Kebaktian Pekan Keluarga Wari Keenam 2021 : Matius 2:1-12
Invocatio : “Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel” (Mikha 5:2).
Ogen : Yesaya 7 : 13 – 16
Kotbah : Matius 2 : 1 – 12
Tema :“Keluarga Yang Memberi Persembahan”
(Jabu Si Maba Persembahen)
Pendahuluan
Shalom ras mejuahjuah man banta kerina. Kita patut bersyukur karena Tuhan telah meghantar kita ke hari ke enam ibadah Pekan Keluarga GBKP tahun 2021 ini. Puji syukur pada Tuhan kita Yesus Kristus yang memberiken waktu dan kesempatan kepada kita dan keluarga beribadah pada padaNya. Tema umum kita dalam Pekan Keluarga kali ini yaitu, “Keluarga Yang Baik.” Menjadi keluarga yang baik adalah impian, idaman dan harapan setiap insan terlebih anak-anak Tuhan. Keluarga yang baik alangkah baik dan indahnya. Keluarga yang baik dan benar adalah alamat dan tujuan segala berkat-berkat yang sudah disiapkan dan disediakan Tuhan (bdk. Mazmur 133).
Isi/ Penjelasan
Berbicara tentang keluarga yang baik itu luas sekali. Keluarga yang baik bisa ditinjau dari segi pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, pergaulan sosial masyarakat, dan lain sebagainya. Karena itu perlu pembatasan atau dibatas pembahasan perihal keluraga yang baik ini. Kita mau melihat dan mengukur keluarga yang baik yang dimaksudkan dari teks dan tema kita. Keluarga yang baik yaitu keluarga yang beradvent dan bernatal. Keluarga yang beradvent dan bernatal artinya keluarga/ rumahtangga yang tetap sedia dan siap menanti kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus. Baik kedatanganNya kali kedua maupun peringatana kedatanganNya melalui Natal dan ibadah Natal. Sekalipun di tengah pandemi covid 19 kita tetap siap sedia, tetap menanti dan bersiap menanti kedatanganNya.
Dalam beradvent dan berNatal di tahun ini, keluarga yang baik adalah keluarga yang membawa dan memberi persembahan kepada Tuhan. Orang/ para Majus menjadi contoh dalam hal memberi persembahan kepada Tuhan. Orang Majus yang nota bene bukan Yahudi telah datang jauh-jauh dari Irak (Babilon) ke Betlehem untuk menyembah Yesus Kristus Sang Juruselamat yang telah lahir. Mereka tidak mempersoalkan perjalanan yang jauh, sukar dan berbahaya. Mereka tidak hitung-hitungan dengan waktu dan materi mereka. Ketika mereka berjumpa dan melihatNya, mereka sangat bersukacita. Lalu menyembahNya dan memberi persembahan yang terbaik dan berharga kepada Tuhan Yesus yaitu: emas, kemenyan dan mur. Inilah landasan bagi kita dan keluarga kita dalam membawa dan memberi persembahan kepada Tuhan.
Tuhan Yesuslah yang telah membuat kita menjadi keluarga yang baik dan dibenarkan. KedatanganNya dan beriman kepadaNya membuat kita menjadi baik kembali. Yesus Kristus adalah Anak Allah. Yesus adalah Juruselamat manusia berdosa. Yesus adalah kegenapan Mesias yang dinubuatkan dalam dalam Perjanjian Lama, secara khusus dalam Mikha 5:2 (invocatio) dan Imanuel (Allah beserta kita) dalam Yesaya 7:13-16 sebagai bacaan. Iman kita kepada Tuhan Yesus membuat kita dan keluarga kita menjadi baik. Karena itu sebagai ucapan syukur kita kepada Allah yang membuat kita baik di dalam Yesus Kristus yaitu membawa dan memberi persembahan. Kita yang jahat, berdosa dan buruk oleh karena dosa telah menjadi baik dengan jalan menebus kita.
Aplikasi dan penutup
· Kita akan segera memasuki Minggu-Minggu Advent dan selanjutnya Natal. Minggu Advent dan Natal mengingatkan kita untuk terus bersiap dan siap sedia menyambut kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus. Kita tidak tahu kapan waktu kedatanganNya karena itulah kita harus bersiap dan mempersiapkan diri setiapa saat. Keluarga yang baik adalah keluarga yang selalu siap dan mempersiapkan diri menyongsong kedatanganNya. Jangan lengah dan jangan kendor. Setiap hari adalah waktu bersiap bagi kita dan keluarga.
· Tema: “Keluarga Yang Memberi Persembahan.” Salah satu wujud dan bentuk kita bersiap dan mempersiapkan diri yaitu membawa dan memberi persembahan kepada Tuhan kita. Keluarga yang baik dan benar adalah keluarga memberi persembahan kepada Allah. Persembahan adalah ucapan syukur atas kebaikanNya yang telah menyelamatkan kita melalui kedatanganNya. Persembahan adalah buah iman atas keselamatan yang telah dianugerahkan kepada kita. Orang Majus sebagai contoh dan teladan dalam memberi persembahan kepada Tuhan. Sebaliknya, raja Herodes adalah contoh jahat dan buruk. Alih-alih memberi persembahan, dia malah bermaksud membunuh bayi Yesus Sang Mesias Juruselamat. Herodes takut ada saingan.
· Kita dan keluarga kita menjadi baik adalah karena kebaikanNya. KebaikanNya menjadikan kita dan keluarga kita baik. Kita yang sebelumnya buruk, berdosa dan jahat telah dibuatNya menjadi baik oleh kedatangan Yesus Kristus dan iman kepadaNya. Kita yang sebelumnya seteru Allah telah dijadikanNya anak-anakNya melalui dan di dalam Yesus Kristus. Karena itulah kita mengucap syukur melalui persembahan kita.
· Persembahan yang hidup, yang kudus, yang berkenan kepada Allah adalah mempersembahkan tubuh kita. Itu yang dikatakan dalam Roma 12:1. Mempersembahkan tubuh kita kepada Allah adalah ibadah kita yang sejati. Tuhan tidak hanya meminta persembahan syukur, persembahan perpuluhan, persembahan Pesta Panen kita tetapi terlebih persembahan tubuh/ diri kita. Persembahkan diri kita, waktu, pikiran, tenaga dan talenta kita kepada Tuhan Yesus Mesias dan Juruselamat kita.
· Sudahkah kita dan keluarga kita memberikan persembahan kepada Tuhan Allah kita? Memberi persembahan kepada Tuhan memerlukan didikan dan latihan. Ajar dan didiklah anak-anak kita untuk memberi persembahan kepada Tuhan (bdk. Amsal 22:6; Ef. 6:4). Memberi materi terlebih hidup dan diri. Marilah kita dan keluarga kita memberi persembahan tubuh kita kepada Allah sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan/ baik kepadaNya. Buatlah memberi (persembahan) menjadi kebiasaan/ karakter keluarga kita, Amin.
Pdt. Juris Tarigan, MTh;
GBKP Rg Bogor