Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Minggu 23 Desember 2018 ; Yesaya 30 : 18-26

Invocatio

Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia. (Masmur 86 : 15)

Khotbah        : Yesaya 30 : 18 - 26

Tema

“Tuhan Menyembuhkan Luka-Luka Kita”

(“Tuhan Pepalem Luka-Lukanta”)

PENDAHULUAN

Kita semua memiliki pengetahuan tentang Allah; bahwa Allah itu mahakuasa, mahabaik, maha pengampun dan maha-maha lainnya. Namun, sekedar “tahu” tidak cukup. Sama dengan orang yang tahu bahwa olahraga itu menyehatkan, tidak serta merta ia suka berolahraga. Sekedar “tahu” tentang Allah juga begitu, tidak banyak berarti. Karena itu kita juga perlu mengalami Allah; sungguh-sungguh merasakan Allah sebagaimana yang kita ketahui.

Misalnya, kita tahu Allah pengasih dan penyayang. Itu baik. Tetapi, apakah kita juga sungguh-sungguh merasakan kasih sayang Allah dalam hidup kita? Sehingga dalam pergumulan dan pencobaan seberat apa pun kita tetap tegar dan tabah; tidak kehilangan pengharapan, juga tidak kekurangan rasa syukur.

I S I

Di Minggu Advent IV ini, diperlihatkan bagaimana Allah kita Allah yang mahakasih. Jelas diperlihatkan dalam Invocatio : “Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia”, yang diambil dari Masmur 86 : 15.

Kasih Allah itu diperlihatkan dalam bahan khotbah kita yang diambil dari kitab Yesaya pasal 30 : 8 – 26. Yesaya 30 berisi tentang teguran Allah terhadap Yerusalem karena memilih jalannya sendiri. Yesaya 30 ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a.       Yesaya 30 : 1 – 17    :  memperlihatkan bahwa bukan Mesir tetapi Tuhan yang memberi pertolongan

b.       Yesaya 30 : 18 – 26 : Janji keselamatan bagi Sion

c.       Yesaya 30 : 27 – 33  : Hukuman Allah atas Asyur

Sebagaimana kita ketahui, pada masa itu, muncul adi kuasa baru yang datang dari Timur Laut, yaitu Asyur yang berambisi besar mengadakan ekspansi ke Barat. Ini berarti bahwa Negara-negara Aram, Fenisia, Israel dan Yehuda bahkan Mesir terancam keselamatannya. Kemudian Israel bersama Aram bersekutu melawan Asyur. Oleh karena, Yehuda menolak bergabung, maka Israel dan Aram mengepung Yerusalem untuk meyisihkan Raja Ahas dari Yehuda. Raja Ahas lalu minta bantuan dari Asyur, walaupun nabi Yesaya menegornya. Pada tahun, 721sM, kota Samaria jatuh dan diduduki Asyur.

Negara Yehuda sementara itu masih dapat bertahan oleh karena bersikap mengalah terhadap Asyur. Akan tetapi, lama-kelamaan timbul keinginan memberontak terhadap Asyur dengan mendapat dukungan dari Mesir. Hal ini ditentang oleh nabi Yesaya. Yesaya menasihatkan agar Yehuda tetap bersandar kepada Tuhan saja, dan bukan kepada Negara-negara besar.

Pada satu pihak Asyur dipandang sebagai alat di tangan Tuhan yang menghukum kejahatan dan kemurtadan Yehuda (lih.10:5 dst). Akan tetapi, pada pihak lain Asyur sendiri, oleh karena kesombongannya, tidak aakn luput dari hukuman Tuhan (Lih.10:7-19, 25-27, 14:24-27; 30:30-33 dst)

Di Yesaya 30:1-5, disebutkan bagaimana murka Tuhan atas koalisi yang dibangun Yehuda dengan bangsa Mesir. Koalisi tersebut sama dengan pemberontakan terhadap Allah. Dengan meminta pertolongan kerajaan Mesir, sama dengan bangsa Yehuda meragukan kuasa Allah untuk dapat menolong mereka. Mereka tidak mendengar nabi Yesaya.

Meskipun Allah sangat murka terhadap perbuatan umat-Nya dan menghukumnya, namun Allah tetap membuka diri. Dia masih memberikan kesempatan kepada umat-Nya untuk bertobat. Hal ini dapat kita lihat di ayat 18 : “Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu IA bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia”

Menanti-nantikan Tuhan bukanlah duduk diam dan tidak melakukan apa-apa. Akar kata yang dipakai untuk menanti-nantikan Tuhan adalah qavah yang memiliki arti terikat atau dijadikan satu dengna cara dililit. Itu sama seperti kita menyambung dua kabel menjadi satu dengan cara kita putar supaya saling terkait dengan erat. Menanti-nantikan Tuhan berarti menjadi terikat dengan Tuhan.

Ketika kita terikat dengan Tuhan, disitulah kita akan menyadari dosa-dosa kita dan kembali kepada Allah. Sebagaimana ditulis dalam ayat 19, bahwa Tuhan akan mengasihi umat-Nya, apabila  umat-Nya kembali (1) berseru kepadanya [ayat 29], (2) terus melihat dia [ayat 20], (3) mengikuti jalannya [ayat 21], (4) menganggap najis berhala-berhala dalam bentuk apapun [ayat 22].

Bila hal itu yang dilakukan umat-Nya, maka Tuhan akan menunjukkan kasih setia-Nya, membalut luka-luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas pukulan.

APLIKASI

Tuhan sungguh mengasihi kita. Walaupun Tuhan terkadang mengijinkan kita untuk mengalami persoalan, itu semata-mata untuk membuat kita sadar bahwa sebagai manusia kita tidak akan berdaya jika hanya bergantung pada kekuatan diri kita sendiri saja. Tuhan ingin mengajarkan kita untuk mau bergantung kepada-Nya, sehingga Tuhan bisa menunjukkan kasih dan sayang-Nya pada kita. Melalui persoalan hidup kitalah, kita dapat mengalami Allah, asal kita mau terikat dengan Allah. Mau menyediakan diri untuk sejenak tenang melembutkan hati, membuka pikiran; mempersilahkan Allah menyapa melalui segala apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami. Membangun diri dan memelihara diri dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. (Yunus 1 : 20-21)

Pdt. Asnila Br Tarigan

Rg.Cijantung

Minggu 16 Desember 2018 : Lukas 13 : 23-30

Invocatio  

Mazmur 65:5, Berbahagialah orang yang engkau pilih dan orang yang engkau suruh mendekat untuk diam di pelataranMu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumahMu, di baitMu yang kudus.

Khotbah    : Lukas 13:23-30

Tema

Orang Yang Percaya pada Yesus akan menjadi yang terdepan

1.    Adven adalah saat dimana orang percaya menyiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, secara spesifik menyambut peringatan hari kelahiran Tuhan Yesus. Pertanyaan tentang apa yang harus kita lakukan selama masa penantian tersebut, hampir setiap minggu adven dipertanyakan. Dan jawabanya ada di ayat invocatio yang menyatakan bahwa sukacita terbesar kita adalah berada dekat Allah dan menikmati persekutuan dengan Dia. Kita menunggu bukan karena kebetulan atau karena kewajiban semata tapi karena Tuhan sudah memilih dan menetapkan kita untuk menjadi bagian dari penggenapan rencana keselamatanNya. Dalam mazmur ini juga menyatakan berkat-berkat Tuhan yang luar biasa bagi umat pilihan. Karena itu mengapa kita tidak menunggu dengan menjadi pribadi yang hidup dekat dengan Tuhan, menjadi berkat bagi dunia sambil menikmati segala yang baik yang datang dari Tuhan.

2.    Injil Lukas dituliskan untuk orang-orang yang bukan Yahudi. Lukas menulis Injil dengan tujuan supaya Theofilus dan orang-orang yang belum mengenal Yesus dapat mengetahui kebenaran bahwa Yesuslah juruselamat. Dalam perjalanan menuju Yerusalem, Yesus melakukan kegiatan “blusukan” keliling dari kota-kekota dan dari desa kedesa dan mengajar orang-orang yang Dia jumpai dalam perjalanan. Dalam kegiatan mengajar tentu wajar jika terjadi sesi tanya jawab dan pertanyaan pertama yaitu, Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan? Pertanyaan ini dilatarbelakangi oleh pandangan bangsa Yahudi yang menganggap mereka sebagai bangsa pilihan sehingga akan secara otomatis mendapatkan keselamatan. Yang paling menarik adalah Yesus tidak menjawab dengan kata jumlah yang diminta namun Yesus memberikan dorongan kepada orang yang bertanya untuk berjuang memperoleh keselamatan karena “pintu yang sesak itu”. Pintu yang sesak menggambarkan bahwa keselamatan bukan jalan yang murah apalagi murahan karena itu untuk memasukinya diperlukan perjuangan. Dalam Bahasa Inggris perjuangan dipakai kata to agonize yang berarti tersiksa, sangat menderita. Berarti dalam perjuangan tersebut kita akan menghadapi penderitaan yang sangat hebat, sebab itu berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami baik secara lisan maupun secara tertulis (2 Tes 2:15)

Ada waktu dimana pintu tersebut akan ditutup oleh tuan rumah, sehingga orang-orang yang datang mengetuk akan ditolak.  Karena itu perjuangkanlah keselamatanmu ketika kesempatan itu masih ada. Semakin menarik pada ayat 26 yang menunjukkan kedekatan tuan rumah dengan tamu yang datang mengetok, karena pernah makan bersama dan minum bersama, pernah mendengarkan pengajaranNya. Namun kedekatan tersebut tidak membuat mereka diterima bahkan tetap ditolak, diusir dan bahkan disebut sebagai yang melakukan kejahatan. Hal ini menegaskan bahwa hubungan dengan Tuhan tidak dapat sekedar seremonial saja.

Ketika pintu ditutup maka sudah tidak ada lagi kesempatan untuk mengenal Yesus dan menerimanya sebagai Juruselamat karena itu yang tersisa adalah ratap dan kertak gigi, yang menunjukkan penderitaan dan rasa sakit yang luar biasa. Orang-orang dari Timur, Barat, Utara, Selatan menggambarkan keterbukaan keselamatan bagi semua manusia, tidak dimonipoli oleh bangsa pilihan bahkan disebutkan yang bersama-sama dengan Tuhan dalam Kerajaan Allah adalah orang yang datang dari segala penjuru.

Standar keselamatan Yesus mengejutkan pendengarNya. Orang Yahudi memang yang sulung namun keselamatan tidak otomatis mereka dapatkan karena mereka menolak Yesus. Sehingga bangsa lain yang menerima Yesus sebagai Juruselamatlah yang akan masuk dalam Kerajaan Allah.

3.    Keselamatan adalah anugrah bagi orang percaya, namun hanya orang-orang yang tetap setialah yang berjuang untuk selalu bersama-sama dengan Yesus sampai pada akhirnya. Berjerih payah, mengerahkan segala daya dan upaya mengikut FirmanNya dan dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak akan sia-sia (1 Kor 15:58). Jangan meremehkan keselamatan yang telah kita terima dengan menjalani hidup tanpa berjaga-jaga secara rohani (bd. Luk 21:36). Hidup kekristenan akan menjadi sia-sia bila tidak diisi dengan usaha dan perjuangan untuk menjalani hidup yang berkenan dihadapan Allah. Adven berarti menunggu dalam perjuangan.

Pdt. Erlikasna br Purba

 

GBKP Rg. Denpasar

 

Minggu 02 Desember 2018 ; Bilangan 24 : 15-17

Invocatio          

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibrani 11 : 6)

Khotbah            : Bilangan 24 : 15 – 17

Tema

“Bersiaplah, Bintang Yang Bersinar Terang Akan Datang”

 

(Ersikaplah, Bintang Si Erkinar E Reh Me)

I.            Pengantar

Saudara/i yang terkasih di dalam Yesus Kristus,minggu ini kita memasuki Advent yang pertama. Masa Advent adalah 4 minggu sebelum perayan Natal tanggal 25 Desember. Dan sesuai dengan artinya, masa advent dihayati sebagai masa penantian yang penuh pengharapan dan kerinduan akan kedatangan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penebus dunia yang telah datang dan yang akan datang kembali. Dalam panantian tersebut masa advent juga dipahami sebagai peringatan untuk mempersiapakan diri menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali tersebut dan sekaligus mempersiapkan diri untuk merayakan dan mensyukuri Natal. Apa yang harus dipersiapkan? Hati kita. Itulah yang penting. Hati yang percaya sepenuhnya bahwa benar Yesus Kristus yang telah datang dan yang akan datang kembali adalah Tuhan sang Juruslamat sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, yang berimplikasi dalam sikap hidup yang berkenan kepada Allah, yakni hidup yang mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia.

II.            Penjelasan Nats

 “Lalu diucapkannyalah sajaknya, katanya: “Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya;” (ay. 15). Yang menjadi pertanyaan adalah siapakah sebenarnya Bileam bin Beor? Sehingga dikatakan dia adalah seorang yang terbuka matanya? Jawaban/penjelasannya ada di pasal-pasal sebelumnya, yakni pasal 22 – 24, yang merupakan rangkaian cerita/kisah tentang Bileam dan Balak. Dan bahan khotbah kita 24 : 15-17 termasuk ke dalam perikop yang menjadi puncak dari kisah tentang Bileam dan Balak yang diceritakan dalam Bilangan pasal 22-24. Balak adalah raja Moab (22:6), dan pada saat itu Israel baru saja memusnahkan orang Basan (21:33-35), dan berkemah di dataran Moab (22:1), siap untuk memasuki tanah perjanjian. Balak takut (22:4), sehingga, seperti orang yang habis akal sendiri sehingga berdoa atau pergi ke dukun, dia mencari kekuatan ilahi untuk mengalahkan Israel. Dia memanggil Bileam, seorang penenung (22:7), untuk mengutuk Israel (22:6).Bileam dikenal sebagai orang yang berkatnya dan kutuknya manjur (22:6). Kuasa itu ada dalam kaitan dengan dewa-dewi, seperti biasa dalam dunia sihir. Namun, mulai dengan kedatangan rombongan kepada Bileam, Tuhan menunjukkan siapa yang sebenarnya memiliki kuasa. Tiga kali Bileam terpaksa mengucapkan berkat atas Israel, setiap kali dengan lebih jelas dan kuat. Pertama, menyampaikan keengganan Bileam untuk mengutuk bangsa yang tidak dikutuk Tuhan (22:8). Kedua, mengangkat janji Allah (23:19) yang membawa mereka keluar dari Mesir (23:22) sehingga mantera tidak berdaya terhadap mereka (23:23). Untuk kedua kali itu, Bileam menyendiri dan ditemui oleh Allah dengan perkataan untuk diucapkan (23:4-5, & 16).Ketiga, Bileam mungkin mau menghindar dari perintah langsung dari Allah, tetapi kali itu dia dihinggapi oleh Roh Allah (24:2), seakan-akan kesurupan (rebah dengan mata tersingkap 24:4).

Saudara/i yang terkasih di dalam Yesus Kristus, melalui kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah telah menyelamatkan umat-Nya dari ancaman sihir itu. Tidak hanya menyelamatkan dari ancaman sihir tersebut, Allah bahkan menggunakan Bileam untuk mengatakan nubuatan tentang bagaimana masa depan bangsa Israel, bahwa suatu pribadi akan datang yaitu bintang dari Yakub dan dia akan menghancurkan dan memerintah atas bangsa-bangsa. (24:17). Siapakah pribadi itu, yang dikatakan “bintang terbit dari Yakub”? Dalam bacaan kita, Wahyu 22:16-20, sangat jelas dikatakan bahwa pribadi tersebut adalah Yesus Kristus, walaupun dalam kalimat yang berbeda “Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.” (ay. 16)Selanjutnya, pembacaan kita juga mau menyatakan bahwa  keselamatan di dalam Yesus Kristus terbuka kepada semua orang, dan keselamatan itu diberikan dengan cuma-cuma (ay. 17). Selanjutnya, apa yang dikatakan dalam kitab Wahyu, adalah suatu kebenaran. Tidak boleh ditambah atau dikurangi (ay. 18-19).Sebagaimana Yohanes merindukan kedatangan Yesus yang kedua kali, agar kiranya kita juga mempunyai kerinduana yang sama. Dengan adanya kerinduan dalam hati kita akan seseorang yang telah berjanji bahwa ia segera datang, terlebih orang tersebut yang sangat berarti kepada kita, pastilah membuat kita senantiasa menanti dan menanti dengan sabar dan persiapan yang maksimal menyambut kedatangannya.

III.            Aplikasi

Saudara/i yang terkasih di dalam Yesus Kristus, jika dipikirkan secara logika manusia, tidak akan mungkin Allah menggunakan seorang Bileam yang merupakan seorang penenung (KBBI, te•nung : 1.kepandaian dsb untuk mengetahui (meramalkan) sesuatu yg gaib (spt meramalkan nasib, mencari orang hilang), juru (tukang, pandai) --; 2. ilmu hitam untuk mencelakakan orang), untuk memberikan berkat dan menyampaikan nubuatan Allah kepada bangsaNya. Sebenarnya akan lebih mudah bagi Allah untuk menyampaikan berkat dan nubuatanNya melalui nabi-nabi yang telah dipilihNya, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, Allah menggunakan Bileam untuk memberikan berkat dan nubuatan kepada bangsaNya. Seorang Bileam yang biasanya mencelakan orang lain melalui ramalan-ramalan/sumpah-sumpah, dipakai Allah untuk menyampaikan berkat dan nubuatanNya tentang kedatangan Mesias ke dunia ini. Begitu juga untuk kedatanganNya yang kedua kalinya, dalam pengelihatan Yohanes dalam Wahyu 22 : 16-20. Implikasinya bagi kita adalah bagaimana kita mensyukuri kedatanganNya tersebut dengan sikap hidup yang semakin peduli, empati dan berani menjadi model bagaimana manusia yang berkenan kepada Allah dan itu berarti mengikut teladan Yesus. Dan dengan hidup demikian, berarti kita juga sungguh-sungguh mempersiapkan diri menanti kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali.

 Pdt. Abel Sembiring, S.Th, M.Min

GBKP Runggun Tambun

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate