Jadwal Kegiatan

Ibadah Umum - (08PM - 09PM)
Ibaadah Remaja - (09PM - 10PM)

Khotbah Malam Natal Tgl 24 Desember 2021 : Mazmur 147: 1-11

Invocatio             : IA akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi.

                             Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya tahta Daud, Bapa leluhur-Nya ( Luk 1 : 32)

Ogen                    : Matius 1 : 18-23  ( Tunggal )

Kotbah                : Mazmur 147 : 1-11 ( Responsoria )

Tema                   : IpepalemNa Pusuh Si Getem

Judul Khotbah    : Penyertaan Allah di tengah tragedi Waba

Pendahuluan

Sejak tahun 2019 sampai 2021 adalah tahun yang berat bagi manusia di dunia ini,dengan adanya Wabah Covid 19.  Tak sedikit orang yang kehilangan anggota keluarga, orang yang sakit merasakan kesepian karena tak boleh dikunjungi dan tidak boleh ditemani, banyak orang yang kehilangan pekerjaan, banyak rumah tangga yang hancur,banyak anak yang mengalami kekerasan dan masalah masalah lainnya. Perubahan yang begitu besar memunculkan tragedi pada kehidupan manusia. Dalam siaran live pemakaman pasien- pasien covid , kita dapat menyaksikan bagaimana keluarga hanya bisa menyaksikan dari kejauhan, dimakamkan dengan peti yang dipacking sedemikian rupa. Keluarga yang terpapar juga hanya disapa dengan jarak 1 meter. Begitu cepatnya perubahan hidup terjadi sehingga tak sedikit yang mengalami gangguan kesehatan mental, gangguan kecemasan karena dijauhi oleh tetangga maupun keluarga, ketakutan, dan kekuatiran.  Pertanyaannya, Dimanakah Allah saat manusia mengalami pandemi covid 19 ini? Apa peran Allah ditengah Wabah?

Firman Allah di Malam Natal ini  diambil dari  Mazmur 147 : 1-11 adalah mazmur ajakan untuk memuji Tuhan atas kuasa dan pemeliharaanNya dalam kehidupan umatNya. Mengapa kita harus memuji Tuhan bukankah kita sedang berduka? Mengapa harus memuji Tuhan saat kita patah hati karena tragedy hidup? Mengapa harus memuji Tuhan jika kita kehilangan orang yang kita cintai? Mengapa harus memuji Tuhan jika kita mengalami kebangkrutan? Mengapa harus memuji Tuhan jika kita mengalami kegagalan dalam rumah Tangga? Mengapa harus memuji Tuhan jika kita mengalami perubahan ekonomi yang drastis? Dimanakah Allah saat hati ini Patah?

ISI

Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang Jauh, Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang hanya duduk di tahta kebesaran Nya tanpa mau perduli dengan derita ciptaanNya. Allah yang kita sembah adalah Allah yang bekerja dari Alpha hingga Omega. Bukankah hal itu yang kita baca dari Alkitab. Alkitab pertama-tama adalah buku iman yang berisi tentang kesaksian iman akan karya keselamatan Allah. Awalnya diwariskan secara lisan, kisah kesaksian ini kemudian dituliskan. Kisah-kisah ini dituliskan dalam Kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani, Aram, dan YunaniKitab-kitab tersebut ditulis dengan berbagai macam gaya sastra oleh sejumlah penulis yang tidak kita kenal. Penulisan tersebut terjadi dalam jangka waktu sekitar satu millenium, sekitar 2000-3000 tahun yang lalu, yang zaman dan kebudayaannya tidak kita kenal dengan baik saat ini. Maka pandanglah Alkitab bukan sebagai satu buku/kitab saja, namun sebagai suatu perpustakaan dari buku-buku kuno yang masih tetap bermakna bagi orang zaman sekarang.Penulis Alkitab yang pertama kali disebutkan adalah Musa. Ia hidup sekitar tahun 1400-an sM atau 1200-an sM : “Tuliskanlah segala firman ini, sebab berdasarkan firman ini telah Kuadakan perjanjian dengan engkau dan dengan Israel” (Kel 34:27). Pada masa Daud bertakhta sebagai raja, para pejabat istana mulai mencatat sejarah bangsa Yahudi – termasuk kisah-kisah yang telah diwariskan secara turun temurun. Hal ini semakin berkembang pada zaman pemerintahan Salomo.

Dari awal penciptaan langit, bumi dan isinya, Allah terus bekerja. Dalam kisah kisah Alkitab, dari Abraham sampai kisah Para Rasul dan murid muridNya Allah terus bekerja memulihkan hati terluka. Allah mendengar erangan Israel  yang menjadi Budak  Mesir. Allah mendengar mereka mengerang, lalu ia mengingat  kepada perjanjiannya dengan Abraham. Maka Allah melihat orang Israel itu dan Allah memperhatikan mereka ( Keluaran 2:23, 25) Lalu Allah Mengutus Musa membebaskan Israel dari perbudakan. Lalu Paskah menjadi momentum perayaan Karya Allah bagi bangsa Israel.

Demikian pula Yesus diutus karena banyak hati yang patah dan terbelenggu karena Dosa. “Karena begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3:16)

Jika kita membaca kembali 17 : 1- 11, doa Yesus pada Bapa tentang pengikutnya akan tampak betapa KasihNya bagi manusia. Akan terlihat bahwa Allah akan menyertai CiptaanNYA dan yang Percaya PadaNya selama lamanya.

 Lalu Ia menengadah ke langit k  dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; l  permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. m  17:2 Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, n  demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal o  kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. p  17:3 Inilah hidup yang kekal 2  itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, q  satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. r  17:4 Aku telah mempermuliakan s  Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. t  17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku u  pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu v  sebelum dunia ada. w  17:6 Aku telah menyatakan nama-Mu x  kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku y  dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu 3 17:7 Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. 17:8 Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku z  telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, a  dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. b  17:9 Aku berdoa

untuk mereka. c  Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, d  sebab mereka adalah milik-Mu 17:10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, e  dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. 17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, f  tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. g  Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu h  sama seperti Kita. i

Kini waktunya, kita masing masing menelaah, mengingat KasihNYA dalam kehidupan kita.

Kita sepakat bahwa Allah hadir dalam duka, Allah hadir dalam Suka kita, Allah Hadir dalam setiap musim kita lalui. Namun seringkali kita focus pada persoalan? Mengapa kita harus memuji Allah saat hati kita patah? Mazmur 147 : 1-11 adalah Testimoni Daud atas Karya Allah dalam hidupnya. Pelajaran penting yaitu :

Bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan  indah dan layaklah memuji muji itu

Kita dididik dengan paradigma Problematika oriented sejak kecil sampai tua. Disekolah yang menjadi Langkah pertama adalah “ latar belakang masalah” Kita Khotbah juga akan diawali dengan masalah. Sehingga melihat kehidupan sosial kita selalu dengan masalah menekankan kelemahan, problematika. David Cooperidier mengembangkan paradigma Pendidikan Potential Oriented yang ditulis Pak Banawiratma dalam buku Apreciative Inquiry. Kita diminta melihat potensi, keindahan. Jauh sebelum itu Mazmur sudah mengajarkan bermazmur atas kebaikan Allah baik. Bermazmur ditengah kesesakan penting untuk berjarak dari masalah dan melihat kembali keindahan hidup yang Tuhan berikan

Ia membangun Yerusalem dan  mengumpulkan dan menyembuhkan orang yang patah hati. Pekerjaan Bapa adalah pekerjaan yang bersifat konstruktif. Pekerjaan yang membangun, memelihara, mengumpulkan dan menyembuhkan. Berkaitan dengan pelayanan terhadap komunitas, tidak mudah melayani banyak orang yang beragam. Namun menjadi Kristen atau pengikut Kristus berarti berani siap untuk hidup bersama banyak orang dan saling berbagi. Saling menguatkan, saling memulihkan dan membangun Komunitas yang bersifat dan berkarakter Kristus.

