bayak tuhu – tuhu, biri birina lit 3000, kambingna lit 1000. Ndeharana Abigail (ertina “Bapaku erbahansa ia ermeriah ukur) mejile janah cerdik, tapi Nabal kalak mediker, macik lagu langkahna. Paksa sie, Daud seh kudaerah e, mungkin perban Samuel enggo mate, maka Saul lebih bebas akapna guna terus ngayaki Daud seh maka keadaan Daud lebih berbahaya, emaka miser ia terdauhen. Keadaan Daud sebagai kalak simehuli labo lebih reh ulina tapi lebih memburuk. Sebab ibas padang inganna miser ras 600 prajuritna si setia tentu ia perlu man ras minem. Sementara daerah e padang si liar denga. Ingan ermakan asuh - asuhen Nabal. Daud ras prajuritna usur jumpa ras permakan – permakan nguda denga eme sierdahin Nabal. Situhuna gampang saja akap prajurit – prajurit guna muat biri – biri ras kambing Nabal, tapi sie la ilakokenna malah ikut ia njaga asuh – asuhen Nabal bagi tembok sipaguh, perban mbue binatang – binatang buas ras ndeher ku sarang pinangko (ayat 9-10).

          Ibas paksa Nabal erbahan pesta pengataken bujur ras pengguntingen mbulu biri – biri bagi semalna nandangi siermakan ras kalak sideban, dikune lit kalak pertandang ku daerah e, emaka ialo – alo tuan rumah desken temue. Tapi Nabal, kasar perbahanenna nandangi 10 kalak anak perana si isuruh Daud guna nehken tenah kata mejuah – juah man Nabal. Ipelawesna suruh – suruhen Daud, nina Nabal “La aku nggit muat roti ras laungku ras asuh – asuhen si enggo kugeleh man singgunting biri – biriku, jenari merekenca man kalak si la kueteh ija nari rehna “ (ayat 11). Kenca ibegi Daud kata Nabal, Daud merawa janah iperangna atena alu mbentingken pedangna ras 400 kalak temanna. Abigail megi persoalen e arah suruh – suruhen Nabal. Sebab iteh suruh – suruhen Nabal bahwa Abigail lebih nggit megiken persoalen sinipesehna asangken Nabal. Abigail ngidah maka persoalen enda banci maba cilaka simbelin man jabuna, minter ia bertindak alu :

1.    Ipesikapna kai siiperluken Daud ras suruh – suruhen, jenari mis ia lawes njumpai Daud (ayat 18)

2.    La ilibatkenna perbulangenna Nabal sebab itehna maka Nabal sumber ibas persoalen e (ayat 19)

3.    Erjimpuh ia ku taneh i tapak - tapak Daud mindo perkuah ate Daud, gelah ola ia erbalas kerna kai si enggo ilakoken perbulangenna nandangi ia (ayat 23 – 24).

4.    Notoken Daud gelah Tuhan ngolangi Daud guna munuhi imbang – imbangna tapi Tuhan lah pagi singukumsa kerina imbang – imbangna ras kerina sierbahan jahat man bana (ayat 26), ras iangkat Tuhan jadi raja (ayat 30).

Abigail tuhu – tuhu berusaha menyelamatken jabuna ibas kinirawan Daud nari, ia pentar ibas encibalken bana guna ndungi persoalen simberat erkiteken perbahanen perbulangenna Nabal. Perbahanen Abigail enda, jadi pelajaren man banta moria ibas menghadapi persoalen.

PENGKENAINA

Pentar encibalken bana ertina terjemba guna ngelakoken kinibujuren, meteruk rukur ras mediate nandangi kalak sideban. Piga – piga hal sibanci i usih Moria ibas Abigail nari :

a.    Nggit megiken alu pusuh terbuka kerna berita si la mehuli sekali pe, amin gia persoalen e sumberna ibas anggota keluargata nari.

b.    Pentar menyikapi ibas ndungi persoalen e alu meteruk rukur ras alu mbiar man Dibata. La mesukah merawa, la pergelut, la bene ukurna, la per aru, janah mehuli hubungenna ras kalak sideban.

c.    Ngasup ia engkelengi temanna manusia ras kerina tinepa Dibata sidebanna.

d.    Kalak pentar tentuna ngasup ia rukur pentar, ibas ngalaken perbeben nggeluh, rananna banci mpetetap ukur anak jabuna bagepe kalak sideban. Sebab kepentaren arus ikawitken ras Kata Dibata.

Jadilah Moria si pentar ibas encibalken bana, sebab ndehara si pentar eme kebanggaan ibas jabuna.

Pdt Nur Elly Tarigan

RG GBKP Karawang

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate