Kebaktian Pekan Keluarga Wari Kedua 2021 : Amsal 24:3-7
Pendidiken I bas jabu / Pendampingan orang tua nandangi anak / Relasi orang tua ras anak
Invocatio :“ Ajarkenlah e man anak-anakndu. Persingetlah rusur, subuk sanga kam i rumah, ntah sanga kam i bas perdalanen, subuk sanga kam ngadi-ngadi ntah pe sanga kam erdahin. Ulangen 6:7
Bacaan : 1 Johanes 3:1-10
Kotbah : Amsal 24:3 -7
Tema : “Jabu Si Dem Alu Kepentaren Ras Pengertin”
“ Keluarga yang Penuh Hikmat, Kepandaian, dan Pengertian”.
Pembukaan
Salam Sejahtera bagi kita sekalian, Kita sungguh bersyukur atas berkat Tuhan hari ini kita memasuki Kebaktian Pekan Keluarga GBKP hari ke 2, dengan Tema: Jabu si Dem Alu Kepentaren ras Pengertin / Keluarga yang Penuh dengan Hikmat. Setiap keluarga pastinya sangat mengharapkan agar anak-anak di dalam keluarga mereka menjadi anak-anak yang sukses atau berhasil di dalam kehidupan mereka, kunci untuk mencapai kesuksesan itu adalah mereka memiliki kebijaksanan/hikmat Allah. untuk menjadikan anak-anak yang memiliki hikmat, ada proses yang harus dilalui dan ada peranan penting dari orangtua sendiri, yaitu melakukan pendampingan, Pendidikan dan menjalin relasi yang baik kepada anak-anak.
Bimbingan Teks
Kitab Amsal 24:3-7, adalah bagian dari kumpulan Amsal-amsal Salomo, kitab ini dituliskan Salomo berdasarkan pengalaman hidupnya sejak muda sampai usia lanjut. Hidup dengan hikmat adalah kehidupan yang mendatangkan kebaikan, keselamatan dan tentu saja berkat Tuhan. Salomo juga pernah mengalami keterpurukan karena tidak berjalan dalam hikmat Allah, Raja salomo sangat berduka atas kesalahannya serta menyesalinya dan berbalik hidup dalam hikmat Tuhan. Hikmat Allah menjadi pedoman kehidupan yang benar yang harus dimiliki oleh setiap Anak-anak Allah sehingga memimpin Langkah kehipan menuju kepada keselamatan.
Oleh karena itu Raja Salomo mengajarkan pentingnya hidup yang berdasarkan hikmat, kepandaian dan pengertian.
Pointer Renungan
· Pentingnya Hikmat, Kepandaian dan Pengertian
Di dalam Ayat renugan kita hari ini, Salomo sangat menekankan: HIKMAT, PENGATAHUAN, KEPANDAIAN, artinya Hikmat : Pengetahun tentang Allah, Kepandaian: Kemampuan untuk menggali ilmu pengetahuan, Pengertian: Kemampuan untuk pendayagunaan yang mendatangkan kebaikan.
· Membangun Kehidupan dengan Hikmat, Kepandaian dan Pengertian
Generasi muda harus diingatkan sejak dini bahwa Allah memiliki tujuan dalam setiap ciptaanNya, termasuk manusia, kita harus menjadi sarana untuk mendatangkan kebaikan bagi dunia, bukan untuk diri kita sendiri saja. Untuk memperlengkapi kita menjadi makhluk berguna Allag telah mengaruniakan Talenta-talenta yang berbeda satu dengan yang lain, bagi orang percaya, Allah juga memberi karunia-karunia yang berbeda semuanya untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Banyak orang yang Pintar, Cerdas namun tidak berdampak bagi sesama, banyak orang yang rajin beribadah namun keluarga tidak harmonis, ada orang yang rajin pelayanan tapi keluarga terbengkalai, oleh karenanya kehidupan ini harus dibangun / didirikan atas hikmat, ditegakkan dengan kepandaian, dan kehidupan itu selanjutnya diisi dengan berbagai hal berharga. Tidak hanya atas satu hal saja, melainkan berbagai hal berharga, berharga buat hidup kita sendiri, berharga buat sesama, berharga buat bangsa dan negara, dan tentunya berharga di mata Tuhan. Inilah sebuah pelajaran penting dari penulis Amsal akan betapa berharganya sebuah kehidupan. Perjalanan hidup ini sesungguhnya singkat.
· Pentingnya Pendampingan bagi Anak-anak
Orangtua memiliki fungsi sentral agar anak-anak menjadi berhikmat. Salah satu kebiasaan / Budaya dalam bangsa Israel bahwa orangtua adalah guru hikmat bagi setiap anak-anak mereka, di dalam berbagai kesempatan/situasi, orangtua harus megajarkan hikmat kepada anak-anak mereka dengan disiplin bahkan dengan berulang-ulang (bdk.Invocatio). Untuk dapat menjadi pendamping yang baik, tentu saja harus membangun relasi yang baik dengan anak-anak di dalam keluarga.
Penutup
1. Kebahagiaan dalam keluarga bukan datang tiba-tiba, ada proses yang harus dijalani, banyak tantangan dan pergumulan yang harus dialami, namun kita senantiasa mengandalkan Allah dalam kehidupan kita.
2. Banyak keadaan yang kurang menyenangkan dalam keluarga bahkan orangtua frustasi terhadap anak-anak, anak-anak tidak mau mendengar nasihat orang tua, ada orangtua yang tidak memiliki waktu untuk keluarga dan masih banyak lagi, tentu saja kita harus mengevaluasi diri kita dan merenovasi / bangunan yang kita bangun selama ini buka menggantinya namun dengan mulai memperbaiki relasi di dalam keluarga kita.
3. Allah telah mengaruniakan talenta bagi setiap manusia, apakah kemampuan itu sudah kita berdayakan untuk mendatangkan berkat bagi dunia…, atau masih terbatas bagi diri kita sendiri…, melalui Ibadah kita hari yang kedua ini kita menjadi berkat yang lebih luar biasa lagi bagi dunia untuk kemuliaan Allah.
Tuhan Yesus Memberkati.Amin.
Pdt. Togu Persadaan Munthe
Ketua Klasis Jakarta Kalimantan