Dia yang menutupi langit  dengan awan, Dia yang memberi makan hewan, anak anak burung gagak yang memanggil. Allah yang Maha kuasa juga Allah yang sangat perduli kepada entitas terkecil dari ciptaanNYA. Dalam kelompok selalu ada yang minoritas atau merasa minoritas,  tidak dianggap, di kucilkan, dibuang. Allahlah yang menjadi Tiang Doa kita. Allah mendengar doa doa. Akan percuma jika kita bercerita pada manusia tanpa menceritakan pada TUHAN. Doa doa kita menjadi media katarsis kita, membuang emosi negative sembari Doa menjadi undangan agar Allah bekerja membuat keadaan kita lebih baik.

Tuhan menegakkan kembali orang tertindas tetapi merendahkan orang orang fasik sampai kebumi. Ia tidak suka kepada kegagahan Kuda, Ia tidak senang pada Kaki Laki-Laki.

Bagi kita yang percaya akan Ajaran Kristus, Bagi kita yang meneladani Yesus Kristus akan memahami ayat diatas. Apakah Allah membenci Laki-Laki? Jadi apa yang dimaksud? Kegagahan menjadi kata penting dalam ayat diatas. Seekor kuda menjadi symbol kekuatan atau kegagahan. Demikian bagi seorang laki laki wibawa atau kegagahan penting sekali, mengingat peran sosialnya dalam budaya Patriarkhi. Tapi jika kita kembali pada penyaliban Yesus, dimana kegagahannya ketika ia di vonis bersalah pada perbuatan yang tidak dilakukannya? Dimana kegagahan Yesus ketika ia di ludahi? Dimana Kegagahan Yesus ketika Ia di telanjangi? Dimana kegagahannya ketika ia dimaki? Dimana Kegagahannya ketika ia ditukar dengan Penjahat yang sebenarnya? Dimana kegagahannya Ketika Murid yang sudah ia beri makan dan pengetahuan meninggalkanNya, menyangkalNya bahkan menjualNya. Dimana kegagahannya?

Tuhan senang kepada orang orang yang takut akan Dia, Tuhan Senang  kepada orang orang  yang berharap  akan kasih SetiaNYA. Apakah Tuhan ingin muridnya menjadi lembek dan lemah? Tidak. Tapi Tuhan menginginkan CiptaanNya menyadari mereka hanyalah Ciptaan. Bahkan Yesus yang adalah AnakNYA senantiasa berdoa kepadaNYA. Bahkan Yesus yang adalah Firman Allah senantiasa berkomunikasi dengan Allah dalam menjalani hidup sebagai manusia. Mengapa kita yang hanya ciptaanNYA (yang disebut Andar Ismail sebagai manusia rapuh.) mengapa melupakanNYA?

Akhirnya dimalam natal ini, marilah kita merenungkan kembali kehadiran Yesus sebagai bukti KasihNYA ALLAH bagi CiptaanNYA. Malaikat Tuhan memberikan penjelasan kepada Yusuf Dia adalah Yesus, nama Yunani “ Yehoshua, atau Yoshua, yang artinya” Tuhan menyelamatkan” . Marilah kita Serukan bahwa YESUSLAH PENYELAMATKU PENYEMBUH HATI YANG TERLUKA!

Pdt. Sastrami Tarigan, S.Th

Khotbah Minggu Tgl 19 Desember 2021 : Yesaya 7:10-16

Invocatio :"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan      Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.” (Mat. 1. 23)

Bacaan   : Roma 15. 7-13 (antiphonal)

Khotbah : Yesaya 7. 10-16 (tunggal)

Tema     : Dibata Ras Kita/Allah Beserta Kita

A.PENDAHULUAN

Minggu ini kita memasuki Minggu Advent IV, Minggu Advent yang terakhir sebelum kita menyambut kelahiran Yesus Kristus Juruselamat kita. Kedatangan

B.PENDAHULUAN

Minggu ini kita memasuki Minggu Advent IV, Minggu Advent yang terakhir sebelum kita menyambut kelahiran Yesus Kristus Juruselamat kita. Kedatangan Mesias, Juruselamat yang dinanti-natikan oleh setiap umat Percaya. Dan Minggu-Minggu Advent merupakan kesempatan bagi kita untuk sungguh-sungguh mempersiapkan hati dan hidup kita untuk menyambut Natal.

Latar belakang konteks nats khotbah kita ialah ketika Ahas raja Yehuda dikuasai ketakutan besar karena  Rezim raja Aram dengan Pekah bin Remalya raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu. ketika diberitahukan kepada keluarga Daud (Ahas) bahwa Aram telah berkemah di wilayah Efraim, maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin (Yes. 7.1-2)

Karena hal itu Tuhan mengutus nabi Yesaya kepada Ahas supaya tidak takut terhadap mereka. Bahkan Tuhan menyebut Aram dan Israel ialah dua puntung api yang berasap. Artinya kedua bangsa itu tidak merupakan bahaya yang harus ditakuti walaupun ada apinya tetapi tidak dapat membakar atau menghanguskan. Yang penting ialah mereka harus mempercayai Tuhan, mempercayai firmanNya dan melakukan tetap seperti yang difirmankan Tuhan.

Karena itu dengan tegas Tuhan berfirman melalui nabi Yesaya: “Jika kamu tidak percaya, sungguh kamu tidak teguh jaya” Jadi intinya ialah harus percaya dengan sungguh kepada firman Tuhan.

C.PENDALAMAN TEKS

1.Tuhan sungguh-sungguh mau menolong umat Yehuda.

TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya: "Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas." Dengan ini Tuhan mau meyakinkan Ahas bahwa Allah sungguh-sungguh memperhatikan kesesakan dan ketakutan Ahas dan Allah mau menolong dan melepaskannya. Bahkan Tuhan akan memberikan kemenangan kepadanya melawan kedua raja itu, melawan kedua bangsa itu.

Ahas kurang (tidak) percaya kepada Tuhan

Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN." Sepertinya perkataan Ahas sangat bijak, namun itu dikatakannya bukan karena dia tidak mau mencobai Tuhan, namun karena tidak percaya kepada kekuatan dan kuasa Tuhan untuk memberikan kemenangan kepada bangsa Yehuda. Dari mana kita tahu, karena kita tahu kemudian Ahas lebih senang meminta pertolongan bangsa Asyur dalam melakukan peperangan, perlawanan kepada bangsa Aram dan Samaria (lih. 2 Raja 16. 5-18)

Tuhan sendiri yang memberikan suatu pertanda.

Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Tuhan lelah melihat sikap Ahas, karena tidak percaya. Pada hal Allah sungguh-sungguh mau menolong dan melepaskannya dari raja Aram dan Israel.

Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. Ia akan makan dadih dan madu sampai ia tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, sebab sebelum anak itu tahu menolak yang jahat dan memilih yang baik, maka negeri yang kedua rajanya engkau takuti akan ditinggalkan kosong.

Firman ini sungguh-sungguh nubuat tentang kelahiran Yesus. Yesus yang akan lahir dari seorang perempuan muda (almah) yang dapat berarti “perawan” atau “wanita muda yang belum menikah”. Jadi penggenapan nubuat firman ini ialah ketika Maria seorang perawan yang masih bertunangan dengan Yusuf, mengandung bukan karena hubungan suami isteri tetapi karena kuasa dan karya Roh Kudus. Dan IA dinamakan “Imanuel” artinya Allah beserta kita.

Dan apa yang dinubuatkan tentang kedua bangsa itu yaitu sebelum anak itu (Yesus) tahu yang jahat dan memilih yang baik, sebelum Dia menjadi dewasa maka 65 tahun kemudian Efraim (Israel) dikalahkan oleh Asyur.

APLIKASI

Allah beserta kita

Yesus yang akan kita peringati kelahiranNya dalam Natal disebut Imanuel. Allah beserta kita. Dia hadir di tengah-tengah kehidupan umat manusia. Untuk apa, jelas untuk menyertai kita dalam perjalanan kehidupan kita dan untuk menyelamatkan kita. Yesus beserta kita, untuk memberikan harapan kepada kita. Yesus adalah rahmat terbesar dalam kehidupan manusia. Karena Dia hadir dalam kehidupan kita memberi harapan baru kepada setiap kita. benar dalam kehidupan di dunia kita menemui banyak kesulitan dan pergumulan namun Allah beserta kita sampai kepada kita diberikan pengharapan akan kehidupan yang kekal (bd. Bacaan). Karena itu kita patut bersukacita, kita patut bergembira menyambut kelahiran Yesus yang adalah Imanuel. Allah beserta kita

Allah Hadir dalam hidup kita

Allah telah menunjukkan kasihNya dan hadir dalam hidup kita, untuk menyertai dan menolong kita serta memberi harapan baru kepada kita. Biarlah setiap kita yang telah menerima Alah yang hadir dalam kehidupan kita, menjadikan kita juga senantiasa peduli kepada sesama kita dan bersedia hadir untuk menyatakan kehadiran Allah dalam hidup mereka. Dan hal itu kita nyatakan melalui perbuatan baik, kasih dan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan.

PENUTUP

Natal yang akan kita sambut menegaskan kembali kepada kita, bahwa Allah sungguh-sungguh peduli kepada kita dan Dia hadir, Imanuel untuk menyelamatkan kita.

Pdt. Sahabat Peranginangin, M.Th

Kebaktian Pekan Keluarga Wari Ke pitu 2021 : Pilipi 4:8-9

Invocatio  :“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya  mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Mat.5:16)

Bacaan       : Pengkhotbah 12: 13-14

Kotbah       : Pilipi 4:8-9

Tema         : Keluarga Yang Baik ( Jabu Si Mehuli)

Tiba saatnya  kita masuk kepada pekan kebaktian keluarga yang terakhir tahun ini. Mulai dari hari 1-6, kita sudah banyak mendengarkan Firman Tuhan yang memperlihatkan dengan jelas bagaimana pentingnya peran keluarga dalam perubahan hidup berjemaat. Walaupun keluarga adalah komunitas sosial terkecil, tetap dalam gereja peranan keluarga sangatlah penting, karena kehidupan berjemaat itu dimulai dari keluarga yang takut yang Tuhan dan Jemaat yang baik dimulai dari keluarga yang baik.

Teks

Bagian renungan pekan kebaktian keluarga yang terakhir merupakan bagian dari “Nasihat-nasihat  terakhir” yang ditulis Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi. Hal ini dimulai dari nasihat yang diberikan kepada Euodia dan Sintikhe, supaya sehati dan sepikir dalam Tuhan. Rupanya ada ketidak sepahaman antara mereka dalam kehidupan mereka sebagai jemaat. Lebih jauh Rasul Paulus tidak mencari siapa yang benar dan salah, yang akan memerlukan waktu dan bisa membawa jemaat ke arah perpecahan, ia juga tidak mengatakan saling meminta maaf, menahan emosi, mengampuni tetapi Paulus mengatakan “supaya mereka sehati-sepikir”, apalagi mereka  adalah orang-orang “berjuang  dngan aku, (Plp. 4:3)”, jadi sebagai orang percaya pasti mau menyisihkan kepentingan pandangan pribadi untuk menempatkan Tuhan diatas  segala kepentingan. Dalam konteks inilah Paulus dalam ay.8-9, memberikan sebuah rangkuman atas nasehatnya di Flp.4:2-7.

Ada 7 kata sifat yang sebaiknya dipikirkan orang percaya dalam ayat 8:

- Semua yang  “benar” (Yun: Aletheia)

- Semua yang  “mulia” (Yun: Semna)

- Semua yang  “adil” (Yun: Dikais, yang menunjuk pada apa yang sesuai dengan aturan)

- Semua yang “suci” (Yun: Hagna)

- Semua yang “manis” (Yun: Prosphilia, hal yang menimbulkan kasih)

- Semua yang sedap didengar (Yun: Euphema, hal-hal yang layak untuk didengar oleh Allah)

-Semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji (mutu yang sangat baik dan mendatangkan kesaksian yang baik)

“Jadi akhirnya”, dengan memikirkan hal-hal diatas berarti orang percaya menempatkan pikiran dan fokus kepada Allah dan pengajaranNYA. Karea pola pemikiran yang positif adalah pola utama cara berpikir orang yang percaya kepada Tuhan.

Setelah Paulus, mengajak untuk memiliki pikiran yang positif, maka lanjutannya adalah melakukan perbuatan yang positif. Hal ini bukan teori saja, karena Rasul Paulus pun sendiri sedang (Present) dan sudah (Past) melakukannya. Dan ayat 9 ditutup denganhasil dan janji ”Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu”, (bnd:Mat.28:20..dan ajarlah mereka melakukan segala yang telah Ku perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.” Dengan katalain, penyertaan Tuhan, akan mampu kita rasakan hanya dengan memikirkan dan melakukan hal yang baik). Hal itu juga yang dipertegas dalam Mat. 5:16, hendaklah bercahaya dengan memperlihatkan  perbuatanmu yang baik, dan orang lain akhirnya memuliakan Allah. Dan juga pembacaan yang pertama Pengkhotbah 12: 13-14, sekalipun hidup dipenuhi dengan kesia-siaan yang akan segera berakhir tetapi hidup harus memiliki makna. Takut akan Tuhan, ketaatan kepada perintah-perintah-Nya membawa tujuan dan kepuasaan yang tidak dapat ditemukann melalui apapun.

Aplikasi

1.Keluarga yang baik adalah keluarga yang visoner dan misioner dengan memikirkan yang baik, melakukan  yang baik.

2.Keluarga Visioner selalu mampu melihat peluang yang ada di depan dan selalu belajar mengenal potensi diri. Keluarga Visioner akan selalu memperbaharui diri dengan menerapkan 7 kata sifat yang harus ada dalm hidup orang percaya, siap melayani dan mau bermitra dengan orang lain. Tahun pelayanan “generasi menjadi berkat” akan segera berakhir dan kita akan menyonsong tahun pelayanan “ Kreatif merawat Lingkungan”. Tentu untuk menyukesekan tahun pelayanan juga dimulai dari keluarga, setiap anggota keluarga diharapkan menjadi misioner2 yang mendengar dan melakukan. Tentu kesadaran bahwa Allah yang pencipta (kreator), mengharapkan partisipasi aktif kita sebagai ko-kreator untuk  menjaga dan merawat lingkungan yang ada disekitar kita, sebagai ciptaan yang segambar dan serupa dengan Allah.

1.Keluarga tidak boleh berhenti meningkatkan daya kreatifitasnya menuju komunitas yang kreatif, kalau dulu kita mendengar slogan “buang sampah pada tempatnya”, maka sekarang kita mendengar  “sebelum buang sampah, jangan lupa pilih dan pilah dulu”,atau  mungkin ada kretifitas-kreatifitas lainnya, yang belum pernah ada tetapi bisa kita pikirkan maka marilah kita lakukan. Karena keluarhga yang baik adalah keluarga yang  sudah dan akan selalu mendengar dan melakukan, visioner dan misioner.

Pdt. Sri Pinta Br Ginting, S.Th

GBKP Rg.Cileungsi

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate