Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Minggu Tgl 25 November 2018 : Yohanes 11 : 25-26

 

 Invocatio   

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh. 14:6)

Kotbah       : Yohanes 11:25-26

Tema

Yesus Sang Pemberi Kehidupan

Pengantar

Pemberian yang paling bernilai tidaklah ditentukan dari apa yang menjadi isinya, tetapi dari siapa yang memberikannya. Pemberian terbaik dinilai bukan dari harganya tetapi dari kasih sayang yang mendasarinya. Pemberian Yesus yang di dasari oleh kasihNya kepada manusia yaitu memberikan kehidupan bahkan hidupNya sendiri bagi semua manusia yang percaya kepadaNya. Yesus sang pemberi kehidupan. Inilah yang menjadi tema kita dalam minggu ini.

Pembahasan Nats

11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya  kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, 

11:26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?

            Dalam Injil Yohanes, dan tidak terdapat dalam kitab-kitab Injil Sinoptik, terdapat suatu kelompok ucapan Tuhan Yesus yang penting karena memiliki fungsi yang berarti dalam pembahasan Kristologi. Ucapan ini memakai kata ganti orang pertama, yang sangat bernilai sebagai penyataan dari kesadaran diri Yesus sendiri.

Dalam Kitab Injil Yohanes terdapat jauh lebih banyak penggunaan kata ganti orang “Aku” daripada dalam kitab Injil Sinoptik. Penggunaan kata “Aku” menambah kewibawaan khusus bagi pernyataan-pernyataan Yesus. Donald Guthrie dalam buku Teologi Perjanjian Baru 1 menyebutkan bahwa kata “Aku” (ego) dalam Injil Yohanes terdapat sebanyak 134 kali, dalam Injil Matius sebanyak 29 kali, dalam Injil Markus 17 kali dan dalam Injil Lukas 23 kali. Banyaknya penggunaaan kata “Aku” menarik perhatian pada diriNya sendiri secara menonjol, yang mempersiapkan pembaca untuk ucapan khas yang diterjemahkan, “Aku adalah” (ego eimi).

            Ungkapan “Aku adalah” digunakan dalam PL sebagai penggambaran Allah. Dalam Keluaran 3:14, Allah menyebut diriNya kepada Musa sebagi “Aku adalah Aku”, yang memberikan pengertian khusus ilahi pada ungkapan “Aku adalah” itu. Jika Yesus mengingat maksud ungkapan ini, hal ini akan menyoroti ungkapan “Aku adalah” yang dicatat dalam Injil Yohanes. Yohanes mencatat sejumlah ucapan Yesus “ego eimi”  yang memiiki fungsi sangat penting dalam penyataanNya sebagai Allah, yakni : “Aku adalah/Aku ada/Akulah”. Ucapan ini mempunyai pengertian ilahi.

Tujuh kali dalamInjil Yohanes Yesus menggunakan bentuk “Aku adalah” untuk menggambarkan diriNya. Ucapan-ucapan ini meliputi pemakaian kata-kata kiasan yang luas, yaitu :

1.      Akulah Roti hidup (Yohanes 6:35).

2.      Akulah terang dunia (Yohanes 8:12; 9:5).

3.      Akulah pintu (Yohanes 10:7).

4.      Akulah gembala yang baik (Yohanes 10:11).

5.      Akulah kebangkitan dan hidup (Yohanes 11:25).

6.      Akulah jalan dan kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6).

7.      Akulah pokok anggur yang benar (Yohanes 15:1).

Dalam setiap hal, “Aku adalah” menjelaskan peran-peran tertentu dari Yesus, yaitu untuk menguatkan, menyinari, mengakui, memelihara, memberi hidup, membimbing dan membuat produktif. Ucapan-ucapan ini merupakan keterangan-keterangan tentang Yesus sebagai yang menyatakan Allah dan yang memberi karunia-karunia Allah.

Bahan kotbah kita dalam minggu ini, membicarakan tentang “Akulah kebangkitan dan hidup”.Tema "Akulah kebangkitan dan hidup" menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah kebangkitan itu sendiri, sehingga setiap orang hidup dan percaya kepada-Nya, tidak akan mengalami kematian kekal. “Akulah kebangkitan”.  Bagi mereka yang percaya kepada Yesus, kematian jasmaniah bukanlah merupakan akhir yang mengerikan. Sebaliknya, peristiwa tersebut merupakan pintu kepada hidup kekal yang berkelimpahan dan persekutuan dengan Allah. Selanjutnya kata “akan hidup” dari ayat 25 menunjuk kepada kebangkitan, sedangkan istilah “tidak akan mati selama-lamanya” dalam ayat 26 berarti bahwa orang percaya yang dibangkitkan tidak pernah akan mati. Mereka akan memiliki tubuh baru, yang kekal dan tidak dapat binasa (1 Korintus 15:42, 54), yang tidak dapat mati atau merosot keadaannya (bd. Roma 8:10; 2 Kor. 4:16)

Apa maksudnya dengan “Akulah kebangkitan dan hidup”?

Yesus tidak sekedar mengatakan bahwa Aku akan memberikan kebangkitan, tidak sekedar Aku akan memberikan hidup kepadamu, tetapi Yesus mengatakan Aku-lah kebangkitan itu, Aku-lah hidup itu. Perkataan “Akulah kebangkitan dan hidup”berbicara tentang hidup yang telah dibangkitkan. Hidup itu sudah tiba sekarang dan ketika engkau percaya maka engkau akan hidup walaupun engkau sudah mati. Hidup yang tidak mungkin mati lagi, hidup yang kekal.Kematian adalah bukan akhir bagi hidup orang percaya, tetapi kematian adalah sebuah pintu yang menuju kepada kehidupan kekal di dalam persekutuan dengan Allah. Perkataan tidak akan mati selama-lamanya bukan menunjuk kepada kematian secara fisik, tetapi menunjuk kepada hidup yang kekal itu. Hidup yang kekal itu bisa engkau alami sekarang, ketika engkau percaya. Hidup yang dihasilkan dari kebangkitan, hidup yang akan terus ada sampai selama-lamanya.

Kata kunci dalam Yoh 11:25-26 adalah kata “barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”. Tuhan Yesus mengatakan tiga kali kata “percaya”: “barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”,” setiap Yesus Sang Pemberi Kehidupanorang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.”, ”Percayakah engkau akan hal ini?” Di sini, Yohanes mengingatkan kita, bahwa siapa yang percaya di dalam Kristus, yang dipersatukan dengan Kristus melalui kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, manusia lama kita juga sudah dikubur bersama-sama dengan Kristus; dan kita dibangkitkan bersama-sama dengan Kristus.Kebangkitan itu sudah terjadi secara spiritual di dalam diri kita. Ketika kita beriman di dalam Kristus, kita mengalami kelahiran baru, menjadi manusia baru, mengalami hidup yang baru, menjadi ciptaan yang baru. Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Kor 5:17).

Inti dari iman Kristen adalah salib Kristus. Salib itu adalah salib yang kosong, tidak ada Yesus yang tergantung, karena Yesus sudah bangkit mengalahkan maut. Ketika kita sungguh percaya dan mengenal Tuhan secara demikian, maka waktu kita menghadapi kematian, kita tahu bahwa kematian adalah bukan akhir, melainkan kita akan hidup walaupun kita sudah mati. Barangsiapa hidup dan percaya, dia tidak akan mati selama-lamanya, meskipun dia mati secara fisik, tetapi hidupnya akan ada selama-lamanya. Bahkan tidak ada suatu apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah di dalam Kristus. Kalau kita percaya akan hal ini, maka seharusnya kita mengarahkan dan memfokuskan seluruh hidup kita, memberikan kesadaran bahwa tidak ada apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah di dalam Kristus yang sudah mati dan bangkit.

Dalam Wahyu 7:9-17, kita dapat melihat tentang keselamatan yang universal. “…dari segala suku bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan dihadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru : “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba”. Disebutkan bahwa mereka yang masuk ke dalam Kerajaan Surga ialah mereka yang telah mencuci jubahnya dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Hal ini memang ungkapan simbolis, namun mengandung makna mereka yang dalam iman telah percaya dan setia kepada Yesus, yang nampak dalam kehidupan yang setia sampai mati. Hal itu disebutkan bahwa "mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar”. Walaupun ada banyak tantangan sebagai konsekuensi iman kepada Yesus, mereka setia bahkan setia sampai mati kepada Tuhan. Anak Domba Allah yaitu Yesus Kristus yang merupakan jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Yesus Kristus (Yoh. 14:6)

Aplikasi

            “Yesus Sang Pemberi Kehidupan” ini merupakan tema kebaktian Minggu kita kali ini, khususnya dalam Minggu Akhir Tahun Gereja ini. Alangkah anehnyajika manusia menikmati hidup lepas dari Sang Pemberi Hidup itu sendiri. Kita diberi kehidupan untuk untuk melakukan hal-hal yang sudah ditetapkan oleh Sang Pemberi Kehidupan, karena manusia tidak menjadi hidup dengan sendirinya. Manusia secara pasif menerima hidup dan secara pasif pula menyerahkan hidupnya. Dalam setiap kehidupan manusia ada tujuan yang sudah Tuhan tetapkan. Dan hidup itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari hubungan pribadi kita dengan Tuhan.

Hidup kita harus mempunyai suatu fokus, seperti poros dari suatu roda. Poros itu harus ada di tengah, supaya seluruh roda bisa berjalan dengan baik. Kalau poros itu bergeser sedikit saja, maka roda itu akan hancur berantakan dan tidak bisa jalan lagi. Biarlah poros hidup kita adalah kepada Yesus Kristus.Kita sudah disalibkan bersama dengan Kristus, dan mati bersama dengan Kristus. “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku  yangkuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman di dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku, dan menyerahkan Diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20).Hidup oleh iman adalah hidup yang memuliakan Allah diseluruh hidup kita. Karena itu, tetaplah hidup setia dan percaya kepadaNya.

Di Minggu akhir tahun gereja ini pun, ketika kita membahas tentang kehidupan, maka kita juga membahas tentang kematian. Karena jikalau ada kehidupan pasti akan ada kematian. “Akulah Kebangkitan dan Hidup”, menyatakan bahwa Tuhan Yesus adalah kebangkitan itu sendiri, sehingga setiap orang hidup dan percaya kepada-Nya, tidakakan mengalami kematian kekal. Kematian bukanlah akhir bagi hidup orang percaya, tetapi kematian adalah sebuah pintu yang menuju kepada kehidupan kekal di dalam persekutuan dengan Allah. Perkataan tidak akan mati selama-lamanya bukan menunjuk kepada kematian secara fisik, tetapi menunjuk kepada hidup yang kekal itu. Hidup yang kekal itu bisa kita alami sekarang, ketika kita percaya. Hidup yang dihasilkan dari kebangkitan, hidup yang akan terus ada sampai selama-lamanya.Dengan demikian, kematian tidak lagi menjadi suatu hal yang menakutkan bagi kita. Selagi Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk menjalani kehidupan di dunia ini, tetaplah setia kepadaNya dan setia melayaniNya.

Pdt Chrismori br Ginting

GBKP Rg  Sitelusada.

 

 

 

Minggu 18 November 2018 ; Kejadian 49 : 1-28

Invocatio 

Nyanyian  ziarah Daud . Sungguh alangkah baiknya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. (Masmur 133:1)

Khotbah : Kejadian 49:1-28

Tema 

Kerukunan Dalam Keluarga (Ersada I bas Jabu)

Pendahuluan

Keluarga yang merupakan komunitas masyarakat yang paling kecil memiliki pengaruh terhadap lingkungan yang lebih luas baik itu masyarakat/bangsa  atau gereja. Oleh sebab itu kita sering mendengar bahwa gereja yang bertumbuh berawal dari keluarga-keluarga yang juga mau bertumbuh dalam Tuhan. Keluarga terbentuk  karena inisiatif  Tuhan dan manusia bertanggung jawab  menjalani kehidupannya seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Baik itu istri, suami atau anak harus tunduk pada kehendak Allah demi kebahagiaan dan keutuhan keluarga.

ISI

Bahan khotbah kita pada minggu keluarga, yaitu kejadian 49:1-28, merupakan bagian dari kisah keluarga Yakub. Ketika Yakub merasa dia semakin dekat dengan kematian, dia mengumpulkan ke 12 putranya dan kesempatan itu dipakai oleh Yakub  untuk memberikan nubuat-nubuatan baru tentang kehidupan anak-anakNya pada masa yang akan datang.

·         Ay. 2: Nasihat kepada Ruben (putra sulung dari Lea), yang artinya “tuhan telah memperhatikan kesengsaraanku”. Sebagai anak sulung, Ruben punya hak untuk hak kesulungan dan kedudukan tertinggi dalam kepemimpinan, hormat dan kuasa. Awalnya Ruben punya watak yang sangat bagus, tapi itu sirna ketika ia melakukan perbuatan zinah dengan Bilha, gundik ayahnya. Ruben menasihati saudaranya untuk tidak membunuh Yusuf dan kembali kesana untuk melepaskan Yusuf (Kej. 37:21,29). Ketika Yakub memberkati anak-anaknya, Ruben diberkati sebagai anak sulung yang sah, kendati dalam kenyataannya hak warisan secara simbolis diberikan kepada Yusuf. Ini menjelasakan bahwa kegagalan sifat, dapat menggeser untuk selama-selamanya seseorang dari kedudukan pemimpin.

·         Ay.5: Nasihat kepada simeon  dan Lewi (putra ke-2 dan ke-3 dari lea). Simeon artinya mendengar, Lewi artinya menggabung/mengambil bagian. Simeon dan Lewi  melakukan penyerangan yang curang terhadap sikhem (karena memperkosa Dina). Mereka melakukan pembantaian terhadap sikhem. Dalam berkat Yakub, simeon dan Lewi di kutuk karena tabiat kekerasan mereka dank arena itu mereka kan terbagi-bagi dan berserak (Kej. 49:5-7)

·         Ay. 8: Nasihat kepada Yehuda (putra ke 4 dari Lea), yang artinya bersyukur atau memuji.Yehuda sejak dini sudah mampu memimpin kakak dan adiknya (kej. 37:26-27; 43:3-10.). Ay. 8-12, menjajikan kerajaan kepada Yehuda, dan kendati hanya menjanjikan kepemimpinan, kemenangan dan stabilitas suku itu, yang digambarkan seperti anak singa yang memiliki kemampuan seperti singa jantan atau betina yang memiliki kekuasaan dan kemakmuran.

·         Ay. 13: Nasihat kepada Zebulon (putra ke-6 dari Lea), yang artinya mengangkat atau memuliakan. Zebulon akan diam di tepi pantai laut dan akan menjadi pangkalan kapal yang bersebelahan dengan Sidon.

·         Ay.14: Nasihat kepada Ishakhar (putra ke-5 dari Lea), yang artinya pekerja yang diupah yang digambarkan seperti keledai yang kuat.

·         Ay. 16: Nasihat kepada Dan (putra ke-1 dari Bilha), yang artinya Menghakimi. Sehingga Yakub dalam berkatnya akan mengadili bangsanya seperti ular di jalan yang akan menjatuhkan lawannya.

·         Ay. 19: nasihat kepada Gad (putra ke-1 dari Zilpa), artinya nasib baik, Yakub mengungkapkan bahwa keturunan Gad akan menghadapi kehidupan yang penuh dengan gangguan, tapi ia juga mengungkapkan bahwa mereka akan dapat mengatasinya.

·         Ay. 20: Nasihat kepada Asyer (putra ke-2 dari Zilpa), yang artinya berbahagia. Hal itu digambarkan Yakub dengn kehidupan yang berlimpah makanan dan kemewahan.

·         Ay. 21: Nasihat kepada Naftali (putra ke -2 dari Bilha) yang artinya “yang bergulat”, dia digambarkan seperti rusa betina yang terlepas dan memiliki keturunan yang baik.

·         Ay. 22: Nasihat kepada Yusuf (putra ke-1 dari Rahel), yang artinya kiranya  ditambahkanNya. Yusuf adalah anak yang paling dikasihi oleh Yakub. Yakub mengucapkan berkat-berkat dalam waktu damai  (ay.22,25b) dan perang (ay.23). Dan pertolongan Tuhan akan selalu ada dan nyata dalam kehidupan Yusuf. Berkat Yakub turun dalam diri Yusuf  dan akan turun kepada orang-orang yang istimewa diantara saudara-saudaranya.

·         Ay.27: Nasihat kepada Benyamin (putra ke-2 dari Rahel), yang artinya “putra tangan kanan”. Setelah Yusuf  hilang, Benyamin mendapat tempat utama dalam cinta kasih ayahnya. Dia digambarkan seperti singa yang menerkam dan memakan mangsanya pada pagi hari dan membagi-bagikan rampasannya pada sore hari.

Dalam percakapan tersebut kita bisa melihat bahwa nubuatan Yakub kepada putra-putranya berbeda-beda, apa yang menyimpan arti berkat tapi ada juga yang menyimpan arti kutuk. Semua berkat dan kutuk ini tergantung pada hubungan keturunan itu dengan Allah. Karena kutukan atas seorang ayah dapat dihapuskan dan disingkirkan oleh pertobatan dan iman anak-anaknya (Yeh. 18:1-9). Situasi itu tidak menciptakan permusuhan diantara mereka, tetapi dalam pengampunan dan kasih mereka menjalani kehidupan mereka sebagai saudara.

Lukas 2:41-52

Bacaan kita juga menceritakan keluarga Yusuf yang hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan. Pada waktu itu Yesus masih berumur 12 tahun ketika Yusuf dan Maria membawa Yesus untuk mengikuti perayaan Paskah di Yerusalem. Dalam usia yang masih kecil, Yesus memperlihatkan ketekunan dan kesetiaan dalam mendengarkan pengajaran yang disampaikan oleh Guru-guru Agama Yahudi. Terlihat jelas bahwa Yusuf dan Maria menanamkan pengajaran agama kepada Yesus sejak  Dia masih kecil.

Aplikasinya

Realitasnya benyak sekali keluarga yang tidak bisa hidup bersama-sama dalam damai dan kasih. Tekanan hidup, pergeseran budaya post modernisme, masalah-masalah yang ada sering menjadikan anggota keluarga menjadi pribadi-pribadi yang tidak mampu lagi menjalani hidupnya dibawah kuasa dan kehendak Tuhan. Hal ini di perburuk lagi dengan rapuhnya hubungan anggota keluarga itu dengan Tuhan. Tentunya masalah, pergumulan dan pergeseraan budaya post modernisme  adalah hal yang tidak bisa kita hindari tapi itu semua dapat kita hadapi dan kita atasi hanya dengan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan. Sehingga baik orangtua (suami dan istri) serta anak-anak mampu berjalan bersama dalam menciptakan keutuhan keluarga yang akan tetap terberkati oleh Tuhan.

Pdt Sripinta br Ginting

Rg GBKP Cielungsi

Pekan Keluarga VII ; Matius 1 : 18 - 25

Invocatio Anak e reh belinna dingen reh gegehna; Pentar Ia janah tetap ipasu-pasu Dibata. ( Lukas 2:40)

Khotbah  :  Matius 1:18-25

Tema : “Jabu Si Ngaloken Ketubuhen Jesus”

Kata Penaruh

Ibas ngalo ngalo ketubuhen Jesus arus sitandai lebe alu pasti ise kin Jesus e. bahan renungenta Pekan Kebaktin Keluarganta ibas wari/berngi si pepituken enda jabu-jabunta  iajuk ngaloken Jesus alu penandai si jelas ise kin Jesus e, kuasaNa ras asalNa gelah sieteh ras ngasup kita mpermuliaken Ia. Jesus e me Dibata si jadi manusia, Ia si nepa ras si mada doni enda ras kerina isina. Ia Dibata si Badia si hanya banci isembah kalak si bersih perukurenna ras perbahanenna, si la nembah gana-gana.Dibata e masu-masu kalak si setia erpenembahen man baNa. Kalak si ngalo-ngalo Ia arus nadingken cara nggeluh si ndekah maka Tuhan e nggit nggeluh ibas ia. Tuhan e arus ialo-alo sebage Raja si Pemenang, raja si mbelinna, bagi si ituriken ibas pengogenta Masmur 24:1-10. Tole nari mari si nen kinibelinen Jesus e arah renungeta ibas  turi-turin ketubuhen Jesus.

Pemberitan

Ibas turi-turin asum malaikat nuriken kerna ketubuhen Jesus hubungen Jusup ras Maria ibas masa pertunangen e me masa  Jusup ras Maria enggo nehken janji perjabunna, janah sedekah sada tahun masa pertunangen e masing-masing ia arus njaga diri la banci mencemari pertunangenna. Adi pertunangen i langgar maka terjadi perceraian ras adi lit perbahanen dosa si mencemarisa hukumenna e me ibenteri salu batu i pintu gerbang kota seh mate.  Erkiteken enggo mehuli kula Maria ibas masa pertuangen e ia ngadapi tantangen si mberat,  resiko si mberat, e maka labo iberitakenna situasina e man Jusup. Pastilah la melukah iakap Maria nuriken ia paksana natang tuah,  bagepe labo melukah man Jusup ngalokenca. Saja ibas Malekat enggo njelasken ma Mariasituasina  natang tuah ras Maria pe enggo ngaloken keadaanna natang tuah emaka ia enggo sikap ngaloken kerina resikona, tapi kesiapen Jusup ise metehsa? Labo melukah ngaloken beritana adi teman  ertunangen e rempet mehuli kulana padahal labo lit ilakokenna kesalahenersadan kula. Erkiteken si e ertimbang-timbang Jusup adi isirangkena Maria alu resmi maka pulah me Maria ibas hukumen mate e nari, tapi labo melukah nirangken Maria tunangen si ngena atena e. Seharusna berita kerna teman pasangena natang tuah jadi berita keriahen tapi ibas Maria natang tuah jadi kegelisahen ibas ukur Jusup, bageme erga si mbelin  ibas Jusup ngaloken situasi e, kegelisahen.

Ibas paksa Jusup ertimbang-timbang e, Malekat njelasken situasi Maria man bana.Maria natang tuah erkite-kiteken kuasa Kesah si Badia.Malekat nuruh Jusup muat Maria jadi ndeharana, sabab anak si ipupus Maria pepagi sekalak anak dilaki si nebusi bangsana ibas dosa-dosa nari. Mungkin adi nina Malekat anak si ipupus Maria pepagi jadi kalak hebat, mbelin ras bayak entah meriah kal min ndai ukur Jusup ngalo-ngalosa. Tapi berita kerna Jesus ikatakenMalekat maka Jesus e pagi jadi si nebusi bangsaNa, seri kap e ras ngataken anak si tubuh e pagi bagi biri-biri, entah lembu ras binatang si debanna si biasa ipersembahken sebage persembahen korban penebus dosa. Ijenda banci si idah maka Jusup tuhu-tuhu sekalak anak perana si erkiniteken ras mbiar man Dibata. Iukurkena mbages-mbages kerna keputusen si arus ibuatna, labo ia ngukurken bana saja, tapi ikutkena sura—sura Dibata, ibuatna keputusen ngikuti, kata malekat e, nggenapi bagi  janji Tuhan arah nubuaten nabi-nabi.

Labo hal si sulit man Jusup ngertiken sura-sura Dibata, Jusup ngangka sura-sura Dibata ras alu meriah ukur ngalokensa. Nggit ia ngaloken pilihen si sulit, nggit ngalaken tantangenna si sulit ras sulit njelaskensa bagepe ngalokensa. Erkiteken si e melala kalak la ngaloken Jesus jadi Tuhan ras Juruselamatna. Jusup ngaloken Maria jadi ndeharana; mulai paksa si e nggeluh ia ras-ras, man ras-ras, minum ras-ras, tunduh ras-ras tapi ijagana bana maka la ia ersada kula, e me bukti kesetian rohani Jusup ras Maria man Dibata.

Jesus ikataken sinusur Jusup padahal Jesus tubuh arah Maria nari ras ulih pendahin kuasa Kesah si Badia.Secara budaya ras hukum ibas jaman si e Jesus payo anak Jusup sebab sekalak anak ndatken pengakun sebagai anak si sah arah bapana si labo situhuna e me arah bapana e ngaloken anak e ras mreken gelar man bana. Bageme Jesus jadi anak si sah men Jusup,  sebab ialokenna Jesus ras iberekenna gelar Jesus (25).

Kesimpulen ras Perenungen

Sijadi perenungen man banta ibas ngalo-ngalo ketubuhen Jesus:

Teks Kata Dibata enda nuriken maka Jesus tuhu-tuhu anak manusia si reh ibas Dibata nari, arah kai si enggo ijanjiken Dibata kerna keselamaten manusia ras doni enda, maka iberekenNa Jesus AnakNa si tonggal e tubuh labo erkite-kiteken peraten sura-sura daging. Kemanusia Jesus e nuduhken kerna Dibata si nggenapi janjiNa ras Dibata si nggit menderita, nadingken surga ras jadi manusia si jelas asal usulna, nggeluh itengah-tengah manusia perdosa.Jesus eketurunen Daud e me raja si populer si ndahiken kesejahteran ras kedamen ibas masa pemerintahenna.Jesus e anak Jusup bagi kerina jelma umumna ibas jaman si earus jelas asal usulna.

Asal ketubuhen Yesus penting kal man kalak Jahudi guna njelasken kemesiasen Jesus, kesesuaianna ras nubuaten si enggo isehken nabi-nabi. Man kalak Jahudi bukti si otentik seh kal e perluna. Saja kenyatanna enggope ijelasken tapi labo ialokena seh maka isalibkenna ka Jesus. Jadi tangkas kali bas ngalo-ngalo Jesus labo bias terjeng asal usulna si jelas saja tapi uga kita erkiniteken alu mpersiapken perukuren si bersih ras perbahanen si ngena ateNa gelah ngasup kita mpebelin Jesus e ibas kegeluhen jabunta. Adi kalak ngalo-ngalo Jesus terjeng asalNa saja maka kalak si bage ngalo-ngalo Jesus sebage tokoh sejarah saja. Emaka ibas invocation ijelasken  “Anak e reh belinna dingen reh gegehna; Pentar Ia janah tetap ipasu-pasu Dibata”. ( Lukas 2:40)Jadi sialokenlah Jesus si labo hanya bayi si tubuh ku doni tapi Jesus si reh belinna reh gegehna, pentar ras ipasu-pasu Dibata. Jesus e si mbelin ras ermulia, e maka kalak si ngaloken Jesus jadi mbelin ras mulia me ia ibas kegeluhenna, nggeluh sebage si pemenang, si tangguh si banci iandalken ibas keteladanenna.

Janji Dibata kerina igenapiNa, tapi lit waktu bagi sura-sura Tuhan si arus itimai, erkiteken si e perlu sipeteguhi isi jabuta turun temurun gelah tetap erkiniteken ras nggeluh setia iteruh janji Tuhan, sebab kerehen Tuhan si pedua kaliken bagi si ijanjikenNa pasti terjadi. 

Pdt EWGM, GBKP Cikarang

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate