Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Khotbah : Yohanes 15 : 1-8; Minggu Tgl 7 Januari 2017

Bahan Sermon            : 7 Januari 2018

Invocatio                     : Lanjutkanlah kasih setiaMu bagi orang yang  mengenal , dan kebaikan-Mu bagi orang yang tulus Hari. (Mazmur 36:10)

Bacaan                        : Imamat 26:11-13 (Tunggal)

Khotbah                       : Johanes 15:1-8 (Antiponal)

Thema                         : Tetaplah Bersekutu Dengan Yesus

 1.      Pendahuluan

Minggu ini adalah, merupakan minggu yang pertama di tahun 2018, tentunya kita telah memasuki program gereja kita GBKP. Menjadi berkat dalam politik. Mari kita jalankan dengan penuh tanggung jawab, kita adalah warga gereja yang harus bertanggung jawab dalam gereja, pemerintah dan masyarakat. Tentunya kita sebagai masyarakat harus mensukseskan program-program yang akan dilaksanakan oleh bangsa dan negara kita, dimana di tahun 2018 ini ada lebih kurang 171 daerah akan melaksanakan pilkada, baik gubernur maupun bupati dan wali kota beserta wakilnya. Di wilayah klasis kita ini ada beberapa daerah akan melaksanakan pilkada, mari kita ikut serta untuk mendukung. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan mensukseskan program bangsa kita.

 

2.    Urian teks

Yohanes 15:1-8, ini adalah merupakan salah stu perumpamaan yang di ajarkan Yesus kepada pengikutnya dan orang banyak. Setiap Yesus mengajarkan suatu perumpamaan, tentunya yang mudah dipahami oleh orang banyak. Maka Yesus mengajarkan tentang pokok anggur yang benar. Kalaun kita berbicara tentang pokok anggur, maka tidak begitu sulit bagi mereka untuk memahami, sebab anggur adalah salah satu pertanian yang di usahakan oleh masyarakat saat itu. Dan anggur ini juga yang selalu menjadi sunguhan di setiap pesta yang dilaksanakan oleh orang-orang Yahudi, lihat pesta Kanna. (Yohanes 2). Namun kali ini Yesus mencoba memberi penjelasan bagi mereka tentang arti dari pokok anggur yang benar. Dimana kalau kita berbicara tentang perumpamaan ini, kita akan melihat apa yang dikatakan oleh Yesus:

a.                      Yesus adalah pokok anggur

b.                      Bapanya pengusahanya

c.                      Umat adalah ranting-rantingnya

d.   Cabang yang tidak berubah dipotong->yang tidak hidup pada Yesus

e.   Ranting/cabang yang berubah di bersihkan, supaya lebih lebat yang hidup pada Yesus,

Tentunya harapan pemilik kebun ( Bapa ) agar pokok anggur ( Yesus ) itu akan terus berubah lebat (umatnya), maka dia terus memperhatikan serta merawatnya agar apa yang diharapkan pemilik itu (buah yang lebat) akan menjadi kenyataan.

Sebagai pohon(yesus) mengharapkan cabang-cabang yang baik itu terus melekat bersama Dia, dan sebagai cabang yang melekat harus berbuah (beriman) terus dibersihkan agar menjadi cabang yang menghasilkan buah yang lebat. Buah yang lebat itulah perkembangan missi kristus di dunia ini. Namun cabang yang tidak berbuah/kering akan dipotong, lalu dibakar. Memang kebiasaan tumbuhan itu mana cabang yang tidak berproduktif dia menganggu cabang-cabang yang lain. Hal ini mengingatkan bagi orang percaya  agar menjadi cabang yang menghasilkan walaupun harus diperhadapkan dengan hal-hal yang menyakitkan, namun hasilnya akan baik dan berarti bagi Tuhan dan juga berarti bagi orang lain. Yesus mengatakan : jikalau kamu tinggal didalam aku dan firman ku tinggal didalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (ayat 7) mintalah apa saja yang kamu kehendaki, ini adalah merupakan suatu rahasia dari Yesus bagi semua orang percaya, dimana semua orang percaya akan meminta padanNya, sebab dia adalah yang menyediakan segala-galanya. Namun hal itu dapat diperoleh harus tinggal didalamNya, dan hidup seturut dengan firmannya. Tanpa tinggal didalam kasihNya maka kita tidak akan peroleh dari apa yang disiapkahn olehNya.

 

3.      Pointar

a.   Sebagai cabang (orang percaya) harus terus menerus melekat pada pohon itu (Yesus)

b.   Setiap ranting yang berbuah pasti terus menerus dibersih kan (di baharui imannya). Dengan bersekutu bersama dia dan jemaatNya.

c.   Sebagai cabang yang baik/orang percaya terus meminta pada Dia sebagai pemilik gerejaNya

d.   Teruslah berbuah yang lebat dan buah yang berkualitas yang baik

e.   Kita jalani tahun 2018 ini, dan berjalan dan berjuang bersama Dia pohon anggur yang baik itu

  

Pdt  Anadrais  Brahman

                                 

Khotbah :Keluaran 6 : 1-7 ; Minggu Tgl 14 Januari 2018

Invocatio             : Aku kap Dibata si meganjang dingen Badia si erkuasa seh rasa lalap. (Yes. 57:15a)

Ogen                  : Johanes 10:24-30;

Kotbah                : Keluaren 6:1-7

Tema                  : Dibata Si Erkuasa Nelamatken Kita

1.       Pengantar

Paulus menegaskan dalam I Kor. 8:4b "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." (Bdk. Mzm 115:4-8). Di berbagai tempat di dalam Alkitab menegaskan tentang “ketiadaan” Allah lain yang berkuasa melebihi Allah yang memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa Israel. Yes. 43:10 “Kamu inilah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.” (Bdk. Yes. 44:6; 45:1; 46:9). “Ketiadaan” bukan berarti sama sekali tidak ada, tetapi tidak memiliki kuasa apa-apa dibanding dengan Allah yang kepada-Nya kita percaya. Di beberapa bagian Alkitab juga menyatakan bahwa Allah tidak memulai memperkenalkan diri-Nya dengan menghancurkan ide-ide allah-allah lain itu ada. Setelah keturunan Abraham menjadi sebuah bangsa, Allah sebenarnya memulai dengan mengajarkan kepada mereka bahwa mereka harus secara khusus setia kepada-Nya. Di dalam perintah pertama dari Sepuluh Perintah, kita diberi tahu bahwa tidak boleh “ada allah lain dihadapan-Nya” (Kel. 20:3), yang tidak menyangkal bahwa kemungkinan allah-allah lain itu ada. Hanya saja mau menunjukkan bahwa allah-allah lain “bergantung” kepada ciptaan-Nya, tetapi Allah yang kita imani bahkan sebaliknya, kita manusialah yang bergantung kepada-Nya.

2.       Isi

Judul perikopnya adalah "Pengutusan Musa" itu berarti bukan kali pertamanya Tuhan memanggil dan mencoba untuk mengutus Musa. Ada beberapa tahapan alasan Musa menolak panggilan Tuhan:

a.       Dalam pasal 3:11 “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Ini merupakan alasan klasik menolak panggilan Tuhan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan, seolah sadar akan keterbatasan tetapi melupakan siapa Tuhan.

b.      Dalam pasal 3:13 “Tetapi apabila ku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka, Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku, bagaimana tentang nama-Nya?”

c.       Dalam pasal 4:1 “Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?"”

d.      Dalam pasal 4:10 “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah."

e.      Dalam pasal 4:13 “Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus."

Setelah yang penolakan yang kelima, Tuhan murka, maka pergilah Musa ke Mesir.

f.        Dalam pasal 5:23 “Sebab sejak aku pergi menghadap Firaun untuk berbicara atas nama-Mu, dengan jahat diperlakukannya umat ini, dan Engkau tidak melepaskan umat-Mu sama sekali." Musa meragukan kuasa Tuhan dan bahkan mendesak Tuhan untuk segera melepaskan orang Israel.

g.       Bahkan di pasal 6:11 “...Orang Israel sendiri tidak mendengarkan aku, bagaimanakah mungkin Firaun akan mendengarkan aku, aku seorang yang tidak petah lidahnya!"

Memang sejak awal Musa bergumul dengan keterbatasannya, tetapi dia lupa akan siapa Tuhan dalam sejarah leluhurnya. Oleh karena telah berulang kali, Tuhan memperkenalkan diri kepada Musa bahwa Dia adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Dengan cara Allah memperkenalkan diri tersebut, itu berarti bahwa Dia tidak berubah (bdk. Ibrani 13:8 Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya). Ia tidak pernah kurang kebenaran atau belas kasihan, atau keadilan atau kebaikan seperti biasanya. Tidak bisa dipungkiri, ketika dalam permasalahan seringsekali kita lupa atau memang “dibuat lupa” siapa itu Allah, sehingga yang muncul adalah perasaan keterbatasan, ketidaksanggupan dsb. Keterbatasan kita, tidak sedikitpun membuktikan bahwa Tuhan kita itu terbatas. Bahkan Paulus menyatakan 2 Kor. 12:9 “... sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna”.

Allah tidak pernah berhenti menyatakan siapa diri-Nya, supaya Dia semakin dikenal, sehingga di dalam dalam Keluaran 34, kita membaca bagaimana Allah menyatakan nama TUHAN kepada Musa dengan menyatakan beragam sisi dari karakter kudusNya: penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasihNya dan setiaNya, yang meneguhkan kasih setiaNya kepada beribu- ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya...."

Pasal 6 ini dimulai dengan dialog Tuhan dengan Musa dan bentuk nats ini diidentifikasi sebagai penyataan keimaman. Ayat pertama dialamatkan kepada Musa, yang menyatakan apa yang telah Tuhan lakukan terhadap para bapa leluhur Israel. Meskipun ayat 1 ini kemungkinan sebagai kesimpulan dari perikop sebelumnya. Dengan mengatakan “Akulah TUHAN” merupakan penegasan ulang dari pasal 3:15 dan penyataan tersebut merupakan tema sentral dari nats ini, yaitu Allah memperkenalkan diri-Nya kepada Musa.

 Tuhan mengerti isi hati dan perasaan Musa. Oleh sebab itu Tuhan memberikan JAMINAN, yaitu diri-Nya sendiri dengan tegas Allah berkata, "Akulah TUHAN!" Jaminan yang luar biasa. Jaminan yang diikuti dengan penjelasan Tuhan sendiri mengenai apa yang sudah Tuhan lakukan di dalam sejarah para Bapa Leluhur bangsa Israel.

Menarik untuk kita perhatikan narasi dari Keluaran 3 dimana Musa mendapat panggilan khusus dari Tuhan, dengan segala kelemahan dan kekurangan, Tuhan menyertai Musa. Di dalam Keluaran 4 diakhiri dengan kalimat 31 “Lalu percayalah bangsa itu, dan ketika mereka mendengar, bahwa TUHAN telah mengindahkan orang Israel dan telah melihat kesengsaraan mereka, maka berlututlah mereka dan sujud menyembah.” Ini merupakan respon tua-tua Israel terhadap upaya Musa dan Harun meyakinkan orang Israel. Maka di pasal yang ke 5, pergilah Musa dan Harun menghadap Firaun. Apa yang mereka pikirkan, berbeda jauh dari kenyataan. Sehingga pasal 5 ditutup dengan semacam kalimat kekecewaan kepada Tuhan (ay. 22-23). Bukankah sering terjadi di dalam kehidupan kita hal yang demikian? Tetapi yakinlah akan janji pertolongan Tuhan, sehingga pasal 6 ini dibuka dengan kalimat “Akulah TUHAN.” Dari ayat 1-7 ada empat kali Tuhan mengatakan, “Akulah TUHAN.” Itulah jawaban Tuhan kepada Musa. Tuhan mengingatkan Musa, siapa TUHAN yang dia sembah dan percaya. Kalau kita tahu Ia adalah TUHAN, Allah yang berkuasa, itu jauh dari cukup! Penderitaan tidak akan mengagalkan kasih Tuhan atas hidup kita. Mzm. 126:5 “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.”

Dalam Keluaran 6:5-7 ada tujuh janji yang Tuhan sampaikan kepada Musa. Setelah Tuhan menyatakan diriNya kepada Musa, Tuhan menyatakan segala janjiNya yang akan Ia laksanakan kepada bangsa Israel ini. Janji pertama, “Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir.” Janji kedua, “Aku akan melepaskan engkau dari perbudakan mereka.” Janji ketiga, “Aku akan menebus engkau dengan tangan yang teracung.” Janji keempat, “Aku akan mengangkat kamu menjadi umatKu.” Janji kelima, “Aku akan menjadi Allahmu,” Janji keenam, “Aku akan membawa engkau ke negeri yang Kujanjikan itu.” Janji ketujuh, “Aku akan memberikan tanah itu menjadi milik pusakamu.” Tujuh janji ini indah dan unik adanya, dibuka dan ditutup dengan kalimat materai “Akulah TUHAN.” Namun semua itu menjadi janji yang kosong kalau yang berjanji tidak mampu memenuhi janji itu. Maka kalimat “Akulah TUHAN” menjadi jaminan bahwa janji itu pasti akan ditepatiNya.

Dengan demikian, orang-orang Israel akan mengetahui melalui pengalaman, betapa besar kuasa dan rahmat Allah. Melalui penyataan Allah bahwa Dia adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub, hendak menegaskan bahwa Dia tidak pernah ingkar janji, Dia selalu mengenapi janji-Nya. Sehingga, Musa dapat mengenal Allah yang berfirman kepadanya sebagai Allah para Bapa Leluhur. Dia bukan Allah yang baru atau asing, tetapi Allah yang sudah dikenal, yang akan bertindak dan berkarya untuk pembebasan umat-Nya.

Semua janji Tuhan ini nantinya akan menjadi tema yang berulang lagi di dalam Perjanjian Baru. Kita dibebaskan bukan lagi dari perbudakan dan penjajahan bangsa lain, tetapi kita dibebaskan dari perbudakan dosa. Kita akan dibebaskan dari kuk perhambaan dan perbudakan dosa. Kita akan ditebus. Ditebus berarti ada harga yang dibayar, ada tebusan yang harus dberikan. Maka Yesus Kristus menjadi tebusan/sebagai pengganti kita.

 

3.       Aplikasi

a.       Cara kerja Kerajaan Allah berbeda dengan yang dunia tawarkan. Dunia menawarkan apa yang bisa kita lakukan, tetapi Allah menawarkan apa yang Dia bisa lakukan dari diri kita. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Lukas 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Bdk., Matius 19:26 "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Sekalipun kita terbatas kita memiliki Tuhan yang kuasanya tak terbatas! 

b.      Sebagaimana Allah memperkenalkan diri kepada Musa, bahwa Dia telah berkarya di dalam sejarah melalui Abraham, Ishak dan Yakub, melalui nama-Nya El-Shaddai, maka nama tersebut juga masih berkuasa hingga saat ini. Roma 4:21b “... bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.” Allah kita adalah Allah yang mengatasi sejarah. El-Shaddai disamping menyatakan kemahakuasan Tuhan juga menunjukkan kelembutan Tuhan dalam memelihara kita. Hal itu karena kata Shaddai dan Shad dalam bahasa Ibrani mempunyai arti sama yaitu dada atau buah dada (Kej 49:25; Ayb 3:12; Mzm 22:10). Hal itu menunjukkan bahwa Tuhan itu seperti seorang ibu yang menyusui anaknya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jadi El-Shaddai adalah Tuhan yang Mahakuasa sekaligus lemah lembut dalam memelihara anak-anak-Nya.

c.       Tuhan sabar dan penuh kasih. Tuhan sama sekali tidak bersikap keras terhadap Musa maupun Israel. Bdk. Maz 103: 8-14  Yes 42:3. Walaupun Musa terus-menerus menolak penugasan dari Tuhan dengan alasan pribadi, tetapi itu tidak Tuhan langsung murka terhadap Musa. Untuk kita renungkan selagi masih ada kesempatan, mari kita datang dan memberi diri kita untuk Tuhan. Yesaya 55:6 “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!”

d.      Mengenal Allah tidak hanya sebatas mengenal di otak saja ataupun sekedar dihafal saja ataupun mengenal Allah bukan sesuatu yang terpisah dengan menyerahkan diri kepada Allah. Untuk kita renungkan, banyak di antara kita menyatakan mengenal Allah tetapi tidak menyerahkan diri kepada pimpinan Tuhan. Hanya Allah yang mampu menyelamatkan kita, sehingga seperti diungkapkan di dalam Yeremia 17:5 “Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” dan Yeremia 17:7 “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”

Pdt Dasma Turnip

Pontianak 

Khotbah : Yesaya 65 : 17-24, Tgl 01 Januari 2017

 

 Khotbah               :Tanggal  1 Januari 2018

Invocatio             : “Keleng ateNa mbincar tep-tep erpagi-pagi, bali tetapna ras matawari  pultak arah Timur (Perngandungen  3 : 23)

Bacaan                : 2 Petrus 3 : 13-15

Kotbah                 : Yesaya 65 : 17-24

Thema : Semuanya baru.

I.          Pendahuluan

Hari  ini adalah hari yanmg pertama di tahu 2018 ini,  sering kita sebut tahun Baru.  Maka di tahun baru ini pada umumnya semua manusia merasakan suka cita, hal ini dapat  kita lihat lewat acara-acara di belahan  Dunia.  Dimana mbuat pesta kembang  api dalam  menyambut kedatangan hari dan tahun  yang baru  itu. Juga di Indonesia semua daerah membuat acara-acara dalam rangka penyambutan tahun baru  itu.  Yang  istimewa bagi warga Gereja yang di Sumatera Utara , juga perantau-perantauan yang dari sumatra utara, membuat hari itu beda dengan yang lain. Ada yang  membuat acara kunjung – mengunjungi bahkan mereka mbuat suatu acara pesta dan saling memaafkan bila ada salah.  Hal ini sudah dilakukan orang  tua kita sejak dahulu kala.

II.        Uraian Khotbah

Di awal Tahun  2018 kita  di ingatkan lewat khotbah  ( Yesaya 65 : 17-24) , janji mengenai langit yang baru dan bumi yang baru.  Ini adalah suatu Nubuatan Nabi Yesaya , dimana  Yesaya menayatakan kerjaaan Allah   dibumi  kelak Dimana Nubuat ini. 

Suatu  hal yang menyenangkan, sebab umat Tuhan telah  diperhadapkan dengan  penderitaan-penderitaan saat  dibuang ke babel,  maka umat Tuhan penuh dengan kerisauan tanpa harapan lagi.  Namun dibalik itu Allah  menyatakan lewat kuasaNya ia akan bertindakbagi musuh/ lawan-lawan umatNya.

Maka Allah mengembalikan mereka ke tanah  Yerusalem, mereka  akan membangun masa depan yang lebih baik bersama Allah . Aku  menciptakan langit  yang baru dan  bumi yang baru, hal ini memberi suatu pengakuan dan perbuatan Allah yang akan menyukacitakan  umatNya dengan memberikan kembali negeri nya dan  mereka akan terus di lindungi Allah  sang pencipta. 

Dan orang-orang yang  telah  hidup di bumi baru dan langit baru akan  terjadi  sesuatu sorak-sorai  yang luar biasa , dan dalam perjalanan kehidupanya tidak lagi gundah gulana, tetapi semuanya  sorak kegirangan yang bersumber dari Allah. Tentunya mengingatkan juga bagi kita  di saat kita dalam suasana Tahun baru dan baru saja suka cita  Natal itu masih  bergema di hati  setiap  orang  percaya hatiku dan hati saudaraku .

Dalam suasana suka cita  kegirangan secara rohani, maka Allah juga  menjamin  kehidupan  umatnya dinegerinya itu dengan membangun masa depan   yang  lebih baik lagi . Baik dari dunia  pertanian, perternakan dan  membangun rumah-rumah tempat tinggalnya.  Dan mereka yang menanam  mereka juga menikmati, itu lah  perbuatan Allah  bagi umatNya, sehingga umatnya itu bersukacita luar biasa.

Dan dibalik itu juga  Allah   menjamin akan memberikan   umur panjang,  dan  tiada lagi permusuhan satu dengan yang lain , artinya hidupnya damai  satu dengan yang lain, yang digambarkan seperti : serigala dan anak  domba akan bersama makan rumput,  dan tidak ada lagi perbuatan jahat . Hal ini sesuatu yang luar biasa.

Kapan ini terujudbila anak-anak  manusia  hidup dalam iman, dan menjalankan apa yang  diajarkan  agama.  Jika kita berfikir secara dewasa dalam iman, maka tidak akan berbuat jahat lagi,  kita jujur dalam menjalankan hidup ini, tanpa ada rasa benci dan  dendam.  Memang toh masih ada  , walaupun kita berbuat baik, namun toh masih  dibenci orang lain (Bacaan kita). Walaupun derita akan terjadi, namun  untuk menempati suasana  baru, kerajaan sorga  itu  maka harus dihadapi dengan iman dan  tanggung jawab menjalankan  pelayanan.  Orang-orang yang telah mendapat janji  langit  dan bumi  baru, tidak gampang terombang –ambingkan oleh hal-hal dunia ini.

III.      Pointer.

a.    Marikita wujudkan bumi dan langit baru dalam  kehidupan ini. Kita adalah pembawa berita bagi dunia ini, agar dunia merasakan damai. 

b.    Untuk mewujudkan bumi dan langit  baru, hanya hidup dalam iman dan  percaya pada yang   memilih kita.

c.     Didalam proses hidup,  untuk mencapai langit  dan bumi baru itu,  kita diperhadapkan banyak hambatan bahkan derita, namun ada Yesus  jadi benteng.

d.    Kita sebagai  warga GBKP mari kita wujudkan Thema  tahun Gereja kita  di tahun 2018 ini.

e.    Kita  akan  wujudkan harapan gereja kita, meningkatkan jemaat  yang hadir ke kegiatan gereja (Ibadah dan PA-PA). 

                                                                                                                                                                                                          Selamat Tahun Baru

Pdt  Andarias Brahmana 

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate